• Tidak ada hasil yang ditemukan

pelayanan PONEK untuk menurunkan AKB dan AKI didukung dengan adanya koordinasi yang baik berdasarkan fungsinya yaitu

Pelayanan Obstetri dan Neonatus Emergensi Dasar (PONED) di puskesmas dan Pelayanan Obstetri dan Neonatus Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit, tersedianya tenaga kesehatan penolong persalinan yang terampil, sarana dan fasilitas, obat-obatan, serta peningkatan akses mobilisasi. Untuk melihat capaian sasaran tersebut diatas dapat dilihat pada indikator kinerja sebagai berikut :

Indikator 1 : Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan

Kematian ibu adalah kematian dari setiap wanita sewaktu dalam kehamilan, peralinan dan dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan tanpa mempertimbangkan lamanya serta dinama kehamilan tersebut berlangsung, upaya untuk meningkatkan kualitas manusia seyogyanya harus mulai sedini mungkin sejak janin dalam kandungan dan sangat tergantung pada

kesejahteraan ibu termasuk kesehatan dan keselamatan reproduksinya.

Kematian ibu terjadi karena tidak mempunyai akses ke pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terlambat mengenali tanda-tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai pelayanan kesehatan serta terlambat mendapatkan pelayanan difasilitas kesehatan, namun yang sering terjadi disebabkan oleh 4T yaitu : terlalu tua (>35 thn), terlalu muda, (<20 thn), terlalu banyak anak (>4 anak), dan terlalu dekat jarak kehamilan/paritas (< 2 thn), kurangnya tenaga yang terampil, serta kurang sarana dan prasarana yang memadai. Berdasarkan data Rekam Medik RSUD Polewali, bahwa jumlah persalinan akhir tahun 2016 sebanyak 202 persalinan, dengan ditargetkan ≤ 1, dan jumlah kematian sebanyak 0 orang atau dengan realisasi 0,0%, angka tersebut diatas menujukkan keberhasilan, ini didukung oleh adanya SDM kesehatan yaitu penambahan dokter spesialis tenaga bidan terampil khusus PONEK serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai untuk pelayanan kesehatan ibu dan bayi di rumah sakit, pada indikator ini digunakan asumsi, Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin rendah, atau

sebaliknya jika realisasi makin rendah pencapaian kinerja semakin baik,

67

pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program peningkatan, pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dan program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah, dan pemberian insentif pada dokter spesialis yang diberikan oleh pemerintah daerah.

Grafik 3.27

Trend Pencapaian Indikator Kenerja Utama (IKU) RSUD Polewali Kejadian Kematina Ibu Karena Persalinan

Tahun 2013 – 2015

Indikator 4 : Pertolongan Persalinan Melalui Seksio Cesaria

Seksio cesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus), beberapa faktor kematian oleh resiko terlambat (tiga terlambat), diantaranya terlambat dalam pemeriksaan kehamilan terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan, dan terlambat sampai difasilitas kesehatan karena termasuk emergency, emergecy dalam persalinan merupakan tindakan persalinan buatan, salah satu tindakan tersebut adalah persalinan sectio cesaria (SC). Berdasarkan data rekam medik RSUD polewali tahun 2016 jumlah persalinan dengan sectio cesaria 791 tindakan, dengan target 40% realisasi 69.3%, melihat angkat tersebut menunjukkan bahwa tingginya persalinan sectio cesaria atau melebihi target yang telah ditentukan ini disebabkan oleh tingginya kasus rujukan komplikasi persalinan/adanya penyulit yang penanganannya harus melalui seksio cesaria serta disebabkan oleh beberapa indikasi antara lain panggul sempit absolut, kurang kuatnya stimulasi, adanya tumor jalan rahim, plasenta pravia, 0%

Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan

Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan

preeklamsia berat, paritas penyulit persalinan, dll. Tindakan tersebut

68

dilakukan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi. pada indikator ini digunakan asumsi, semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program peningkatan, pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata, program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah.

Grafik. 3.28

Trend Pencapaian Indikator Kenerja Utama (IKU) RSUD Polewali Pertolongan Persalinan Melalui Sectio Cesaria

Tahun 2013-2015

Indikator 5 : Persentase Tingkat Kemampuan Menangani BBLR 1.500 gr–2.500 gr

Berat bayi lahir rendah (BBLR) telah menjadi masalah yang sangat serius di negara indonesia yang melibatkan keshatan ibu dan anak, Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah neonatus dengan berat badan lahir pada daat kelahiran kurang dari 2.500 gr (sampai 2.499 gram), BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir rendah mempunyai lemak dibawah kulit yang sangat sedikit karena beratnya kurang dari 2500 gr tanpa memandang masa kehamilan, BBLR dapat di ketahui dengan cara 60,4

Pertolongan Persalinan Melalui Sectio Persalinan

2013 2014 2015

penimbangan atau dengan tanda-tanda lingkar lengan atas bayi (diukur

69

pada pertengahan lengan atas) kurang dari 9.5 cm, tubuh kurang berisi ototnya lembek dan kulitnya keriput dan tipis, bayi lebih kecil dari bayi normal, bayi berat lahir rendah, faktor yang menyebabkan terjadi BBLR antara lain gizi kurang saat hamil, umur ibu (terlalu tua/terlalu muda), jarak hamil terlalu dekat, paritas ibu (amak lebih dari 5), asma bronkiale, hipertensi, rokok dan tingkat pendidikan ibu, di RSUD polewali pelatihan manajemen penanganan asfiksia dan penanganan BBLR untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan terlatih, sehingga kematian bayi karena BBLR dapat ditangani, Berdasarkan data rekam medik RSUD polewali tahun 2016 dari 330 BBLR yang datang kerumah sakit yang berhasil ditangani sebnayak 351 BBLR, melihat angka tersebut menunjukkan masih ada BBLR yang belum ditangani sebanyak 21 BBLR, ini disebabkan karena keterlambatan pasien dirujuk kerumah sakit, tetapi bagi ibu melahirkan dirumah sakit dengan kasus BBLR langsung ditangani, namun pada tahun 2016 RSUD polewali ditargetkan 100% realisasi

rumus : semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program peningkatan, pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata, program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Pencapaian target dan capaian untuk 5 indikator kinerja pada sasaran ke – 5 dapat dilhat pada tebel berikut :

Tabel.3.29

Trend Pencapaian Indikator Kenerja Utama (IKU) RSUD Polewali Persentase Kemampuan Menangani BBLR 1.500 gr – 2.500 gr

Tahun 2013 – 2015

70

Tabel 3.6

Analisis Pencapaian Sasaran 5

Akselerasi Pelayanan PONEK dan Koordinasi Vertikal, Horisontal dan Diagonal Secara Efektif, Tahun 2016

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

Indikator (%)

1 Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan Persen ≤ 1 0.80 80

2 Pertolongan Persalinan Melalui Sektio Cesaria Persen 50 63.75 127

3 Persentase Kemampuan Menangani BBLR 1.500 gr – 2.500 gr Persen 95 96.88 101

Grafik. 3.30

71

Capaian Indikator pada Sasaran 5

Grafik. 3.31

Trend Pencapaian Indikator pada Sasaran 5 Tahun 2013 - 2015

Kejadian Kematian Ibu krn Persalinan Pertolongan Persalinan Melalui SektioCesaria Persentase Kemampuan Menangani BBLR 1.500 gr – 2.500 gr

Tahun 2013 0 60,4 89,39

Tahun 2014 0 65,39 93,33

Perbandingan Pencapaian IKU tersebut telah mencapai target yang ditentukan, dimana indkator kejadian kematian ibu kerena persalinan ditargetkan kecil dari 1 dengan realisasi 0.80% (mencapai) dengan menggunakan asuamsi semakin rendah capaian semakin baik, pertolongan persalinan melalui sektio cesaria ditargetkan 50%

dengan realisasi 63,75, (mencapai) dengan menggunakan asumsi semakin tinggi semakin baik karena dengan pertolongan melalui sektio cesaria dapat menunrunkan angka kematian ibu melahirkan, sedangkan persentase kemampuan menangani BBLR 1.500 gr – 2.500 gr ditargetkan 95% dengan realisasi 96,88% keberhasilan indikator tersebut disebabkan adanya tenaga yang telah terlatih/mahir dalam memberikan penanganan BBLR

B. Akuntabilitas Keuangan RSUD Polewali

72

Pengeluaran atau Belanja Rumah Sakit Umum Daerah Polewali yang bersumber dari dua penganggaran yang digunakan yang disinergikan dengan program dan kegiatan yang menunjang pencapaian sasaran strategis dan indicator sasaran, antara lain : dana APBD/DAU yang bersumber dari anggaran supdisi daerah dan dana BLUD yang bersumber dari pendapatan fungsional rumah sakit atau pendapatan yang dikelola langsung, dalam membiayai kegiatan tahun 2016

Tabel . 3.7

73

Realisasi Anggaran RSUD Polewali Tahun 2016

No Uraian Pagu Anggaran Realisasi % Capaian

1 2 3 4 5

1 BELANJA 75.057.809.549,- 70.514.732.030,- 93.95

Belanja Tidak Langsung 12.184.024.673,- 13.992.903.142,- 114.85

- Belanja Pegawai 12.184.024.673,- 13.992.903.142,- 114.85

Belanja Langsung

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.194.674.000,- 1.110.143.112,- 95.75

1. Penyediaan Jasa Suat-Menyurat 900.028.000,- 885.159.960,- 98.34

2. Penyediaan Jasa Pemeliharaan & Perizinan Kendaraan

Dinas/Operasional 13.210.000,- 2.397.000,- 18.15

3. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan 9.856.000,- 6.100.000,- 81.69

4. Penyediaan Makanan dan Minuman 63.000.000,- 41.500.000,- 65.87

5. Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah 199.080.000, 167.331.152,- 84.05

6. Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah 9.500.000,- 7.655.000,- 80.58

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 17.717.446.180,- 17.101.663.000,- 96.52

1. Pembangunan Gedung Kantor 4.671.150.000,- 4.582.979.000,- 98.11

2. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 380.000.000,- 0 0

3. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 200.000.000,- 199.878.000 99.93

4. Pengadaan Mebeluer 472.800.000,- 452.400.000,- 95.68

5. Pengadaan Komputer 96.950.000,- 86.950.000,- 89.68

6. Pengadaan Peralatan Kantor 124.500.000,- 89.857.000,- 72.20

7. Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Dinas 30.000.000,- 30.000.000,- 100

8. Pembangunan Gedung Rumah Sakit 11.742.046.180,- 11.659.599.000,- 99.29

Program Peningkatan Disiplin Aparatur

1. Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya 84.000.000,- 83.720.000,- 99.66

Program Peingkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja da Keuangan 57.871.050,- 56.407.050,- 97.47

1. Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun 23.940.000,- 23.894.000,- 99.80

2. Penyusunan RKA-SKPD dan DPA-SKPD 30.924.050,- 30.506.050,- 98.64

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 136.168.800,- 136.168.800,- 100.0

1. Penyusunan Standar Kesehatan 136.168.800,- 136.168.800,- 100.0

Sakit/Ruah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru/Rumah Sakit Mata

74

1. Pengadaan Alat-Alat Rumah Sakit 16.417.623.050,- 16.207.532.287,- 98.72

2. Pengembangan Tipe Rumah Sakit 819.001.433,- 396.591.951,- 48.42

Program Pelayanan Kesehatan Badan Layanan Umum Daerah 69.747.056.893,- 66.986.359.880,- 96.04 1. Pelayanan Kesehatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD RSUD) 69.747.056.893,- 66.986.359.880,- 96.04

Tabel 3.8

Pendapatan RSUD Polewali Tahun 2016

No Uraian Pagu Anggaran Realisasi

1 2 3 4

I TOTAL PENDAPATAN 106.173.841.406,-

97.079.986.572,-1. Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD 69.747.056.893,- 66.986.359.880,-2. Pendapatan Dana Alokasi Umum (DAU) 3.221.407.513,- 2.461.480.513,-3. Pendapatan Dana Lokasi Khusus (DAK) 33.205.377.000,-

27.632.146.179,-BAB IV

75

PENUTUP

A. Kesimpulan

RSUD Polewali Kabupaten Polewali Mandar merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang sangat strategis dalam upaya penunjang peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yang sekaligus mempunyai dampak yang sangat luas dalam perbaikan kualitas hidup manusia, tahun 2016 merupakan tahun kedua penilaian kinerja dalam Renstra RSUD Polewali Tahun 2014-2019, yang telah ditetapkan dan dijadikan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Perjanjian Kinerja (PK) RSUD Polewali tahun 2016, yang terdiri dari 5 (lima) sasaran dengan 34 (tiga puluh empat) indikator kinerja, dari 34 indikator yang diukur, sebanya 19 (sembilan belas) indikator (55%) mencapai sesuai target, sebanyak 9 (sembilan) indikator (26%) mencapai atau melebih terget dan sebanyak 6 (enam) indikator (17%) belum mencapai target, penjabaran indikator kinerja tersebut dituangkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (LAKIP) RSUD Polewali Kabupaten Polewali Mandar

Tahun 2016, sebagai penyampaian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi yang merupakan cerminan dari hasil kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Polewali selama satu tahun.

B. Saran

Dalam rangka menunjang pencapaian kinerja SKPD yang optimal dalam penetapan IKU dan perjajian harus disesuaikan dengan tugas, pokok, fungsi dan kewenangan SKPD, dan untuk meningkatkan pemahaman tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta kemampuan praktis dalam menyusun dokumen-dokumen kinerja seperti memberikan pelatihan dan bimbingan LAKIP secara komprehensif kepada Aparatur, terutama Aparatur pada masing-masing SKPD.

76

Lampiran-lampiran

77