• Tidak ada hasil yang ditemukan

SITUASI UPAYA KESEHATAN

JENIS IMUNISASI TT JUMLAH PERSEN (%)

9. POTENSI KEJADIAN LUAR BIASA

Kejadian luar biasa merupakan status yang mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. Merebaknya penyakit wabah diketahui dari timbul dan meningkatnya kasus akibat suatu penyakit atau kemaitannya yang diukur secara epidemiologis di wilayah dan waktu tertentu.

Kondisi dan penyakit potensi kejadian luar biasa yang terjadi di Kota Bandung tahun 2014 terdiri dari kejadian difteri, Leptospirosis, tetanus neonatorum, dan keracunan makanan. Sepanjang tahun 2014 terjadi 4 kasus kejadian kondisi/penyakit potensi KLB. Jenis penyakit/kejadian yang timbul di tahun 2014 sama dengan tahun 2013, dengan kejadian kondisi/penyakit suspek Avian Influenza H5N1 (Flu Burung) dan suspek MERS CoV yang tidak timbul di tahun 2014.

Berikut di bawah ini gambar peta wilayah kelurahan berpotensi KLB di Kota Bandung Tahun 2014.

GAMBAR IV.17

KELURAHAN BERPOTENSI KLB DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014

Sumber: Seksi Pemantau Penyakit Kota Bandung Tahun 2014

Kondisi dan penyakit berpotensi KLB menyerang 11 kecamatan (27,50%) dari 30 kecamatan di Kota Bandung. Kecamtan yang terserang kondisi dan penyakit berpotensi KLB adalah Kecamatan Sukajadi, Lengkong, Andir, Bojongloa Kidul, Ujungberung, Kiaracondong, Cidadap, Cibeunying Kidul, Batunungal, Mandalajati, dan Coblong. Sedangkan untuk luasan kelurahan yang mengalami potensi KLB terdapat 13 kelurahan.

Dari data di atas, penyebaran potensi kejadian luar biasa Tahun 2014 lebih sempit dibandingkan dengan tahun lalu yang mencakup 12 kecamatan (40,00%) kecamatan dengan 14 kelurahan di Kota Bandung. Empat kecamatan yang mengalami KLB tahun 2013 juga mengalami KLB pada tahun 2013. Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Cibeunying Kidul, Andir, Ujungberung, Mandalajati, dan Coblong. Kecamatan Ujungberung dalam 3 tahun terakhir ini selalu menjadi wilayah berpotensi KLB dengan timbul penyakit difteri.

Jumlah penderita penyakit berpotensi KLB tahun 2014 di Kota Bandung sebanyak 498 orang, yang terdiri difteri 11 orang, leptospirosis 1 orang, tetanus neonatorum 1 orang, Difteri 6 orang, dan kasus keracunan makanan 485 penderita.

10. PELAYANAN KESEHATAN

10.1. RATIO TAMBAL CABUT / GIGI TETAP

Pelayanan medik gigi dasar meliputi tindakan tumpatan gigi tetap, pencabutan gigi tetap, dan pembuangan karang gigi (scaling).

Tingkat keberhasilan program upaya kesehatan gigi dan mulut terutama pelayanan medik gigi dasar salah satunya dengan melihat perbandingan antara tumpatan gigi tetap dan pencabutan gigi tetap dengan rasio 1 : 1 sesuai dangan target yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI.

TABEL IV.2

JUMLAH DAN RASIO GIGI PADA TINDAKAN TUMPATAN DAN PENCABUTAN GIGI TETAP DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014

URAIAN JUMLAH

Tumpatan Gigi Tetap 17.802

Pencabutan Gigi Tetap 15.764

Jumlah 33.566

Ratio Tambal/ Cabut 1,13

Sumber : Seksi Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014

Jumlah gigi tetap yang mendapat perawatan penumpatan dan pencabutan di tahun 2014 sebanyak 33.566 gigi terdiri dari 17.802 perawatan tumpatan dan 15.764 pencabutan gigi tetap dengan Ratio tambal /cabut 1,13. Pada grafik di bawah dapat diamati perkembangan jumlah layanan pencabutan dan tumpatan pada gigi tetap yang diberikan oleh puskesmas.

GRAFIK IV.22

JUMLAH GIGI PADA TINDAKAN PENCABUTAN DAN TUMPATAN GIGI TETAP DI KOTA BANDUNG TAHUN 2010 – 2014

Sumber : Seksi Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014

Rasio pencabutan terhadap tumpatan gigi tetap dari tahun ke tahun dapat diperhatikan dari grafik berikut.

GRAFIK IV.23

RASIO TINDAKAN PENCABUTAN TERHADAP DAN TUMPATAN GIGI TETAP DI PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014

Sumber : Seksi Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014

Dengan capaian rasio tumpatan gigi tetap terhadap pencabutan gigi tetap ≥ 1 maka telah mencapai target karena rasio tambalan gigi tetap terhadap pencabutan gigi tetap yang ideal adalah

≥1.

Selain itu, tindakan tumpatan gigi tetap dan pencabutan gigi tetap juga diberikan di rumah sakit di Kota Bandung. Dari laporan rumah sakit didapatkan tumpatan gigi tetap sepanjang tahun 2014 sebanyak 42.655 gigi, sedangkan pencabutan gigi tetap sebanyak 22.295 gigi dengan rasio 1,91. Maka total Kota Bandung untuk gigi yang dilakukan tindakan tumpatan gigi tetap sebanyak 60.457 gigi dan pencabutan gigi tetap sebanyak 38.059 gigi dengan rasio 1,59.

15,898 17,109 17,802 16,419 17,802

10.2 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT

Pemeliharaan kesehatan gigi anak merupakan upaya yang tak dapat diabaikan. Dampak buruk yang ditimbulkan bila kerusakan gigi anak lama tak diperhatikan diantaranya adalah berubahnya bentuk mulut dan tatanan gigi pada saat dewasa selain tentu saja rasa sakit yang dapat mengganggu aktivitas anak sehari-hari.

Pelayanan kesehatan gigi dilakukan kepada anak SD dan setingkat melalui kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang meliputi penyuluhan dan pemeriksaan gigi. Sepanjang tahun 2014 di Kota Bandung puskesmas melalui program UKGS memeriksa 812 SD dan setingkat. Jumlah siswa yang tercatat sebanyak 175.041 siswa dan yang diperiksa kesehatan giginya sebanyak 67.775 siswa atau 38,72%-nya. Dari hasil pemeriksaan tersebut terdapat 26.928 siswa (39,73%) dari siswa yang diperiksa perlu mendapat perawatan, dan 11.401 diantaranya mendapat perawatan atau 42,34 %. Berikut ini tampak tabel pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan setingkat di Kota Bandung tahun 2014.

TABEL IV.3

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014

URAIAN JUMLAH % %

Jumlah murid SD dan setingkat 175.041

Jumlah murid yang diperiksa 67.775 38,72 Jumlah murid yang perlu perawatan 26.928 39,73 Jumlah murid yang mendapat perawatan 11.401 42,34

Sumber : Seksi Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014

Bila dibandingkan dengan tahun lalu terdapat peningkatan jumlah siswa yang mendapat perawatan dari 15,23 % menjadi 38,73% pada tahun 2014. Persentase cakupan siswa yang mendapat perawatan gigi dan mulut terhadap siswa yang perlu perawatan masih kecil yaitu 42,34 % menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 42,66%.

Perkembangan pelayanan UKGS di Kota Bandung yang dilakukan oleh

Puskesmas di seluruh Kota Bandung dari tahun ke tahun dapat diamati dari grafik di bawah ini.

GRAFIK IV.24

PERKEMBANGAN PELAYANAN UKGS DI KOTA BANDUNG TAHUN 2010 – 2014

Sumber : Seksi Kesehatan Khusus Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014

10.3. KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktek belajar atau intruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Penyuluhan kelompok adalah penyuluhan yang dilakukan kepada sekelompok orang minimal 5 orang peserta. Sedangkan penyuluhan massa adalah penyuluhan yang dilaksanakan secara massa dengan menggunakan media elektronik dan cetak yang berlangsung hanya 1 arah. Penyuluhan kesehatan bertujuan mengubah perilaku hidup masyarakat menjadi lebih sehat. Penyuluhan kesehatan dilkukan oleh tenaga kesehatan baik di dalam puskesmas maupun di luar puskesmas.

Sepanjang tahun 2014, terdapat 10.876 kali penyuluhan kelompok dan 600 penyuluhan masa dengan berbagai materi kesehatan dan berbagai sasaran yang dilakukan oleh puskesmas. Dinas Kesehatan melakukan 240 kali penyuluhan kelompok dan 240 penyuluhan massa.

Tercatat 1.997kali penyuluhan kelompok oleh 13 rumah sakit dan 76

SISWA DIPERIKSA DALAM UKGS SISWA MEMERLUKAN PERAWATAN GIGI SISWA MENDAPATKAN PERAWATAN GIGI

Penyuluhan diberikan utamanya kepada sasaran rentan dengan permasalahan/materi kesehatan yang berhubungan dengan individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat.

Dokumen terkait