• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAJADAH PANJANG

A. Hasil Penelitian

2) Pelaksanaan Tindakan a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 18 Agustus 2008, jam pelajaran keempat, pukul 09.45 – 10.30 Wita. Kegiatan awal pada pertemuan pertama kegiatan pembelajaran ini guru mengucapkan salam, dan siswa serentak menjawab salam tersebut. Guru mengadakan apersepsi apresiasi puisi. Guru kemudian menjelaskan tentang standar kompetensi yang akan dipelajari dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Pembelajaran difokuskan pada tanya-jawab tentang unsur-unsur puisi yang meliputi struktur lahir puisi yaitu tentang; majas, kata-kata bermakna konotasi dan lambang, versifikasi, tata wajah (tipografi) puisi. Dan struktur batin puisi yang meliputi tema, perasaan (feeling), nada dan suasana, serta amanat (pesan) puisi.

Kemudian guru memperkenalkan peneliti kepada siswa dan memberi kesmpatan kepada peneliti untuk menjelaskan tentang metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode peta pikiran (mind mapping), manfaat pembelajaran dengan metode yang digunakan, dan langkah-langkah pembelajaran dengan metode peta pikiran (mind mapping) tersebut.

Metode peta pikiran (mind mapping) adalah teknik atau cara yang mudah dalam merangkum suatu pelajaran yang memiliki suatu topik dengan cara membuat peta pikiran, berbentuk diagram pohon, menuliskan tema atau topik di tengah kertas kemudian menulis kata-kata kunci pada cabang-cabang tema tersebut. Kata-kata kunci dari struktur lahir dan struktur batin puisi.

Kata kunci merupakan kata-kata tertentu atau kata-kata inti. Kata kunci bagaikan jalan tol yang bisa mempercepat informasi sampai ke otak.. Melalui kata-kata kunci yang ditulis seperti diagram atau cabang-cabang pohon, informasi akan mudah diterima otak. Kata kunci merupakan kata-kata tertentu yang bagaikan ‘jalan tol’ bisa cepat sampai ke otak. Seperti halnya kunci, kata-kata ini juga bisa membuka pintu langsung ke otak. Selain kata-kata kunci peta tersebut diberi gambar, simbol, dan warna serta bentuk sesuai keinginan siswa.

Selain digunakan untuk pembelajaran apresiasi puisi, metode peta pikiran (mind maping) dapat pula digunakan untuk pembelajaran kebahasaan dan mata pelajaran lain, karena metode peta pikiran (mind mapping) adalah cara termudah merangkum suatu pelajaran yang memiliki satu topik dengan cara memetakan kata-kata kunci atau kata-kata inti dari materi pelajaran tersebut.

Cara termudah membuat mind mapping adalah memberikan prinsip dasar kata kunci. Sebelum membuat peta pikiran (mind mapping) diperlukan beberapa bahan yaitu kertas kosong tak bergaris, pena, dan pensil warna. Ada tujuh langkah untuk membuat peta pikiran. Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan

mendatar. Karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan diri dengan lebih bebas dan alami.

2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu otak menggunakan imajinasi. Sebuah

gambar sentral akan lebih menarik, membuat otak tetap terfokus, membantu otak berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak.

3. Gunakan warna. Karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat peta pikiran lebih hidup, menambah energi pada pemikiran kreatif dan menyenangkan.

4. Hubungkan cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (tiga atau empat) hal sekaligus. Bila cabang-cabang dihubungkan akan lebih mudah dimengerti dan diingat.

5. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata.

6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata kunci tunggal memberi banyak daya dan fleksibilitas kepada peta pikiran.

7. Gunakan gambar. Karena gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata.

Setelah peneliti menjelaskan tentang metode peta pikiran (mind mapping) dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kegiatan selanjutnya guru membagi siswa menjadi delapan kelompok, masing-masing kelompok terdiri lima orang. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya, masing-masing membuat kerangka peta pkiran (mind mapping). Setelah semua siswa selesai membuat kerangka peta pikiran, dan sesuai dengan standar kompetensi; Mendengarkan, 5. Memahami

puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung, pada kompetensi dasar 5.1. Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman, guru membacakan puisi yang berjudul Dengan Puisi, Aku”karya Taufik Ismail. Siswa mendengarkan dengan seksama sambil menentukan unsur-unsur struktur bentuk lahir dan struktur bentuk batin puisi tersebut serta menuliskannya dalam bentuk kata-kata kunci pada kerangka peta pikiran yang telah dibuat.

Siswa mendiskusikan hasil pemetaan pikiran yang mereka buat dalam kelompoknya masing-masing, serta mendiskusikan dan menyatukan hasil pemahaman mereka tentang makna puisi yang mereka dengar tadi, secara lisan diwakili oleh ketua kelompok masing-masing menyampaikan hasil apresiasi puisi di depan kelas.

Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru merangkum pelajaran sebagai penguatan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang materi tersebut. Guru dan siswa merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam. Pada pertemuan pertama ini guru dan peneliti melakukan kegiatan secara bergantian.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Agustus 2008, jam pelajaran kelima, tepatnya pada pukul 10.30- 11.15 Wita. Kegiatan pada pertemuan ini merupakan pelatihan ulang dari pertemuan pertama dengan kegiatan pembelajaran dan materi yang sama yaitu puisi yang berjudul ”Dengan

Puisi, Aku” karya Taufik Ismail. Namun pada pertemuan kedua ini siswa tidak lagi berkelompok. Kegiatan awal guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan pada kegiatan pembelajaran yang lalu.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan kembali tentang unsur-unsur lahir dan unsur-unsur batin puisi serta menjelaskan tentang pembuatan peta pikiran. Selama proses ini berjalan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Pada kesempatan yang diberikan ini ada lima siswa yang bertanya tentang unsur-unsur puisi dan tiga orang yang bertanya tentang pembuatan peta pikiran. Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab, namun tidak ada satupun yang menjawab sehingga semua pertanyaan siswa tadi semua dijawab oleh guru. Kemudian guru memberi tugas kepada siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dipersiapkan guru dan peneliti. Pada kegiatan ini peneliti duduk di belakang sebagai pengamar dan sesekali mendokumentasikan kegiatan.

c) Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga, hari Senin, 25 Agustus 2008 jam pelajaran keempat pada pukul 09.45 – 10.30 Wita. Kegiatan tindakan yang dilakukan sama dengan pertemuan sebelumnya namun materi yang berbeda yakni puisi berjudul “Hai Laila” karya Tutus Halimatussa’diah. Puisi ini dipilih karena puisi ini menggambarkan kehidupan remaja dimasa sekolah. Siswa lebih mudah mengapresiasi karena sesuai dengan situasi dan kondisi kehidupan siswa. Sebelum kegiatan inti, guru menanyakan pada siswa apakah sudah paham dengan metode pembelajaran yang digunakan. Siswa secara serentak menjawab paham.

Pada kegiatan inti, pembelajaran difokuskan pada menentukan unsur-unsur struktur bentuk lahir dan bentuk batin puisi dan memahami makna puisi. Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat kerangka peta pikiran. Walau siswa berkelompok namun mereka membuat peta pikiran masing-masing.

Kemudian guru membacakan puisi yang berjudul “Hai Laila” karya Tutus Halimatussa’diah. Siswa mendengarkan dengan seksama sambil menentukan unsur-unsur struktur lahir. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang unsur-unsur struktur lahir puisi yaitu; diksi, pengimajian, kata konkret, majas, pelambangan, versifikasi, dan tata wajah (tipografi). Selanjutnya guru juga menjelaskan tentang unsur-unsur struktur batin puisi yaitu; tema, perasaan, nada dan suasana, serta amanat puisi. Struktur batin puisi berupa kata-kata kunci tersebut kemudian menuliskannya ke atas cabang-cabang atau ranting-ranting peta pikiran yang berwarna dan sesuai dengan bentuk yang diinginkan siswa.

Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru merangkum pelajaran sebagai penguatan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang materi tersebut, karena siswa tidak ada lagi yang bertanya guru menganggap siswa sudah paham. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. Pada pertemuan ini peneliti sebagai pengamat terhadap kegiatan pembelajaran.

d) Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat, Selasa, 26 Agustus 2008 Wita. Jam pelajaran kelima pada pukul 10.30 – 11.15 Wita. Pada siklus I ini materi dan kegiatan sama dengan kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya, namun pada kegiatan ini

siswa semakin banyak yang bertanya tentang materi dan cara pembuatan peta pikiran. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, guru memberi kesempatan kepada siswa lain yang menjawab. Guru menyimpulkan dari jawaban-jawaban siswa tersebut. Kemudian guru memberi tugas kepada siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa yang telah dipersiapkan guru dan peneliti. Setelah selesai siswa menyerahkannya kepada guru.

Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi, guru membagikan soal Uji Kompetensi Siklus I. Soal dikerjakan secara individu selama empat puluh menit. Soal uji kompetensi siklus I ini adalah mengapresiasi puisi yang berjudul ”Pahlawan Tak Dikenal” karya Toto Sudarto Bachtiar. Setelah selesai menjawab soal, siswa menyerahkan lembar jawaban kepada guru. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. Pada pertemuan ini peneliti sebagai partisipan pasif duduk di belakang sambil mengamati dan membuat catatan tentang kegiatan tindakan yang dilakukan guru.

3) Observasi (Pengamatan)

Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, dari pertemuan pertama sampai pada pertemuan keempat diperoleh gambaran sebagai berikut:

a) Pengamatan terhadap Guru

Pada pertemuan pertama, guru telah berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan semua kegiatan yang harus dilakukan siswa disampaikan secara lisan. Guru pun memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai permasalahan yang mereka alami selama proses

pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan pertama siklus I, kegiatan guru dalam proses pembelajaran belum berjalan optimal. Guru lebih banyak berceramah atau menjelaskan, siswa tidak banyak diberi kesempatan untuk bertanya. Banyak siswa terlihat tidak antusias mengikuti pembelajaran. Namun hal ini tidak berlangsung lama. Guru dapat menguasai kelas dan proses pembelajaran berlangsung seperti biasa.

Pertemuan kedua, guru sudah menguasai metode pembelajaran, guru bersemangat menjelaskan dan membimbing siswa dalam membuat peta pikiran (mind mapping). Guru sering memberikan penguatan dengan pujian yang tulus terhadap hasil kerja siswa. Guru aktif mengontrol setiap kelompok secara bergiliran sambil bertanya atau menjawab pertanyaan siswa. Pada setiap akhir pelajaran guru selalu memberi penguatan kepada siswa dan mengadakan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Pertemuan ketiga guru telah berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan, dan semua aturan yang harus dikerjakan oleh siswa disampaikan secara lisan. Siswa mulai terlihat aktif, pembelajaran sudah mulai kondusif karena guru dan siswa mulai terbiasa menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) dalam pembelajaran apresiasi puisi.

Pertemuan keempat pembelajaran pada pertemuan ini mulai terlihat adanya peningkatan. Guru sudah paham dan sudah mulai terbiasa dengan metode peta pikiran (mind mapping) yang digunakan dalam pembelajaran apresiasi puisi. Guru tampak bersemangat membimbing siswa dalam mengerjakan tugas dan sering memberikan penguatan melalui pujian yang tulus.

b) Pengamatan terhadap Siswa

Pada pembelajaran pertemuan pertama siklus I, beberapa siswa terlihat tidak begitu aktif dan masih ada yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang unsur-unsur struktur lahir puisi yaitu; diksi, pengimajian, kata konkret, majas, pelambangan, versifikasi, dan tata wajah (tipografi). Selanjutnya guru juga menjelaskan tentang unsur-unsur struktur batin puisi yaitu; tema, perasaan, nada dan suasana, serta amanat puisi. Namun ketika guru menjelaskan dan memperlihatkan contoh peta pikiran (mind mapping) siswa mulai aktif dan antusias memperhatikan penjelasan guru. tentang langkah-langkah pembuatan peta pikiran (mind mapping).

Siswa berkelompok sesuai dengan perintah guru, sambil berdiskusi dengan kelompoknya dan membuat kerangka peta pikiran masing-masing. Setelah kerangka peta pikiran selesai siswa mendengarkan dengan seksama puisi yang dibacakan guru, kemudian berdiskusi untuk menentukan unsur-unsur struktur lahir dan struktur batin puisi yang ditulis pada kerangka peta pikiran yang telah dibuat. Dari hasil pemetaan pikiran yang telah dilakukan masing-masing kelompok diwakili satu orang bergantian menyampaikan hasil apresiasi puisi mereka secara lisan. dan menyerahkan hasil apresiasi secara tertulis kepada guru.

Pertemuan kedua, siswa terlihat mulai aktif memperhatikan penjelasan guru dan ada tiga orang siswa yang bertanya tentang unsur-unsur peta pikiran dan cara membuatnya. Siswa yang lain memperhatikan penjelasan guru dengan seksama. Kegiatan pembelajaran terlihat mulai kondusif, tenang, dan menyenangkan. Siswa mengerjakan tugas mengapresiasi puisi dengan seksama.

Pertemuan ketiga, Siswa berkelompok sesuai dengan perintah guru, sambil berdiskusi dengan kelompoknya dan membuat kerangka peta pikiran masing-masing. Sisws mendengarkan dengan seksama puisi yang dibacakan guru, kemudian berdiskusi untuk menentukan unsur-unsur lahir dan struktur batin puisi yang ditulis pada kerangka peta pikiran yang telah dibuat, satu orang mewakili kelompok menyampaikan hasil apresiasi puisi mereka secara lisan.

Pertemuan keempat, Siswa pun sudah mulai dapat memahami dan manfaat dari pembelajaran apresiasi puisi dengan metode peta pikiran (mind mapping). Siswa terlihat mulai aktif dan antusias dalam pembelajaran ini. Kerja sama dalam kelompok terlihat kompak, walaupun mereka berdiskusi dalam kelompok namun setiap siswa membuat peta pikiran (mind mapping) secara individu. Beberapa siswa sudah berani tampil membaca puisi baik secara individu maupun kelompok.

Adapun hasil peta pikiran (mind mapping) yang dibuat siswa ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1. Hasil Peta Pikiran (Mind Mapping) Mengapresiasi Puisi Siklus I Jumlah Siswa

No Unsur-unsur peta pikiran yang harus ada

1 2 Tercapai

1. Menggunakan gambar atau foto sebagai

ide sentral 20 20 50,00%

2. Menggunakan warna minimal tiga warna 22 18 55,00% 3. Menghubungkan cabang-cabang utama ke

gambar pusat, dan cabang tingkat dua,

tiga dan seterusnya 20 20 50,00%

4. Menggunakan garis hubung yang

melengkung 21 19 52,50%

5. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap

garis 22 18 55,00%

Penilaian kemampuan apresiasi sastra siswa harus memenuhi tiga ranah penilaian yaitu tingkat pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan. Untuk mengetahui keberhasilan siswa belajar sastra ada empat tingkatn tes yang bersifat pengukuran yaitu: (1) tingkat informasi; (2) tingkat konsep; (3) tingkat perspektif; dan (4) tingkat apresasi. Untuk mengetahui hasil tes tertulis unsur-unsur apresiasi puisi di akhir siklus I ini, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Hasil Tes Mengapresiasi Puisi Siklus I

No. Judul Puisi Tingkat Aspek yang Dinilai

Informasi Konsep Perspektif Apresiasi 1. Gerimis Pagi Ini 20 20 20 20

Tercapai 50,00% 50,00% 50,00% 50,00%

Berdasarkan hasil tebel tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan apresiasi siswa terhadap puisi baru mencapai 50,00%. Ada peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM (70,00) dari sebelum dilaksanakannya tindakan hanya 17 siswa (42,50%), setelah dilaksanakan tindakan siklus I menjadi 20 siswa (50,00%) dari 40 siswa. Kenaikan baru mencapai 7,50% (3 siswa). Siswa yang mendapat nilai dibawah KKM masih cukup banyak yakni 20 siswa (50,00%). Nilai rata-rata sebelum tindakan 60,25 dan setelah tindakan Siklus I baru mencapai 65,50. Angka tersebut masih berada dibawah KKM yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya perolehan hasil belajar apresiasi puisi siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 3. Hasil Belajar Mengapresiasi Puisi Siswa Siklus I

NILAI

NO. NIS NAMA

Pratindakan Siklus I 1 14960 Ahkam Ronny 70* 70* 2 14961 Ahmad Firdaus 70* 70* 3 14962 Ainun Jariyah 60 65 4 14963 Ajeng Fajriani N. 70* 75* 5 14964 Andry Gojaya 55 65 6 14965 Anisa Fahrina A. 70* 70* 7 14966 Asep Nugraha 60 `70* 8 14967 Bagus Baskoro K. 70* 70* 9 14968 Bima Baikuni 70* 75*

10 14969 Bryan Tri Gutama 50 60

11 14970 Dewi Hardiyanti 50 60

12 14971 Donny Setiawan 70* 70*

13 14972 Fenny Florencia A. 75* 80*

14 14973 Fesilia Isabela Dom 70* 70*

15 14974 Gama Aulia Arifin 55 60

16 14975 Grace Franita K. 70* 70*

17 14976 Halimatus Sa'diyah 55 60

18 14977 Imanuel Maryo Somba 50 60

19 14978 Jerniah Umayya 70* 70*

20 14979 Julio Hadiyono 50 60

21 14980 Kartika Ayu Lestari 70* 70*

22 14981 Luluk Adilla R. 55 65

23 14982 M. Rizki Bachtiar 70* 80*

24 14983 Mira Rinienta Andiani 70* 70*

25 14984 Nazla Qonita 70* 80*

26 14985 Nenu Maria Ovi Sonia 50 50

27 14986 Nick Julio Siahaan 50 60

28 14987 Novy Prayogo 55 65

29 14988 Prasetyo Putra 70* 70*

30 14989 Rheza Giovanni 55 60

31 14990 Richard Simak 50 55

32 14991 Ridho Ulul Azmi 60 70*

33 14992 Sansan Candra 65 70*

34 14993 Sari Mayangningrum S. 45 50

35 14994 Tjeng Yogi Cenggoro 45 50

36 14995 Whenny 45 50 37 14996 Wilanda Ayu E. P. 50 60 38 14997 Yoas Pratama S. 50 50 39 14998 Yosephin Silvia K. P. 75* 85* 40 14999 Zelanio Olimpica H. 50 60 Rata-rata 60,25 65,50

Pratindakan: Mencapai nilai KKM 70 (15 siswa), di atas KKM (2 siswa) Siklus I: Mencapai nilai KKM 70 (14 siswa), di atas KKM (6 siswa)

Berdasarkan tabel di atas pada Siklus I ini ada peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM (70,00) dari 17 siswa (42,50%) menjadi 20 siswa (50,00%) dari 40 siswa. Kenaikan baru mencapai 7,50%. Siswa yang belum memenuhi nilai KKK 20 siswa (50,00%). Nilai rata-rata sebelum pratindakan 60,25 dan setelah Siklus I baru mencapai 65,50. Angka tersebut masih berada dibawah KKM yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya nilai kemampuan apresiasi puisi dan nilai ketuntasan belajar yang diperolehan pada siklus I dapat digambarkan dalam diagram berikut:

100 57.5 42.5 100 50 50 7.5 0 20 40 60 80 100 Pratindakan Siklus I Jumlah Siswa Belum Tuntas Tuntas Peningkatan

Gambar 3. Diagram Peningkatan Ketuntasan Belajar Siklus I

75 45 60.25 85 50 65.5 5.25 0 20 40 60 80 100 Pratindakan Siklus I Tertinggi Terendah Rata-rata Peningkatan

4) Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dan uji kompetensi yang dilakukan peneliti dan guru pada tindakan siklus I ini, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran belum optimal, karena guru belum sepenuhnya menguasai kelas. Guru agak kesulitan dalam memberikan bimbingan, karena harus mondar-mandir menghampiri dan mengatasi hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kesulitan lainnya adalah karena selama ini guru dan siswa belum pernah menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) dalam pembelajaran apresiasi puisi.

Berdasarkan analisis tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan ini belum terpenuhi. Dengan demikian kegiatan pembelajaran ini perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Untuk siklus berikutnya perlu dikaji ulang rancangan pembelajaran apresiasi puisi yang telah dibuat oleh guru sesuai permasalahan pada siklus I.

Hasil pengamatan dan evaluasi terhadap pelaksanaan skenario pembelajaran pada siklus I, pada bagian pendahuluan dalam setiap kegiatan pembelajaran, guru selalu menyampaikan apersepsi berupa pernyataan-pernyataan dan pertanyaan singkat, sehingga siswa tertarik, termotivasi, siap menerima dan terlibat dalam aktivitas pembelajaran.

Pada kegiatan inti pembelajaran ini adalah pemberian tugas kelompok dan individu yang harus dikerjakan dalam kelompok. Dalam kegiatan pembelajaran ini guru perlu memberikan penghargaan terhadap kelompok atau individu yang dapat mengerjakan tugas dengan baik sehingga siswa termotivasi dalam

pembelajaran. Sedangkan pada akhir pembelajaran guru selalu merangkum atau menyimpulkan materi pelajaran sebagai penguatan dan motivasi siswa. Selain hal tersebut guru dan siswa juga melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b. Siklus II 1) Perencanaan

Berdasarkan hasil uji kompetensi dan refleksi pada siklus I, disusunlah rencana tindakan kelas untuk siklus II. Rencana tindakan dimulai dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tujuan pembelajaran difokuskan pada menemukan dan memahami fungsi majas, kata-kata bermakna konotasi, kata-kata lambang, verifikasi, mengetahui tata wajah (tipografi) puisi, memahami tema, perasaan (feeling), nada dan suasana, serta amanat (pesan) puisi.

Skenarioa pembelajaran sama dengan pembelajaran pada siklus I, namun pada siklus II pemberian tugas pada siswa adalah tugas individu, jadi siswa tidak berkelompok. Pada siklus I sebelum membuat kerangka peta pikiran secara individu, siswa secara berkelompok dan berdiskusi merumuskan unsur-unsur peta pikiran (mind mapping) dan menyatukan hasil pemahaman mereka terhadap unsur-unsur puisi dalam satu peta pikiran dan satu kesimpulan hasil apresiasi puisi tersebut. Jadi pada siklus II semua kegiatan yang ditugaskan kepada siswa adalah tugas individu.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini merupakan tindakan lanjutan dari siklus I, karena pembelajaran pada siklus I belum mencapai hasil sesuai rencana yang telah ditetapkan. Pembelajaran pada siklus II ini sama dengan pembelajaran

pada siklus I, dilaksanakan empat kali pertemuan. Materi yang dipilih adala puisi yang dinyanyikan, pada pertemuan pertama berjudul “Menjaring Matahari” dan pada pertemuan kedua puisi berjudul Masih Ada Waktu kedua puisi tersebut dinyanyikan sendiri oleh penyairnya Ebiet G. Ade.

2) Pelaksanaan Tindakan a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama hari Senin, 6 Oktober 2008, jam pelajaran keempat pada pukul 09.45 – 10.30 Wita. Kegiatan awal pertemuan pertama siklus II ini adalah guru melakukan apersepsi untuk menarik minat dan motivasi siswa dengan memberikan pernyataan dan pertanyaan-pertanyaan singkat tentang materi yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Selain hal tersebut guru juga menyampaikan standar kompetensi yang dipelajari dan kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa setelah pembelajaran selesai yaitu kemampuan mendengarkan puisi dan mendiskusikannya. Pada kegiatan awal ini guru mempersilakan peneliti untuk menjelaskan kembali tentang metode peta pikiran (mind mapping). Kemudian kesempatan bertanya diberikan kepada siswa.

Pada kegiatan inti siklus II ini, guru menyampaikan tentang tugas yang dilaksanakan siswa secara individu, baik pembuatan peta pikiran, menemukan unsur-unsur struktur lahir, dan unsur-unsur struktur batin puisi maupun menafsirkan makna puisi. Tujuan pembelajaran difokuskan mendengarkan puisi yang dinyanyikan oleh penyairnya sendiri Ebiet G. Ade yang berjudul “Menjaring Matahari”. Siswa diberi tugas untuk menemukan dan memahami fungsi majas, kata-kata bermakna konotasi, kata-kata lambang, versifikasi,

mengetahui tata wajah (tipografi) puisi, memahami tema, perasaan (feeling), nada dan suasana, serta amanat (pesan) puisi. Sedangkan pada akhir pembelajaran guru selalu merangkum atau menyimpulkan materi pelajaran sebagai penguatan dan motivasi siswa. Selain hal tersebut guru dan siswa juga melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa, 7 Oktober 2008, jam pelajaran kelima dan keenam pada pukul 10.30 – 11.15 Wita. Guru mengucapkan salam dan

Dokumen terkait