• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUMAH SAKIT MODERN, HANDAL DAN

B. PERJANJIAN KINERJA 16

Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Berikut adalah tabel perjanjian kinerja RSUD Polewali Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2016 :

Tabel 2.1

Perjanjian Kinerja RSUD Polewali Tahun 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

1 Terselenggaranya pembangunan fasilitas rumah sakit yang

atraktif menarik dan fungsional. 1 Tipe dan klasifikasi RSUD Tipe B

2 Persentase Pencapaian Sertifikasi RS Terakreditasi Persen 100

2 Terselenggaranya pengadaan peralatan medis dan non

medis yang canggih sesuai dengan standar Nasional 1 Kecukupan peralatan kedokteran dan kesehatan Rumah Sakit Persen 100 2 Jumlah alat-alat medik Rumah Sakit yang dikalibrasi Persen 90 3 Terselenggaranya pengembangan SDM melalui diklat

secara berkesinambungan 1 Ketersediaan tim penanggulangan bencana Tim 1

2 Ketersediaan pelayanan rawat inap Persen 100

3 Presentase tenaga kesehatan gawat darurat yang bersertifikasi

BCLS/PPGD/GELS/ACLS Persen 100

4 Pemberi pelayanan rawat inap Persen 100

5 Pemberi pelayanan persalinan normal Persen 100

6 Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit Persen 100 7 Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi Persen 100

8 Pemberi pelayanan unit intensif Persen 86

4 Terselenggaranya pelayanan sesuai standar Nasional, dengan perilaku SDM yang santun dan mampu menyenangkan pelanggan

1 Persentase life saving anak dan dewasa Persen 100

2 Kematian pasien < 24 jam di gawat darurat Persen 1.55 3 Pelayanan terhadap pasien Gakin yang datang ke RS pada setiap

unit pelayanan Persen 100

4 Kejadian infeksi pasca operasi Persen 0.5

5 Kematian pasien > 48 jam Persen 0.64

6 Waktu tunggu operasi elektif Hari 2

7 Kejadian kematian dimeja operasi Persen ≤ 1

17

8 Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi Persen 100

9 Waktu tunggu obat jadi Menit 15

10 Waktu tunggu obat racikan Menit 15

11 Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat Persen 100 12 Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien Persen 90

13 Waktu hasil pelayanan laboratorium Menit 100

14 Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaanlaboratorium Persen 100

15 Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto Jam 1.5

16 Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medic Persen 100

17 Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah Jam 24

18 Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfuse Persen 100 19 Persentase layanan rawat jalan spesialistik yang tersedia Persen 98 5 Akselerasi pelayanan PONEK dan koordinasi vertikal,

horizontal dan diagonal secara efektif 1 Kejadian kematian ibu karena persalinan Persen ≤ 1

2 Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria Persen 40 3 Kemampuan menangani BBLR 1.500 gr – 2.500 gr Persen 100

Program Anggaran

1. Pelayanan Kesehatan Badan Layanan Umum Daerah Rp.

65.747.056.893,-2. Pengadaan, Peningkatan Sarana & Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Rp. 10.950.117.483,-Paru-paru/Rumah Sakit Mata

3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Rp.

17.557.226.180,-Polewali, 13 Januari 2016

BUPATI POLEWALI MANDAR DIREKTUR RSUD POLEWALI

H. ANDI IBRAHIM MASTAR dr. Hj. SYAMSIAH, M.Si, M.Kes

Pangkat : Pembina

AKUNTABILITAS KINERJA

18

Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Akuntabiltas kinerja tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target masing-masing indikator sasaran strategis yang tetapkan dalam dokumen Renstra RSUD Polewali Tahun 2014 – 2019, IKU dan Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Dalam upaya untuk meningkatkan akuntabiltas RSUD Polewali Kabupaten Polewali Mandar melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi. Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama RSUD Polewali Kabupaten Polewali Mandar tahun 2016 adalah sebagai berikut

Tabel 3.1

19

Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) RSUD Polewali Tahun 2016

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi

Terselenggaranya Pembangunan fasilitas rumah sakit yang

atraktif menarik dan fungsional 1. Tipe dan Klasifikasi RSUD Persen B C

2. Persentase Pencapaian Sertifikasi RS Terakreditasi Persen 100 83.3

Terselenggaranya pengadaan peralatan medis dan non

medis yang canggih sesuai dengan standar Nasional 1. Kecukupan peralatan kedokteran dan kesehatan Rumah Sakit Persen 100 80

2. Jumlah alat-alat medik Rumah Sakit yang dikalibrasi Persen 90 100

Terselenggaranya pengembangan SDM melalui diklat

secara berkesinambungan 1. Ketersediaan Tim penanggulangan bencana Tim 1 1

2. Ketersediaan pelayanan rawat inap Persen 100 100

3. Presentase tenaga kesehatan gawat darurat yang bersertifikasi

BCLS/PPGD/GELS/ACLS Persen 100 100

4. Pemberi pelayanan rawat inap Persen 100 100

5. Pemberi pelayanan persalinan normal Persen 100 100

6. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit Persen 100 100

7. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi Persen 100 100

8. Pemberi pelayanan unit intensif Persen 86 60.46

Terselenggaranya pelayanan sesuai standar Nasional, dengan perilaku SDM yang santun dan mampu menyenangkan pelanggan

1. Persentase life saving anak dan dewasa Persen 100 100

2. Kematian pasien < 24 jam di gawat darurat Persen 1,56 0.32

3. Pelayanan terhadap pasien Gakin yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan Persen 100 100

4. Kejadian infeksi pasca operasi Persen 0,5 0.2

5. Kematian pasien > 48 jam Persen 0,64 1.38

6. Waktu tunggu operasi elektif Hari 2 1

7. Kejadian kematian dimeja operasi Persen ≤ 1 0

8. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi Persen 100 100

9. Waktu tunggu obat jadi Menit 15 10

10. Waktu tunggu obat racikan Menit 45 13

11. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat Persen 100 100

12. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien Persen 90 98.6

13. Waktu hasil pelayanan laboratorium Menit 100 100

14. Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium Persen 100 100

16. Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medic Persen 100 100

20

17. Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah Jam 24 24

18. Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfuse Persen 100 100 19. Persentase layanan rawat jalan spesialistik yang tersedia Persen 98 99.36 Akselerasi pelayanan PONEK dan koordinasi vertikal,

horizontal dan diagonal secara efektif 1. Kejadian kematian ibu karena persalinan Persen ≤ 1 0

2. Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria Persen 40 69.3

3. Kemampuan menangani BBLR 1.500 gr – 2.500 gr Persen 100 93.05

Tabel tersebut diatas dilihat bahwa dari 34 (tiga puluh empat) indikator yang dijadikan IKU, kinerja yang mencapai target 19 (sembilan belas) indikator atau 55%, kinerja yang belum mencapai target 6 (enam) indikator atau 17%, dan yang melebihi target 9 (sembilan) indikator atau 26%. Secara keseluruhan Rumah Sakit Umum Daerah Polewali telah berhasil dalam mencapai target IKU tahun 2016.

No. Mencapai Target Melebihi Target Belum Mencapai Target

1 Ketersediaan tim penganggulangan bencana 1. Jumlah alat-alat yang dikalibrasi 1. Tipe dan Klasifikasi RS

2 Ketersediaan pelayanan rawat inap 2. Kematian pasien < 24 jam di gawat darurat 2. Persentase pencapaian sertifikasi RS terakreditasi

3 gawat darurat yang bersertifikat

BCLS/PPGD/GELS/ACLS 3. Kejadian infeksi pasca operasi 3. Kecukupan peralatan kedokteran dan kesehatan Rumah Sakit

4 Pemberi pelayanan rawat inap 4. Waktu tunggu operasi elektif 4. Pemberi pelayanan unit intensif 5 Pemberi pelayanan persalinan normal 5. Waktu tunggu obat jadi 5. Kematian pasien > 48 jam

6 Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit 6. Waktu tunggu obat racikan 6. Waktu tunggu pelayanan laboratorium 7 Persentase pemberi pelayanan persalinan

dengan tindakan operasi 7. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada

pasien 7. Persentase kemampuan menangani BBLR 1.500

gr – 2.500 gr.

8 Persentase life saving anak dan dewasa 8. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto 9 Cakupan pelayanan terhadap pasien gakin yang

datang ke RS pada setiap unit pelayanan 9. Persentase layanan rawat jalan spesialistik yang tersedia

10 Kejadian kematian dimeja operasi 8. Perolongan persalinan melalui seksio secaria 11 Tidak adanya kejadian salah tindakan pada

operasi

12 Tidak adanya kejadian salah pemberian obat 13 Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil

pemeriksaan laboratorium

14 Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan

21

rehabilitasi medik

15 Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah 16 Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap

pelayanan transfusi

17 Kejadian kematian ibu karena persalinan

Grafik 3.1

Pencapaian Indikator Kinerja Utama RSUD Polewali Tahun 2016

50%

20%

30%

Capaian IKU RSUD Thn 2016

Mencapai Belum mencapai melebihi

Persentase pengukuran Indikator Kinerja Utama RSUD Polewali Tahun 2016 yang terdiri dari 34 (tiga puluh empat) indikator dengan rata-rata mencapai , dari indikator kinerja tersebut nampak bahwa sebagian besar telah mencapai taeget yang telah ditentukan, indikator yang mencapai target adala19 indikator atau (55%), sedangkan indikator yang tidak mencapai target adalah 6 indikator atau 17%, dan indikator yang melebihi target adalah 9 indikator atau 26%,

A.1. Pengukuran, Evaluasi dan Analisa Capaian Kinerja

22

Untuk mengetahui capaian kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi dan rumus sebaai berikut :

a. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang Semakin baik, atau sebaliknya jika realisasi semakin rendah pencapian kinerja semakin rendah maka digunakan rumus sebagai berikut :

b. Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin rendah, atau sebaliknya jika realisasi makin rendah pencapaian kinerja semakin baik, maka digunakan rumus sebagai berikut :

Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menghitung pencapaian

kinerja kegiatan dan sasaran dengan cara membandingkan antara rencana pencapainnya yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dengan realisasi pencapainnya. Pengukuran terhadap pencapaian komponen kegiatan dan sasaran ini dituangkan dalam formulir Pengukuran Kinerja Tahunan.

Pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2016 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran dengan membandingkan dengan tahun sebelumnya.

Analisis pencapaian kinerja per sasaran dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :

Prosentase Pencapaian Rencana

Tingkat Capaian

Realisai Rencana

= X 100 %

Prosentase Pencapaian Rencana Tingkat

Capaian

Realisai – (realisasi –rencana) R encana

= X 100 %

Tujuan 1 Tersedianya Bangunan Rumah Sakit Yang Atraktif

23

Menarik Dan Fungsional

Konsep perencanaan bangunan rumah sakit yang atraktif merupakan hal yang baru atau terobasan yang ingin dilakukan RSUD Polewali, dinama tujuannya menjadikan rumah sakit sebagai tempat yang nyaman, dan menyenangkan, dengan tetap menjalankan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan, rumah sakit diharapkan menarik dengan menyediakan bermacam fasilitas agar pengunjung/pasien betah dan selalu ingin kembali untuk melakukan pemeriksaan/pengobatan, untuk mengukur keberhasilan tujuan tersebut diatas ditetapkan sasaran strategis dengan dua indikator sebagai berikut :

Sasaran 1

Terselenggaranya Pembangunan Fasilitas

Rumah Sakit yang Atraktif, Menarik dan fungsional

Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia kedokteran dengan jenis penanganan semakin beragam, sehingga fasilitas pelayanan pun dituntut semakin lengkap dan terpadu, untuk menjadi rumah sakit yang nyaman dan menyenangkan maka perlu perencanaan dan perancangan tentang rumah sakit yang berkaya modern baik dalam perwujudan bentuk bangunan maupun penggunaan warna yang bervariasi agar bangunan terlihat lebih menarik, atraktif dan tidak terkesan monoton, serta diharapkan nantinya wujud bangunan akan menghilangkan rasa takut pada masyarakat. Dalam sasaran tersebut, yang terdiri dari 2 indikator yang selutuhnya belum mencapai target yang telah ditentukan, jika dibandingkan dengan tahun 2015 untuk type dan klasifikasi RS mencapai target 100%, namun untuk presentase pencapaian sertifikasi RS yang terakreditasi ditargetkan 100 % pada tahun 2016 dan belum mencapai target atau

rumus : Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang

24

semakin baik, atau sebaliknya jika realisasi semakin rendah pencapian kinerja semakin rendah, adalah sebagai berikut :

Untuk melihat capaian sasaran tersebut diatas dapat dilihat pada indikator kinerja sebagai berikut :

Indikator 1 : Tipe dan klasifikasi RSUD

Klasifikasi rumah sakit merupakan pengelompokkan rumah sakit berdasarkan perbedaan tingkat kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan, klasifikasi rumah sakit dapat di bedakan menjadi rumah sakit umum tipe A, B,C, dan D, klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan yang dimiliki, RSUD Polewali sesuai dengan kelas/tipenya sudah memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan medic, jumlah tenaga medis dan paramedis, sarana dan prasarana yang memadai, pada tahun 2016 capaian indikator Tipe dan klasifikasi RS adalah C atau tidak mencapai

target yang ditentukan yaitu rumah sakit tipe B namun untuk presentase pencapaian sertifikasi RS yang terakreditasi ditargetkan 100% pada tahun 2016 dengan realisasi 83.3% dan belum mencapai target, jika dibandingkan dengan tahun 2015 untuk type dan klasifikasi RS mencapai target 100%, untuk pelaksanaan kegiatan terakomodir pada program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa, rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dan program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pembangunan gedung kantor, pembangunan gedung rumah sakit, pengadaan alat-alat rumah sakit dan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah, pencapaian indikator, target dan realisasi tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :

Prosentase Pencapaian Rencana

Tingkat Capaian

Realisai Rencana

= X 100 %

Tabel 3.2

25

Analisis Pencapaian Sasaran I

Terselenggaranya Pembangunan Fasilitas Rumah Sakit yang Atraktif, Menarik dan Fungsional

Tahun 2016

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

Indikator (%)

1 Tipe dan Klasifikasi RS Type B C C

2 Persentase Pencapaian Sertifikasi RS Terakreditasi Persen 100 83.3 83.3

Grafik 3.2

Capaian Indikator pada Sasaran 1 RSUD Polewali Tahun 2016

Presentase pencapaian indikator Kinerja Utama RSUD pada sasaran I, dengan 2 indikator kinerja, seluruhnya belum mencapai target, sebagaimana dilihat pada grafik bahwa untuk tipe dan klasifikasi RS dengan target B realisasi C atau belum mencapai target, dan untuk presentase pencapaian sertifikasi RS terakreditasi ditargetkan 100%

realisasi 83.3%,

Kendala :

1. Masih kurangnya tenaga medis (sub spesialistik) sesuai dengan standar Tipe dan Klasifikasi RS

2. Dari ketiga tahapan yang harus dilakukan (workhsop, bimbingan dan survey) hanya dapat melakukan 2 tahapan saja, dikarenakan masih sulit untuk mendatangkan TIM KARS pusat untuk

Solusi : 1. Dilakukan kerjasama / MoU dengan instansi terkait.

2. Perlu dukungan pemerintah untuk pengganggaran kegiatan survey akreditasi RS

26

Trend Capaian Indikator Kinerja Utama Rumah Sakit Tahun 2013 – 2015

Indikator 2 : Persentase Pencapaian sertifikasi rumah sakit terakreditasi

Akreditasi rumah sakit adalah suatu pengakuan publik melalui suatu badan nasional akreditasi rumah sakit atas prestasi rumah sakit dalam memenuhi standar akreditasi yang diakui melalui suatu asesmen pakar sebar (peer) dan eksternal yang independen Untuk menghadapi

dinamika masyarakat sedemikian rupa pemerintah melalui kementerian kesehatan tidak tinggal diam, kementerian kesehatan republik indonesia mewajibkan melaksanakan akreditasi rumah sakit dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit di indonesia. Dasar hukum pelaksanaan akreditasi di rumah sakit adalah UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, UU No. 44 Tahun2009 tentang rumah sakit dan Permenkes 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang organisasi dan tata kerja kementerian kesehatan.

Akreditasi mengadung arti suatu pengakuan yang diberikan pemerintah kepada rumah sakit karena telah memenuhi standar yang ditetapkan Bahwa semua hal yang ada didalamnya sudah sesuai dengan standar sarana dan prasarana serta prosedur yang dilakukan kepada pasien sudah sesuai dengan standar.

27

Sesuai dengan hasil kunjungan Tim Suvei Akreditasi dari Departemen Kesehatan RI tahun 2009, berdasarkan hal tersebut maka MENKES RI tahun 2010 tertanggal 24 februari 2019 RSUD Polewali telah mendapatkan nilai Akreditasi penuh tingkat dasar (5 pelayanan dasar) oleh Dr. Faris W. Husain.

RSUD Polewali mempunyai target Standar JCI Rumah Sakit yaitu standar yang dimaksud sebagai suatu tingkat kualitas pelayanan

realisasi Persentase Pencapaian sertifikasi RS Terakreditasi adalah 80%

dengan target 100%, hal ini disebabkan oleh karena dari tiga tahapan yang telah direncakan melalui anggaran DAK Non Fisik (Worskhop.

Bimbingan dan Survey), dari 3 tahapan tersebut hanya dapat dilaksanakan 2 tahapan yaitu worskhop dan bimbingan.

Tujuan 2 :” Tersedianya Peralatan Medis dan Non Medis yang Canggih, sesuai Standar

Alat kesehatan adalah mesin atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untu mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia dan atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Karena itu alat kesehatan yang baik harus memenuhi standar dan atau persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan, tidak hanya terkait dengan prosedur/tindakan diagnosa, kuratif rehabilitatif tetapi juga mencakup promotif preventif, dan paliatif

.

Peralatan medis yang gunakan harus berstandar SNI dan register

Sasaran 2 :

28

Terselenggaranya pengadaan peralatan medis

dan non medis yang canggih sesuai standar Nasional.

Tanggung jawab secara umum menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya kelayakan siap pakai peralatan kesehatan dengan tingkat keakurasian dan keamanan serta mutu yang standar, peralatan medis dan non medis harus memenuhi standar pelayanan, persyarakatan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai, peralatan tersebut harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang Sampai saat ini RSUD Polewali memberikan keragaman pelayanan yang memadai dengan peralatan medis yang memenuhi persyaratan sebagai rumah sakit kelas C. Dalam sasaran tersebut, yang terdiri dari 2 Indikator, dengan menggunakan rumus : semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, ,

adalah sebagai berikut :

Untuk melihat capaian sasaran tersebut diatas dapat dilihat pada indikator kinerja sebagai berikut :

Indikator 1 : Kecukupan Peralatan Kedokteran dan Kesehatan Rumah Sakit.

Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, pemerintah telah mendorong pelaksanaan akreditasi rumah sakit, rumah sakit harus mempunyai standar pelayanan terukur yaitu dengan meningkatkan profesionalisme dan didukung oleh peralatan yang memadai, nantinya diharapkan masyarakat akan memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau, Kecukupan peralatan kedokteran dan kesehatan rumah sakit adalah tersedianya alat sesuai dengan kebutuhan type rumah sakit, di RSUD Polewali indikator kinerja kecukupan kedokteran dan peralatan kesehatan rumah sakit pada tahun 2016 ditargetkan 100% yang terealisasi adalah 80%, angkat tersebut, tidak mencapai target yang telah ditentukan ini disebabkan karenaadanya penambahan gedung perawatan dan penambahan dokter spesialis yang harus didukung oleh peralatan dalam menunjang pelayanan, penambahan peralatan tersebut telah Prosentase Pencapaian

dilakukan dengan pengadaan peralatan dilakukan bertahap, dan

29

pelaksanaan kegiatan dari indikator kinerja tersebut diatas, terakomodir pada program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa, rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dan program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pembangunan gedung kantor, pembangunan gedung rumah sakit, pengadaan alat-alat rumah sakit dan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah.

Indikator2 : Persentase Alat-alat Medis Rumah Sakit yang Dikalibrasi Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan didirikan untuk penyediakan pelayanan kesehatan bermutu, aman dan bermanfaat optimal bagi pasien, keluarga pasien, karyawan dan para pengunjung rumah sakit, untuk mencapai tujuan tersebut fasilitas fisik, peralatan medic, dan peralatan lainnya serta personal yang mengelolanya harus diatur secara efektif

,

pengamanan kesediaan alat kesehatan diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang

persyarakatan mutu dan/atau keamanan dan kemanfaatan. Pengunaan

30

peralatan medic pada pelayanan kesehatan di rumah sakit cenderung meningkat pesat oleh karena itu factor resiko yang ada juga tinggi, peralatan medic dan non medic harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan label layak pakai, harus diuji dan dikalibrasi secara berkala yang dilakukan pemeriksaan terhadap alat yang rusak untuk dilakukan perbaikan, pada rumah sakit yang dikalibrasi adalah jumlah jenis peralatan kedokteran dan kesehatan tahun 2016 ditargetkan 90% dengan realisasi 100%, untuk indikator diatas tidak oleh penguji balai fasilitas kesehatan yang berwenang, Jumlah alat-alat medic mencapai target di sebabkan karena anggaran untuk kalibrasi alat tidak mencukupi, dan pelaksanaan kegiatan dari indikator kinerja tersebut diatas, terakomodir pada program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa, rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dan program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pembangunan gedung kantor, pembangunan gedung rumah

sakit, pengadaan alat-alat rumah sakit dan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Pencapaian target dan realisasi tahun 2016 untuk sasaran 2, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3

31

Analisis Pencapaian Sasaran 2

Terselenggaranya pengadaan peralatan medis dan non medis yang canggih sesuai dengan standar Nasional

Tahun 2016

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian Indikator (%)

1 Kecukupan peralatan kedokteran dan kesehatan

Rumah sakit Persen 100 80 80

2 Persentase alat-alat medik Rumah Sakit yang

dikalibrasi Persen 90 100 111

Grafik 3.4

Capaian Indikator pada Sasaran 2 RSUD Polewali Tahun 2016

Capaian kinerja pada sasaran ke 2 : terdiri dari dua indikator, yaitu pada indikator kecukupan peralatan kedokteran dan kesehatan rumah sakit yang ditarget kan 100% dengan realisasi 80%, dan pada indikator persentase

alat-alat medik rumah sakit yang dikalibrasi ditargetkan 90% dengan realisasi 100%.

Kendala :

1. Belum terpenuhinya semua item peralatan yang harus tersedia untuk RS sesuai standar kelas.

2. Masih kurang dukungan pemerintah daerah mengenai pengganggaran pengadaan peralatan kesehatan.

3. Pengganggaran pada tingkat pemerintah pusat terkendala pada ketersediaan menu

Grafik. 3.5

32

Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) RSUD Polewali, Pada Sasaran 2

Tahun 2013 – 2015

Tujuan : “Tersedianya Sumber Daya Manusia yang Memiliki Keterampilan, Pengetahuan dan Attitude yang bias diterima oleh Masyarakat Pengguna”

Pembangunan kesehatan dibidang pelayanan kesehatan langsung seperti rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efesiensi pelayanan secara terpadu, salah satu usaha peningkatan mutu pelayanan rumah sakit adalah dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan SDM rumah sakit sesuai kompetensi dibidangnya, dalam mendukung tercapainya tujuan tersebut, ditetapkan sasaran dan indicator sebagai berikut :

Sasaran 3

Terselenggaranya pengembangan SDM melalui diklat secara berkesinambungan

Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan, pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu pendekatan utama dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia. Hal ini dilakukan sebagai pendekatan, karena pendidikan dan

85

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kecukupan

pelatihan mempunyai peran strategis terhadap keberhasilan mencapai

33

tujuan organisasi, serta mempengaruhi peningakatan kualitas kinerja, baik pemerintah maupun swasta, sumber daya manusia di bidang kesehatan, dituntut untuk terus meningkatkan kompetensi, sehingga bisa menjadi tenaga yang professional sesuai dengan bidangnya Terutama tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan secara langsung ke masyarakat, seperti: dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan penunjang lainnya.

Peningkatan kompetensi itu didapatkan melalui pendidikan dan pelatihan

Peningkatan kompetensi itu didapatkan melalui pendidikan dan pelatihan