• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prestasi Belajar

Dalam dokumen PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENIN (Halaman 21-35)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Prestasi Belajar

Kata prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hasil yang telah dilakukan atau dicapai. Prestasi belajar yaitu penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru.

Sedangkan sains merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam. Menurut Sukarno (1981:1), sains dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari sebab dan akibat dari kejadian yang terjadi, sehingga diharapkan siswa mampu mencapai indikator-indikator yang diinginkan, baik afektif, kognitif maupun psikomotorik.

G. Metode Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Koripan 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Adapun alasan mengambil lokasi ini adalah sebagai berikut :

1) Di SD Koripan 02 belum pernah dilakukan penelitian pendidikan penggunaan metode eksperimen dalam belajar sains yang sama dengan penulis.

2) SD Koripan 02 merupakan sekolah yang telah menggunakan metode eksperimen dalam belajar sains.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, terhitung mulai tanggal 23 November 2009 s.d. 23 Januari 2010.

2. Subjek Penelitian

Penentuan subjek penelitian merupakan masalah pokok yang perlu diperhatikan dalam sebuah penelitian, karena tingkat validitas suatu penelitian sangat dipengaruhi oleh pengambilan subjek penelitian.

Dalam penelitian ini, yang penulis jadikan sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Koripan 02 Kecamatan Susukan Kabupatet Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Dengan demikian diharapkan dapat membantu kelancaran dalam memperoleh data yang diperlukan dan mengadakan perbaikan.

3. Siklus Penelitian

Menurut Arikunto (2008:74), ada empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi.

Untuk dapat melaksanakan penelitian ini penulis dapat melakukan langkah-langkah seperti tergambar dalam skema berikut :

Gambar 1.1 Tahap-tahap penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2008: 74) Penjelasan alur PTK di atas adalah sebagai berikut:

a. Rancangan atau rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

b. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari penerapan isi rancangan.

c. Refleksi, yakni peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

d. Rancangan atau rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pengamat, membuat rencana yang direvisi untuk melaksanakan siklus berikutnya.

e. Pembelajaran pada siklus I terdiri dari 4 tahap, yaitu planning

(rencana), acting (tindakan), observing (pengamatan) dan reflecting

(refleksi) dengan menggunakan metode eksperimen.

f. Pembelajaran siklus II dilaksanakan berdasarkan refleksi siklus I atas kinerja yang dilaksanakan pada proses pembelajaran, yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. 4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah soal uaraian, lembar observasi dan kriteria penilaian.

5. Metode Pengumpulan Data

Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 metode, yaitu: a. Tes.

Mengadakan tes atau evaluasi terhadap peserta didik melalui pre test dan post test untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran sain.

b.Observasi

Menurut Arikunto (2008:127), observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Obsarvasi ini diklakukan terhadap peserta didik dan guru selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran sains dengan menggunakan metode eksperimen.

c. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2005:64), Dokumentasi dalam arti sempit dapat diartikan sebagai kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan, sedang dalam arti luas dukumentasi berupa sertifikat, foto, dan lain-lain. Digunakan untuk mencari data-data yang diperlukan dalam melakukan penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Menurut Arikunto (2008:131), dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan, yaitu:

a. Data kuantitatif, atau nilai hasil belajar siswa yang dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini penulis menggunakan statistik deskriptif. b. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat

yang memberikan gambaran ekspresi tentang tingkat pemahaman terhadap mata pelajaran sains (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap suatu metode belajar yang baru, aktifitas dalam mengikuti

pelajaran, dan antusias dalam mengikuti pelajaran serta motivasi belajar.

Penulis menganalisa data dengan menyusun dan mengolah data yang terkumpul melalui hasil tes dan cataan obervasi. Adapun metode analalisis data yang dipergunakan yaitu analisis deskripsi prosentase. Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus menerus pada saat penelitian berlangsung hingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam rangka membuktikan hipotesis, maka hasil penelitian akan dilakukan analisis menggunakan rumus sebagai berikut:

 

1

2 2   

N N N D D D t Keterangan:

t : Harga beda untuk sampel berkorelasi D : Perbedaan skor tes awal dan tes akhir D : Rerata dari nilai perbedaan

D2 : Kuadrat dari D

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam pembuatan skripsi, penulis mulai dengan halaman judul, nota pembimbing, pengesahan, deklarasi, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, selanjutnya dimulai dengan bab-bab.

Pada bab pertama berisi pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Pada bab kedua adalah kajian pustaka. Sub A, membahas tentang metode eksperimen, terdiri dari pengertian metode eksperimen, langkah-langkah metode eksperimen dan kelebihan metode eksperimen. Sub B, membahas tentang prestasi belajar, terdiri dari pengertian prestasi belajar, fungsi prestasi belajar, dan prinsip dasar pengukuran prestasi belajar. Sub C, membahas tentang sains, terdiri dari pengertian sains, fungsi dan tujuan sains, ruang lingkup sains, standar kompetensi dan bahan kajian sains, standar kompetensi mata pelajaran sains di SD dan MI, dan contoh-contoh penemuan sains.

Pada bab ketiga berisi pelaksanan penelitian, meliputi subjek penelitian, , deskripsi siklus I meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, siklus II meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dan siklus III meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Pada bab keempat berupa hasil penelitian dan pembahasan, yang akan memaparkan tentang deskripsi per siklus (data hasil pengamatan/wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan).

Pada bab kelima tentang penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran. Bagian akhir, berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran, serta riwayat hidup penulis.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Eksperimen

1. Pengertian Metode Eksperimen

Menurut Djamarah (2002:95), metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.

Menurut Soetomo (1993:162), metode eksperimen merupakan metode yang sangat efektif dalam menolong siswa dalam mencari jawaban atas pertanyaan, seperti: “bagaimanakah proses pembuatan sabun deterjen?; bagaimanakah cara pembuatan minyak kelapa?; cara mana yang paling baik?; terdiri dari unsur apakah bel listrik itu?; dan lain sebagainya.”

Sedangkan yang dimaksud dengan metode eksperimen, menurut Soetomo (1993:162) adalah guru atau siswa mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu, sehingga dengan metode

eksperimen kita memperoleh jawaban tentang bagaimana kita tahu bahwa sabun deterjen terdiri dari million, soda dan lain-lain, atau kita tahu apakah yang akan terjadi apabila sebuah batu dimasukkan ke dalam air, dan lain sebagainya.

Dari beberapa definisi yang diberikan di atas terdapat persamaan, yaitu bahwa metode eksperimen adalah cara mengajarkan materi kepada siswa, dimana siswa belajar dengan menemukan sendiri melalui percobaan.

2. Langkah-langkah Metode Eksperimen

Menurut Soetomo (1993:166-167), ada beberapa langkah yang harus dipenuhi dalam metode eksperimen, yaitu:

a. Adanya masalah yang dipandang penting

Guru dapat menentukan masalah yang harus dipecahkan oleh para siswanya atau masalah itu datang dari siswa itu sendiri, misalnya pada waktu anak mengajukan pertanyaan, mengapa bagian luar pada gelas atau cangkir yang berisi es terdapat butir-butir air.

b. Merumuskan masalah

Bisa juga masalah itu kurang jelas batas-batasnya, sehingga perlu dirumuskan secara jelas batas-batasnya. Sebab masalah yang sudah jelas akan mempermudah anak untuk mencari hipotesis atau dugaan sebagai jawaban sementara atas masalah itu, yang mana kebenarannya masih perlu diuji atau dibuktikan.

c. Mengajukan hipotesis

Dalam mengemukakan hipotesis, biasanya orang berpegang pada pengalaman atau pengetahuan yang diperolehnya dari berbagai sumber, misalnya buku, fakta, dan lain-lain.

d. Menguji hipotesis

Untuk menguji kebenaran hipotesis, guru atau anak-anak mengadakan eksperimen, terutama dalam pembelajaran sains, agar anak-anak dapat mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan masalah atas dasar observasi dan pencatatan yang diteliti, maka anak-anak harus diperlengkapi dengan lembar kerja, yang biasanya memuat hal-hal sebagai berikut:

1) Pokok bahasan.

2) Alat-alat yang diperlukan.

3) Petunjuk dalam penggunaan alat-alat dan bahan.

4) Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam eksperimen. 5) Hal-hal yang harus diobservasi dan dicatat.

6) Penyusunan fakta-fakta yang harus diobservasi dan disusun ke dalam bentuk data.

7) Kolom untuk kesimpulan.

Dengan lembar kerja, diharapkan eksperimen dapat berjalan lancar, sistematis, dan efektif.

e. Menarik kesimpulan

Dari hasil eksperimen, kita akan mendapatkan data yang akhirnya dapat ditarik kesimpulan, untuk membuktikan kebenaran hipotesis kita. Jika ternyata hipotesis yang kita buat salah, maka kita harus mencari hipotesis yang lain.

f. Menerapkan hasil eksperimen

Menurut Soetomo (1993:166-1670), hasil eksperimen masih sering memerlukan pengujian atau pembuktian lebih lanjut dalam bentuk aplikasinya dalam situasi-situasi lain untuk lebih meyakinkan kebenarannya.

Dari uraian langkah-langkah di atas, akan dapat mempermudah siswa dan guru untuk melakukan eksperimen.

3. Kelebihan Metode Eksperimen

Djamarah (2002:95-96) mengatakan bahwa metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan, antara lain:

a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.

b. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

Sedangkan menurut Soetomo (2002:165), metode eksperimen dalam pelaksanaannya mempunyai beberapa keuntungan, antara lain : a. Anak dapat belajar melalui pengalaman langsung.

b. Anak langsung memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan eksperimen.

c. Mempertinggi partisipasi anak, baik secara individu atau kelompok. d. Anak belajar berpikir melalui prinsip-prinsip metode ilmiah atau belajar

mempraktekkan prosedur kerja berdasarkan metode ilmiah.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Arifin (1988:2-3), kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda, yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti ”hasil usaha”. Kata prestasi dapat digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam bidang kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya pengajaran.

Sedangkan menurut Hilgard dalam Sukmadinata (2004:156), belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi.

Dengan kata lain, yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa terhadap sejumlah materi tertentu dalam rangka memperoleh perubahan, baik perubahan dalam pengetahuan, keterampilan maupun perubahan sikap.

2. Fungsi Prestasi Belajar

Menurut Arifin (1988:3-4), prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu:

1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan.

5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

Dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar di atas, dapat diketahui pentingnya mengetahui prestasi belajar anak didik, baik secara individu maupun secara kelompok.

3. Prinsip Dasar Pengukuran Prestasi Belajar

Anwar (1987:16-19) mengemukakan bahwa prinsip dasar dalam pengukuran prestasi sebagai berikut :

a. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional.

b. Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksi atau pengajaran.

c. Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang dinginkan.

d. Tes prestasi harus dirancang agar cocok dengan tujuan penggunaan hasilnya.

e. Tes prestasi harus dibuat sereliabel mungkin dan kemudian harus ditafsirkan hasilnya dengan hati-hati.

f. Tes prestasi harus digunakan untuk meningkatkan belajar para siswa. Berdasarkan prinsip di atas, akan diperoleh prestasi belajar siswa dalam bentuk angka.

Dalam dokumen PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENIN (Halaman 21-35)

Dokumen terkait