BAB I LATAR BELAKANG
10. Rancangan dan Implementasi Video Conference
3.2 Sub Direktorat Data
3.2.4. Pelayanan dan Integrasi Basis Data dan Pengembangan Sistem Integrasi
3.2.3. Kegiatan Integrasi Data, Pengembangan Data Warehousing, dan OLAP Pada tahun 2012, IPB menargetkan Prima Prestasi. Untuk mendukung target IPB meraih Prima Prestasi, maka salah satu kegiatan DKSI pada tahun 2012adalah Integrasi Data, Pengembangan Data Warehousing, dan OLAP. kegiatan pengembangan ini perlu dilakukan sebagai peningkatan dan keberlanjutan dari kegiatan sebelumnya dengan judul
3.2.4. Pelayanan dan Integrasi Basis Data dan Pengembangan Sistem Integrasi Manfaat dari kegiatan ini antara lain :
1. Adanya kemudahan dan kecepatan transaksi secara tersistem untuk mendukung kebutuhan institusi melakukan perencanaan, pengambilan keputusan, dan pemantauan berbasis kepada fakta dan informasi.
2. Terpeliharanya keutuhan integritas dan kebaharuan serta konsistensi database institusi pada sistem informasi IPB.
3. Kemudahan pemeliharaan sistem transaksi institusi dalam mencapai keunggulan kompetitif secara berkelanjutan.
Tujuan secara umum dari kegiatan‐kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 56 1. Tercapainya keandalan kecepatan, keamanan, dan keberlangsungan data dan
informasi.
2. Meningkatnya jangkauan dan keterbukaan akses informasi bagi semua pemangku kepentingan (stakeholders) IPB.
3. Meningkatnya pemanfaatan sistem dan teknologi yang dikembangkan dengan lebih optimal oleh masyarakat internal dan eksternal IPB.
4. Terwujudnya keterpaduan, kesesuaian, keterhubungan, kompatibilitas, validitas dan keutuhan aplikasi, data dan informasi di lingkungan IPB.
5. Sebagai implementasi dari Grand Design TIK IPB yang telah disusun pada tahun anggaran 2011.
Tujuan khusus dari kegiatan‐kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Teridentifikasinya seluruh kebutuhan data institusi untuk kebutuhan transaksional dan manajerial.
2. Terbangunnya basis data terpadu dari keseluruhan data yang teridentifikasi dari keluaran pertama.
3. Terbangunnya aplikasi bisnis transaksional yang menggunakan basis data yang telah dikembangkan.
4. Terbangunnya sistem analisis dan laporan online.
Integrasi data merupakan serangkaian proses yang melakukan ekstrak atau penangkapan data, restrukturisasi, pemindahan, dan pemuatan atau publikasi data, baik dalam penyimpanan data operasional ataupun analisis, dalam mode real time atau mode batch. Dalam bidang manajemen informasi, integrasi data adalah pekerjaan yang paling rumit. Kerumitan ini merupakan hasil dari keharusan menggabungkan data yang serupa dari sistem sumber yang berbeda ke dalam satu simpanan data yang konsisten dan umum untuk digunakan oleh pengguna bisnis dan teknologi.
Terdapat beberapa metode/pola yang berbeda dalam mengintegrasikan data, yaitu:
1. Integrasi data transactional : berfokus pada bagaimana transaksi dibuat, diperbarui, dimodifikasi, dan dihapus.
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 57 2. Integrasi data bussinees intelligence: Berfokus pada koleksi transaksi dan
membentuk mereka menjadi struktur basis data yang memfasilitasi analisis.
Dalam proses melakukan integrasi database akan dianut Reference Architecture seperti yang tergambar pada Gambar3.8. Data Integration Reference Architecture dibuat dalam upaya merancang lingkungan untuk integrasi data, dan menyajikan cetak biru dalam hal pengembangan dan operasional.
Gambar 3.8. Data integration reference architecture.
Reference architecture untuk data integrasi yang terlihat pada Gambar 3.9.
mendefiniskan proses dan lingkungan yang mendukung penangkapan, pengecekan kualitas, pemrosesan, dan pergerakan data baik berbentuk transaksional atau bulk terhadap satu atau banyak target.
Data integration reference architecture menyajikan dasar atau cetak biru untuk memecah proses‐proses yang ada menjadi komponen yang bersifat diskret, modular, dan fleksibel. Salah satu prinsip kunci arsitektural yang digunakan untuk meningkatkan modularitas dan fleksibilitas adalah dengan mengenkapsulasi data dan fungsi dalam staging layers menggunakan file format umum menggunakan data subject areas pada target data model.
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 58 Gambar 3.9. Penggunaan subject area files untuk menyajikan layer enkapsulasi
Pemilihan arsitektur ini didasarkan juga pada kemampuannya melakukan skalabilitas dengan pola seperti yang tergambar pada Gambar 3.10.
Gambar 3.10. Perluasan lingkungan integrasi data menggunakan platform hardware
majemuk.
Arsitektur integrasi data mengandung layer konseptual proses dan landing zones yaitu Proses Extract/Subscribe Æ Initial Stage, Proses Data Quality Æ Clean Staging, Proses Transformation Æ Load Ready Publish, dan Proses Load.
a. Proses Extract/Subscribe
Merupakan proses menangkap data, transaksional atau bulk, terstruktur atau tidak terstruktur, dari berbagai sumber dan menempatkannya pada initial
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 59 staging area. Tahapan ini merupakan tahapan terlama karena melibatkan banyak pihak. Prinsip‐prinsip yang akan dilakukan pada tahapan ini adalah
1. Read Once, Write Many
Tujuan dari prinsip ini adalah memiliki hanya satu komponen data integrasi untuk tiap sumber data seperti pada Gambar 3.11. dengan memilih Best‐Practice Extract Approach
Gambar 3.11. Pendekatan tradisional vs best‐practice extract
2. Grab Everything
Ketika mengembangkan kebutuhan ekstraksi, memang lebih mudah untuk fokus hanya mengekstrak field yang dibutuhkan untuk aplikasi atau database. Namun praktik terbaiknya adalah mengevaluasi sumber data dan keseluruhannya dengan mempertimbangkan pengekstrakan data‐data yang potensial memiliki relevansi untuk saat ini dan untuk kebutuhan masa mendatang. Hal ini digunakan untuk mengantisipasi jika aplikasi yang ada perlu dikembangkan. Gambar 3.12.
memberikan gambaran proses pada tahapan ini.
Gambar 3.12. Staging keseluruhan file, dan mengeluarkan data yang hanya diperlukan oleh sebuah aplikasi.
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 60
b. Initial Staging
Tahapan ini merupakan tahapan awal landing zone, di mana salinan data sumber ditempatkan sebagai hasil dari proses extract/subscribe. Tujuan obyektif dari tahapan ini adalah menempatkan sumber data dalam simpanan nonvolatile untuk mencapai tujuan “pull it once from source”.
Gambar 3.13 Initial Staging
c. Proses Data Quality
Pada proses ini dilakukan integrasi data yang mengkualifikasi dan membersihkan data, berbasis pada aturan teknis dan bisnis proses yang ada. Aturan atau kriteria kualitas data dibentuk sesuai dengan aturan yang dibentuk oleh proses bisnis dan kebijakan institusi. Beberapa hal yang menyebabkan lemahnya kualitas data antara lain: data yang tidak valid, data hilang, data tidak akurat, dan definisi yang tidak konsisten, seperti contoh pada Gambar 3.14.
Gambar 3.14. Contoh tipe data berkualitas buruk.
Proses data quality akan menghasilkan tiga tipe yaitu cleansed data files, reject data files, dan reject reports yang dapat dilihat pada Gambar 3.15.
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 61 Gambar 3.15. Checkpoint process Data Quality.
d. Clean Staging Landing Zone
Clean staging area merupakan landing zone berikutnya, dan didalamnya sudah mengandung clean data, flagged data, atau rejected data. Data yang ada bisa digunakan untuk proses transformasi atau dimuatkan langsung ke aplikasi tujuan.
Gambar 3.16. Penggunaan clean staging land zone
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 62
e. Proses Transformasi
Transformasi merupakan fungsi integrasi data yang memodifikasi data yang telah ada atau menciptakan data baru melalui fungsi semacam penghitungan atau agregasi
f. LoadReady Publish Landing Zone
Tahapan ini merupakan area staging yang mengolah file yang sudah target‐
specific, load‐ready seperti pada Gambar 3.17.
Gambar 3.17. Area staging yang mengolah file yang sudah target‐specific
g. Load/Publish Processes
Pada tahapan ini ditetapkan proses‐proses standar yang memuatkan pembaruan data secara transactional maupun bulk.
3.2.5 Pengembangan dan Pengelolaan IIRC (IPB Integrated Resources Center)