• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Santa Maria Yogyakarta, Jalan Ireda No. 19A Yogyakarta pada tanggal 1 April 2009 sampai dengan tanggal 30 April 2009. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas XC yang berjumlah 21 siswa.

Penelitian ini bersifat langsung artinya peneliti memberikan treatment yang berupa perlakuan-perlakuan dalam hal pengajaran langsung kepada siswa-siswa yang terkait. Pembelajaran yang bervariasi diambil sebagai contoh dalam penelitian ini yakni menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivistik pada pokok bahasan pembiasan cahaya pada lensa. Pembelajaran yang dimaksud bervariasi disini berupa pembelajaran menggunakan metode eksperimen dan diskusi. Masing-masing pembelajaran dilaksanakan pada saat jam pelajaran berlangsung yaitu pada setiap hari rabu dan sabtu, serta diluar jam pelajaran jika dibutuhkan.

Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan observasi pembelajaran pada subjek kelas yang akan diteliti. Observasi dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan (1 minggu) pada saat pembelajaran fisika berlangsung. Pada saat observasi, guru menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan materi kepada siswa dan siswa cenderung kurang aktif dalam menanggapi penjelasan yang diberikan oleh guru.

69

Secara keseluruhan siswa tampak kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran dikarenakan siswa hanya duduk, mendengarkan penjelasan materi oleh guru, mencatat materi yang dituliskan guru di papan tulis dan pengerjaan soal-soal latihan. Suasana kelas dalam keadaan tenang dan sepi hanya terdengar suara guru pada saat menjelaskan.

Penelitian 4 April 2009 diawali dengan perkenalan dengan siswa yang bertujuan untuk memudahkan peneliti untuk mengamati proses perkembangan dari setiap siswa secara menyeluruh. Tahap selanjutnya adalah pengerjaan soal pretest, siswa sangat antusias dalam mengerjakannya, meskipun merasa kasulitan dalam mengerjakannya.

Pada 6 April 2009 pembelajaran yang hanya 45 menit diawali dengan pengenalan alat untuk melakukan eksperimen dan penjelasan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Pengenalan alat dan penjelasan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ini dimaksudkan agar siswa mendapatkan gambaran mengenai alat yang akan digunakan, cara kerja alat dan langkah-langkah kegiatan selama eksperimen. Setelah pengenalan alat, kegiatan dilanjutkan dengan pembagian dalam 4 kelompok kecil. Pada awalnya siswa mengalami kesulitan, karena siswa tidak terbiasa menggunakan Lembar Kegiatan Siswa. Akan tetapi, dari kesulitan tersebut memotivasi siswa untuk bertanya. Pada kegiatan membangun konsep pembiasan cahaya, siswa mengalami kesulitan dalam mengamati menggunakan kaca planparalel.

Selama eksperimen siswa mencoba-coba alat sendiri sesuai dengan Lembar Kegiatan Siswa yang diberikan dan saling berinteraksi satu dengan

70

yang lainnya. Setelah selesai melakukan beberapa eksperimen yang terbagi dalam beberapa kegiatan dalam Lembar Kegiatan Siswa (LKS), hasil kegiatan tersebut kemudian dibahas dan didiskusikan bersama ke dalam kelompok besar.

Pada 15 April 2009, pembelajaran yang berlangsung selama 90 menit tersebut, diawali dengan materi pembiasan. Pada pembelajaran tersebut, siswa melanjutkan kegiatan yang ada dalam Lembar Kegiatan Siswa. Pada pertemuan tersebut, siswa sangat antusias dalam melakukan beberapa kegiatan yang ada dalam Lembar Kegiatan Siswa. Siswa saling bertanya dalam kelompok dan antar kelompok bila mengalami kesulitan. Bahkan ada beberapa siswa yang sudah tidak malu lagi untuk maju ke depan dan menjelaskan hasil dari kegiatan tanpa ditunjuk. Dalam hal ini, respon siswa sangat baik dan beberapa siswa yang lain bertanya jika tidak ada yang dimengerti. Pembelajaran diakhiri dengan mengimpulkan materi dalam kelompok besar.

Pembelajaran selanjutnya adalah melanjutkan beberapa kegiatan yang ada di Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa sangat antusias sekali. Hal tersebut tampak dari keaktifan siswa untuk bertanya, menjawab pertanyaan, dan menanggapi penjelasan pada pokok bahasan pembiasan cahaya pada lensa dari peneliti. Dan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik, menjadi tujuan pembelajaran peneliti. Dimana belajar menurut filsafat konstriktivisme yaitu, bahwa pengetahuan yang diperoleh oleh siswa merupakan konstruksi atau

71

bentukan dari kita yang mengetahui sesuatu. Jadi pengetahuan bukan suatu fakta yang tinggal ditemukan saja, melainkan merupakan hasil bentukan yang dipelajari. Bila orang sedang mempelajari sesuatu, berarti orang tersebut sedang mengkonstruksi apa yang dipelajarinya menjadi suatu pengetahuan yang baru dan pengertian yang baru tersebut muncul dari pengetahuan yang lama yang dimengerti dan dikonstruksikan sehingga muncul sebagai pengetahuan yang baru. (Fosnot,1996 dan Shapiro, 1994 dikutip oleh Suparno, 1997: 15).

Dalam pembelajaran yang berlangsung, peneliti hanya sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk mengkonstruksi suatu konsep yang ada. Dalam hal ini, contohnya adalah konsep lensa cembung. Siswa akan mengkonstruksi konsep tersebut dari apa yang siswa lihat dan ketahui dari bentuk fisik lensa cembung tersebut. Lensa cembung memiliki bentuk fisik bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepinya, jika diraba dengan tangan. Karena memiliki bentuk fisik tersebut, maka sinar- sinar bias pada lensa ini bersifat mengumpul (konvergen). Jadi, dapat disimpulkan bahwa lensa cembung adalah lensa yang memiliki bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepinya dan sinar- sinar bias pada lensa ini bersifat mengumpul (konvergen).

Pada 18 April 2009 pembelajaran berlangsung selama 135 menit. Pembelajaran diawali dengan melanjutkan kegiatan membangun konsep sinar istimewa pada lensa cembung. Kesulitan siswa pada pertemuan tersebut adalah melukis bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung. Akan tetapi,

72

kesulitan tersebut dapat diatasi setelah ada seorang siswa yang maju ke depan untuk melukis pembentukan bayangan pada lensa cembung di papan tulis. Respon siswa sangat baik, siswa antusias dengan pembelajaran tersebut. Hal tersebut terlihat dari respon siswa untuk maju ke depan dan melukis pembentukan bayangan di papan tulis. Pembelajaran yang berlangsung lama tersebut tidak terasa karena siswa merespon dengan baik. Setelah selesai melakukan beberapa kegiatan dalam Lembar Kegiatan Siswa (LKS), siswa dan guru membahas dan menyimpulkan bersama dalam kelompok besar.

Pada 25 April 2009 pembelajaran hanya berlangsung 45 menit. Pembelajaran diawali dengan mengenal bentuk dan sifat lensa cekung. Disini siswa diminta untuk mengamati bentuk lensa cembung dengan cara meraba dengan tangan dan mengenal sifat lensa cekung yang bersifat menyebarkan sinar bias dengan cara melakukan eksperimen. Respon siswa sangat baik dan siswa sangat antusias dalam melakukan eksperimen. Dalam pembelajaran tersebut, siswa tidak mengalami kesulitan. Pembelajaran diakhiri dengan membahas dan menyimpulkan hasil eksperimen dalam kelompok besar.

Pada 27 April 2009 pembelajaran berlangsung 90 menit. Pembelajaran diawali dengan kegiatan 14, yaitu membangun konsep sinar istimewa pada lensa cekung. Pada pertemuan tersebut, sisiwa sedikit kesulitan dalam melukis pembentukan bayangan pada lensa cekung di setiap ruang. Meskipun mengalami kesulitan, siswa tetap aktif bertanya dan berdiskusi. Dan beberapa siswa maju ke depan untuk melukis pembentukan bayangan pada lensa cekung di papan tulis, meskipun kurang tepat. Hal tersebut menunjukkan

73

bahwa motivasi siswa dalam menemukan jawaban akan permasalahan yang dihadapi cukup besar. Pada kegiatan 15 yaitu menyelidiki hubungan jarak benda (s), jarak bayangan (s’) dan jarak focus (f) pada lensa, siswa terlihat sangat antusias. Dalam kegitan tersebut siswa terlihat sangat senang karena harus menyusun sumber cahaya, benda, lensa cembung, dan layar dalam bangku optic. Setelah itu siswa diminta untuk mencari bayangan yang paling focus dan menunjukkan hubungan rumus lensa tipis, yaitu

f s s 1 1 1 = ′ + . Dalam

kegiatan tersebut siswa saling bertanya dan berdiskusi bersama dalam memecahkan permasalahan yang ada. Pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi dalam kelompok besar bersama guru.

Pada 28 April 2009 pembelajaran hanya berlangsung 30 menit. Pembelajaran diawali dengan kegiatan 16 yaitu membangun konsep kuat lensa

f

P= 1 dan perbesaran linear

s s h h M = − ′ ′

= . Dalam kegiatan tersebut,

siswa tidak mengalami kesulitan. Dalam membangun konsep kuat lensa (P), siswa diminta untuk menganalisis kuat lensa pada lensa cembung dan lensa cekung dengan ketebalan lensa dan jarak focus yang berbeda. Pembelajaran diakhiri dengan membahas dan menyimpulkan materi yang disampaikan oleh guru. Guru menegaskan kembali materi pembiasan cahaya pada lensa kepada siswa.

Setelah siswa selesai melakukan proses pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivistik, siswa mengerjakan soal posttest. Tujuan siswa

74

mengerjakan soal posttest adalah guru dapat mengetahui perubahan konsep siswa setelah menggunakan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik. Secara keseluruhan dapat dilihat siswa mengikuti proses pembelajaran dengan penuh antusias. Hal ini dapat dilihat pada saat peneliti kekurangan waktu untuk mengajar, para siswa menyetujui untuk diadakan tambahan jam pelajaran sore hari. Hal ini tentu saja sangat membantu bagi peneliti untuk bisa tetap menyelesaikan materi sesuai jadwal yang diberikan oleh pihak sekolah.

Ada beberapa kendala yang dialami selama penelitian (proses belajar mengajar) berlangsung antara lain dari segi teknis tanggal 4 sampai tanggal 8 April 2009 para siswa menempuh Ujian Sekolah. Tanggal 9 April 2009 libur hari Raya Waisak, tanggal 20 sampai tanggal 24 April 2009 para siswa kelas X dan XI libur Ujian Nasional kelas XII.

Dokumen terkait