• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian

Dalam dokumen PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENIN (Halaman 26-62)

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

 

1

2 2   

N N N D D D t Keterangan:

t : Harga beda untuk sampel berkorelasi D : Perbedaan skor tes awal dan tes akhir D : Rerata dari nilai perbedaan

D2 : Kuadrat dari D

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam pembuatan skripsi, penulis mulai dengan halaman judul, nota pembimbing, pengesahan, deklarasi, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, selanjutnya dimulai dengan bab-bab.

Pada bab pertama berisi pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Pada bab kedua adalah kajian pustaka. Sub A, membahas tentang metode eksperimen, terdiri dari pengertian metode eksperimen, langkah-langkah metode eksperimen dan kelebihan metode eksperimen. Sub B, membahas tentang prestasi belajar, terdiri dari pengertian prestasi belajar, fungsi prestasi belajar, dan prinsip dasar pengukuran prestasi belajar. Sub C, membahas tentang sains, terdiri dari pengertian sains, fungsi dan tujuan sains, ruang lingkup sains, standar kompetensi dan bahan kajian sains, standar kompetensi mata pelajaran sains di SD dan MI, dan contoh-contoh penemuan sains.

Pada bab ketiga berisi pelaksanan penelitian, meliputi subjek penelitian, , deskripsi siklus I meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, siklus II meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dan siklus III meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Pada bab keempat berupa hasil penelitian dan pembahasan, yang akan memaparkan tentang deskripsi per siklus (data hasil pengamatan/wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan).

Pada bab kelima tentang penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran. Bagian akhir, berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran, serta riwayat hidup penulis.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Eksperimen

1. Pengertian Metode Eksperimen

Menurut Djamarah (2002:95), metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.

Menurut Soetomo (1993:162), metode eksperimen merupakan metode yang sangat efektif dalam menolong siswa dalam mencari jawaban atas pertanyaan, seperti: “bagaimanakah proses pembuatan sabun deterjen?; bagaimanakah cara pembuatan minyak kelapa?; cara mana yang paling baik?; terdiri dari unsur apakah bel listrik itu?; dan lain sebagainya.”

Sedangkan yang dimaksud dengan metode eksperimen, menurut Soetomo (1993:162) adalah guru atau siswa mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu, sehingga dengan metode

eksperimen kita memperoleh jawaban tentang bagaimana kita tahu bahwa sabun deterjen terdiri dari million, soda dan lain-lain, atau kita tahu apakah yang akan terjadi apabila sebuah batu dimasukkan ke dalam air, dan lain sebagainya.

Dari beberapa definisi yang diberikan di atas terdapat persamaan, yaitu bahwa metode eksperimen adalah cara mengajarkan materi kepada siswa, dimana siswa belajar dengan menemukan sendiri melalui percobaan.

2. Langkah-langkah Metode Eksperimen

Menurut Soetomo (1993:166-167), ada beberapa langkah yang harus dipenuhi dalam metode eksperimen, yaitu:

a. Adanya masalah yang dipandang penting

Guru dapat menentukan masalah yang harus dipecahkan oleh para siswanya atau masalah itu datang dari siswa itu sendiri, misalnya pada waktu anak mengajukan pertanyaan, mengapa bagian luar pada gelas atau cangkir yang berisi es terdapat butir-butir air.

b. Merumuskan masalah

Bisa juga masalah itu kurang jelas batas-batasnya, sehingga perlu dirumuskan secara jelas batas-batasnya. Sebab masalah yang sudah jelas akan mempermudah anak untuk mencari hipotesis atau dugaan sebagai jawaban sementara atas masalah itu, yang mana kebenarannya masih perlu diuji atau dibuktikan.

c. Mengajukan hipotesis

Dalam mengemukakan hipotesis, biasanya orang berpegang pada pengalaman atau pengetahuan yang diperolehnya dari berbagai sumber, misalnya buku, fakta, dan lain-lain.

d. Menguji hipotesis

Untuk menguji kebenaran hipotesis, guru atau anak-anak mengadakan eksperimen, terutama dalam pembelajaran sains, agar anak-anak dapat mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan masalah atas dasar observasi dan pencatatan yang diteliti, maka anak-anak harus diperlengkapi dengan lembar kerja, yang biasanya memuat hal-hal sebagai berikut:

1) Pokok bahasan.

2) Alat-alat yang diperlukan.

3) Petunjuk dalam penggunaan alat-alat dan bahan.

4) Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam eksperimen. 5) Hal-hal yang harus diobservasi dan dicatat.

6) Penyusunan fakta-fakta yang harus diobservasi dan disusun ke dalam bentuk data.

7) Kolom untuk kesimpulan.

Dengan lembar kerja, diharapkan eksperimen dapat berjalan lancar, sistematis, dan efektif.

e. Menarik kesimpulan

Dari hasil eksperimen, kita akan mendapatkan data yang akhirnya dapat ditarik kesimpulan, untuk membuktikan kebenaran hipotesis kita. Jika ternyata hipotesis yang kita buat salah, maka kita harus mencari hipotesis yang lain.

f. Menerapkan hasil eksperimen

Menurut Soetomo (1993:166-1670), hasil eksperimen masih sering memerlukan pengujian atau pembuktian lebih lanjut dalam bentuk aplikasinya dalam situasi-situasi lain untuk lebih meyakinkan kebenarannya.

Dari uraian langkah-langkah di atas, akan dapat mempermudah siswa dan guru untuk melakukan eksperimen.

3. Kelebihan Metode Eksperimen

Djamarah (2002:95-96) mengatakan bahwa metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan, antara lain:

a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.

b. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

Sedangkan menurut Soetomo (2002:165), metode eksperimen dalam pelaksanaannya mempunyai beberapa keuntungan, antara lain : a. Anak dapat belajar melalui pengalaman langsung.

b. Anak langsung memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan eksperimen.

c. Mempertinggi partisipasi anak, baik secara individu atau kelompok. d. Anak belajar berpikir melalui prinsip-prinsip metode ilmiah atau belajar

mempraktekkan prosedur kerja berdasarkan metode ilmiah.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Arifin (1988:2-3), kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda, yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti ”hasil usaha”. Kata prestasi dapat digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam bidang kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya pengajaran.

Sedangkan menurut Hilgard dalam Sukmadinata (2004:156), belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi.

Dengan kata lain, yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa terhadap sejumlah materi tertentu dalam rangka memperoleh perubahan, baik perubahan dalam pengetahuan, keterampilan maupun perubahan sikap.

2. Fungsi Prestasi Belajar

Menurut Arifin (1988:3-4), prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu:

1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan.

5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

Dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar di atas, dapat diketahui pentingnya mengetahui prestasi belajar anak didik, baik secara individu maupun secara kelompok.

3. Prinsip Dasar Pengukuran Prestasi Belajar

Anwar (1987:16-19) mengemukakan bahwa prinsip dasar dalam pengukuran prestasi sebagai berikut :

a. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional.

b. Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksi atau pengajaran.

c. Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang dinginkan.

d. Tes prestasi harus dirancang agar cocok dengan tujuan penggunaan hasilnya.

e. Tes prestasi harus dibuat sereliabel mungkin dan kemudian harus ditafsirkan hasilnya dengan hati-hati.

f. Tes prestasi harus digunakan untuk meningkatkan belajar para siswa. Berdasarkan prinsip di atas, akan diperoleh prestasi belajar siswa dalam bentuk angka.

C. Sains

1. Pengertian Sains

Sukarno (1981:1) mengemukakan bahwa kata sains berasal dari kata latin scientia yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa Inggris kata

science mula-mula berati pengetahuan, tetapi lama kelamaan bila orang

berkata tentang sains, maka pada umumnya yang dimaksud sains ialah apa yang dulu disebut natural science. Natural scince dalam Bahasa Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Alam atau dengan singkat sekarang biasa dikenal dengan sebutan IPA. Tetapi ada pula orang yang mendefinisikan sains sebagai a pieces of theoretical knowledge atau “sejenis pengetahuan teoritis.”

Dalam buku kurikulum berbasis kompetensi, standar kompetensi Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan

(Sukarno, 1981: 3).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sains merupakan pelajaran yang mempelajari tentang alam yang berdasarkan teori dan fakta-fakta.

2. Fungsi dan Tujuan Sains

Fungsi dari sains, sebagaimana disebutkan dalam buku Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (2006:3-7), adalah sebagai berikut:

a. Mengusai konsep sains dan pemanfaatanya dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).

b. Mengembangkan keterampilan proses. c. Mengembangkan sikap ilmiah.

d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan dan masyarakat.

e. Mengembangkan kesadaran tentang adanya keteraturan alam.

Sedangkan tujuan sains dalam KBK SD dan MI (2006:3-7) adalah: a. Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains yang bermanfaat

b. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

c. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

d. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

e. Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

3. Ruang Lingkup Sains

Ruang lingkup mata pelajaran sains dalam KBK SD dan MI (2006:3-7) meliputi dua aspek, yaitu:

a. Kerja ilmiah yang mencakup penyelidikan/penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreatifitas dan pemecahan ilmiah.

b. Pemahaman konsep dan penerapannya, meliputi:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2) Benda dan materi, sifat-sifat dan kegunaan, meliputi: cair, padat

dan gas.

3) Energi dan perubahannya, meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

5) Sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (salingtemas) merupakan penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat.

4. Standar Kompetensi dan Bahan Kajian Sains

Standar kompetensi sains dalam KBK SD dan MI (2006:3-7), meliputi:

a. Kerja Ilmiah

1) Penyelidikan/penelitian

Siswa menggali pengetahuan yang berkaitan dengan alam dan produk teknologi melalui refleksi dan analisis untuk merencanakan, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, mengkomuni-kasikan kesimpulan, serta menilai rencana prosedur dan aslinya.

2) Berkomunikasi ilmiah

Siswa mengkomunikasikan pengetahuan ilmiah hasil temuan dan kajiannya kepada berbagai kelompok sasaran untuk berbagai tujuan.

3) Pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah

Siswa mampu berkreativitas dan memecahkan masalah serta membuat keputusan dengan menggunakan metode ilmiah. 4) Sikap dan nilai ilmiah

Siswa mengembangkan sikap ingin tahu, tidak percaya tahayul, jujur dalam menyajikan data faktual, terbuka pada pikiran dan gagasan baru, kreatif dalam menghasilkan karya ilmiah, peduli terhadap makhluk dan lingkungan, tekun dan teliti.

b. Pengembangan konsep dan penerapannya 1) Makhluk hidup dan proses kehidupan

Siswa dapat mendemonstrasikan pengetahuan dan pemahamannya tentang makhluk hidup dan proses kehidupan serta interaksinya dengan lingkungan untuk meningkatkan kualitas kehidupan.

2) Materi dan sifatnya.

Siswa dapat mendemonstrasikan pengetahuan dan pemahamannya mengenai komposisi, sifat dan stuktur, transformasi, dinamika, dan energetika zat serta menerapkannya untuk memecahkan sehari-hari.

3) Energi dan perubahannya.

Siswa mendemonstrasikan pengetahuan dan pemahamannya tentang energi dan proses interaksinya serta konsekuensinya terhadap lingkungan dan masyarakat.

4) Bumi dan alam semesta.

Siswa mendemostrasikan pengetahuan dan pemahamannya tentang perilaku bumi dan sistem alam serta menerapakannya

untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan cuaca, struktur permukaan bumi, sistem tata surya dan jagad raya.

5) Sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat

Siswa dapat mendemonstrasikan pengetahuan dan pemahamannya tentang adanya keterkaitan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 5. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains di SD dan MI

Dalam buku KBK SD dan MI (2006:3-7), standar kompetensi mata pelajaran sains di SD/MI adalah:

a. Mampu bersikap ilmiah dengan penekanan pada sikap ingin tahu, bertanya, bekerja sama dan peka terhadap makhluk hidup dan lingkungan.

b. Mampu menterjemahkan perilaku alam tentang diri dan lingkungan di sekitar rumah dan lingkungan.

c. Mampu memahami proses pembentukan ilmu dan melakukan inkuiri ilmiah melalui pengamatan dan sesekali melakukan penelitian sederhana dalam lingkup pengalamannya.

d. Mampu memanfaatkan sains dan merancang/membuat produk teknologi sederhana dengan menerapkan prinsip sains dan mampu mengelola lingkungan di sekitar rumah dan sekolah, serta memiliki saran/usul untuk mengatasi dampak negatif teknologi di sekitar rumah dan sekolah.

6. Contoh-contoh Penemuan Sains

Sukarno (1981:12-14) mengemukakan bahwa saat ini terdapat berbagai penemuan sains, di antaranya sebagai berikut:

a. Untuk memperoleh hasil pertanian yang lebih besar manusia menggunakan obat-obat pemberantas serangga hama (insektisida). Contoh utama adalah DDT, suatu penemuan sains. DDT mempunyai susunan kimia yang amat stabil yang mengandung klor, yang tidak akan terurai bertahun-tahun setelah penggunaannya. Sisa DDT yang disemprotkan di ladang-ladang dan pada tanam-tanaman akan meresap ke dalam tanah dengan air hujan, dan akhirnya mengalir ke sungai-sungai, danau-danau, dan laut.

b. Dengan ditemukannya tenaga atom, maka banyak berdiri reaktor-reaktor atom. Bagaimana diusahakan pencegahan agar tidak terjadi pengotoran udara, air atau tanah oleh radiasi zat radioaktif ataupun sampah pabrik (waste-product) ini, namun polusi (pencemaran) itu tetap terjadi.

c. Alat pengangkutan dunia dan pabrik-pabrik menggunakan bahan bakar, baik dari minyak bumi maupun batubara. Kecuali menghasilkan energi, bahan bakar ini juga membuang sisa-sisanya yang berwujud asap ataupun partikel-partikel lainnya ke dalam udara ataupun di atas permukaan air.

Penemuan-penemuan sains tersebut membuat manusia meningkatkan pemikiran-pemikiran yang kreatif dan menyenangkan, sehingga menjadi lebih berkualitas.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SD Koripan 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010. Waktu Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 12 s.d. 17 Desember 2009. Subjek penelitian meliputi siswa kelas IV yang berjumlah 28 siswa yang terdiri 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Usia rata-rata 10-11 tahun. Latar belakang orang tua siswa yaitu sebagai swasta.

2. Mata Pelajaran

Mata pelajaran yang menjadi objek penelitian ini adalah sains. Sesuai dengan kompetensi dasar pada saat penelitian dilaksanakan, dengan pokok bahasan yang diambil, yaitu praktikum karet busa akan mengapung di permukaan air, kerikil akan tenggelam di dasar air, telur mentah akan melayang di dalam air garam, dengan standar kompetensi memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda-benda berdasarkan sifatnya, dengan indikator:

a. Menjelaskan karet busa akan mengapung di permukaan air. b. Menjelaskan kerikil akan tenggelam di dasar air.

B. Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan 3 siklus penelitian yang masing-masing dimulai perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Gambaran pelaksanaan ketiga siklus tersebut adalah sebagai berikut: 1. Siklus Pertama

Pelaksanaan siklus pertama terdiri dari empat tahapan, yaitu: a. Perencanaan

1. Refleksi awal yaitu melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode ceramah menunjukkan bahwa siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan nilai yang dicapai masih rendah.

2. Penentuan fokus permasalahan dan pengkajian teori untuk memilih solusi bagi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. 3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai

dengan pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian dilaksanakan.

4. Penyiapan sarana dan media pembelajaran, yaitu salah satunya buku cermat kelas 1V.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan peneliti menggunakan metode eksperimen dengan pokok bahasan yang diajarkan, yaitu praktikum tentang karet busa akan mengapung di permukaan air, kerikil akan tenggelam di

dasar air dan telur mentah akan melayang di dalam air garam dengan indikator menjelaskan karet busa akan mengapung di permukaan air, menjelaskan kerikil akan tenggelam di dasar air dan menjelaskan telur mentah akan melayang di dalam air garam.

Langkah-langkah dalam penelitian:

1. Melakukan pre tes tentang pengetahuan siswa mengenai materi praktikum. Adapun soal pre tes terlampir.

2. Melakukan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang dimulai dengan guru menjelaskan langkah-langkah dalam eksperimen, kemudian guru membagi siswa yang berjumlah 28 orang menjadi 7 kelompok, sehingga tiap kelompok berjumlah 4 orang, untuk kemudian memilih ketua dan sekretaris kelompok. Setelah membagikan buku cermat dan lembar petunjuk percobaan (eksperimen) kepada setiap kelompok, siswa melakukan percobaan tentang materi dengan mengikuti petunjuk guru.

3. Melaksanakan pos tes tentang pengetahuan siswa tentang materi praktikum. Dalam pos tes ini digunakan soal yang sama dengan pre- tes.

c. Observasi

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode eksperimen dalam peningkatan prestasi belajar sains pada siswa kelas IV SD Koripan 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010, maka observasi

difokuskan pada perubahan prestasi. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran peneliti meminta bantuan guru untuk mengamati dalam pembelajaran.

Dalam lembar observasi/pengamatan, peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Lembar Observasi Siklus 1

No Aspek yang di amati Kemunculan Catatan pengamat Ya Tidak

1 Keaktifan siswa V Siswa belum aktif 2 Perhatian

siswa

V Siswa belum seluruhnya

memperhatikan, banyak yang bicara sendiri

3 Ketepatan

menggunakan metode

V Belum tepat dalam menggunakan metode 4 Ketepatan

menggunakan waktu

V Waktu molor

5 Kontrol suasana V Kelas ramai

6 Peningkatan prestasi V Prestasi meningkat walaupun belum maksimal

d. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran, dan hasil peningkatan nilai pos tes dibanding nilai pre tes.

Pada siklus pertama peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut:

1) Sebagian siswa belum memahami eksperimen sehingga siswa masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

2) Pengusaan konsep terhadap materi belum mengalami peningkatan yang maksimal.

Walaupun demikian, pembelajaran sudah mengalami perubahan yaitu dalam hal mengenai metode baru dalam pembelajaran dan sebagian siswa sudah aktif dalam pembelajaran, selanjutnya hasil pos tes terhadap pre tes menunjukkan perubahan. Dari hal di atas, maka hal-hal yang akan peneliti lakukan dan perhatikan pada siklus kedua adalah:

1) Menjelaskan secara detail tentang teknik eksperimen, supaya siswa lebih jelas dan lebih aktif terhadap materi pelajaran.

2) Meningkatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran. 2. Siklus Kedua

Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2009 dengan pokok bahasan yang sama serta indikator yang sama. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti sebagai berikut:

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut: 1) Refleksi kedua, yaitu melakukan perenungan berdasarkan evaluasi

terhadap evaluasi pembelajaran pada siklus pertama yang masih menunjukkan kelemahan, yaitu siswa belum aktif dalam pembelajaran dalam eksperimen dan penguasaan konsep belum menunjukkan peningkatan yang maksimal.

2) Penentuan fokus permasalahan dan mengkaji kelemahan pada siklus pertama.

3) Membuat rencana perbaikan sesuai pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan dilaksanakan.

4) Penyiapan sarana dan media pembelajaran yang meliputi buku cermat dan petunjuk eksperimen.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan menggunakan metode eksperimen dengan pokok bahasan yang sama dan indikator yang sama. Langah-langkah dalam penelitian ini meliputi:

1) Melakukan pre tes tentang pengusaan konsep yang berkaitan dengan praktikum.

2) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang dimulai dengan menjelaskan langkah-langkah eksperimen. Guru membagi siswa yang berjumlah 28 orang menjadi 6 kelompok, sehingga masing-masing berjumlah 5 siswa dan 6 siswa dengan

anggota kelompok yang berbeda dengan kelompok pada siklus pertama. Kemudian siswa melakukan percobaan dengan teman sekelompok dengan petunjuk guru.

3) Melaksanakan pos tes dengan soal pos tes yang berbeda dengan soal pre tes.

c. Observasi

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu mengetahui efektifitas metode eksperimen dalam peningkatkan prestasi belajar sains pada siswa kelas IV SD Koripan 02 Susukan Kabupaten Semarang, maka observasi difokuskan pada perubahan prestasi belajar sains. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran peneliti meminta bantuan guru untuk mengamati dalam pembelajaran.

Tabel 3.2 Lembar Observasi Siklus II

No Aspek yang Diamati

Kemunculan

Catatan pengamat Ya Tidak

1 Keaktifan siswa V Siswa cukup aktif 2 Perhatian siswa V Siswa sudah

perhatian 3 Ketepatan

menggunakan metode

V Siswa cukup tepat

Dalam dokumen PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENIN (Halaman 26-62)

Dokumen terkait