• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAJIAN, ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI TEORITIK Dalam bab ini, akan disajikan data yang telah didapat selama proses

III.1. Penyajian dan Analisis Data

III.1.1. Pelaksanaan Program Urban Farming 1 Program Urban Farming

III.1.1.2. Pelaksanaan Program Urban Farming di Kabupaten Gresik

Pelaksanaan program mengarah kepada bagaimana proses pelaksanaan atau pengimplementasian suatu program yang telah ditetapkan agar program itu dapat berjalan sesuai dengan rencana, tujuan dan maksud yang akan dicapai sebelumnya. Untuk itulah implementasi harus dilaksanakan seefisien mungkin sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang ada.

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan permasalahan yang telah terjadi dan program apa yang akan dipakai oleh pemerintah dalam menanggulanginya. Program urban farming yang merupakan program dalam menangani masalah percepatan pertumbuhan kota membuat lahan pertanian semakin berkurang. Dan masalah tersebut dapat berimbas pada kedaulatan pangan. Dengan adanya urban farmingini diharapkan pemberdayaan masyarakat terutama masyarakat kota yang diharapkan oleh pemerintah dapat menjawab permasalahan ini. Dengan memanfaatkan lahan di perkotaan yang sempit atau seadanya dapat menjadi petani kecil dengan budidaya tanaman sayuran, buah-buahan maupun komoditi lainnya.

Dalam pelaksanaan program ini mencakup bagaimana usaha-usaha untuk mengadministrasikan maupun menimbulkan akibat dan dampak yang nyata bagi masyarakat atau kelompok sasaran. Karena pada saat inilah program yang dirumuskan sebelumnya akan lebih mudah dipahami maksud dan tujuannya dalam mengatasi permasalahan. Sedangkan proses yang dijalankan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan telah dimulai sejak program ini dirumuskan. Mulai dari tahapan persiapan pelaksanaan kegiatan urban farming, sosialisasi kepada masyarakat, dan pelaksanaan program.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Eny selaku Sub Bagian Program dan Pelaporan BP4K dalam wawancara berikut:

“Kita telah melakukan semua persiapan sebelumnya mas, kita telah membuat perencanaan sedetail mungkin. Kita mengumpulkan informasi mengenai potensi sumberdaya dan kelompok sasaran kita, melakukan koordinasi dengan dinas yang terkait. Lalu setelah semua dirasa sudah siap, barulah kita melakukan sosialisasi lebih dulu ke masyarakat. Disana

kita lihat respon mereka, kalau ada yang tergugah dan mau maka kita jalan ini. Nah, setelah itu dari tim kita mulai melaksanakan, kita sendiri juga dibagi ada yang sebagai pendamping di lapangan untuk melakukan monitoring penyuluhan. Ini semua sudah ada dalam proposal kegiatan kita”.6

Dilihat dari petikan wawancara tersebut, untuk melaksanakan program urban farming ini pihak Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan membuat program berjalan dengan proposal kegiatan yang ada. Disini dijelaskan adanya tahapan-tahapan dalam pelaksanaan, secara lengkap akan dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel III.1

Tahapan Pelaksanaan ProgramUrban Farming

Tahapan Penjelasan

Persiapan - Pengumpulan informasi awal di masyarakat mengenai potensi sumberdaya dan kelompok sasaran kegiatan. - Koordinasi dengan Dinas Pertanian, PKK Kabupaten dan

dinas terkait dalam penentuan kelompok sasaran dan lokasi kegiatan.

- Pemilihan pendamping di lapangan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan

Sosialisasi - Sosialisasi dilakukan terhadap masyarakat, Karang Taruna dan PKK.

- Kegiatan ini untuk menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan kepada semua lapisan masyarakat secara umum dan khususnya pelaksana program urban farming dan kelompok sasaran yang dituju.

Perencanaan kegiatan

- Melakukan perencanaan bangun pemanfaatan lahan kosong, fasilitas umum, lingkungan sekolah dan lingkungan industri.

- Membuat jadwal kegiatan urban farming secara sinergis dengan pihak terkait dengan program mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

Pelaksanaan kegiatan

- Strategi dasar pemberdayaan masyarakat, yaitu pembentukan penguatan kelompok masyarakat dan kelompok sasaran.

- Pendampingan teknis di lapangan terkait program.

- Pelaksanaan pendampingan melalui metode pelatihan dan kunjungan oleh penyuluh pendamping.

- Berpedoman pada partisipatif dan memperhatikan kelestarian lingkungan dalam pelaksanaan.

6

Sedangkan dalam memilih dan memutuskan aktor yang terlibat dalam program urban farming ini dilakukan dengan cara negosiasi dengan memperlihatkan maksud dan tujuan program dalam tahapan proses pelaksanaan. Dan yang menjadi aktor terlibat disini yaitu diantaranya dinas pertanian dan PKK setempat. Selain itu juga program ini juga berusaha memanfaatkan hasil CSR dari perusahaan-perusahaan yang berada di daeraah sekitar kota Gresik. Sebagaimana terdapat dalam petikan wawancara berikut ini:

“Jadi sebetulnya pada awalnya itu kami libatkan pemerintah dan juga

perusahaan, kita masuk dari CSR itu kita memberikan penjelasan pada perusahaan bahwa kita mempunyai program seperti ini. Akhirnya dari pihak perusahaan itu sanggup untuk sharing, jadi mereka memberikan dana untuk kegiatan ini. Lalu kita sebagai pelaksana melakukan dan ternyata di perkotaan jalan”.7

Melihat hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksana program menggandeng aktor dari perusahaan memanfaatkan CSR untuk membantu dalam menjalankan programurban farming.

Hal serupa juga disebutkan oleh Mas Husni selaku Fungsional penyuluh pertanian di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian ini, yang menyebutkan:

“...jadi untuk pengembangan potensi wilayah desa, nanti kita mintakan

bantuan proposal ke perusahaan. Kemaren itu misalnya untuk komoditi jahe merah kita menggandeng ke Pertamina, terus ada lagi yang lain itu kita minta bantuan ke PJB/PLN itu. Dan dari mereka itu kebanyakan bantu berupa uang, tapi proposalnya dari kita harus rinci, dana segini buat apa-apa, nanti baru dari sana minta ada pertanggungjawaban jadi tiap triwulan harus ada pelaporan, dan hasilnya nanti juga akan di

evaluasi oleh pihak pemberi bantuan”.8

Melihat hasil wawancara diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam meminta bantuan CSR kepada perusahaan-perusahaan, para pelaksana harus melakukan tanggungjawab dengan melakukan pelaporan atas hasil program yang telah dijalankan. Jadi tidak hanya sekedar meminta CSR, yang intinya bermaksud

7

Wawancara dengan Bapak Labat selaku Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan tanggal 7 Maret 2016.

8

Wawancara dengan Mas Husni selaku Fungsional Penyuluh Pertanian di BP4K Kabupaten Gresik tanggal 7 Maret 2016.

untuk tetap menjalin hubungan dan koordinasi yang baik antara pihak yang bersifat publik atau pemerintahan dengan sektor privat (swasta).

Dalam proses pelaksanaan program urban farming juga yang berperan penting disini terdapat masyarakat sebagai kelompok sasaran yang dibagi dalam beberapa wilayah Kecamatan dan juga komoditi. Melihat dari hasil wawancara, implementor urban farming ini telah mempunyai beberapa binaan yang didalamnya terbagi menjadi individu atau perorangan rumah tangga dan ada juga yang tergabung sebagai Pokja-pokja urban farming. Hal ini sebagaimana dalam petikan wawancara berikut:

“...urban farming ini sudah berjalan mas, sudah ada beberapa titik yang menjadi binaan kita, dari temen-temen penyuluh yang nantinya memberikan manfaat, ada yang dikelola rumah tangga dan ada yang di Pokja-pokja PKK atau dasawisma. Jadi ada yang dibina di perorangan, ada yang di kelompok-kelompok. Tapi kalau yang untuk perorangan itu kendalanya yaitu semakin banyak jangkauannya, sehingga sulit dalam

pendampingan karena juga keterebatasan penyuluh kita ini”.9

“...jadi dari tiap pokja itu nanti ada tim pengelola sendiri, seperti ketua,

sekretaris dan sebagainya dari unsur masyarakatnya sendiri. Yah tergantung kesepakatan dari masyarakat untuk memilih siapa nantinya

yang mengelola dan membuat struktur organisasinya”.10

Dalam wawancara tersebut terlihat bahwa adanya pendampingan atau pembinaan terhadap kelompok sasaran yang dilakukan oeh tim penyuluh dari Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Setelah adanya sosialisasi terhadap masyarakat kemudian dari implementor akan membina secara perorangan di rumah tangga maupun secara kelompok di Pokja- pokja yang ada. Dan dalam sebuah kelompok ini nantinya akan memiliki struktur organisasi pengelola tersendiri yang dipilih oleh masyarakat. Namun yang menjadi perhatian adanya kendala dalam menjangkau seluruh kelompok sasaran dikarenakan kurangnya tim penyuluh (Sumberdaya Manusia).

9

Wawancara dengan Bapak Agus selaku Sekretariat Umum Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan tanggal 15 Maret 2016.

10

III.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program Urban