• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN DENGAN KEBERHASILAN PELAYANAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

II. Tinjauan Pustaka

II.2. Pelayanan Pendidikan

Pada hakekatnya kehadiran pemerintah daerah adalah untuk memberikan pelayanan pemerintahan sehingga mendekatkan kensejahteraan masyarakat. Pelayanan pendidikan adalah salah bentuk pelayanan pemerintahan yang membutuhkan dukungan seluruh pemangku kepentingan pendidikan daerah. Dalam era otonomi daerah, salah satu kewenangan pemerintah daerah adalah pelayanan pendidikan dasar. Pendidikan dasar merupakan proses pertama dari berbagai proses dalam pendidikan. Hal itu dikarenakan pendidikan dasar adalah proses penanaman pemahaman dan pengetahuan bagi peserta didik. Seperti kata orang bijak bahwa melenggarakan pendidikan dasar jauh lebih sukar atau sulit dibandingan pendidikan menengah atau pendidikan lanjutan. Hal itu disebabkan bahwa

sampai dengan 12 tahun. Pada usia ini, merupakan usia emas dalam proses penanaman nilai kebaikan dan kebenaran serta nilai pengetahuan.

Pemerintah daerah melalui perangkat daerah (dinasi pendidikan, unit pelaksana teknis dinas dan sekolah dasar, pengawas sekolah dan sebagainya) memiliki tugas dan fungsi mengoptimalkan sumber daya untuk meningkat mutu pendidikan sekolah dasar. Keberadaan pelayanan pendidikan dasar atau sekolah dasar menjadi sangat penting karena murid sekolah dasar (bagian dari anggota masyarakat) membutukan keberadaan dukungan berbagai prasarana dan sarana sehingga mutu pendidikan sekolah dasar dapat meningkat. Peningkatan mutu sekolah dasar dipengaruhi beberapa faktor antara lain ketersediaan sarana dan prasarana fisik sekolah dasar yang memadai, keberdayaan sumber daya aparatur yang mengajar (guru, tenaga kependidikan dan sebagainya), dan faktor lainnya.

Berkaitan dengan pelayanan pendidikan dasar bagi masyarakat, Beare dan Boyd (dalam Syafaruddin, 2008:4) mengatakan bahwa “Ada lima kebijakan pendidikan yang perlu diperhatikan, yaitu (1) Penataan atau penyusunan tujuan dan sasaran lembaga pendidikan ; (2) Mengalokasikan sumber daya untuk pelayanan pendidikan ; (3) Menentukan tujuan pemberian pelayanan pendidikan ; (4) Menentukan pelayanan pendidikan yang hendak diberikan ; dan (5) Menentukan tingkat investasi dalam mutu pendidikan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi.” Pelayanan pendidikan dasar merupakan bagian tidak terpisahkan dengan pembangunan daerah. Perumusan kebijakan pendidikan dasar daerah harus disesuaikan dengan sumber daya daerah sehingga kebijakan tersebut dapat memenuhi tujuan atau target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pertumbuhan penduduk akan menuntut kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Kebutuhan pelayanan pendidikan akan menimbulkan berbagai kebijakan pendidikan yang lebih komprehensif dan integralistik. Pembangunan infrastruktur pendidikan seperti gedung sekolah, labotorium sekolah, dan sebagainya membutuhkan sumber dana yang tidak sedikit pula. Karena itu adalah wajar bila pemerintah daerah mengelola sumber daya yang tersedia.

Untuk mengaktualisasikan kebijakan pendidikan, maka pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan pendidikan. Salah satu kebijakan dalam bidang pendidikan tersebut adalah UU No.14 Tahun 2005. Pada pasal 1 ayat 1 UU No. 14 Tahun 2005 menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada level pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Kebijakan pemerintah memberdayakan guru dan tenaga pendidikan merupakan bagian integral pembangunan pendidikan secara nasional maupun secara daerah. Sumber daya pendidikan (termasuk

daya pendidikan dapat memberikan sumbangannya dengan maksimal dalam pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri.

Untuk meningkatkan daya dukung dan kontribusi tenaga pendidikan atau tenaga kependidikan maka diperlukan penguatan sumber daya pendidikan tersebut. Berkaitan dengan penguatan sumber daya pendidikan, Mulyasa (2007:157) mengatakan bahwa “Penilaian tenaga pendidikan biasanya difokuskan pada prestasi individu, dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga penting bagi tenaga kependidikan yang bersangkutan. Bagi para tenaga kependidikan, penilaian berguna sebagai umpan balik terhadap berbagai hal, kemampuan, ketelitian, kekurangan dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana, dan pengembangan karir. Bagi sekolah, hasil penilaian prestasi tenaga kependidikan sangat penting dalam mengambil keputusan berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program sekolah, penerimaan, pemilihan, pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan dan aspek lain dari keseluruhan proses pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan”.

Pemberdayakan sumber daya pendidikan menjadi strategi penguatan kontribusi sumber daya pendidikan dalam meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dalam pemerintahan. Pelayanan pendidikan baik pada tingkatan pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi membutuhkan kuantitas dan kualitas sumber daya pendidikan. Pelayanan pendidikan yang berkualitas memiliki hubungan dengan kuantitas dan kualitas sumber daya pendidikan. Transfer ilmu pengetahuan dari sumber daya tenaga kependidikan (guru,dosen,staf labotorium dan sebagainya) akan semakin mudah dan berkualitas apabila sumber daya tenaga kependidikan tersebut memiliki kapabilitas dan kapasitas yang maksimal. Namun demikian transfer ilmu pengetahuan tersebut juga harus diikuti dengan transfer perilaku dan tindakan yang mendukung penguatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya transfer ilmu pengetahuan melalui pemanfaatan media elektronik dan komputer, harus disertai pendampingan dan penguatan nilai sosial, nilai budaya dan nilai agama yang disertakan sumber daya tenaga kependidikan.

Meningkatkan daya dukung sumber daya pendidikan, diharapkan memberikan sumbangan berarti dalam mensukseskan pelayanan pendidikan yang dilakukan organisasi sekolah. Pelayanan pendidikan yang dilakukan di sekolah, memiliki keterkaitan dengan pemangku kepentingan pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan memperkuat daya dukung sekolah dalam pelayanan pendidikan, adalah wajar dan pantas diperkuat manajemen sumber daya sekolah.

Manajemen sumber daya sekolah merupakan bagian tidak terpisahkan dari manajemen mutu pendidikan yang dikelola pemerintahan daerah.

pendidikan daerah dalam memberhasilkan pembangunan pendidikan di daerah. Berkaitan dengan manajemen sumber daya sekolah, Mulyasa (2007:24) menyatakan bahwa “Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan, yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi peserta didik. Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para staf, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan.”

Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan (termasuk pendidikan sekolah dasar) merupakan program dan kegiatan pemerintahan daerah yang membutuhkan dukungan semua pemangku kepentingan pendidikan daerah. Keberhasilan program dan kegiatan pendidikan daerah memiliki hubungan dengan berbagai kehidupan masyarakat. Hampir tidak dapat dibayangkan bila suatu daerah memiliki tingkatan pendidikan sekolah dasar yang masih besar dan apalagi bila masih banyak masyarakat buta huruf. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa bila komposisi masyarakat tidak dapat membaca masih terlalu banyak maka hampir dapat dipastikan kehidupan masyarakat tersebut mengalami banyak kendala, misalnya tidak mengerti arti kesehatan lingkungan, tidak mengerti pentingnya bersekolah, dan sebagainya.

Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan termasuk pendidikan sekolah dasar merupakan strategi atau kebijakan daerah yang harus terus menerus diperjuangkan. Artinya bahwa kemampuan daerah terkadang menjadi salah satu gangguan atau hambatan dalam mensukseskan program dan kegiatan pelayanan pendidikan di daerah. Bukan rahasia umum lagi bahwa kemampuan keuangan daerah terkadang hampir habis digunakan dalam berbagai belanja aparatur daerah atau belanja aparatur (sebagian besar untuk gaji pegawai). Untuk mensiasati kekurangan pendanaan itu, maka optimalisasi program dan kegiatan pendidikan daerah menjadi bagian yang harus diperhatikan dengan komprehensif. Berkaitan dengan optimalisasi pelayanan pendidikan sekolah dasar, Mudyahardjo (2006 :95) mengatakan bahwa “Perbaikan pendidikan lebih ditekankan pada metode mengajar, pendidikan guru dan pemahaman tentang karakteristik proses pendidikan yang lebih baik.”

Untuk memberikan daya saing bagi pelayanan pendidikan dasar,maka sumber daya pendidikan (tenaga kependidikan,tenaga administrasi,arsiparis,tenaga labotorium dan sebagainya) membutuhkan energi penguatan sehingga kualitas pelayanan pendidikan dasar memenuhi kebutuhan masyarakat. Berkaitan dengan kemampuan guru mengajar, Parker (dalam Mudyahardjo, 2006 :95) mengatakan bahwa “Pola kepribadian dan

yang mempengaruhi efektivitas pekerjaan pendidik.” Kapasitas dan kapabilitas sumber daya pendidikan menjadi sumber daya penguatan pelayanan pendidikan sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat. Memperkuat sumbangan sumber daya pendidikan membutuhkan dukungan semua pemangku kepentingan pendidikan yang berkualitas. Transfer ilmu pengetahuan dari sumber daya pendidikan membutuhkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya pendidikan dan dukungan sarana dan prasarana pendidikan lainnya.

III. Metodologi dan Hipotesis. III.1. Hipotesis

Dalam penelitian ini, yang menjadi hipotesis penelitian adalah ”Manajemen mutu pendidikan memiliki hubungan siginfikan dengan keberhasilan pelayanan pendidikan sekolah dasar.”.

III.2. Metodologi.

Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisanya adalah individu dari masyarakat membutuhkan pendidikan sekolah dasar yang berada di wilayah . Pemerintahan kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun. Kebutuhan masyarakat atas pelayanan pendidikan sekolah dasar merupakan fenomena sosial yang menarik untuk dicermati atau diteliti, sesuai dengan pendapat Singarimbun (1989:4) mengatakan bahwa “Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial.”

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pelayanan pendidikan sekolah dasar yang diselenggarakan satuan pendidikan di tingkat wilayah kecamatan. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian menerangkan yaitu penelitian yang menyangkut pengujian hipotesis penelitian yang dalam deskripsinya mengandung uraian dan fokusnya terletak pada analisa hubungan antara variabel. (Singarimbun, 1989:4).

Tehnik penggumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah (1) studi kepustakaan, adalah dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan atau dokumen-dokumen lainnya; (2) kuesioner adalah dilakukan dengan mempergunakan daftar pertanyaan sebagai alat dalam pengumpulan data yang diberikan kepada responden dan (3) observasi adalah mengadakan pengamatan langsung kelapangan. Jumlah penduduk kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun sebesar 62.916 jiwa (BPS tahun 2011). Dari jumlah penduduk yang menjadi populasi penelitian tersebut, berdasarkan rumus Rumus Frank Lynck ( dalam Arikunto, 1996 : 13) ; diperoleh sampel penelitian sebesar 96 orang. Penelitian mengadakan pengujian validitas dan realibilitas data dan menganalisa data dilakukan dengan analisa korelasi dan regresi sederhana dan dibantu dengan soft ware