• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DAN PELAKSANAAN POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA

1. Lingkaran Hankam

3.2. Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia

3.2.1. Pengantar

Indonesia di era Orde lama sangat di perhitungkan di dunia internasional, terutama dalam hal politik luar negeri yang bebas aktif. Indonesia pada era orde lama di bawah kepemimpinan Bung Karno, sangat di segani. apa yang dilakukan Bung Karno pada zaman itu sangat luar biasa, terutama dalam upayah penyatuan dan proses penyadaran terhadap rakyat indonesia terutama dalam kematangan pentingnya ideologi bangsa, sebagai pilar dalam melawan dan memerangi bentuk-bentuk neokolonialisme dan neoimperialisme.

Bung Karno sangat antik rehadap Kapitalisme dan Neoliberalisasi, karena dari kedua paham sangat berbahaya, apalagi kalau suda menjadi bagian dari sistem,

sehinggah dapat merusak dan merampas niai-nilai dalam kehidupan masyarakat,

teruama hak-hak mereka.akan tetapi bangsa indonesia dewasa ini, dalam realitas

kehidupan negara selalu tidak terlepas dari intervensi Asing. Soekarno atau lebih

99

dikenal dengan bung Karno, merupakan figure terpenting yang menjadi panutan dalam perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia.

Soekarno adalah sosok pribadi yang kompleks. Lewat atribut revolusionernya, dia berusaha untuk memodernisasikan kaum konservatif dengan tidak bisa lari jauh dari eksistensi manusia sendiri yang secara kodrati sebagai makhluk yang dikarunia oleh Tuhan beberapa hak yang tidak bisa dimonopoli, termasuk di dalamnya hak untuk memperoleh kemerdekaan. Hal ini tidak lepas dari latar belakang Soekarno sendiri sebagai orang yang jauh di bawah elitisme. Bagi Soekarno, bangsa, kebangsaan atau nasionalisme dan tanah air merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan

Soekarno merupakan satu dari sekian banyaknya para pejuang bangsa-negara yang hingga kini namanya masih tetap abadi, melekat dalam sanubari masyarakatnya. Semua ini tidak terlepas dari peranan serta kontribusi yang telah disumbangkan Soekarno untuk kemerdekaan, serta eksistensi masa depan Indonesia.Nama Soekarno tidak dapat dipisahkan dari jatuh bangunnya perjalanan Indonesia. Kesenyawaan Soekarno dengan Indonesia tidak saja bertautandengan keadaan sekitar masa hidupnya akan tetapi menyentuh hal-halyang jauh ke masa sebelumya dan menjangkau jauh ke masa depan.Pengenalan .

Soekarno menjalankan politik luar negeri Indonesia yang nasionalis dan revolusioner. Hal ini tecermin dari politik konfrontasi dengan Malaysia, penolakan keras Soekarno terhadap bantuan keuangan Barat dengan jargon go to hell with your aid, dan pengunduran diri Indonesia dari keanggotaannya dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Landasan pemikiran Soekarno adalah Indonesia harus menolak perluasan imperialisme dan kembalinya kolonialisme. Dan pembentukan Malaysia, bantuan keuangan Barat serta PBB, dalam pemikiran Soekarno ketika itu, adalah representasi imperialisme dan kolonialisme.

3.2.2. Kebijakan dan Arah Politik Luar Negeri Soekarno

Pada awalnya, politik luar negeri Indonesia adalah politik bebas aktif yang mengabdi pada kepentingan nasional. Bebas berarti tidak memihak salah satu blok (barat/timur), sedangkan aktif berarti ikut memelihara perdamaian dunia. Pada masa demokrasi terpimpin, pelaksanaan politik luar negeri condong mendekati negara-negara blok timur dan konfrontasi terhadap negara-negara blok barat. Perubahan arah ini disebabkan oleh :

1) Faktor dalam negeri : dominasi PKI dalam kehidupan politik .

2) Faktor luar negeri : sikap negara-negara Barat yang kurang simpati dan tidak mendukung terhadap perjuangan bangsa Indonesia.

Dalam rangka politik konfrontasi ini, diciptakan dua kubu yakni kubu New Emerging Forces (Nefo) yang umumnya terdiri dari negara-negara nonblok atau komunis atau negara “progresif”. Kubu lain adalah Old Estabilished Forces (Oldefo) yang umumnya terdiri dari negara-negara barat.

Indonesia pada masa demokrasi terpimpin menjalankan politik luar negeri tidak lagi dengan bebas aktif melainkan bersifat konfrontatif terhadap negara-negara barat. Hal itu dapat dilihat dari :

1) Hubungan yang makin renggang dengan negara-negara Barat, sebaliknya. 2) Makin dekat dengan negara-negara Komunis, terutama RRC.

Menyelenggarakan Games of the New Emerging Forces (Ganefo) di Jakarta pada tanggal10-22November1963.

3) Dalam rangka konfrontasi terhadap Malaysia, pada tanggal 3 Mei 1964 di Jakarta, Presiden Soekarno mengucapkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora). a. Perhebat ketahanan Revolusi Indonesia

b. Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaysia, Singapura, Sabah, Serawak, dan Brunai untuk membubarkan negara bonekaMalaysia Untuk melaksanakan Dwikora, dibentuk Komando Mandala Siaga (Kolaga) yang pada bulan Agustus 1964 dijadikan Kabinet Dwikora. Kabinet itu membentuk Komando Operasi GANYANG MALAYSIA (KOGAM) dengan Presiden sebagai Panglimanya.

4) Pada tanggal 7 Januari 1965 Indonesia menyatakan keluar dari PBB sebagai reaksi langsung diterimanya Malaysia menjadi anggota tidak tetap DK-PBB.Pada masa demokrasi terpimpin, kemerosotan bidang ekonomi tidak dapat ditanggulangi sehingga makin jauh dari cita-cita 1945 yang ingin mewujudkan kemajuan kesejahteraan umum. Politik konfrontasi juga bertentangan dengan cita-cita ikut serta memelihata ketertiban dunia.

Secara lebih jelas berbagai kebijakan serta arah dari politik Luar negeri yang bersifat konfrontatif dan revolusioner Soekarno dapat dilihat sebagai berikut:

a. Politik Konfrontasi Nefo dan Oldefo

Terjadi penyimpangan dari politik luar negeri bebas aktif yang menjadi cenderung condong pada salah satu poros. Saat itu Indonesia memberlakukan politik konfrontasi yang lebih mengarah pada negara-negara kapitalis seperti negara Eropa Barat dan Amerika Serikat. Politik Konfrontasi tersebut dilandasi oleh pandangan tentang Nefo (New Emerging Forces) dan Oldefo (Old Established Forces).

Nefo merupakan kekuatan baru yang sedang muncul yaitu negara-negara progresif revolusioner (termasuk Indonesia dan negara-negara komunis umumnya) yang anti imperialisme dan kolonialisme.

Oldefo merupakan kekuatan lama yang telah mapan yakni negara-negara kapitalis yang neokolonialis dan imperialis (Nekolim). Untuk mewujudkan Nefo maka dibentuk poros Jakarta-Phnom Penh-Hanoi-Peking-Pyong Yang. Dampaknya ruang gerak Indonesia di forum internasional menjadi sempit sebab hanya berpedoman ke negara-negara komunis.

b. Politik Konfrontasi Malaysia

Indonesia juga menjalankan politik konfrontasi dengan Malaysia. Hal ini disebabkan karena pemerintah tidak setuju dengan pembentukan negara federasi Malaysia yang dianggap sebagai proyek neokolonialisme Inggris yang membahayakan Indonesia dan negara-negara blok Nefo.

Dalam rangka konfrontasi tersebut Presiden mengumumkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada tanggal 3 Mei 1964, yang isinya sebagai berikut.

- Perhebat Ketahanan Revolusi Indonesia.

- Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari Nekolim Inggris.

- Pelaksanaan Dwikora dengan mengirimkan sukarelawan ke Malaysia Timur dan Barat menunjukkan adanya campur tanggan Indonesia pada masalah dalam negeri Malaysia.

c. Politik Mercusuar

Politik Mercusuar dijalankan oleh presiden sebab beliau menganggap bahwa Indonesia merupakan mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi Nefo di seluruh dunia. Untuk mewujudkannya maka diselenggarakan proyek-proyek besar dan spektakuler yang diharapkan dapat menempatkan Indonesia pada kedudukan yang terkemuka di kalangan Nefo. Proyek-proyek tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar mencapai milyaran rupiah diantaranya diselenggarakannya GANEFO (Games of the New Emerging Forces ) yang membutuhkan pembangunan kompleks Olahraga Senayan serta biaya perjalanan bagi delegasi asing. Pada tanggal 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari keanggotaan PBB sebab Malaysia diangkat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

d. Politik Gerakan Non-Blok

Gerakan Non-Blok merupakan gerakan persaudaraan negara-negara Asia-Afrika yang kehidupan politiknya tidak terpengaruh oleh Blok Barat maupun Blok Timur. Selanjutnya gerakan ini memusatkan perjuangannya pada gerakan

kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika dan mencegah perluasan Perang Dingin. Keterlibatan Indonesia dalam GNB menunjukkan bahwa kehidupan politik Indonesia di dunia sudah cukup maju. GNB merupakan gerakan yang bebas mendukung perdamaian dunia dan kemanusiaan. Bagi RI, GNB merupakan pancaran dan revitalisasi dari UUD1945 baik dalam skala nasional dan internasional.

3.2.3. Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia

Pada provinsi di Indonesia, terletak di selatan Kalimantan. Di utara adalah Kerajaan dan dua koloni mencoba menggabungkan koloninya di Kalimantan denga untuk membent

Rencana ini ditentang oleh Pemerintahan Indonesia; Preside berpendapat bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris, dan konsolidasi Malaysia hanya akan menambah kontrol Inggris di kawasan ini, sehingga mengancam kemerdekaan Indonesia. daerah itu memiliki hubungan sejarah dengan Filipina melalui

Di Brunei, Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) memberontak pada sandera orang Eropa. Sultan lolos dan meminta pertolongan Inggris. Dia menerima pasukan Inggris dan Inggris

pemberontakan utama telah diatasi, dan pad ditangkap dan pemberontakan berakhir.

Filipina dan Indonesia resminya setuju untuk menerima pembentukan Malaysia apabila mayoritas di daerah yang ribut memilihnya dalam sebuah diorganisasi ole dilaporkan. Malaysia melihat pembentukan federasi ini sebagai masalah dalam negeri, tanpa tempat untuk turut campur orang luar, tetapi pemimpin Indonesia melihat hal ini sebagai perjanjian yang dilanggar dan sebagai bukti imperialisme Inggris.

Sejak demonstrasi anti-Indonesia di

gedung KBRI, merobek-robek fot

hadapa

menginjak Garuda, amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak. Soekarno yang murka karena hal itu mengutuk tindakan Tunku yang menginjak-injak dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama

Pada bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia. Pada 12 April, sukarelawan Indonesia (sepertiny Sarawak dan Sabah untuk menyebar propaganda dan melaksanakan penyerangan dan

100

Rudi Hartono, Menilai Politik Luar Negeri Dan Kerjasama Indonesia-Malaysia. http:

Sukarno mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang isinya:

Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia

Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, untuk menghancurkan Malaysia

Pada Pada 16 Agustus, pasukan dari lima puluh gerilyawan Indonesia. Meskipun Filipina tidak turut serta dalam perang, mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia. dibentuk pada kemudian hari. Ketegangan berkembang di kedua belah pihak Selat Malaka. Dua hari kemudian para kerusuhan membakar kedutaan Britania di

Beberapa ratus perusuh merebut kedutaan Singapura di Jakarta dan juga rumah diplomat Singapura. Di Malaysia, agen Indonesia ditangkap dan massa menyerang kedutaan Indonesia di peperangan perbatasan; pasukan Indonesia dan pasukan tak resminya mencoba menduduki Sarawak dan Sabah, dengan tanpa hasil. Pada mulai menyerang wilayah di Semenanjung Malaya. Di bulan Mei dibentuk Komando Siaga yang bertugas untuk mengkoordinir kegiatan perang terhadap Malaysia (Operasi Dwikora). Komando ini kemudian berubah menjadi Komando Mandala Siaga (Kolaga). Kolaga dipimpin oleh Laksdya Udara Omar Dani sebagai Pangkolaga. Kolaga sendiri terdiri dari tiga Komando, yaitu Komando Tempur Satu (Kopurtu)

berkedudukan di Sumatera yang terdiri dari Batalyon Para dan satu batalyon

Komando ini sasaran operasinya Semenanjung Malaya dan dipimpin oleh Brigjen berkedudukan di berasal dari unsur yang terdiri dari unsur Brigade Pendarat dan beroperasi di perbatasan

Di bulan Agustus, enam belas agen bersenjata Indonesia ditangkap di Aktivitas Angkatan Bersenjata Indonesia di perbatasan juga meningkat. Malaysia hanya sedikit saja yang diturunkan dan harus bergantung pada pos perbatasan dan pengawasan unit komando. Misi utama mereka adalah untuk mencegah masuknya pasukan Indonesia ke Malaysia. Sebagian besar pihak yang terlibat konflik senjata dengan Indonesia adalah Inggris dan Australia, terutama pasukan khusus mereka yaitu tewas dan 200 pasukan khusus Inggris/Australia (SAS) juga tewas setelah bertempur di belantara kalimantan (Majalah Angkasa Edisi 2006).

Pada 17 Agustus dan mencoba membentuk pasukan gerilya. Pada 2 September 1964 pasukan terjun payung didaratkan di

perbatasan Johor-Malaka dan ditangkap oleh pasukan dan anggota tidak tetap. Sukarno menarik Indonesia dari PBB pada tanggal Emerging Forces, Conefo) sebagai alternatif. Sebagai tandingan Olimpiade, Soekarno bahkan menyelenggarakan diselenggarakan di diikuti oleh 2.250 atlet dari 48 negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Selatan, serta diliput sekitar 500 wartawan asing.

Pada Januari setelah menerima banyak permintaan dari Malaysia. Pasukan Australia menurunkan 3 empat belas ribu pasukan Inggris dan Persemakmuran di Australia pada saat itu. Secara resmi, pasukan Inggris dan Australia tidak dapat mengikuti penyerang melalu perbatasan Indonesia. Tetapi, unit seperti Australia, masuk secara rahasia (lihat penerobosan ini pada pasukan resminya. Pada 28 Juni, mereka menyeberangi perbatasan masuk ke timur Pula Indonesia yang berkekuatan kurang lebih 5000 orang melabrak pangkalan Angkatan Laut Malaysia di Sampurna.

Serangan dan pengepungan terus dilakukan hingga 8 September namun gagal. Pasukan Indonesia mundur dan tidak penah menginjakkan kaki lagi di bumi Malaysia. Peristiwa ini dikenal dengan "Pengepungan 68 Hari" oleh warga Malaysia. Konfrontasi ini merupakan salah satu penyebab kedekatan Presiden Soekarno dengan G30S/Gesto melakukan penculikan petinggi Angkatan Darat.

BAB IV