BAB I LATAR BELAKANG
10. Rancangan dan Implementasi Video Conference
3.2 Sub Direktorat Data
3.2.5. Pengembangan dan Pengelolaan IIRC
e. Proses Transformasi
Transformasi merupakan fungsi integrasi data yang memodifikasi data yang telah ada atau menciptakan data baru melalui fungsi semacam penghitungan atau agregasi
f. LoadReady Publish Landing Zone
Tahapan ini merupakan area staging yang mengolah file yang sudah target‐
specific, load‐ready seperti pada Gambar 3.17.
Gambar 3.17. Area staging yang mengolah file yang sudah target‐specific
g. Load/Publish Processes
Pada tahapan ini ditetapkan proses‐proses standar yang memuatkan pembaruan data secara transactional maupun bulk.
3.2.5 Pengembangan dan Pengelolaan IIRC (IPB Integrated Resources Center) http://iirc.ipb.ac.id sebagi pusat arsip digital IPB menggunakan DSpace sebagai mesinnya. Lebih difokuskan untuk penyimpanan arsip digital non ilmiah, dan merupakan salah satu upaya peningkatan ranking IPB dalam penilaian kinerja website universitas berbasis Webometrics.
3.2.6 Pengembangan dan Pengelolaan Repository Karya Ilmiah IPB, lokasi situs http://repository.ipb.ac.id. Salah satu upaya peningkatan rangking IPB di dunia yaitu dengan mengembangkan Repository Karya Ilmiah yang tersimpan secara digital antara lain berupa :
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 63 a. Disertasi
b. Tesis c. Skripsi
d. Artikel Penelitian baik yang dipublikasikan oleh IPB maupun oleh pihak lain
e. Jurnal Ilmiah f. Buku Panduan
g. Karya Tulis Mahasiswa h. Orasi Ilmiah Guru Besar
i. Tugas Akhir Mahasiswa Diploma
3.2.7. Authorize Testing Center
DKSI perlu mempersiapkan diri menjadi salah satu ATC di Indonesia yang melayani Sertifikasi Internasional untuk pengoperasian perangkat lunak Microsoft office 2003‐
2010 dan beberapa software lain seperti AutoDesk, Adobe, dll. Hal ini merupakan bagian dari upaya Prima Akreditasi yang diprogramkan IPB pada tahun 2011.
3.3. Sub Direktorat Jaringan dan Strategi Komunikasi 3.3.1. Master Plan 20082012
IPB memandang instrument Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan teknologi yang paling sesuai dalam mendukung pencapaian visi IPB dan dalam mengemban amanat Tri Darma Perguruan Tinggi. Dalam upaya perbaikan penyelenggaraan pendidikan, perbaikan manajemen institusi dan pengembangan riset dan teknologi, IPB menerapkan sistem Sentralisasi Administrasi dan Desentralisasi Akademik dan Riset (SADAR). Dalam sistem ini setiap unit atau departemen mendapatkan keleluasaan dalam hal pengembangan sistem akademik dan konsentrasi penelitian dalam cakupan visi IPB. Adapun pengelolaan administrasi institusi dilakukan secara terpusat, guna mencapai tata kelola institusi yang baik, transfaren, dan accountable (good governance). Pengabdian masyarakat adalah bagian yang terpenting dari eksistensi sebuah perguruan tinggi di tengah‐tengah masyarakat, seberapa besar peran serta impact‐nya dalam pembangunan masyarakat (society) dan budaya (culture). Salah satu media yang paling effective dalam penyebarluasan nilai‐nilai, gagasan, hasil riset, dan inovasi yang dikembangkan oleh
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 64 perguruan tinggi kepada masyarakat luas adalah melalui TIK. Dengan demikian pengembangan dan inovasi dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi senantiasa harus dilakukan demi menunjang proses bisnis dari IPB.
Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi teknologi terutama teknologi dan layanan jaringan merupakan suatu tahapan yang berkesinambungan, seperti digambarkan dalam network life cycle berikut ini:
Gambar 3.18. Network Life Cycle. (T. Diane , Paquet, 2005. Cisco Press)
Dalam network life cycle di atas tampak bahwa pengembangan jaringan merupakan proses berkelanjutan (continues improvement). Terdapat 6 (enam) tahapan dalam siklus hidup jaringan di atas:
• Plan phase
• Design phase
• Implement phase
• Operate phase
• Optimize phase
• Retirement phase
3.3.2. Infrastruktur
3.3.2.1. Jaringan IPB (JAIPONG “Jaringan Institut Pertanian Bogor Terintegrasi”)
Kekuatan yang dimiliki IPB dalam pengembangan lebih lanjut jaringan di Institut Pertanian Bogor adalah bahwa IPB telah memiliki infrastruktur jaringan dasar yang cukup memadai dengan media backbone fiber optik. Empat faktor utama dalam proses pengembangan jaringan agar dapat berfungsi sesuai peruntukannya dan
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 65 mendukung perkembangan institusi adalah (1) functionality, jaringan komputer harus dibangun sesuai dengan requirement dari owner sehingga dapat berfungsi sesuai dengan apa yang diharapkan, (2) scalability, dimana jaringan komputer harus dengan mudah dapat disesuaikan dengan perkembangan institusi, dengan kata lain ugradable dan expandable baik dari sisi kapasitasnya maupun teknologinya, (3) managebility, dalam hal ini jaringan komputer yang dibangun harus dengan mudah dapat dikelola, dimonitor, dan diaudit, dan (4) aspek security, jaringan harus dibangun dengan mempertimbangan aspek keamanan data dari berbagai threat yang mungkin. Model yang mudah untuk dijadikan rujukan dalam pembangunan jaringan komputer adalah model enterprise dimana jaringan dikembangkan dalam bentuk modular; enterprise campus, enterprise edge, dan thirdparty services, seperti ditunjukan pada Gambar 3.19.
Gambar 3.19. Jaringan komputer model enterprise
Berikut adalah definisi setiap modul pada model enterprise di atas:
• Enterprise Campus
Area ini terdiri atas semua fungsi yang dibutuhkan untuk operational IT dalam sebuah lokasi kampus. Enterprise campus terdiri atas infrastruktur jaringan, data center dan NOC (network operation center). Infrastruktur jaringan yang handal dikembangkan menggunakan model hierarki terdiri atas lapisan inti (core layer), lapisan distribusi (distribution layer), dan lapisan akses (access layer). Model hierarki memiliki keuntungan dibandingkan model flat (one layer) dalam hal
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 66 scalability, redundancy, performance, dan maintainability. Berikut adalah spesifikasi setiap lapisan:
1. Lapisan Inti (backbone)
- Menyediakan layanan uptime 100%;
- Memfasilitasi pertumbuhan jaringan;
- Menggunakan perangkat multilayer switch;
- Berkecepatan tinggi karena digunakan sebagai agregat link;
- Full routing dengan scale‐well routing;
2. Lapisan Distribusi
- Penerapan kebijakan traffics filtering dan access control;
- Routing antar VLAN pada lapisan akses;
3. Lapisan Akses
- Memberikan layanan koneksi user;
- Pembagian VLAN;
Berikut rancangan topologi JAIPONG “Jaringan Institut Pertanian Bogor Terintegrasi” dimana jaringan IPB meliputi semua lokasi baik kampus IPB darmaga maupun IPB Baranangsiang.
Gambar 3.20. Model Jaringan Enterprise Campus
• Enterprise Edge
Area ini memuat seluruh fungsi yang dibutuhkan untuk komunikasi antara enterprise campus dengan remote site, internet, dan ekstranet. Berikut adalah
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 67 rancangan interkoneksi layanan WAN untuk internet dan remote site (Kampus Baranangsiang, Taman Kencana, Gunung Gede, dan Cilebende). Dalam rancangan ini koneksi internet dirancang terbagi menjadi dua bagian yaitu International link (IX) dan Domestik Link (IIX). Dengan pembagian IX dan IIX maka alokasi bandwidth yang diterima IPB dapat lebih terjamin.
Gambar 3.21. Model Enterprise Edge
Jaringan ekstranet IPB merupakan interkoneksi IPB dengan institusi atau organisasi lain melalui kerjasama. Jaringan perguruan tinggi (INHERENT) dan Perbankan merupakan salah satu potensi jaringan ekstranet IPB. Terkait dengan INHERENT, IPB sudah seharusnya mendorong agar dapat meningkat statusnya dari sublocal node menjadi local node, sehingga dapat memfasilitasi interkoneksi perguruan tinggi di wilayah bogor ke dalam INHERENT.
Gambar 3.22. Jaringan INHERENT
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 68 3.3.2.2.Data Center
Selain infrastruktur jaringan, pada enterprise campus juga terdapat data center yang berfungsi sebagai pusat repository data institusi dan layanan baik internal maupun publik. Data center atau server farm dibagi dalam dua bagian dilihat dari sisi otorisasi data yaitu data center internal dan data center external (public access). Layanan informasi yang bersifat public seperti web service, mail service, dns service diletakan dalam data center external (DMZ area: demilitarized zone). Sedangkan data‐data yang terkait proses bisnis (non‐publics access) diletakan dalam data center internal (inside area).
Dari sisi pengalokasian resources terhadap perangkat fisik (hardware), arsitektur data center terbagi menjadi dua bagian
1. Isolated Application Environment
Pada model ini setiap aplikasi menggunakan resource hardware secara terpisah (standalone). Konsekuensi dari model ini adanya resource hardware yang tidak terutilisasi, sehingga terjadi inefisiensi dalam pemanfaatan resource.
Gambar 3.23. Isolated Application Environment
2. Virtualization Environment (Cloud Computing)
Investasi IT pada umumnya sebagian besar digunakan untuk keberlajutan layanan IT existing, dengan demikian jika efisiensi dan utilisasi resource data center dapat ditingkatkan, maka budget IT dapat dialokasikan pada program‐
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 69 program pengembangan dalam menunjang goal institusi. Dalam model kedua data center berorientasi pada layanan (service‐centric), yang dicapai dengan cara memperbaiki teknologi penyimpanan (storage), komputasi (computing) dan jaringan (network) berbasis virtualisasi. Berikut adalah contoh arsitektur data center yang mengadopsi virtualisasi:
Gambar 3.24. Virtualization Environment
Saat ini IPB masih mengadopsi model data center yang masih bersifat standalone based service. Kedepan secara bertahap adopsi teknologi virtualisasi urgent dilakukan IPB mengingat semakin banyaknya layanan aplikasi yang harus diberikan pada user, semakin besarnya resource hardware yang diperlukan, dan akan semakin besarnya inefficiency dan underutilized resource yang terjadi. Data recovery center dapat dijadikan pilot project untuk pengembangan virtualization based data center.
Di masa yang akan datang, infrastruktur aplikasi TI IPB akan berada dalam private cloud computing untuk memenuhi sifat‐sifat: scalable, elastic, reliable and secure. Cloud computing sendiri didefinisikan sebagai suatu proses penghantaran komputasi sebagai suatu layanan (bukan sebagai produk); di mana sumberdaya, perangkat lunak dan informasi diberikan pada komputer dan perangkat lain
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 70 sebagai utilitas. Kunci dari cloud computing ini terletak pada virtualisasi sumberdaya komputasi (infrastruktur, platform dan software). Virtualisasi yang akan dibentuk memiliki beberapa lapisan sebagai berikut, dari atas ke bawah seperti tampak pada contoh topologi datacenter berikut:
Gambar 3.25. Topologi Data Center
3. Disaster / Data Recovery Center (DRC)
Data center merupakan tempat repository data institusi dan segenap layanan TIK IPB yang merupakan aset tak ternilai yang dimiliki oleh IPB. Aset ini senantiasa harus dijaga integritasnya baik dari gangguan attacker maupun gangguan fisik yang menyebabkan keruksakan data ataupun terputusnya layanan. Disaster Recovery Center (DRC) merupakan sistem replikasi data center secara relatime, yang dapat mengambil alih posisi data center pada saat terjadi keadaan darurat.
Dalam standard International secara geografis jarak DRC dan Data Center primer kurang lebih 30 km. Berikut adalah topologi
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 71
DR DATA CENTER
Gambar 3.26. Topologi Data Recovery Center
3.3.2.3. Layanan Jaringan IPB 1. Layanan Internet
Dalam melayani kebutuhan bandwidth internet seluruh civitas akademika IPB, DKSI perlu terus melakukan pembenahan pada kualitas layanan Internet.
Peningkatan bandwidth dan perluasan kerjasama jaringan dengan pihak luar perlu dilakukan. Konsekuensi dari hal ini, agar konektivitas IPB dengan pihak eksternal lebih mudah dan fleksibel IPB seharusnya memiliki AS Number dan IP sendiri. Berikut rancangan jejaring IPB dengan Internet dan pihak ekstranet
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 72
Gambar 3.27. Arsitektur IPB dan Konfigurasi Interkoneksi Internet IPB.
2. Layanan Proxy
Proxy digunakan untuk mengelola layanan akses Internet. Kebijakan penggunakan internet dapat dienforce menggunakan layanan proxy. Proxy dipusatkan di rektorat denganmenggunakan beberapa buah engine sebagai proxy dan sistem Load Balancer. Dengan adanya proxy terpusat maka access policy bersifat sama untuk semua user dan system monitoring penggunaan layanan internet dengan mudah diimplementasikan. Berikut topologi proxy terpusat yang reliable:
Gambar 3.28. Topologi Proxy Terpusat
3. Sistem Single Sign On
Sistem single sign on merupakan system authentikasi terpusat yang dapat diakses oleh seluruh aplikasi dan user seperti tampak pada gambar 3.29. Sistem single sign on dibangun berdasarkan layanan directory service yang merupakan
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 73 sebuah layanan database ringan yang berfungsi untuk menyiman semua resource (sumber daya) network dari sebuah organisasi. Resource ini meliputi data network devices, end devices, dan data user. Data resource dalam database directory disusun dalam bentuk hierarki yang dapat disesuaikan dengan struktur organisasi real seperti pada gambar 3.30. Dengan tersedianya system single sign on maka pengembangan aplikasi jaringan dan aplikasi bisnis Institut Pertanian Bogor dapat dengan mudah dikembangkan.
Gambar 3.29. Model Autentikasi via LDAP.
Gambar 3.30. Struktur LDAP
4. Layanan Email
Email merupakan media komunikasi dan sekaligus identitas yang wajib dimiliki oleh masyarakat IT. Civitas akademika IPB memerlukan sistem email yang handal yang memberikan kepercayaa bagi user untuk menggunakannya. Beberapa komponen sistem mail yang mendukung terciptanya sistem mail yang handal:
MUA, MTA, Secure Protocol (smtps, imaps, pop3s, https), Antispam, Anti Virus,
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 74 dan yang penting adalah budaya user dalam menggunakan email. Gambar berikut adalah model pengembangan sistem email IPB yang reliable:
Gambar 3.31. Model Topologi Pengembangan Layanan Email
5. Layanan Voice / Audio
VoIP merupakan jaringan audio yang ditumpangkan pada jaringan TCP/IP yang diimplementasikan dengan menggunakan protol H.323 ataupun SIP. Teknologi voip akan sangat membantu dalam hal memenuhi kebutuhan komunikasi civitas akademika dengan biaya rendah, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan utilisasi resource infrastruktur jaringan yang ada. Berikut adalah rancangan jaringan VOIP terintegrasi dengan system single sign on:
Gambar 3.32. Contoh Rancangan jaringan VoIP.
6. Layanan Video
Salah satu bentuk layanan komunikasi video adalah video streaming dan video conference. Dengan video streaming, koleksi video ataupun realtime event di Institut Pertanian Bogor dapat dibroadcast secara online. Sedangkan dengan
VV VV
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 75 Video conference, virtual meeting antar Perguruan Tinggi atau dengan pihak external dapat dilakukan kapan saja, sehingga menghemat waktu dan biaya.
Layanan Video juga mendukung kegiatan tridarma perguruan tinggi IPB misalkan layanan konsultasi dengan masyarakat, menjalin kerjasama dalam berbagai bidang dengan pihak ekternal terutama dalam bidang penelitian dan akademik, kegiatan distance learning (join course, creadit earning), bahkan dapat mendukung layanan video broadcast IPB(missal TV IPB) dan lain‐lain. Berikut rancangan system komunikasi Video IPB meliputi berbagai perangkat (Multipoint Conference Unit, End Point, Streaming Server):
Gambar 3.33. Contoh solusi jaringan Video Conference dari Polycom.
7. Layanan Domain Name Sistem
Pengelolaan domain ipb.ac.id dan sub domainnya sudah dilakukan sendiri dengan menggunakan server dns yang berbasis OS linux. Dalam upaya meningkatkan reliabilitas jaringan dan mempermudah pemisahan jaringan inside dan outside, DNS server IPB sebaiknya dibagi menjadi 2 bagian: DNS public dan DNS local. Server DNS public, melayani request akses domain dari jaringan luar IPB, dan server DNS lokal melayani request domain dari jaringan lokal IPB.
Berikut topologi DNS IPB :
MCU
Streaming Server
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 76
public name server
Kebijakan penamaan domain merupakan hal yang penting dalam pengelolaan DNS, berikut rancangan naming policy:
ipb.ac.id
<unit>.ipb.ac.id <unit>= fakultas, departemen,
pusat, kantor, direktorat, upt
staff.ipb.ac.id
student.ipb.ac.id
<aplikasi>.ipb.ac.id <aplikasi>=iirc,lms,krs, kms, mail,
conference dll
<event>.ipb.ac.id
div.ipb.ac.id
journal.ipb.ac.id
lk.ipb.ac.id
Setiap unit kerja berada langsung dibawah domain ipb.ac.id
Setiap aplikasi level institusi berada langsung dibawah domain ipb.ac.id
Setiap event yang dilakukan oleh civa ipb berada langsung dibawah ipb.ac.id
Semua bagian dipool dalam subomain division.ipb.ac.id dan alias dibawah unit
Semua personal web staff IPB diletakan di bawah subdomain staff
Mail student dan personal web student diletakan di bawah subdomain student
Semua jurnal yang dikelola oleh ipb di bawah subdomain journal
Semua unit kegiatan mahasiswa berada dibawah subdomain lk
inov.ipb.ac.id
Setiap informasi mengenai produk inovasi dan atau paten civa IPB diletakan dibawah subdomain inovation
alumni.ipb.ac.id Mail dan personal web alumni IPB diletakkan pada subdomain alumni.ipb.ac.id
Gambar 3.35. Naming DNS
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 77 8. Layanan Hosting
Selain media publikasi berupa brosur, surat kabar, salah satu media yang sangat berperan dewasa ini adalah web site, dimana web site digunakan untuk mempublikasi informasi, produk‐produk, dan lain‐lain. Selain layanan hosting untuk website utama IPB www.ipb.ac.id, dksi memberikan layanan hosting bagi fakultas, unit ataupun departemen yang bisa digunakan untuk mengupload web site masing‐masing. Diperlukan multi server untuk pelayanan hosting
DB SERVER
Gambar 3.36. Pelayanan Hosting
1. Web1.ipb.ac.id: Digunakan untuk layanan web hosting unit, kandir, pusat‐
pusat penelitian,. Layanan yang bisa di berikan berbasis php, html, dan database mysql dan postgres
2. Web2.ipb.ac.id: Digunakan untuk layanan web hosting, departemen, fakultas. Sama dengan server web.ipb.ac.id juga melayani web content berbasis php, html, mysql dan postgres.
3. Web3.ipb.ac.id: Digunakan untuk layanan web himpro, bem, dan kegiatan mahasiswa di lingkungan IPB.
Layanan web ini, dipisahkan dengan beberapa server, karena melihat kapasistas dan trafik web unit, departemen yang semakin meningkat, yang semula hanya digunakan satu server untuk melayani semua departemen, unit dan fakultas. Masing‐masing server dengan kapasitas hardisk 1 Tb, dan memori 8 Ghz.
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 78 9. Learning Manajemen Sistem (LMS)
Dalam rangka mewujudkan layanan pengajaran berbasis TIK, maka IPB telah membangun LMS dan LCMS sebagai pusat manajemen dan repository data pengajaran. Tetapi dalam perkembangannya LMS dan LCMS tidak berkembang akibat kesulitan user dalam menggunakannya dan karena compatibilitas dengan berbagai teknologi saat ini yang kurang memadai. Sehingga perlu dikembangkan LMS/LCMS berbasis opensource yang mudah untuk diupdate.
10. Layanan Blog Staf, Mahasiswa, dan Alumni
Dalam upaya peningkatan budaya IT yang akan mendorong civitas akademika untuk berbagi pengetahuan dengan masyarakat sebagai wujud Tri Darma IPB, diperlukan sebuah media yang dapat digunakan untuk menuangkan berbagai ide, dan konten dalam bentuk personal journey. Layanan blog staf dan mahasiswa adalah solusi yang cukup tepat, dengan menggunakan layanan CMS multi user dan diintegrasikan dengan sistem single sign on akan sangat membantu memudahkan user untuk memanfaatkannya. Berikut rancangan blog civitas IPB
Gambar 3.37. Rancangan Blog Civitas IPB
11. Integrasi IPV6
Dalam waktu dekat ini jaringan komputer seluruh dunia akan melakukan transisi dari jaringan dengan protokol IPV4 ke protokol IPV6, hal ini disebabkan karena alamat IP yang disediakan oleh IPV4 telah habis. Sehingga untuk pengembangan jaringan berikutnya akan menggunakan protokol IPV6. Dalam rangka mempersiapkan diri dalam penggunaan teknologi baru ini, maka IPB sejak dini harus sudah memiliki strategi implementasinya.
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 79
A. Gedung DRC ( 2 lantai)
¾ Lokasi : Kampus IPB Baranang siang
¾ Luas Tanah : 500m2
¾ Luas Bangunan : 400m (20x20)
¾ Lantai 1 : NOC (Server Room)
¾ Lantai 2 : Staff Room and Meeting Room
¾ Kebutuhan peralatan di NOC : 1. Raised Floor
2. Rack Server 3. UPS
4. Cable Tray 5. Genset Room 6. AC
7. Sistem pemadaman kebakaran 8. Grouding system
9. CCTV
¾ Kebutuhan Staff Room and Meeting Room : 1. Furniture
2. Lcd + Screen 3. Whiteboard 4. Wifi Hotspot 5. Telephone line 6. Pantry /Rest Room 7. Mushola
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 80
B. IT Center (KANTOR DKSI): 5 Lantai
¾ Lokasi : Kampus IPB Darmaga (Sebelah GreendTV)
¾ Luas Tanah : 2000m
¾ Luas Bangunan : 1500m (50x30)
¾ Lantai 1 : ‐ NOC (Sever Room),
- Staff room ( Jaringan ), Helpdesk Room, Front Office
¾ Lantai 2 : ‐ Staff Room ( Kasubdit pelayanan), - Staff Room , (Kasubdit Data )
- Director Room +Administration Room
¾ Lantai 3 : ‐ Cyber Mahasiswa Room, and Traning Center Room
¾ Lantai 4 : ‐ Lab. Rooms
o Lab.Multimedia, Lab.Open Source, Lab.OS, Lab.
Aplikasi, Lab. Jaringan, lab.SW, Lab. Engineering, Lab.Security
- Discusion/meeting Room
¾ Lantai 5 : ‐ Viconf Room
- Perpustakaan ,
- Mushola,
- Pantry,
- Living Room,
- Bed room
¾ Top Building : Tower Antena for Green TV and INHERENT
Kebutuhan Peralatan :
• Lantai 1 : NOC/Server Room : Cable tray,UPS,Rak server, Staff Jaringan 20 Unit PC,
• Lantai 2 : Ruang staff data: 30 unit pc, Ruang Staff Pelayanan Sekretaris Direktur : 2 unit pc
Keuangan : 3 unit pc,
Staff Administrasi : 2 unit pc
• Lantai 3 : Cyber mahasiswa 1000 pc, Traning center : 100 unit pc,
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 81
• Lantai 4 : Lab khusus : lab multimedia, lab aplikasi, lab open source, lab jaringan, lab security, lab software engineering, lab , testing center ( masing‐
masing lab di lengkapi 10 unit pc),
• Lantai 5 : Ruang VICON : Raised floor, Peralatan Polycom dan audio Lcd+screen
Ruang perpustakaan: rak buku dan 10 unit pc Mushola, Pantry
• Tower Antena Grend TV 300m
• Ruang Genset (lokasi tersendiri)
• Masingmasing lantai : Raised Floor, Telephone line , Sistem Pemadam Kebakaran ,CCTV dan AC
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 82
BAB IV
STRATEGI PENTAHAPAN PROGRAM
Grand Design TIK IPBperlu juga perlu memberikan arahan penyusunan tahapan program yang mengacu kepada kebijakan dan ketetapan organisasi serta kepatutan azas: (1) prioritas, (2) efisiensi, dan (3) produktivitas. Pada azas prioritas digunakan pendekatan penyusunan program dengan analisa terunut maju (forward chaining analysis), bermula dari program yang menghasilkan tujuan awal (initial goal) untuk menjadi masukan bagi program selanjutnya yang menghasilkan tujuan bagian (sub
goals), hingga akhirnya mengarah pada pencapaian tujuan utama (main goal), seperti pada (Gambar 4.1).
Gambar 4.1. Penentuan prioritas program dengan forward chaining analysis.
Selanjutnya azas efisiensi digunakan untuk menentukan kesesuaian (output dan outcome) program dengan sumberdaya anggaran yang tersedia untuk mencapai baik tujuan antara maupun tujuan utama. Sedangkan azas produktivitas digunakan untuk menentukan program yang diharapkan dapat mencapai porsi terbesar dari tujuan antara (subgoal) maupun tujuan utama (main goal) dari IPB. Untuk itu setiap program kerja yang disusun perlu dibuatkan indikator keberhasilan, target sasaran,
Kondisi Awal (I iti l St t ) First Priority
Programs Next Priority
Programs
Program4
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi | 83 dan pencapaian kegiatan sehingga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan usulan penyempurnaan pada program‐program berikutnya.
Pentahapan program disusun sesuai sasaran target yang ditetapkan pimpinan institusi selama lima tahun secara berurutan yaitu (1) prima organisasi (2008), (2) prima trasparansi (2009), (3) prima akuntabilitas (2010), (4) prima akreditasi (2011), dan (5) prima prestasi (2012).
Dengan demikian tahapan pengembangan TIK disusun dengan urutan sebagai
Dengan demikian tahapan pengembangan TIK disusun dengan urutan sebagai