• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

C. Pelaksanaan Tradisi Sedekah Desa

Adapun acara-acara dalam pelaksanaan tradisi sedekah desa di desa Karangjati kecamatan Wonosegoro dengan kegiatan sebagai berikut:

1. Satu hari sebelum dilaksanakannya malam puncak acara sedekah desa, pada malam harinya para bapak-bapak di desa Karangjati berkumpul di makam eyang Atmo Sumitro untuk melakukan tahlilan bersama. Hal ini dilakukan sebagai bentuk ungkapan terima kasih kepada Sesepuh desa

Karangjati yang sudah wafat. Tahlilan ini dilakukan semata-mata untuk mengirimkan doa bukan untuk hal-hal yang madharat, seperti menyembah dzat selain Allah SWT.

2. Setelah acara tahlilan selesai, para bapak-bapak di desa Karangjati bersama melakukan upacara pagar desa, yakni berdoa bersama yang dipimpin oleh pemuka agama di desa Karangjati dengan maksud untuk memohonkan kesejahteraan dan rasa aman juga bentuk rasa syukur warga desa Karangjati atas nikmat yang melimpah dari Allah SWT.

3. Setelah upacara pagar desa selesai, barulah para bapak-bapak melakukan tradisi Kirab atau dalam bahasa indonesia disebut dengan iring-iringan yang dilakukan oleh bapak-bapak di desa karangjati. Upacara semacam ini biasa dilakukan pada jam satu malam, dimana para bapak-bapak berbondong-bondong mengitari desa Karangjati sembari bersholawat dan berdzikir bersama.

4. Barulah sampai di puncak acara pelaksanaan sedekah desa, yaitu pada tanggal 1 Muharrom. Pada siang harinya sebelum malam puncak acara, biasanya dilaksanakan acara bersih desa, yang dibersihkan adalah lingkungan tempat pagelaran wayang, ini dimaksudkan agar sekitar tempat acara nampak bersih dan indah. Kegiatan pembersihan ini dilaksanakan secara gotong-royong/kerja bakti. Kegiatan bersih-bersih ini hanya dilakukan oleh bapak-bapak saja dan para remaja laki-laki yang ikut berpartisipasi dalam acara ini. Oleh masyarakat sekitar pelaksanaan bersih- bersih di lingkungan kantor balai desa Karangjati ini biasa disebut dengan

bersih desa atau merti desa.

5. Pada malam puncak acara sedekah desa ini terdapat banyak sekali pertunjukan atau hiburan yang ditampilkan. Dilaksanakannya hiburan seperti : Pengajian dan juga pertunjukan Wayang Kulit yang didalangi oleh Bapak Sumitro yang bertempat tinggal di kecamatan Karanggede. 6. Pada siang harinya setelah malam puncak acara berlangsung barulah

desa Karangjati yang juga merupakan pertunjukan terakhir atau penutupan acara tradisi sedekahan desa Karangjati.

Bagaimana tanggapan warga tentang tradisi sedekah desa ini? warga wawancara dengan bapak Sanusi (warga) tentang acara sedekah desa di Karangjati kecamatan Wonosegoro kabupaten Boyolali beliau menjawab saya senang sekali dengan adanya kegiatan sedekah desa. Apakah pelajaran yang dapat diambil tentang tradisi sedekah? mengerti keberagaman sebab banyak sekali tradisi yang berbeda antara satu dusun dengan dusun yang lain akan tetapi maksud dan tujuannya sama, juga menghargai satu sama lain, dan rasa kebersamaan yang erat. Bagaimana suasana tradisi sedekah desa ini? Sangat ramai sekali. Antusiasme warga desa yang tinggi, juga banyak para pedagang yang berjualan di area puncak acara sehingga menarik perhatian para anak- anak kecil yang ikut dalam acara ini.

Senang tidak dengan diadakanya sedekah desa? Senang. Kepanitiaan yang dibentuk dan juga dapat menumbuhkan semangat berdemokrasi warga masyarakat melalui kegiatan musyawarah/mufakat, dalam merencanakan kegiatan sedekah desa. Masyarakat juga bisa mengambil pelajaran berharga bagaimana cara menerima pendapat orang serta tidak merasa bahwa pendapatnya paling benar sendiri, karena ajaran Allah itu Rohmatan Lil

‘alamiin yang artinya rahmat bagi seluruh alam.

Kami sangat senang sekali dengan acara sedekah desa yang diselenggarakan ini, banyak sekali warga dari desa lain untuk mengunjungi dan menyaksiakan acara, banyak juga para pedagang baik penjual makanan minuman dan mainan anak-anak, barang kebutuhan masyarakat. Kebanyakan pedagang sudah datang sehari sebelum pelaksanaan sedekah desa untuk memilih lokasi berjualan yang strategis, dengan harapan dagangan yang dibawanya cepat laris.

1. Sejarah Tradisi Sedekah Desa

Sejarah tradisi sedekah desa Karangjati adalah bentuk syukuran adat desa sejak dahulu dan merupakan suatu tradisi secara turun temurun yang

tidak diketahui kapan dimulai awalnya, yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali pada tanggal satu Muharrom atau pada malam tahun baru islam. 2. Prosesi Tradisi Sedekah Desa

Pagi hari pada tanggal 1 Muharrom pukul 08:00 WIB yang bertempat di kantor balai desa Karangjati, masyarakat dari seluruh desa berkumpul bersama degan membawa ambengan sendiri-sendiri dikumpulkan menjadi satu, setelah semua warga berkumpul kemudian kyai mengajak kepada seluruh warga untuk berdoa bersama membaca tahlil, setelah tahlil selesai makanan yang dibawa tersebut dimakan secara bersama-sama, disinilah letak kebersamaan yang terjalin antar warga karena setiap warga saling bertukar makanan (ambengan) yang dibawa dengan warga lain, jadi setiap warga berhak memakan makanan yang dibawa oleh warga lain.

Kemudian ba’da dzuhur sekitar pukul 13:00 WIB dimulailah acara demi acara yang bertempat di balai desa Karangjati yang terletak di dusun Seling, desa Karangjati. Dari mulai pertunjukan seni tari yang ditampilkan oleh Sri Utami (20 tahun) yang merupakan mahasiswi Universitas Negeri Semarang yang bertempat tinggal tidak jauh dari kantor balai desa Karangjati. Setelah pertunjukan seni tari selesai, dilanjutkan dengan hiburan reog ponorogo.

Adapun Nilai-nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam Tradisi Sedekah Desa di Karangjati kecamatan Wonosegoro kabupaten Boyolali meliputi:

a. Nilai Musyawarah

Dalam penyelenggaraan tradisi sedekah desa ini, sangat menjunjung tinggi nilai musyawarah. Hal ini ditunjukkan pada saat sebelum diselenggarakannya tradisi sedekah desa tersebut, dibentuk panitia secara musyawarah, yang dinamakan rembug desa antara warga masyarakat dengan perangkat desa. Dalam musyawarah tersebut dibicarakan mengenai susunan kepanitiaan, juga bagaimana cara

mencari dana untuk penyelenggaraan dan sistematika pelaksanaan tradisi sedekah desa yang akan digelar.

b. Nilai Persatuan dan Kesatuan

Tradisi Sedekah Desa yang diselenggarakan di desa Karangjati ternyata dapat menggalang persatuan dan kesatuan warga setempat. Sebagai warga dusun Penggung desa Karangjati yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, mempunyai anggapan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri sebab membutuhkan bantuan orang lain juga dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat.

c. Nilai Pengendalian Sosial

Tradis Sedekah Desa selain merupakan suatu upaya warga masyarakat Dusun Penggung Desa Karangjati dan sekaligus memberikan penghormatan dan ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga sebagai upaya untuk menjaga solidaritas dan kondisi sosial kemasyarakatan antar warga di dusun Penggung desa Karangjati. d. Nilai Kearifan Lokal

Tradisi Sedekah Desa yang dilakukan masyarakat Dusun Krajan Desa Karangjati mempunyai kearifan lokal tradisi yang dapat dilestarikan. Sebelum pelaksanaan sedekah Desa pada tanggal 1

Muharrom diadakan kerja bakti membersihkan lingkungan.

Pelaksanaan tradisi ini juga sangat besar manfaatnya bagi kelestarian budaya yang terdapat di dusun Penggung desa Karangjati.

e. Nilai Kerjasama/Gotong Royong

Nilai gotong royong dalam upacara Tradisi Sedekah Desa ini telihat dalam pelaksanaan atau penyelenggaraan yang dilakukan bersama-sama antara warga masyarakat dusun Penggung desa Karangjati dan sekitarnya, baik sebelum maupun setelah pelaksanaan tradisi sedekah desa ini berlangsung.

f. Nilai Syukur

Nilai syukur pada pelaksanaan tradisi sedekah desa ini diwujudkan dengan melakukan kegiatan tahlil dan pengajian sebagai ungkapan

syukur atas karunia dan berkah Allah SWT kepada masyarakat desa Karangjati. Nilai syukur tersebut termasuk ke dalam nilai pendidikan sosial dikarenakan pada pelaksanaannya dilakukan secara bersama- sama antar warga dalam bentuk tradisi di dalam masyarakat.

g. Nilai ibadah

Dalam acara Sedekah di desa Karangjati, terdapat acara tahlilan atau membaca doa yang dilakukan secara bersama-sama. Tahlil untuk mendoakan arwah masing-masing keluarga dan sesepuh desa merupakan suatu bentuk ibadah, dan bentuk penghormatan warga masyarakat dalam menghargai jasa orang tua atau sesepuh desa yang telah wafat.

h. Nilai Aqidah

Keyakinan bahwa yang memberikan rizki dan yang telah menjaga keselamatan hasil tanam adalah Allah, merupakan nilai aqidah dalam acara Sedekah Desa di Karangjati. Nilai aqidah ini menjadi sangat penting, karena masyarakat jawa yang dahulu mengadakan sedekah desa karena faktor agama Hindu dan Budha, setelah masyarakat meyakini bahwa sedekah desa merupakan suatu bentuk keyakinan bahwa yang memberikan keselamatan atas hasil panen yang melimpah adalah Allah SWT.

Oleh karena itu Tradisi Sedekah Desa yang menyangkut kegiatan seluruh warga ditujukan untuk kepentingan bersama. Hal ini disebabkan karena tradisi tersebut merupakan kepentingan bersama, memberikan kesejahteraan, ketentraman dan keselamatan warga dusun Penggung desa Karangjati. Nilai persatuan dan kesatuan yang ada sehubungan dengan adanya tradisi Sedekah Desa dapat pula terlihat pada waktu pelaksanaan doa bersama.

i. Nilai pendidikan Sosial

Nilai pendidikan sosial tercermin pada pelaksanaan pagelaran wayang, nampak sekali pada cerita yang didalamnya disisipkan pesan moral dan nilai-nilai pendidikan sosial, terutama agar menghormati

orang tua, senantiasa bersyukur, senantiasa menjaga kekerabatan antar warga desa dan tidak melupakan jasa para sesepuh desa demi terciptanya kondisi sosial masyarakat yang aman, tentram dan sejahtera.

BAB IV

Dokumen terkait