• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

2. Pelaksanaan Nilai Religius Melalui Budaya Sekolah

Pelaksanaan nilai religius melalui budaya sekolah dapat dilihat dari keyakinan agama, praktik agama, pengetahuan agama, pengalaman agama, dan pengamalan agama. Berikut ini hasil penelitian tentang pelaksanaan nilai religius melalui budaya sekolah.

a. keyakinan agama

Keyakinan agama yang dimiliki siswa terlihat dari hasil wawancara dengan siswa. Berdasarkan wawancara dengan siswa A, Y, dan K (siswa kelas III Zaid bin Tsabit) pada tanggal 10 Februari 2016 menyatakan bahwa siswa memiliki keyakinan bahwa manusia harus beribadah karena beribadah adalah perintah Tuhan. Sehingga kita harus melaksanakannya agar mendapat pahala dan tidak berdosa.

Hal yang sama juga disampaikan oleh siswa S, I, dan R (siswa kelas V Thalhah) pada tanggal 5 Februari 2016 yang menyatakan bahwa siswa memiliki keyakinan bahwa manusia harus beribadah karena beribadah adalah perintah Tuhan. Sehingga kita harus melaksanakannya agar mendapat pahala dan tidak berdosa.

72

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh guru WI (guru kelas III Zaid bin Tsabit) pada 10 Februari 2016 yang mengungkapkan bahwa siswa meyakini adanya Tuhan sebagai guru selalu mengajarkan pada siswa manusia harus beribadah karena beribadah adalah perintah Tuhan. Guru EI (guru kelas V Thalhah) juga mengungkapkan hal yang sama pada 5 Februari 2016 bahwa siswa meyakini adanya Tuhan sebagai guru selalu mengajarkan pada siswa manusia harus beribadah karena beribadah adalah perintah Tuhan.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa siswa memiliki keyakinan bahwa manusia harus beribadah karena beribadah adalah perintah Tuhan. Sehingga siswa harus melaksanakannya agar mendapat pahala dan tidak berdosa.

b. praktik agama

Praktik agama yang dilakukan siswa diperoleh dari hasil wawancara dengan siswa. Siswa A, Y, dan K (siswa kelas III Zaid bin Tsabit) dan siswa S, I, dan R (siswa kelas V Thalhah) mengatakan bahwa praktik agama yang dilakukan di sekolah antara lain sholat dhuha, membaca Al Quran, hafalan, sholat dhuhur dan ashar, dan infak.

Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan hasil observasi dalam budaya sekolah. Berdasarkan hasil observasi, terlihat bahwa siswa telah melaksanakan praktik agama berupa sholat. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi bahwa setiap hari siswa dan guru melaksanakan sholat dhuhur dan ashar berjamaah. Siswa kelas tinggi

73

melaksanakan solat dhuhur dan ashar berjamaah di masjid, sedangkan siswa kelas rendah melaksanakan sholat berjamaah di kelas masing-masing dengan dibimbing guru. Selain sholat dhuhur dan sholat ashar, guru dan siswa juga melaksanakan sholat Jumat berjamaah di sekolah. siswa yang melaksanakan sholat Jumat adalah seluruh siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas rendah. Berdasarkan observasi tersebut, diketahui bahwa setiap hari telah dilaksanakan kegiatan sholat dhuhur dan sholat ashar berjamaah. Sementara pada hari Jumat, siswa melaksanakan sholat Jumat berjamaah di masjid.

Praktik agama lainnya yang dilaksanakan siswa adalah membaca Al Quran. Kegiatan membaca Al Quran dapat dilihat dari observasi bahwa siswa mebaca Al Quran secara rutin setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai. Sekolah telah memprogramkan bahwa pada pukul 07.30 sampai 08.15 WIB siswa melaksanakan sholat dhuha, membaca Al Quran, dan hafalan setiap harinya. Oleh karena itu, setiap pagi siswa membaca Al Quran baik secara individu maupun bersama-sama. Berdasarkan observasi tersebut, diketahui bahwa secara rutin telah dilaksanakan kegiatan membaca Al Quran setiap pagi hari sebelum kegiatan belajar mengajar.

Seperti halnya kegiatan membaca Al Quran, siswa juga melaksanakan pratktik agama yaitu hafalan. Hafalan juga dilaksanakan setiap pagi hari sebelum kegiatan belajar mengajar. Siswa melaksanakan hafalan baik secara individu maupun bersama-sama.

74

Hafalan secara individu dilaksanakan dengan disetorkan kepada guru kelas maupun guru BTAQ sesuai target masing-masing siswa. Sementara hafalan secara bersama-sama dilaksanakan siswa secara bersama-sama dengan bimbingan guru. Berdasarkan observasi tersebut, diketahui bahwa secara rutin telah dilaksanakan kegiatan hafalan setiap pagi hari sebelum pembelajaran.

Praktik agama yang juga dilaksanakan siswa adalah kegiatan infak. Hal ini dapat diketahui dari observasi pada hari Jumat, kegiatan infak dilaksanakan di masjid ketika melaksanakan sholat Jumat di masjid. Kegiatan infak juga dilaksanakan pada hari Rabu di setiap kelas. Berdasarkan observasi tersebut, diketahui bahwa kegitan infak telah dilaksanakan secara rutin di kelas pada hari Rabu dan hari Jumat pada saat Sholat Jumat.

Hasil wawancara dan observasi tersebut juga diperkuat dengan dokumen yaitu program pembiasaan dan tata tertib SDIT Anak Sholeh dalam Buku Panduan Akademik SDIT Anak Sholeh. Pada program pembiasaan terdapat kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah yaitu sholat dhuha dan sholat wajib berjamaah. Sementara pada tata tertib diperoleh data bahwa seluruh siswa diwajibkan mengikuti sholat dhuhur, ashar, dan sholat Jumat berjamaah di sekolah atau seseuai ketetapan yang telah diatur.

Selain itu, terdapat pula dokumen tentang laporan siswa dalam membaca Al Quran, kurikulum BTAQ, dan jadwal imam sholat dhuha

75

kelas V Thalhah. Berdasarkan laporan siswa dalam membaca Al Quran tersebut diketahui bahwa setiap harinya setiap siswa membaca Al Quran disimak oleh guru dan ditandatangani oleh guru.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa siswa telah melaksanakan praktik agama dalam budaya sekolah. Praktik agama yang dilakukan siswa dalam budaya sekolah tersebut antara lain sholat seperti sholat dhuha, sholat dhuhur, sholat ashar, dan sholat Jumat, membaca Al Quran, hafalan, dan infak.

c. pengetahuan agama

Pengetahuan agama siswa melalui budaya sekolah diketahui berdasarkan wawancara dengan siswa. Siswa A, Y, dan K (siswa kelas III Zaid bin Tsabit) pada tanggal 10 Februari 2016 menyatakan bahwa dengan beribadah seperti sholat, membaca Al Quran, hafalan, infak akan mendapat pahala. Berdasarkan wawancara tersebut, diketahui bahwa siswa telah memilki pengetahuan agama mengenai pentingnya melaksanakan ibadah.

Hal yang sama juga disampaikan oleh siswa S, I, dan R (siswa kelas V Thalhah) pada tanggal 5 Februari 2016 yang menyatakan bahwa dengan dengan beribadah seperti sholat, membaca Al Quran, hafalan, infak akan mendapat pahala. Siswa juga menjelaskan bahwa dengan melaksanakan sholat akan dapat pahala, tidak berdosa, dan baik juga untuk kesehatan karena gerakan sholatnya. Membaca Al Quran juga akan mendapat pahala bagi yang membaca dan mendengar orang

76

yang membacanya. Infak dapat membantu sesama dan menghindarkan manusia dari perilaku pelit.

Berdasarkan wawancara dari beberapa siswa tersebut, diketahui bahwa siswa telah memilki pengetahuan agama mengenai pentingnya melaksanakan ibadah. Beribadah harus dilakukan karena beberapa alasan seperti agar mendapat pahala dank arena manfaat yang lainnya. d. pengalaman agama

Pengalaman agama siswa dalam budaya sekolah diketahui berdasarkan wawancara dengan siswa. Siswa A, Y, dan K (siswa kelas III Zaid bin Tsabit) pada tanggal 10 Februari 2016 menyatakan bahwa siswa merasa beribadah perlu dilakukan agar mendapat pahala.

Hal yang sama juga disampaikan oleh siswa S, I, dan R (siswa kelas V Thalhah) pada tanggal 5 Februari 2016 yang menyatakan bahwa dengan beribadah siswa merasa lebih dekat dengan Tuhan. Selain itu, siswa juga merasa takut akan berdosa jika tidak melaksankan ibadah.

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh guru WI (guru kelas III Zaid bin Tsabit) pada 10 Februari 2016 yang mengungkapkan bahwa siswa meyakini adanya Tuhan sebagai guru selalu mengajarkan pada siswa diharapkan merasa dekat dengan Tuhan dan takut dosa jika tidak mematuhi perintah Tuhan. Guru EI (guru kelas V Thalhah) juga mengungkapkan hal yang sama pada 5 Februari 2016 bahwa siswa

77

diharapkan merasa dekat dengan Tuhan dan takut dosa jika tidak mematuhi perintah Tuhan.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa pengalaman agama yang dialami siswa adalah merasa bahwa ibadah itu harus dilakukan. Siswa merasa dengan beribadah siswa merasa lebih dekat dengan Tuhan. Selain itu, siswa juga merasa takut akan berdosa jika tidak melaksankan ibadah.

e. pengamalan agama

Pengamalan agama yang dilakukan siswa dalam budaya sekolah diketahui dari hasil wawancara dengan siswa. Berdasarkan wawancara dengan siswa A, Y, dan K (siswa kelas III Zaid bin Tsabit) dan siswa S, I, dan R (siswa kelas V Thalhah) diperoleh hasil bahwa siswa melaksanakan pengamalan agama dalam budaya sekolah antara lain membuang sampah pada tempatnya, menghormati guru dengan salaman, makan dengan tangan kanan.

Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan hasil observasi dalam budaya sekolah. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa siswa telah mengamalkan sikap menghormati orang yang lebih tua dengan bersalaman dan mengucapkan salam ketika bertemu. Hal tersebut terlihat ketika berangkat sekolah siswa bersalaman dan mengucapkan salam kepada guru. Selain itu, siswa juga bersalaman dan mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru baik di kelas maupun di luar kelas.

78

Siswa juga telah mengamalkan perilaku berkaitan dengan adab makan dan minum. Hal ini terlihat ketika siswa makan siang bersama setiap harinya di sekolah. Siswa telah mengamalkan adab makan dan minum seperti berdoa sebelum makan, makan atau minum menggunakan tangan kanan, dan makan atau minum sambil duduk.

Siswa juga telah mengamalkan sikap menjaga kebersihan lingkungan yang terlihat ketika siswa selalu membuang sampah pada tempatnya. Hal tersebut juga terlihat ketika siswa melaksanakan piket dengan membersihkan kelas dan luar kelas.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa siswa telah melakukan pengamalan agama dalam budaya sekolah. Pengamalan agama dalam budaya sekolah tersebut antara lain pengamalan agama dalam budaya sekolah, makan atau minum menggunakan tangan kanan, makan atau minum sambil duduk, dan membuang sampah pada tempatnya.