• Tidak ada hasil yang ditemukan

SITUASI UPAYA KESEHATAN

JENIS IMUNISASI TT JUMLAH PERSEN (%)

3. PELAYANAN KESEHATAN BAYI 1 KUNJUNGAN NEONATUS

Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP-KB) Kota Bandung Tahun 2014

Masalah pertumbuhuan angka kelahiran dan kepadatan penduduk akan dapat diatasi dengan melaksanakan program keluarga berencana yang bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak maupun kondisi kehidupan masyarakat dengan mengurangi angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk tidak melebihi kapasitas produksi dan sumber daya yang ada.

3. PELAYANAN KESEHATAN BAYI 3.1 KUNJUNGAN NEONATUS

Risiko kematian bayi terbesar berada pada masa neonatus sehingga masa ini menjadi masa yang kritis dalam kehidupan bayi. Selain itu, masa neonatus juga masa yang rawan akan terjadinya gangguan kesehatan sehingga diperlukan upaya khusus dalam perawatannya. Masa ini dimulai dari kelahiran sampai lepas tali pusarnya (0 – 28 hari).

Pelayanan kesehatan dasar pada neonatus meliputi pemberian ASI Ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat pemberian vitamin K, pemberian imunisasi hepatitis B1, dan manajemen terpadu pada bayi muda. Pelayanan ini diberikan sesuai standar sedikitnya tiga kali yaitu pada umur 6-24 jam setelah lahir, pada 3 – 7 hari, dan pada <28 hari yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan.

Jumlah ibu dengan neonatus berkunjung pertama kali di kurun usia bayi 0-2 hari (KN1) di Kota Bandung tahun 2014 sebesar 41.226 bayi atau 97,74%. Cakupan ini meningkat 7,84 % dari tahun sebelumnya yang sebesar 89,90%. Wilayah dengan KN 1 terbesar adalah Kecamatan Ujungberung, Regol, dan Cibeunying Kaler dengan cakupan 100,00 %. Wilayah dengan kunjungan KN 1 terkecil berada di Kecamatan Bandung Kidul dengan cakupan 75,43%.

Jumlah ibu dengan neonatus berkunjung 3 kali di kurun usia bayi 2 hari – 28 hari (KN3) di Kota Bandung tahun 2014 sebesar 38.537 bayi atau 91,36 %, yang 37.460 bayi diantaranya dapat diketahui domisinya. Wilayah dengan KN 3 terbanyak adalah Kecamatan Sukajadi, Bandung Wetan, Astanaanyar dan Bojongloa Kidul dengan cakupan 100,00 %. Wilayah dengan kunjungan KN 3 terkecil berada di Kecamatan Gedebage.

GAMBAR IV.5

PROPORSI KUNJUNGAN NEONATUS LENGKAP (KN3) DI KECAMATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinkes Kota Bandung Tahun 2014

Penanganan khusus terhadap bayi pada masa neonatus dilengkapi dengan penyediaan informasi dan konseling bagi para ibu untuk melakukan perawatan bayinya. Dalam kesempatan tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh petugas kesehatan untuk memotivasi bufas dan ibu menyusui (busui) untuk berkunjung ke sarana kesehatan. Perbandingan cakupan KN1 dan KN3 di Kota Bandung dari tahun ke tahun dapat diperhatikan dari grafik di bawah ini.

GRAFIK IV.10

KONDISI CAKUPAN KUNJUNGAN KN1 DAN KN3 DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011 - 2014

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinkes Kota Bandung Tahun 2014

3.2. NEONATUS DENGAN KOMPLIKASI YANG DITANGANI

Masalah utama dan kritis penyebab kesakitan dan kematian bayi dan balita adalah pada masa neonatus. Neonatus komplikasi adalah bentuk penyakit dan kelainan seperti asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir, sindroma gangguan pernafasan, BBLR (berat badan lahir rendah), kelainan neonatal, penyakit dan kondisi lainnya lainya pada bayi usia 0 – 28 hari. Komplikasi sering didapatkan dari kondisi kehamilan sang ibu ketika mengandung janinnya. Oleh karenanya kondisi komplikasi dapat dicegah dengan ketersediaan akses pelayanan kesehatan, standarisasi kemampuan tenaga kesehatan, peningkatan kondisi sosial ekonomi, sistem rujukan yang efektif dan efisien.

Jumlah penanganan neonatus dengan komplikasi di Kota Bandung pada tahun 2014 sebanyak 6.739 kasus. Jumlah tersebut adalah bayi jumlah bayi dengan komplikasi yang dapat dan tak dapat ditentukan wilayah domisilinya. Terdiri dari 3.313 bayi komplikasi yang dapat ditentukan domisinya dan 3.426 bayi dengan komplikasi yang dilayani di rumah sakit dan faskes lain yang tak dapat ditentukan wilayah administrasinya. Jumlah total bayi komplikasi yang ditangani menjadi sebesar 6.739 bayi. Dari jumlah tersebut keseluruhannya telah ditangani sesuai standar (100,00%).

93.01 94.58

Peta tematik di bawah menjelaskan cakupan penanganan neonatus yang dapat ditentukan domisilinya oleh nakes per kecamatan di Kota Bandung.

Kecamatan Kiaracondong merupakan kecamatan dengan cakupan penanganan neonatus terbesar yaitu 100,00% dan Kecamatan Astanaanyar dengan wilayah terkecil cakupan penanganan neonatus komplikasi.

GAMBAR IV.6

PROPORSI PENANGANANNEONATUS KOMPLIKASI / RISTI OLEH NAKES DI KECAMATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinkes Kota Bandung Tahun 2014

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam permasalahan cakupan neonatus komplikasi dtangani di Kota Bandung adalah :

1. penataan pencatatan layanan neonates komplikasi yang dilayanidi rumah sakit,

2. penetapan sasaran program kesehatan,

3. dan kemungkinan tingginya neonatus komplikasi di masyarakat.

3.3. KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)

Setelah periode noenatal bayi memerlukan perawatan dan penangan khusus dikarenakan pada masa tersebut bayi masih rentan terhadap beberapa gangguan kesehatan dan ketergantungannya kepada ibu, keluarga, dan lingkungan sekitar. Setiap bayi (29 hari – 11 bulan) minimal mendapatkan layanan kesehatan 4 kali dengan 1 kali usia 29 hari – 3 bulan, 1 kali usia 3 – 6 bulan, dan 1 kali6-9 bulan, dan 1 kali usia 9 – 11 bulan. Pelayanan kesehatan

kepada bayi berupa pemberian imunisasi dasar, stimulasi intervensi dini tumbuh kembang bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi.

Kunjungan bayi di Kota Bandung tahun 2014 sebanyak 42.679 bayi atau sebesar 95,00%. Dari jumlah tersebut 33.115 bayi dapat diketahui domisinya, akan tetapi sisanya, yaitu sebanyak 9.564 bayi, tidakmdapat diketahui wilayah domisilinya. Cakupan kunjungan bayi telah melampaui target SPM bidang kesehatan tahun 2014 Kota bandung sebesar 95,00% dan juga meningkat 0,28% dari tahun sebelumnya yang sebesar 94,72% atau 41.799 kunjungan bayi.

GRAFIK IV.11

KONDISI CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI) DI KOTA BANDUNG TAHUN 2010 - 2014

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinkes Kota Bandung Tahun 2014

Kecamatan Coblong merupakan kecamatan dengan cakupan kunjungan bayi terbesar di tahun 2014 yaitu sebesar 106,00 % sedangkan Kecamatan Kiaracondong, Sukajadi, dan Cibeunying Kidul adalah kecamatan dengan kunjungan bayi terkecil. Wilayah kecamatan dengan kunjungan bayi per kecamatan dapat dilihat dari peta di bawah ini.

GAMBAR IV.7

PROPORSI PENANGANAN NEONATUS KOMPLIKASI / RISTI OLEH NAKES DI KECAMATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinkes Kota Bandung Tahun 2014 81.31

94.94

92.04 94.72 95.00

70 80 90 100

2010 2011 2012 2013 2014

PERSENTASE

TAHUN

Kunjungan Bayi

3.4. IMUNISASI BAYI

Imunisasi adalah upaya untuk membentuk sistem kekebalan tubuh dari beberapa jenis penyakit menular. Program imunisasi dinilai sangat efektif untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi. Imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan karena pencegahan penyakit melalui imunisasi merupakan cara perlindungan terhadap infeksi yang paling efektif dan jauh lebih murah dibanding mengobati seseorang apabila telah jatuh sakit. Berikut adalah grafik perbandingan persentase cakupan imunisasi bayi di Kota Bandung Tahun 2011- 2014.

GRAFIK IV.12

KONDISI CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011 – 2014

Sumber : Seksi Pencegahan dan Penaggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014

Universal child immunization (UCI) adalah upaya pemberian imunisasi dasar lengkap pada seluruh bayi di suatu wilayah. SPM bidang kesehatan Kota Bandung tahun 2014 menargetkan 100,00% kelurahan mencapai 80,00% populasi bayinya mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Semua kelurahan yang ada di Kota Bandung (151 kelurahan) telah mencapai 100,00 % Kelurahan UCI (Universal Child Immunization).

Bila menggunakan perspektif kewilayahan, capaian imunisasi lengkap dasar sangat ber variasi dari satu wilayah dengan wilayah lainnya.

Kecamatan Bojongloa Kidul dan Cinambo adalah dua kecamatan dengan cakupan imunisasi dasar pada bayi yaitu 123,09% dan 120,50%.

Kecamatan Bandung Wetan menjadi Kecamatan dengan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi dengan cakupan 55,84%. Lebih jelasnya dapat dilihat dari peta tematik di bawah ini.

97.94

90.00 95.00 100.00 105.00 110.00 115.00 120.00 125.00 130.00

2010

GAMBAR IV.8

PROPORSI IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI DI KECAMATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014

Sumber : Seksi Pencegahan dan Penaggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014

3.5. ASI EKSKLUSIF

ASI mengandung segala zat gizi yang diperlukan oleh bayi dan antibodi yang dapat memperkuat daya tahan tubuh sang bayi dari serangan penyakit. Belum lagi dalam pemberian ASI dari seorang ibu kepada bayinya terjalin kasih sayang dan komunikasi yang erat, yang mana nilai-nilai tersebut tidak dimiliki oleh susu formula apapun.

Sehingga, oleh karenanya, pemberian ASI dari seorang ibu harus diberikan secara optimal kepada bayinya. ASI Eksklusif adalah pemberian hanya air susu ibu saja kepada bayinya di usia 0 – 6 bulan. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sangat bervariasi di Kota Bandung.

Kecamatan Kiaracondong (120,84%) dan Cinambo (109,91%) menjadi kecamatan yang terbesar cakupan ASI eksklusifnya, sedangkan Babakan Ciparay adalah kecamatan dengan cakupan ASI eksklusif terkecil dengan 23,12%. Peta proporsi pemberian ASI Eksklusif di Kota Bandung tahun 2014 dapat diamati di bawah ini.

GAMBAR IV.9

PROPORSI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinkes Kota Bandung Tahun 2014

Cakupan pemberian ASI Eksklusif sepanjang tahun 2014 kepada bayi usia 0-6 bulan di Kota Bandung sebesar 11.536 bayi dari jumlah estimasi 21.489 bayi usia (0-6 bulan) atau 52,80%. Cakupan ini meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 9.191 bayi atau 41,66%. Cakupan ASI dari tahun ke tahun dapat dilihat dari grafik dibawah ini.

GRAFIK IV.13

KONDISI CAKUPANASI EKSLUSIF

DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011 – 2014

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinkes Kota Bandung Tahun 2014 21.23

28.96

41.66

52.80

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

2011 2012 2013 2014

PERSENTASE

TAHUN

% ASI EKSLUSIF

Promosi ASI Eksklusif pada masyarakat luas juga dapat dilakukan melalui ketauladanan ibu public figure-icon di masyarakat ataupun duta ASI Ekslusif yang memanfaatkan pengaruhnya menyampaikan informasi mengenai keunggulan ASI dan ASI Eksklusif.

Dokumen terkait