• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Kesehatan

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BUTON UTARA (Halaman 31-61)

UPAYA KESEHATAN

4.1 Pelayanan Kesehatan

4.1.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1

Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal.

Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 87,0 %, terjadi peningkatan dibanding tahun 2014 yang hanya mencapai 72,3%. Pancapaian tertinggi yaitu dipuskesmas waode Buri

Gambar 4.1

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

4.1.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ke tiga umur kehamilan. Pelayanan yang mencakup minimal : (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3) Skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toksoid), (4) ukur tinggi fundus uteri, (5) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (6) temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), (7) tes laboratorium sederhana (Hb, protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC).

Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 66,7%,terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2014 yang hanya mencapai 62,2%. Cakupan tertinggi yaitu pada puskesmas Kioko yaitu sebesar 91,0% dan terendah di puskesmas Wakorumba Utara yaitu hanya 33,1%,selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 112,5 91,0 Gambar 4.1

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

4.1.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ke tiga umur kehamilan. Pelayanan yang mencakup minimal : (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3) Skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toksoid), (4) ukur tinggi fundus uteri, (5) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (6) temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), (7) tes laboratorium sederhana (Hb, protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC).

Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 66,7%,terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2014 yang hanya mencapai 62,2%. Cakupan tertinggi yaitu pada puskesmas Kioko yaitu sebesar 91,0% dan terendah di puskesmas Wakorumba Utara yaitu hanya 33,1%,selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :

88,8 88,1 87,6 86,4 86,3 83,4

80,2 71,4

Gambar 4.1

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

4.1.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ke tiga umur kehamilan. Pelayanan yang mencakup minimal : (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3) Skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toksoid), (4) ukur tinggi fundus uteri, (5) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (6) temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), (7) tes laboratorium sederhana (Hb, protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC).

Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 66,7%,terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2014 yang hanya mencapai 62,2%. Cakupan tertinggi yaitu pada puskesmas Kioko yaitu sebesar 91,0% dan terendah di puskesmas Wakorumba Utara yaitu hanya 33,1%,selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :

71,4 87,0

Gambar. 4.2

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, cakupan kunjungan ibu hamil K4 Tahun 2015 masih jauh dari target capaian SPM yaitu 95%, hanya 3 Puskesmas yang mencapai cakupan diatas 70%.

4.1.3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan persalinan tidak dilakukan tenaga kesehatan yang punya kompetensi kebidanan.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 96,5% terjadi peningkatan

0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0 91,0 87,6 Gambar. 4.2

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, cakupan kunjungan ibu hamil K4 Tahun 2015 masih jauh dari target capaian SPM yaitu 95%, hanya 3 Puskesmas yang mencapai cakupan diatas 70%.

4.1.3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan persalinan tidak dilakukan tenaga kesehatan yang punya kompetensi kebidanan.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 96,5% terjadi peningkatan

76,7 65,7 63,2 57,1 54,2 54,0 41,7 33,1 Gambar. 4.2

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, cakupan kunjungan ibu hamil K4 Tahun 2015 masih jauh dari target capaian SPM yaitu 95%, hanya 3 Puskesmas yang mencapai cakupan diatas 70%.

4.1.3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan persalinan tidak dilakukan tenaga kesehatan yang punya kompetensi kebidanan.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 96,5% terjadi peningkatan

33,1 66,7

pada puskesmas Waode Buri, Kioko dan Bonerombo yaitu sebesar 100 % dan terendah di puskesmas Wakorumba Utara yaitu hanya mencapai 80,0%,, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut :

Gambar. 4.3

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, cakupan pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Buton Utara tahun 2015 telah melampaui target SPM yaitu 90%. Namun masih ada 2 (20%) puskesmas yang belum mencapai target yaitu lambale dan Wakorumba Utara.

4.1.4 Cakupan Pelayanan Nifas

Cakupan pelayanan nifas adalah Pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar sedikitnya 3 kali, yaitu kunjungan nifas ke-1 pada 6 jam setelah persalinan s.d 3 hari; kunjungan nifas ke-2 hari ke 4 s/d hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari ke 29 s/d hari ke 42 setelah persalinan. Cakupan pelayanan nifas di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 97,5%, terjadi penurunan dibanding tahun 2014 yaitu 98,4%, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut :

0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0 100,0 100,0 100,0

pada puskesmas Waode Buri, Kioko dan Bonerombo yaitu sebesar 100 % dan terendah di puskesmas Wakorumba Utara yaitu hanya mencapai 80,0%,, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut :

Gambar. 4.3

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, cakupan pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Buton Utara tahun 2015 telah melampaui target SPM yaitu 90%. Namun masih ada 2 (20%) puskesmas yang belum mencapai target yaitu lambale dan Wakorumba Utara.

4.1.4 Cakupan Pelayanan Nifas

Cakupan pelayanan nifas adalah Pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar sedikitnya 3 kali, yaitu kunjungan nifas ke-1 pada 6 jam setelah persalinan s.d 3 hari; kunjungan nifas ke-2 hari ke 4 s/d hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari ke 29 s/d hari ke 42 setelah persalinan. Cakupan pelayanan nifas di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 97,5%, terjadi penurunan dibanding tahun 2014 yaitu 98,4%, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut :

100,0 100,0 99,8 98,6 98,2 96,6 95,7 89,1

80,0

pada puskesmas Waode Buri, Kioko dan Bonerombo yaitu sebesar 100 % dan terendah di puskesmas Wakorumba Utara yaitu hanya mencapai 80,0%,, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut :

Gambar. 4.3

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, cakupan pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Buton Utara tahun 2015 telah melampaui target SPM yaitu 90%. Namun masih ada 2 (20%) puskesmas yang belum mencapai target yaitu lambale dan Wakorumba Utara.

4.1.4 Cakupan Pelayanan Nifas

Cakupan pelayanan nifas adalah Pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar sedikitnya 3 kali, yaitu kunjungan nifas ke-1 pada 6 jam setelah persalinan s.d 3 hari; kunjungan nifas ke-2 hari ke 4 s/d hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari ke 29 s/d hari ke 42 setelah persalinan. Cakupan pelayanan nifas di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 97,5%, terjadi penurunan dibanding tahun 2014 yaitu 98,4%, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut :

80,0 96,5

Gambar. 4.4

Cakupan Pelayanan Nifas Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, cakupan pelayanan nifas tahun 2015 telah mancapai target SPM yaitu 90%, 8 Puskesmas bahkan sudah mencapai 100% hal ini mencerminkan semakin baiknya pelayanan petugas kesehatan terhadap ibu nifas.

4.1.5 Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil

Imunisasi TT ibu hamil adalah pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan) yang berguna bagi kekebalan seumur hidup. Pemberian TT2 adalah selang waktu pemberian minimal 4 minggu setelah TT1 dengan perlindungan 3 tahun. Pemberian TT3 adalah selang waktu pemberian minimal 6 bulan setelah TT2 dengan perlindungan 5 tahun. Pemberian TT4 adalah selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT3 dengan perlindungan 10 tahun. Pemberian TT5 adalah selang waktu pemberian

0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Gambar. 4.4

Cakupan Pelayanan Nifas Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, cakupan pelayanan nifas tahun 2015 telah mancapai target SPM yaitu 90%, 8 Puskesmas bahkan sudah mencapai 100% hal ini mencerminkan semakin baiknya pelayanan petugas kesehatan terhadap ibu nifas.

4.1.5 Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil

Imunisasi TT ibu hamil adalah pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan) yang berguna bagi kekebalan seumur hidup. Pemberian TT2 adalah selang waktu pemberian minimal 4 minggu setelah TT1 dengan perlindungan 3 tahun. Pemberian TT3 adalah selang waktu pemberian minimal 6 bulan setelah TT2 dengan perlindungan 5 tahun. Pemberian TT4 adalah selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT3 dengan perlindungan 10 tahun. Pemberian TT5 adalah selang waktu pemberian

100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 92,7

81,6

Gambar. 4.4

Cakupan Pelayanan Nifas Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, cakupan pelayanan nifas tahun 2015 telah mancapai target SPM yaitu 90%, 8 Puskesmas bahkan sudah mencapai 100% hal ini mencerminkan semakin baiknya pelayanan petugas kesehatan terhadap ibu nifas.

4.1.5 Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil

Imunisasi TT ibu hamil adalah pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan) yang berguna bagi kekebalan seumur hidup. Pemberian TT2 adalah selang waktu pemberian minimal 4 minggu setelah TT1 dengan perlindungan 3 tahun. Pemberian TT3 adalah selang waktu pemberian minimal 6 bulan setelah TT2 dengan perlindungan 5 tahun. Pemberian TT4 adalah selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT3 dengan perlindungan 10 tahun. Pemberian TT5 adalah selang waktu pemberian

81,6 97,5

TT2+ adalah imunisasi tetanus yang diberikan minimal 2 kali saat kehamilan (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan).

Persentase cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2+ di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015; 72,5%, terjadi peningkatan dibanding tahun 2014 yaitu 64,3%, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut :

Gambar. 4.5

Persentase Cakupan Imunusasi TT2+ Ibu Hamil Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, cakupan imunisasi TT2+ ibu hamil tahun 2015 tertinggi di Puskesmas Labaraga yaitu 166,7% dan terendah di Puskesmas Bonegunu yaitu 32,6%.

4.1.6 Persentase Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Fe

Pemberian Fe1 adalah pemberian ibu hamil yang mendapat 30 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian Fe3 adalah pemberian ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Persentase ibu hamil yang mendapat tablet Fe3 di Kabupaten Buton -20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 160,0 180,0 166,7 106,9

TT2+ adalah imunisasi tetanus yang diberikan minimal 2 kali saat kehamilan (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan).

Persentase cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2+ di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015; 72,5%, terjadi peningkatan dibanding tahun 2014 yaitu 64,3%, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut :

Gambar. 4.5

Persentase Cakupan Imunusasi TT2+ Ibu Hamil Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, cakupan imunisasi TT2+ ibu hamil tahun 2015 tertinggi di Puskesmas Labaraga yaitu 166,7% dan terendah di Puskesmas Bonegunu yaitu 32,6%.

4.1.6 Persentase Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Fe

Pemberian Fe1 adalah pemberian ibu hamil yang mendapat 30 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian Fe3 adalah pemberian ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Persentase ibu hamil yang mendapat tablet Fe3 di Kabupaten Buton 106,9

89,8 81,1

62,3 59,0

47,2 45,7 42,0 32,6

TT2+ adalah imunisasi tetanus yang diberikan minimal 2 kali saat kehamilan (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan).

Persentase cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2+ di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015; 72,5%, terjadi peningkatan dibanding tahun 2014 yaitu 64,3%, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut :

Gambar. 4.5

Persentase Cakupan Imunusasi TT2+ Ibu Hamil Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, cakupan imunisasi TT2+ ibu hamil tahun 2015 tertinggi di Puskesmas Labaraga yaitu 166,7% dan terendah di Puskesmas Bonegunu yaitu 32,6%.

4.1.6 Persentase Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Fe

Pemberian Fe1 adalah pemberian ibu hamil yang mendapat 30 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian Fe3 adalah pemberian ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Persentase ibu hamil yang mendapat tablet Fe3 di Kabupaten Buton 32,6

2014 yaitu 68,21%. Cakupan tertinggi di puskesmas Lakansai dan terendah di puskesmas Kambowa. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut :

Gambar. 4.6

Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe3 Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

4.1.7 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani

Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan kasus komplikasi kebidanan.

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 22,65 %, terjadi penurunan dibanding tahun

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 91,03 87,58

2014 yaitu 68,21%. Cakupan tertinggi di puskesmas Lakansai dan terendah di puskesmas Kambowa. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut :

Gambar. 4.6

Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe3 Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

4.1.7 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani

Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan kasus komplikasi kebidanan.

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 22,65 %, terjadi penurunan dibanding tahun

87,58 76,71 64,34 63,19 57,14 54,25 51,55 40,48 35,17

2014 yaitu 68,21%. Cakupan tertinggi di puskesmas Lakansai dan terendah di puskesmas Kambowa. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut :

Gambar. 4.6

Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe3 Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

4.1.7 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani

Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan kasus komplikasi kebidanan.

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 22,65 %, terjadi penurunan dibanding tahun

35,17 66,46

dan terendah di Puskesmas Kambowa yaitu hanya 3,45%, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut :

Gambar. 4.7

Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

Tabel diatas menunjukan bahwa tidak ada Puskesmas yang telah mencapai target SPM yaitu cakupan minimal 80%, hal ini terjadi karena data pembanding yang digunakan adalah data proyeksi 20% dari seluruh ibu hamil, sementara kejadian ril komplikasi hanya mencapai 4,53%.

4.1.8 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani

Neonatus komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah < 2500 gr), sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital. Neonatus komplikasi yang ditangani adalah neonatus yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter, dan bidan di sarana pelayanan kesehatan.

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 54,79 51,28 29,76

dan terendah di Puskesmas Kambowa yaitu hanya 3,45%, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut :

Gambar. 4.7

Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

Tabel diatas menunjukan bahwa tidak ada Puskesmas yang telah mencapai target SPM yaitu cakupan minimal 80%, hal ini terjadi karena data pembanding yang digunakan adalah data proyeksi 20% dari seluruh ibu hamil, sementara kejadian ril komplikasi hanya mencapai 4,53%.

4.1.8 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani

Neonatus komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah < 2500 gr), sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital. Neonatus komplikasi yang ditangani adalah neonatus yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter, dan bidan di sarana pelayanan kesehatan.

51,28 29,76 27,97 24,44 18,63 17,86 13,89 4,72 3,45

dan terendah di Puskesmas Kambowa yaitu hanya 3,45%, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut :

Gambar. 4.7

Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

Tabel diatas menunjukan bahwa tidak ada Puskesmas yang telah mencapai target SPM yaitu cakupan minimal 80%, hal ini terjadi karena data pembanding yang digunakan adalah data proyeksi 20% dari seluruh ibu hamil, sementara kejadian ril komplikasi hanya mencapai 4,53%.

4.1.8 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani

Neonatus komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah < 2500 gr), sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital. Neonatus komplikasi yang ditangani adalah neonatus yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter, dan bidan di sarana pelayanan kesehatan.

3,45 22,65

Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 34,2 %, terjadi penurunan dibandingkan tahun 2014 yaitu 56,2 %, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar. 4.8

Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

4.1.9 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi

Cakupan bayi mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan bayi 6-11 bulan mendapat vitamin A dosis 100 µA 1 kali pertahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Cakupan bayi mendapat kapsul vitamin A di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 98,41 %, terjadi peningkatan dibanding tahun 2014 yaitu 84,7 %, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut :

Gambar. 4.9

Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 81,3 59, 5 55, 0 70, 9 53, 8 75, 8 56, 5

Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 34,2 %, terjadi penurunan dibandingkan tahun 2014 yaitu 56,2 %, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar. 4.8

Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

4.1.9 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi

Cakupan bayi mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan bayi 6-11 bulan mendapat vitamin A dosis 100 µA 1 kali pertahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Cakupan bayi mendapat kapsul vitamin A di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 98,41 %, terjadi peningkatan dibanding tahun 2014 yaitu 84,7 %, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut :

Gambar. 4.9

Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

55, 0 19, 0 34, 5 20, 5 22, 6 7, 7 0, 0 0, 0 51, 5 74, 1 16, 3 25,2 0, 0 8,5 0, 0 0, 0 53, 3 46, 9 26, 9 22, 6 10, 7 8, 1 0, 0 0, 0 L P Jum

Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 34,2 %, terjadi penurunan dibandingkan tahun 2014 yaitu 56,2 %, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar. 4.8

Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

4.1.9 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi

Cakupan bayi mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan bayi 6-11 bulan mendapat vitamin A dosis 100 µA 1 kali pertahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Cakupan bayi mendapat kapsul vitamin A di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 98,41 %, terjadi peningkatan dibanding tahun 2014 yaitu 84,7 %, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut :

Gambar. 4.9

Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

34, 3 34, 1 0, 0 34, 2

Gambar. 4.9

Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Buton Utara Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, cakupan pemberian vitamin A pada bayi tahun 2015 tertinggi di Puskesmas Kambowa yaitu 166,36% dan terendah di Puskesmas Lakansai yaitu 66,20%.

4.1.10 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita

Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali/tahun adalah cakupan anak balita umur 12 - 59 bulan mendapat vitamin A dosis tinggi 200 µA 2 kali pertahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian Vitamin A dilaksanakan pada bulan Februari dan Agustus.

Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A di Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 65,58% terjadi penurunan dibanding Tahun 2014 yaitu 67,41%, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut :

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BUTON UTARA (Halaman 31-61)

Dokumen terkait