• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

B. Prosesi Tradisi Sedekah Desa

Sistematika pelaksanaan tradisi sedekah desa ini dimulai dari jauh-jauh hari. Yakni tujuhhari sebelum malam pelaksanaan puncak tradisi sedekah desa ini dimulai, sudah dilakukan kegiatan tahlilan di makam Eyang Atmo Sumitro, kegiatan ini dilakukan untuk mendoakan arwah cikal bakal desa Karangjati juga orang-orang terdahulu yang sudah berjasa dalam perkembangan dan pembangunan, serta kesejahteraan dan ketentraman hidup masyarakat di desa Karangjati.

Setelah acara tahlilan bersama selesai, kemudian dilanjutkan berjalan bersama mengelilingi desa Karangjati yang dilakukan oleh seluruh warga yang ikut berpartisipasi dalam acara tahlilan di makam Eyang Atmo Sumitro, kegiatan semacam ini sering disebut dengan upacara pagar desa oleh masyarakat setempat.

Puncak pelaksanaan tradisi sedekahan ini dilakukan pada pagi hari tanggal 1 Muharrom menyesuaikan perhitungan hari menurut kalender islam. Dilaksanakan pada pagi hari pukul 08:00 WIB, masyarakat berkumpul bersama dengan membawa ambengan sendiri-sendiri yang kemudian dikumpulkan menjadi satu, setelah semua warga berkumpul kemudian kyai mengajak kepada seluruh warga untuk berdoa bersama membaca tahlil, setelah tahlil selesai makanan yang dibawa tersebut dimakan secara bersama- sama, disini makanan yang akan dimakan tidak miliknya sendiri melainkan yang dibawa orang lain atau sedekahan milik orang lain, karena pada pelaksanaannya termasuk tradisi tukar-menukar ambengan maka kemudian disebut dengan tradisi sedekahan.

Pagi hari pukul 08:00 WIB, seluruh warga masyarakat khususnya kepala keluarga dari tiap-tiap dusun diminta untuk berkumpul di rumah bapak

kadus masing-masing dengan membawa sedekahan dalam bentuk tumpeng atau yang sering disebut dengan bancakan oleh masyarakat setempat. Setelah semua kepala keluarga berkumpul di rumah kepala dusun masing-masing, selanjutnya dilaksanakan berdoa bersama yang dipimpin oleh kyai/pemuka agama setempat, doa yang dibacakan diantaranya bacaan tahlilan bersama kemudian setelah tahlil selesai dilanjutkan doa yang dipimpin oleh kyai tersebut.

Setelah itu warga diminta untuk menikmati sedekahan yang telah dibawanya dari rumah, dan makan bersama, biasanya pada acara ini kepala dusun menyediakan ayam potong yang sering disebut dengan ingkung oleh masyarakat setempat, untuk kemudian dibagikan secara merata kepada seluruh kepala keluarga yang datang.

Setelah acara doa bersama di tempat kadus selesai, kemudian warga masyarakat secara berbondong-bondong berkumpul di balai desa Karangjati untuk memulai pemasangan tenda juga menyiapkan tempat yang akan dipergunakan untuk pementasan wayang yang akan dilaksanakan mulai pukul 22:00 WIB sampai selesai. Warga juga diminta untuk menyiapkan tempat transit atau tempat istirahat untuk dalang.

Tujuan diadakan sedekah desa adalah untuk menggalang dan memperkokoh persatuan warga desa, melestarikan adat istiadat dan budaya jawa khususnya yang ada di desa Karangjati, memberikan wacana pembelajaran bagi generasi muda agar tidak lupa akan sejarah dan kebudayaan masyarakat setempat, sebagai ajang silaturrahmi antar warga desa, sabagai sarana penghormatan bagi para pendiri desa dan tokoh agama, juga masyarakat yang telah berjasa atas perkembangan dan pembangunan dusun, dan sebagai sarana penghormatan bagi leluhur warga desa.

Demikian halnya dengan tradisi sedekah desa, sebagai warisan kebudayaan masyarakat yang sampai sekarang masih dilaksanakan dalam masyarakat tentu mendasarkan pada nilai sosial dan nilai luhur, yang ada didalamnya, yang didukung oleh seluruh warga dan masyarakat. Biasanya acara tradisi sedekah desa ini, setiap kepala keluarga dimintai iuran berupa

uang, selanjutnya uang tersebut disetorkan kepada ketua RT setempat dan kemudian dikumpulkan kepada penyelenggara tradisi sedekah desa agar dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti penyewaan tenda, konsumsi, dan untuk mengundang dalang dalam acara pagelaran wayang.

Tradisi sedekahan desa ini sebenarnya jauh-jauh hari sudah direncanakan dan banyak acara yang dilakukan untuk menyambut puncak acara tradisi tersebut. Lima hari sebelum puncak acara tradisi sedekahan ini para warga yang didominasi oleh bapak-bapak selaku kepala rumah tangga secara bersama-sama melakukan kegiatan pagar desa. Yakni berjalan secara bersama-sama mengelilingi desa Karangjati dengan membaca dzikir dan shalawat nabi. Biasanya kegiatan semacam ini dilakukan ketika pertengahan malam, karena pada waktu tersebut merupakan waktu yang tepat untuk pergantian hari maupun tahun.

Pada malam sebelum pelaksanaan puncak acara tradisi sedekahan desa, para kepala rumah tangga di desa Karangjati secara bersama-sama melakukan ziarah kubur ke makam Eyang Atmo Sumitro untuk kemudian berdoa bersama yang dipimpin oleh sesepuh desa setempat atau pemuka agama di desa Karangjati. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan pada tujuh hari sampai dengan sepuluh hari sebelum malam puncak acara tradisi sedekahan.

Dasar dari tradisi sedekah desa ini adalah ajaran islam, bukan melestarikan ajaran Hindu, Budha, maupun yang lainnya, mengirim doa melalui sedekah dengan membawa ambengan atau sedekahan hanya semata- mata sebagai bentuk rasa syukur dan ingin berbagi antar sesama warga masyarakat, sebagai lantaran disedekahkan kepada orang lain, kemudian cara berdoanya pun secara berjamaah, masyarakat yakin apabila ada 40 orang atau lebih berdoa maka doanya pun akan sampai dan malaikat akan datang menyaksikan orang-orang yang berdoa dan para malaikat pun memintakan pengabulan kepada Allah atas doa tersebut.

Panitia dari Tradisi sedekah desa ini adalah bapak Sunari dari desa Karangjati, beliau ini adalah salah satu anggota dari perangkat desa di Karangjati, yang dibendaharai oleh bapak Ahyani, selain itu juga terdapat

panitia dusun serta kepala desa maupun perangkat dan seluruh perwakilan dalam musyawarahnya tiap kepala keluarga dimintai bantuan iuran atau sedekahan berupa uang sebesar Rp 10.000,00 ini untuk semua kalangan umum tanpa membedakan kalangan menengah ke bawah maupun kalangan menengah ke atas.

C. Nilai-Nilai Pendidikan Sosial dalam Tradisi Sedekah Desa Di Karangjati

Dokumen terkait