• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE FIELD TRIP TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS XI SMA SWASTA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Tarigan (2008:22) mengemukakan bahwa, menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Oleh karena itu menulis merupakan salah satu kegiatan yang harus dihadapi siswa dalam proses pembelajaran, terutama untuk mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Melalui kegiatan menulis diharapkan siswa dapat menuangkan ide-ide atau gagasan baik yang bersifat ilmiah maupun imajinatif.

Pembelajaran menulis berbagai jenis sastra adalah hal yang penting dan diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.Salah satunya adalah cerpen. Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang dihasilkan oleh seorang pengarang. Cerpen juga dapat memberi manfaat karena di dalamnya mengandung pesan moral yang dapat diserap pembaca. Sayuti (2009:8) mengemukakan bahwa, “Tulisan fiksi dibuat secara khayali atau tidak sungguh-sungguh terjadi dalam dunia nyata sehingga sering juga disebut sebagai cerita rekaan, atau cerita yang direka-reka oleh pengarangnya.” Menulis cerpen memiliki daya imajinasi yang tinggi, semakin tinggi imajinasi yang dimiliki oleh pengarang semakin bagus cerita yang dihasilkan. Kemampuan menulis cerpen ditujukan agar siswa mampu membentuk konsep pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan yang baru diperoleh. Siswa tidak hanya sekedar menerima pengetahuan dari orang lain, tetapi mampu melatih potensi kognitif dalam membangun pengetahuan yang bermakna melalui pengalaman belajar serta pengetahuan yang baru diperoleh di kelas. Maka dapat disimpulkan bahwa menulis cerpen sangat penting dalam dunia pendidikan agar setiap siswa mempunyai peluang untuk menuangkan dan mengembangkan daya imajinasinya ke dalam tulisan.

Dalam kurikulum 2013, menulis merupakan keterampilan yang harus dimiliki seorang siswa. Keterampilan menulis cerpen merupakan salah satu keterampilan menulis yang terdapat di kelas XI SMA/sederajat, dengan Kompetensi Dasar: 4.2 Memproduksi teks cerita pendek, yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan. Dalam memproduksi cerpen, siswa dituntut mampu menuangkan gagasan berdasarkan hasil imajinasinya ke dalam tulisan berbentuk cerpen. Menulis telah dipelajari mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, maka seharusnya para siswa telah mampu menulis cerpen dengan

Berangkat dari tuntutan kurikulum, berikut ini ada beberapa penelitian terdahulu mengenai kemampuan menulis cerpen siswa, seperti penelitian yang dilakukan oleh Dewi Ika Fitryana tahun 2011 dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Media Berita Dengan Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rembang.” Pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi Ika Fitryana disimpulkan bahwa pada siklus I, rata-rata skor karya cerpen siswa sebesar 70,31 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 8,87 dari hasil pratindakan sebesar 61,44. Kemudian pada siklus II, kemampuan menulis cerpen siswa semakin meningkat, yaitu sebesar 13,5 yang terhitung dari siklus I 70,31 menjadi 83,81 pada siklus II. Sedangkan dibandingkan dengan hasil skor pratindakan, pada siklus II telah terjadi peningkatan sebesar 22,37 terhitung dari skor hasil siklus II dikurangi skor hasil pratindakan, yaitu 83,81 dikurangi 61,44. Penelitian lain juga dilakukan oleh Elfrida Simatupang, tahun 2013 dalam skripsinya yang berjudul, “Efektivitas Penerapan Teknik Clustering Terhadap Tingkat Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lumbanjulu” mengemukakan bahwa, kemampuan menulis cerpen sebelum teknik Clustering digunakan kurang memadai, sedangkan sesudah menggunakan teknik clustering tingkat kemampuan menulis cerpen kelas X menjadi lebih baik dengan skor rata-rata 43,34 sebelum teknik clustering diterapkan dan skor rata-rata 76,85 diperoleh sesudah teknik clustering diterapakan. Pembelajaran keterampilan menulis cerpen dapat memberikan manfaat untuk melatih siswa bernalar melalui bahasa yang digunakannya. Akan tetapi kenyataannya kemampuan menulis cerpen pada siswa masih kurang, sehingga dalam hal ini penulis menggunakan siswa kelas XI sebagai sasaran untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen yang masih kurang. Mengamati rendahnya kemampuan siswa dalam menulis cerpen maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis cerpen perlu ditingkatkan. Salah satu cara meningkatkan kemampuan tersebut adalah dengan menerapkan metode pembelajaran. Istarani (2011:1) mengemukakan bahwa, “Metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.” Faturrohman dalam Istarani (2011:1) juga mengemukakan bahwa, “Metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.” Dengan demikian, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan maka bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Metode Field Trip adalah metode belajar mengajar anak didik dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar (Sagala, 2006:214). Melalui metode field trip, guru akan meminta siswa untuk mengembangkan materi mengenai cerpen di luar ruangan kelas dan

dicapai sehingga siswa dapat memahami secara jelas tentang makna hakiki dari materi ajar yang disampaikan kepada siswa. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Field Trip terhadap Kemampuan Menulis Cerpen pada Siswa Kelas XI SMA Swasta Dharma Bakti Tanah Jawa.”

1.2 Rumusan Masalah

Masalah perlu dirumuskan dengan jelas dan lengkap dalam ruang lingkupnya agar sesuai dengan tujuan penelitian. Mengenai rumusan masalah ini, Arikunto (2010:63) mengemukakan bahwa, “Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi, dan dengan apa.”

Berdasarkan kutipan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Swasta Dharma Bakti Tanah Jawa yang diajar sebelum menggunakan metode field trip?

2. Bagaimanakah kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Swasta Dharma Bakti Tanah Jawa yang diajar sesudah menggunakan metode field trip ?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Swasta Dharma Bakti Tanah Jawa sebelum dan sesudah menggunakan metode field trip?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Swasta Dharma Bakti Tanah Jawa sebelum metode field trip diterapkan dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia. 2. Untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan menulis cerpen siswa

kelas XI SMA Swasta Dharma Bakti Tanah Jawa setelah metode field trip diterapkan dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia. 3. Untuk mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan yang signifikan

pada tingkat kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Swasta Dharma Bakti Tanah Jawa sebelum dan sesudah metode field trip diterapkan dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti berharap penuh penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Manfaat teoretis yang diharapkan yaitu dapat memberikan sumbangan yang relevan bagi dunia pendidikan yang berkaitan dengan keterampilan menulis cerpen.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa: dengan adanya penelitian ini siswa mendapat suatu pengalaman baru yang bermakna dengan adanya pembelajaran menulis cerpen dengan metode field trip.

b. Bagi guru: penelitian ini dapat dijadikan pedoman dan pertimbangan dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis cerpen bagi siswa.

c. Bagi peneliti yang lain: hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding dalam hal cara meningkatkan keterampilan menulis cerpen.

II. LANDASAN TEORETIS