BAB III METODE PENELITIAN
A. Data Penelitian
3. Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional Atas Kegiatan
Pemeriksaan operasional atas sistem pembelian bahan baku yang
dilakukan terhadap perusahaan PT. PDM Indonesia merupakan pemeriksaan yang
bertujuan memeriksa efisiensi dan efektifitas kegiatan pembelian bahan baku,
dengan menilai cara-cara pengelolaan yang diterapkan dalam aktifitas tersebut.
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pemeriksaan operasional yaitu
pemeriksaan pendahuluan, review dan pengujian pengendalian manajemen,
pemeriksaan lanjuta, pelaporan, dan tindak lanjut.
Pada tahap pemeriksaan pendahuluan ini memungkinkan pelaksanaan
pemeriksaan memiliki arah yang jelas. Pada tahap ini auditor dapat mengetahui
keadaan perusahaan secara umum. Mengidentifikasi berbagai peristiwa yang
dianggap penting dalam kegiatan operasional perusahaan dan juga menentukan
hal-hal yang memerlukan penelaah lebih lanjut.
Dari pemeriksaan pendahuluan, ditemukan beberpa informasi umum
penting yang berkaitan dengan objek pemeriksaan sebagai berikut:
1) PT. PDM Indonesia merupakan perusahan yang bergerak dalam bidang
industri yang membuat produk yaitu kertas rokok. Sebagian besar
bahan baku produksi diimport dari luar negeri yaitu dari Prancis dan
Filipina. Kemudian produk yang dihasilkan dijual ke berbagai pabrik
rokok dalam maupun luar negeri.
2) Proses produksinya disesuaikan dengan rencana penjualan, dan
aktifitas pengadaan materialnya diselaraskan dengan rencana produksi
sesuai dengan jadwal, kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan,
3) Fungsi atau bagian pembelian bertanggung jawab dalam menjamin
kesinambungan suplai bahan baku utama yang diperlukan dalam
proses produksi. Dimana tujuan utamanya adalah agar proses produksi
berlangsung lancar dalam arti terpenuhi jadwal dan volume produksi,
4) Aktifitas pembelian dilakukan secara bersaing atas dasar nilai yang
ditentukan tidak hanya pada harga yang tepat tetapi juga pada waktu
5) Pengendalian aktifitas pembelian dimulai dari diterimanya purchase
requisition, pemilihan pemasok, penerimaan material hingga
penyimpanannya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan pendahulian ini, kemudian dirumuskan
tujuan pemeriksaan sementara sebagai berikut:
1) Keterlambatan proses produksi terjadi karena keterlambatan
pengadaan bahan baku,
2) Pemerosesan kegiatan perusahaan bersifat komputerisasi.
Kemudian dilakukan pengembangan kriteria awal, yang berhasil
merumuskan kriteria sebagai berikut:
1) Pembelian bahan baku harus disesuaikan dengan purchase requisition
dari pihak yang membutuhkan menyangkut jadwal yang dibutuhkan,
kualitas dan kuantitasnya,
2)Pembelian bahan baku harus dikoordinasikan dengan pengendalian
pesediaan dan perencanaan produksi dalam persediaan minimum,
3) Penentuan tingkat persediaan minimum harus mempertimbangkan
kemungkinan terjadinya:
b) pengembalian barang,
c) perubahan permintaan yang terjadi.
4) Jaminan transportasi untuk efektifitas pengiriman bahan sampai
ketujuan,
5) Pemilihan pemasok terbaik, kemudian penegasan kembali komitmen
dengan pemasok.
b. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Dari hasil review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen
perusahaan diperoleh informasi sebagai berikut:
1) Produksi permintaan akan bahan baku telah dirumuskan secara jelas,
2) Pembelian terselenggara dengan orientasi yang paling menguntungkan
bagi perusahaan,
3) Para (calon) pemasok memenuhi persyaratan penawaran,
4) Prosedur penentuan pemasok terpilih dan pertimbangannya,
5) Kebijakan yang jelas dan tegas mengenai penerimaan hadiah, tanda
mata dari pemasok,
6) Pengambilan keputusan terakhir tentang melakukan transaksi atau
tidak,
7) Ketentuan tentang penggunaan formulir permintaan dan pejabat yang
berwenang menandatanganinya,
8) Penentuan batas pemesanan kembali berdasarkan tingkat persediaan
9) Kurangnya koordinasi antar bagian pembelian dengan gudang
mengenai jumlah persediaan minimum,
10) Pencatatan secara manual dan komputerisasi agar perusahaan
mempunyai back-up data transaksi,
11) Perusahaan mempunya catatan pengangkutan dan tarif angkutan.
Berdasarkan hasil review ini, maka ditentukan tujuan pemeriksaan
sebenarnya “keterlambatan proses produksi terjadi karena keterlambatan bahan
baku”.
c. Pemeriksaan Lanjutan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang cukup untuk
mendukung tujuan pemeriksaan yang sesungguhnya, yang telah ditetapkan
berdasarkan hasil review dan pengujian pengendalian manajemen.
Langkah-langkah pemeriksaan pada tahap ini meliputi:
1) Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek pemeriksaan
yang diperlukan,
2) Memperoleh bukti yang relevan, material dan kompeten,
3) Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan
mengelompokkan ke dalam kelompok kriteria, penyebab dan akibat,
4) Menyususn kesimpulan atas dasar ringkasn bukti yang telah diperoleh
ketidaksesuaian antara kondisi dan kriteria cukup penting dan material.
Kesimpulan ini merupakan pemantapan temuan hasil pemeriksaan.
Dari pemeriksaan lanjutan, ditemukan beberapa temuan hasil pemeriksaan sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Daftar Ringkasan Temuan Pemeriksaan
No Kondisi Kriteria Penyebab Akibat
1 Persediaan digudang berada dibawah persyaratan minimum. Bagian pembelian (purchasing) mengumpulkan, mencatat dan memelihara catatan yang faktual tentang persediaan yang maksimum dan minimum. Penetapan tingkat pemesanan kembali tidak memperhitungkan perubahan permintaan. Bagian gudang melakukan peubahan permintaan kepada bagian pembelian. 2 Keterlambatan pengadaan barang. Bagian pembelian (purchasing) melakukan aktifitas pengadaan bahan baku berdasarkan Kurangnya koordinasi antara bagian pembelian dengan bagian gudang. Proses produksi tidak memenuhi jadwal produksi.
Purchase
Requisition dari gudang.
Berdasarkan ringkasan temuan pemeriksaan yang telah diperoleh, maka
kesimpulan pemeriksaan dibedakan atas kondisi, kriteria, penyebab dan akibat.
1) Kondisi : keterlambatan pengadaan bahan baku
2) Kriteria :
a) Aktifitas pembelian disesuaikan dengan purchase requisition dari
bagian gudang, meliputi waktu pengiriman, kualitas dan
kuantitasnya,
b) Koordinasi antara bagian pembelian dengan bagian gudang
mengenai jumlah persedian bahan baku di gudang,
c) Informasi catatan yang faktual tentang persediaan yang maksimum
dan minimum.
3) Penyebab :
a) Kurangnya koordinasi antara bagian gudang kepada bagian
pembelian mengenai perubahan permintaan yang terjadi,
b) Penetapan tingkat persediaan minimum tidak memperhitungkan
perubahan permintaan, yang mengharuskan waktu pengadaan
barang lebih cepat dari permintaan sebelumnya demi kelancaran
4) Akibat : proses produksi tidak sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
d. Pelaporan
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari kegiatan pemeriksaan operasional
yaitu membuat laporan hasil audit operasional. Laporan hasil pemeriksaan
operasional atas pembelian bahan baku dibuat secara tertulis dan disampaikan
kepada general manager . Laporan harus disusun secara objektif, jelas dan singkat
agar isinya mudah dimengerti. Laporan pemeriksaan operasional pada umumnya
meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1) Tujuan dan ruang lingkup pemeriksaan, untuk memberikan gambaran
manfaat tersebut kepada pembaca,
2) Temuan pemeriksaan, yang dijelaskan secara objektif dalam bahasa
yang jelas dan sederhana,
3) Saran dan rekomendasi, untuk mengambil tindakan yang perlu
dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada.
e. Tindak Lanjut
Tindak lanjut atas hasil pemeriksaan operasional merupakan indikasi yang
menunjukkan sampai sejauh mana pemeriksaan yang telah dilakukan mendapat
tanggapan dan dukungan dari general manager, karena segala usaha dilakukan
lanjut atas saran atau rekomendasi yang telah diberikan. Adapun saran atau
rekomendasi yang telah diberikan, sebagai berikut:
1) Dibutuhkan koordinasi yang efektif antara bagian pembelian dengan
bagian gudang mengenai jumlah persediaan minimum yang terdapat di
gudang, dimana bagian gudang membuat tembusan data mengenai
persediaan bahan baku ke bagian pembelian sehingga bagian pembelian
dapat mem-follow up permintaan bahan baku dari gudang,
2) Analisa jadwal produksi mingguan untuk mengetahui penyimpangan dari
rencana, sehingga dapat menghindari terjadinya jumlah persediaan
dibawah persyaratan minimum akibat proses produksi yang berjalan lebih
cepat dari dugaan semula, karena melonjaknya permintaan pasar.
B. Analisa Hasil Penelitian
1. Analisa Deskriptif Kuantitatif
a. Pelaksanaan sistem manajemen pembelian bahan baku pada PT. PDM Indonesia.
PT. PDM Indonesia dalam melakukan kegiatan pembelian bahan baku
telah menunjukkan sistem manajemen yang baik dan terpercaya. Sistem
manajemen ini mempunyai tugas yang penting dan bertanggung jawab penug
dalam melakukan pembelian bahan baku utama yang dibutuhkan. Pelaksanaan
bahan baku yang dilakukan PT. PDM Indonesia serta penerapan kebijakan
tersebut pada pelaksanaan kegiatan pembelian bahan baku.
Kegiatan dari pembelian bahan baku dapat dilihat dari fungsi pemisahan
tugas, prosedur, dan otorisasi serta kelengkapan dokumennya. Adapun kegiatan
pembelian bahan baku tersebut dilakukan sesuai dengan tahapannya:
1) Tahap permintaan bahan baku sesuai kebutuhan,
2) Tahap pembelian bahan baku secara tepat,
3) Tahap penerimaan bahan baku,
4) Tahap penyimpanan bahan baku.
Kegiatan pembelian bahan baku yang dilakukan pada tahapan diatas
menjelaskan bahwa pembelian bahan baku yang dilakukan bagian pembelian
sesuai rencana sehingga tercapailah tugas-tugas bagian pembelian, sehingga hasil
dari sistem manajemen pembelian bahan baku yang baik.
b. Pelaksanaan pemeriksaan operasional atas kegiatan pembelian bahan baku agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pada PT. PDM Indonesia.
Pemeriksaan operasional atas kegiatan pembelian bahan baku yang
review dan pengujian pengendalian manajemen, tahap pemeriksaan lanjutan, pelaporan dan tindak lanjut.
1) Tahap Pendahuluan
Langkah awal yang dilakukan oleh manajemen atau auditor internal
adalah melakukai survei pendahuluan pada bagian pembelian dan bagian lain
yang terkait dengan pembelian bahan baku sehingga auditor internal memiliki
pengetahuan yang cukup untuk mengetahui keadaan bagian yang diperiksa.
Auditor internal juga melakukan pengamatan sekilas atas fasilitas fisik sihingga
auditor internal memperoleh informasi mengenai fasilitas fisik perusahaan.
Auditor internal juga mencari data tertulis sehingga auditor internal dapat
memastikan bahwa perusahaan teutama bagian pembelian telah menerapkan
praktik-praktik manajemen secara konsisten. Auditor Internal juga melakukan
wawancara dengan manajemen agar auditor internal dapat memahami
kebijaka-kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan.
2) Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Pada tahap ini auditor internal melakukan review dan pengujian terhadap
pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektifitas
pengendalian manajemen dan mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
3) Tahap Pemeriksaan Lanjutan
Pada tahap ini auditor internal melakukan studi lapangan, dimana auditor
melakukan pengamatan secara langsung atas kegiatan pembelian bahan baku
mulai dari permintaan bahan baku sampai penyimpanannya, dan pemeriksaan
untuk mengetahui kelemaha-kelemahan kegiatan pembelian dan untuk
mengetahui penyimpanan antara rencana dan realisasi pembelian.
4) Tahap Pelaporan
Pada tahap ini auditor internal membuat laporan hasil pemeriksaan yang
terdiri dari ringkasan pemeriksaan pendahuluan yang terdiri dari informasi
mengenai objek yang diperiksa serat hasil pemeriksaan yang mencangkup
temuan-temuan, rekomendasi dan hal-hal yang perlu diperhatikan.
5) Tindak Lanjut
Pada tahap ini auditor internal memberikan saran atau rekomendasi kepada
bagian pembelian yang bertujuan untuk memperbaiki masalah yang ada dan
meningkatkan efektifitas perusahaan.
Tahapan pemeriksaan operasional tersebut menunjukkan bahwa
pemeriksaan operasional yang dilakukan pada PT. PDM Indonesia berperan
dalam menilai efesien dan efektifitas perusahaan. Hal ini terlihat dari temuan
permasalahan yang dihadapi perusahaan serta pemberian saran aatu rekomendasi
dari pihak auditor internal dalam memperbaiki masalah tersebut, serta
mengidentifikasi kesempatan untuk meningkatkan efektifitas perusahaan.
a. Penilaian Efesiensi
a) Bagian yang berkaitan dalam aktifitas pembelian
Dalam pemeriksaan operasional dilakukan pemeriksaan atas seluruh
pada PT. PDM Indonesia dilakukan oleh 4 (empat) bagian yang terkait dengan
proses pengadaan bahan baku yang dibutuhkan, yaitu : bagian gudang, bagian
pembelian, bagian penerimaan dan bagian akuntansi. Bagian tersebut mempunyai
tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kebijakan yang
diberlakukan pada perusahaan.
b) Biaya penyimpanan
Dengan adanya laporan stock minimum, efisiensi kegiatan pembelian dapat
dilihat dari semakin kecilnya stock minimum yang ada digudang maka biaya
penyimpanan akan semakin berkurang dan tingkat efisiensinya dapat tercapai.
Dalam pemeriksaan operasional dilakukan pemeriksaan terhadap laporan stock
minimum, hal ini dilakukan untuk dapat meyakinkan bahwa tingkat efisiensi
dapat tercapai.
Tabel 4.2 Biaya penyimpanan
Dalam Rupiah (Rp)
No. Bagian Penyimpanan 2008 2009
1. Depresiesi Gudang 5.500.000 5.000.000
2. Staff Gudang 17.000.000 12.000.000
3. Nilai Inventory 80.000.000 78.000.000
TOTAL 102. 500.000 95.000.000
Dari tabel penyimpanan diatas dapat dijelaskan semua bagian
a. Depresiasi Gedung
Mengalami depresiasi dikarenakan gudangnya menjadi lebih kecil, maka
depresiasi gudangnya berkurang dari Rp. 5.500.000,- menjadi Rp.
5.000.000,-.
b. Staff Gudang
Dalam tahap pengelolaan administrasi gudang yang tadinya dibutuhkan 7
(tujuh) orang dengan adanya perampingan pad stock maka sisa yang
diperkerjakan menjadi 5 (lima) orang. Satu dibagian administrasi dan satu
orang lagi dibagian operasional.
c. Nilai inventory
Dengan digunakan kebutuhan stock minimum nilai inventory di gudang
yang biasanya mencapai nilai Rp. 80.000.000,- pada tahun 2008 turun
menjadi Rp. 78.000.000.- pada tahun 2009 diakibatkan quantity yang
berkurang.
2) Penilaian Efektifitas
Tugas bagian pembelian dapat dilihat dari tahap permintaan bahan baku
sesuai kebutuhan, tahap pembelian bahan baku secara tepat, tahap penerimaan
bahan baku serta tahap penyimpanan bahan baku. Dalam pemeriksaan operasional
dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi otorisasi dan tugas yang dilakukan oleh
bagian pembelian, sehingga dapat diketahui bahwa pembelian dilakukan sesuai
efektif apabila bagian pembelian melakukan kegiatan pembelian bahan baku
sesuai dengan kebijakan pembelian bahan baku yang ditetapkan perusahaan.
Melalui pemeriksaan operasional terhadap pelaksanaan fungsi-fungsi pembelian
bahan baku berdasarkan kebijakan yang ada dengan pemeriksaan ini maka
penilaian terhadap efektifitas pembelian bahan baku dapat tercapai.
2. Analisis Statistik
Analisis statistik merupakan suatu analisis dalam mengukur indikator
peranan pemeriksaan operasional dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pembelian bahan baku. Analisis ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner
kepada para responden untuk mengukur berperan tidaknya pemeriksaan
operasional pembelian bahan baku dalam menunjang efekttifitas perusahaan.
Penulis melakukan penelitian terhadap perusahaan dan menyebarkan
kuesioner berisi pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
Kuesioner disebarkan kepada empat orang responden yaitu Manager bagian
pembelian, Staff bagian pembelian, bagian gudang, dan internal auditor. Hasil
jawaban dari responden, pihak manajemen dan auditor dapat dilihat pada tabel
Kuesioner yang disebarkan kepada responden, mempunyai skor atas setiap
jawaban yang dipilih oleh responden.
SS = Sangat Setuju, diberi nilai 5
S = Setuju, diberi nilai 4
RR = Ragu-ragu, diberi nilai 3
KS = Kurang Setuju, diberi nilai 2
TS = Tidak Setuju, diberi nilai 1
a. Variabel Independen
Jumlah pertanyaan = 40
Jumlah responden = 3
Jumlah jawaban = 40 x 3 = 120
Total nilai tertinggi = 120 x 5 = 600
Total nilai terendah = 120 x 1 = 120
Interval= n n X X max− min)− ( = 5 5 ) 120 600 ( − − = 95
Kriteria penilaian peranan pemeriksaan operasional pembelian bahan baku:
nilai 120 – 215 = TB (Tidak Berperan),
nilai 312 – 407 = CB (Cukup Berperan),
nilai 408 – 503 = B (Berperan),
nilai 504 – 600 = SB (Sangat Berperan).
Setelah mengisi kuesioner pemeriksaan operasional pembelian bahan baku
dapat diketahui peranan pemeriksaan operasional dalam meningkatkan efisiensi
dan efektifitas perusahaan. Total nilai yang diperoleh dari hasil penyebaran
kuesioner pada PT. PDM Indonesia adalah 515, dengan demikian pemeriksaan
operasional pembelian bahan baku sangat berperan dalam meningkatkan efisiensi
dan efektifitas perusahaan.
b. Variabel Dependen
Jumlah pertanyaan = 30
Jumlah responden = 3
Jumlah jawaban = 90
Total nilai tertinggi = 90 x 5 = 450
Total nilai terendah = 90 x 1 = 90
Interval = n n X X max− min)− ( = 5 5 ) 90 450 ( − − = 71
nilai 90 – 161 = TE (Tidak Efektif),
nilai 162 – 233 = KE (Kurang Efektif),
nilai 234 – 305 = CE (Cukup Efektif),
nilai 306 – 376 = E (Efektif),
nilai 377 – 450 = SE (Sangat Efektif).
Setelah mengisi kuesioner efektifitas pembelian bahan baku dapat
diketahui seberapa efektif manajemen pembelian bahan baku yang diterapkan
perusahaan dengan total nilai yang diperoleh. Total nilai yang diperoleh oleh PT.
PDM Indonesia adalah 352 dengan demikian sistem manajemen pembelian bahan
baku yang diterapkan PT.PDM Indonesia sejauh ini sudah efektif. PT.PDM
Indonesia telah berusaha keras untuk melaksanakan aktifitas pembelian dengan
baik sebagai hasil penerapan sistem manajemen pembelian bahan baku yang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan yang telah penulis
uraikan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan.
1. Sistem manajemen pembelian bahan baku pada PT. PDM Indonesia telah
dilakukan dengan baik. Terlihat dari kegiatan pembelian bahan baku selalu
berpedoman pada kebijakan, fungsi pemisahan tugas, prosedur dan
otorisasi, serta kelengkapan dokumen. Aktifitas pembelian bahan baku
yang dilakukan berjalan sesuai rencana dan tujuan perusahaan. Hal ini
juga terlihat dari hasil analisis statistik dari kuesioner efektifitas pembelian
bahan baku sebesar 83,93%.
2. Pemeriksaan operasional atas kegiatan pembelian bahan baku yang
dilakukan pada PT. PDM Indonesia melalui beberapa tahapan yaitu tahap
pemeriksaan pendahuluan, review dan pengujian pengendalian
manajemen, tahap pemeriksaan lanjutan, pelaporan dan tindak lanjut.
Pemeriksaan operasional yang dilakukan pada PT. PDM Indonesia dapat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan hal ini terlihat dari:
a. Temuan-temuan pada saat pelaksanaan pemeriksaan telah dilaporkan
dengan disertai saran dan rekomendasi perbaikan, dan kemudian
ditindak lanjuti oleh bagian pembelian untuk mencapai hasil yang
b. Hasil analisis statistik dari kuesioner yang disebarkan ke bagian-bagian
yang terkait dengan pembelian bahan baku sebesar 87.05%.
Responden memberikan jawaban bahwa pemeriksaan operasional
berperan dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas pada PT. PDM
Indonesia.
B. Saran
Penulis mencoba untuk memberikan saran setelah menarik kesimpulan
yang diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
1. Perusahaan sebaiknya mempertahankan pelaksanaan pemeriksaan
operasional atas pembelian bahan baku dan lebih meningkatkan kinerja
manajemennya.
2. Meningkatkan koordinasi dan mengumpulkan informasi yang efektif
antara bagian pembelian dengan bagian-bagian lainnya yang terdapat
dalam perusahaan yang besar kegunaannya dalam upaya mengelola
perusahaan dengan pendekatan kesisteman di masa depan.
3. Laporan hasil pemeriksaan yang telah disetujui pihak manajemen
kemudian ditindak lanjuti oleh divisi pembelian sebaiknya dimonitori
secara terjadwal. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui secara pasti
bahwa laporan hasil pemeriksaan yang menunjukkan
mengetahui kesulitan yang dihadapi bagian pembelian dalam tindak lanjut
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik, Edisi Ketiga, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Arens, Alvin A, James L, Loebbecke, 2000. Auditing and integrated approach, 8th
Edition, Prentice Hall, Englewood cliffs, New Jersey.
______________________________, 2002. Auditing Pendekatan Terpadu, Buku Dua, Edisi Indonesia, Terjemahan oleh Amir Abadi Yusuf, Salemba Empat, Jakarta.
Arens, Alvin A, elder, Randal J, Beasly, Mark S, 2003. Auditing and Assurance Service, An Integrated Approach, 9th Edition, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
Bhayangkara,IBK, 2008. Audit Manajemen, Salemba Empat, Jakarta.
Boyton, William C,2003. Modern Auditing, Edisi Ketujuh, Jilid Satu, Erlangga, Jakarta.
Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. 2004. Buku Pentunjuk Teknis Proposal Penelitian Dan Penulisan Skripsi. Medan.
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.
_______, 2002. Auditing, Edisi Keenam, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Rochaety, Ety, Tresnati, Ratih, Madjid L, Abdul, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta. Sawyer, Lawrence B, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005.
Sawyer’s Internal Auditing (Auditing Internal Sawyer), Buku 1, Edisi 5, Terjemahan oleh Desi Adhariani, Salemba Empat, Jakarta
Tunggal, Amin Widjaja, 2008. Dasar-Dasar Audit Operasional. Harvarindo.
http://www.scribd.com/doc/45726536/audit_operasional_skripsi/
Lampiran iii
DAFTAR PERTANYAAN
Petunjuk Pengisian
Pertanyaan terdiri dari dua jenis, yaitu pertanyaan umum dan kuesioner
pertanyaan pilihan tertutup. Pertanyaan umum merupakan pertanyaan yang diisi
dengan data Bapak/Ibu. Sedangkan kuesioner merupakan pertanyaan pilihan
tertutup dengan lima macam pilihan jawaban yang telah disediakan. Bapak/Ibu
dimohon untuk memberikan tanda “√” pada kolom jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling tepat.
Keterangan:
1. SS : Sangat setuju, diberi nilai 5, 2. S : Setuju, diberi nilai 4,
3. RR : Ragu-ragu, diberi nilai 3,
4. KS : Kurang setuju, diberi nilai 2,
5. TS : Tidak setuju, diberi nilai 1.
Pertanyaan Umum
1. Nama : ...
(Bila tidak Keberatan)
2. Jenis Kelamin : ...
4. Jabatan : ...
KUESIONER “PEMERIKSAAN OPERASIONAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU” PADA PT. PDM INDONESIA.
Independensi
No Pertanyaan dan Pernyataan SS S RR KS TS 1 Auditor operasional tidak
mempunyai hubungan kekerabatan dengan staf/general manager bagian yang diaudit.
2 Departemen audit opersional tidak bergabung atau berada di bawah bagian/departemen lain dalam perusahaan.
3 Wewenang audit operasional selain melakukan audit:
a. Perancangan sistem, b. Pelaksanaan sistem.
4 Bagian audit operasional
bertanggung jawab langsung kepada:
a.General Manager,
b.Kepala bagian akuntansi dan keuangan,
c.Kepala bagian/departemen audit. 5 Auditor operasional ikut serta dalam
pelaksanaan fungsi pembelian bahan baku dalam perusahaan
6 Auditor operasional memiliki keleluasaan dalam melakukan audit. Kompetensi
7 Auditor operasional mempunyai latar belakang pendidikan formal sesuai dengan pekerjaannya.
8 Auditor operasional mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan orang lain secara efektif.
9 Audit operasional dilakukan oleh orang yang berpengalaman?
Program Audit
pelaksanaan audit?
11 Program auditor operasional ditandatangani oleh:
a. General Manager, b. Internal auditor,
c Kepala akuntansi dan keuangan. 12 Dalam program audit terdapat:
a. Tujuan audit, b. Prosedur audit, c. Jadwal audit,
d. Ruang lingkup audit, e. Latar belakang audit.
13 Program audit yang telah dibuat akan didistribusikan kepada:
a.Staf audit yang melaksanakan penugasan,
b. Kepala bagian/departemen, c. General manager,
d. Direktur.
Tahap Audit Pendahuluan A. Pengamatan sekilas atas fasilitas fisik
No Pertanyaan dan Pernyataan SS S RR KS TS 14 Tujuan dilakukannya pengamatan
sekilas:
a. Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai operasi perusahaan,
b. Untuk mempelajari indikasi permasalahan yang ada.
15 Pelaksanaan pengamatan sekilass atas fasilitas fisik oleh auditor operasional dilakukan dengan:
a. Mengamati fasilitas fisik bagian pembelian,
b. Mengamati layout bagian pembelian,
c. Membagikan kuesioner
pemeriksaan kepada staf bagian pembelian.
16 Temuan-temuan yang ditemukan oleh auditor operasional langsung dicatat dalam kertas kerja.
17 Laporan temuan-temuan dalam