• Tidak ada hasil yang ditemukan

Di RSUD Polewali tahun 2016 ditargetkan 45 menit dengan realisasi 13 menit, ini didapat dari jumlah komulatif

rata-rata waktu tunggu obat racik pada

pasien dibagi dengan jumlah pasien yang survei, sehingga hasil tersebut mencapai target yang telah ditentukan, Pada indikator ini digunakan asumsi, Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin rendah, atau sebaliknya jika realisasi makin rendah pencapaiankinerja semakin baik atau berhasilnya suatu kinerja. pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut :

Grafik 3.17

53

Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Waktu Tunggu Obat Racikan

Tahun 2013 – 2015

Indikator 11 : Persentase Kejadian Kesalahan Pemberian Obat

Mutu pelayanan farmasi rumah sakit adalah pelayanan farmasi yang menunjukkan pada peningkatan kesempurnaan pelayanan dalam menimbulkan kepuasan pasien sesuai dengan standar pelayanan profesi yang ditetapkan serta sesuai dengan kode etik profesi farmasi. ketelitian dan keterampilan tenaga dalam memberikan pelayanan farmasi, akan

lamanya pelayanan pemberian obat kepada pasien sehingga ini menjadi penilaian keberhasilan suatu kinerja petugas dan tercapainya target kinerja, kesalahan dalam pemberian obat sering terjadi pada pasien yang disebabkan banyak faktor, antara lain beban kerja meningkat, kelelahan dan kesalahpahaman komunikasi, untuk mencegah kesalahan dalam pemberian obat diperlukan kepatuhan dalam melakukan pemberian obat yang sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), serta melakukan pelayanan sesuai dengan standar minimal, untuk indikator kinerja diatas pada tahun 2016 RSUD Polewali menargetkan 0 % dengan realisasi 0%, pencapaian target indikator dengan menggunakan asumsi, jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin rendah, atau sebaliknya jika realisasi makin rendah pencapaian kinerja semakin baik atau berhasilnya suatu kinerja. pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat 0

Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali

Tahun 2013

Tahun 2014

Tahun 2015

Grafik 3.18

54

Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Persentase Kejadian Kesalahan Pemberian Obat

Tahun 2013 – 2015

Indikator 12 : Ketepatan Waktu Pemberian Makanan Kepada Pasien Pelayanan Gizi Rumah Sakit adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk meningkatkan kesehatan dalam rangka upaya preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Penyelenggaraan makanan rumah sakit dilakukan untuk mencapai pelayanan gizi optimal dalam pemenuhan gizi orang sakit dan pemenuhan metabolisme tubuh, Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan

mulai dari penetapan peraturan pemberian makan rumah sakit, yang bertujuan untuk menyediakan makanan yang berkualitas baik dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan pada pasien atau konsumsi. Sesuai surat keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit yang menyatakan bahwa ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien ≥ 80%.

0 0,5 1

Persentase Kejadian Kesalahan

Pemberian Obat 0

0 0

Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Pada RSUD Polewali tahun 2016 ditargetkan 90% realisasi

55

98.6%, keberhasilan pada indikator kinerja tersebut diatas, tidak terlepas kepatuhan dalam melakukan SOP pendistribuasian makanan yaitu makan pagi (pukul 06.00 – 07.00), distribusi makan siang (pukul 11.30 – 13.00), distribusi makan malam (pukul 18.00 – 19.30), dan standar pelayanan minimal yang telah ditentukan. pencapaian target indikator dengan menggunakan asumsi, semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut :

Grafik 3.19

Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Ketepatan Waktu Pemberian Makanan Kepada Pasien

Tahun 2013 – 2015

Indikator 13 : Waktu Hasil Pelayanan Laboratorium

Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, dan pengobatan, serta pemulihan kesehatan.

Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium adalah tenggang waktu mulai pasien diambil sampel sampai dengan menerima hasil yang sudah

60

Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali

Tahun 2013

Tahun 2014

Tahun 2015

diekspertisi, tahun 2016 jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan

56

laboratorium adalah 31.350 dari 313 pasien laboratorium yang disurvei ditargetkan 100 menit dengan realisasi 100 menit, dan pada RSUD Polewali waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan darah sampai adanya hasil pemeriksaan sudah mencapai target yang telah ditentukan, ini menunjukkan bahwa pelayanan laboratorium semakin meningkat, hal ini disebabkan adanya penambahan tenaga analis laboratorium, alat laboratorium (alat dan bahan pakai habis).

Pada indikator ini digunakan asumsi, semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik,

pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut :

Grafik 3.20

Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Waktu Hasil Pelayanan Laboratorium

Tahun 2013 – 2015

Indikator 14 : Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Pelayanan pemeriksaan laboratorium di RSUD Polewali sudah dilengkapi dengan aplikasi laboratory information system dimana seluruh hasil pemeriksaan dikelola menggunakan sistem komputerisasi, selain efesiensi waktu pencatatan hasil, mencegah terjadinya kesalahan penyerahan hasil, pemeriksaan juga dapat tercapai secara optimal, standar

0

Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali

Tahun 2013

Tahun 2014

Tahun 2015

opersaional prosedur (SOP) juga dilaksanakan dalam pelayanan

57

pemeriksaan laboratorium, dari hasil pelaporan dari rekam medik akhir tahun 2016 adalah 2.857 pasien yang diperiksa di laboratorium, belum ada ditemukan kejadian kekeliruan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium, sehingga tahun 2016 ditargetkan 100% realisasi 100%, pada indikator tersebut diatas menggunakan asumsu, jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut :

Grafik 3.21

Perbandingan Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Tahun 2013 – 2015

Indikator 15 : Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Thorax Foto

pelayanan bidang radiologi yang merupakan pelayanan penunjang kesehatan juga perlu menjaga dan meningkatkan kualitas/mutu pelayanannya, Upaya peningkatan kualitas/mutu dibidang pelayanan radiologi harus dilakukan baik untuk kepentingan diagnostic maupun untuk pengobatan, ada dua aspek dalam system kualitas dalam pelayanan radiologi yaitu pengendalian kualitas (quality control) dan penjaminan

0

Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

kualitas (quality assurance) pengendalian kualitas menyangkut pengujian

58

dan pengukuran yang memantau parameter-parameter teknis dari pelayanan radiologi sementara penjaminan kualitas adalah usaha-usaha terkoordinasi menggunakan data untuk memberikan gambaran kualitas pelayanan dibidang radiologi, dengan demikian selain dapat memberikan mutu pelayanan yang tepat dan teliti, sekaligus dapat meminimalkan serta dapat memberikan perlindungan maksimal terhadap keselamatan pasien, petugas dan lingkungan, pelayanan radiologi di RSUD Polewali semakin meningkat dengan rata-rata waktu yang dibutuhkan sejak dilakukan pelayanan foto sampai pengambilan hasil foto sekitar 1 jam, angka tersebut mencapai target yang telah ditentukan yaitu 1 jam 50 menit, dimana pelayanan radiologi menggunakan alat foto thorax “CR” sehingga proses foto menjadi lebih cepat. Pada indikator i

ni digunakan asumsi, semakin rendah pencapaian kinerja semakin baik atau berhasilnya suatu kinerja.

pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah.

Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut

Grafik 3.22

Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Thorax Foto

Tahun 2013 – 2015

Indikator 16 : Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medik

Pelayanan rehabilitasi medik adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsi yang diakibatkan oleh keadaan/

kondisi sakit, penyakit atau cedera melalui panduan intensif interfensi 0

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

medik, terapi fisik, atau rehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi

59

yang optimal, rehabilitasi medik bertujuan untuk mengupayakan peningkatan kemampuan fungsional pasien sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk mengupayakan mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup. Pelayanan yang diberikan meliputi, pelayanan pemeriksaan spesialis rehabilitasi medik yaitu pemeriksaan, menegakan diagnose dan menentukan program rehabilitasi medik.

Rehabilitasi medik merupakan pelayanan kesehatan yang bersifat medis, social,edukasional, dan fokasional dengan program fisioterapi dengan beberapa program meliputi, 1) fisioterapi : mengupayakan peningkatan kuaitas kesehatan dengan cara pencegahan, penyembuhan dan pemulihan gangguan system gerak dan fungsi. 2) Akupasi terapi : untuk melati keterampilan fisik yang berkaitan dengan aktifitas hidup sehari – hari termasuk tumbuh kembang anak. 3) Orthotik prostetik : profesi yang membidani tentang pelayanan rancang bangun serta pembuatan pemasangan alat bantu bagi pasien yang mengalami kelemahan dan

normal dan abnormal yang digunakan untuk memberikan terapi pada penderita gangguan perilaku komunikasi yang meliputi, kemampuan, bahasa, bicara, suara, irama kelancaran. upaya pelayanan pemulihan kepada pasien adalah indicator untuk mengukur keberhasilan suatu kinerja dengan melakukan/memberikan tindakan rehabilitasi sesuai dengan pedoman/standar, data rekam medik RSUD polewali tahun 2016, pasien yang diprogram rehabilitasi medik sebanyak 1.197 pasien belum ada kejadian kesalahan rehabilitasi medik, sehingga target 100% realisasi 100%, kenyaman dan keinginan pasien untuk tetap melakukan program rehabilitasi ini menggambarkan tercapainya target yang telah ditentukan, pada indikator i

ni digunakan asumsi

semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut :

Grafik 3.23

60

Perbandingan Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medic

Tahun 2013 – 2015

Indikator 17 : Waktu Pelayanan Ambulance/Kereta Jenazah

Kecepatan pemberian pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit adalah waktu yang dibutuhkan mulai permintaan ambulance/kereta jenazah diajukan oleh pasien/keluarga pasien dirumah sakit sampai tersedianya ambulance/kereta jenazah Maksimal 30 menit, selain penyediaan ambulance juga tenaga yang ditugaskan harus selalu stand bay setiap saat yang siap pakai guna mendukung pelayanan

kesehatan rumah sakit, dengan melayani kegiatan emergency (terencana) maupun non emergency (tdak terencana), berdasarkan data rekam medik akhir tahun 2015, jumlah penyediaan ambulance/kereta jenezah sebanyak 205 kali, sehingg target mencapai 100%, pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program peningkatan sarana dan prasarana aparatur dengan kegiatan pengadaan ambulance dan program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut : 200

6040 10080

Tidak Adanya Kejadian Kesalahan

Tindakan Rehabilitasi Medic

100 100 100

Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali

Tahun 2013

Tahun 2014

Tahun 2015

Grafik 3.24

61

Perbandingan Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Waktu Tunggu Pelayanan Ambulance

Tahun 2013 – 2015

Indikator 18 : Pemenuhan Kebutuhan Darah Bagi Setiap Pelayanan Transfusi

Seiring dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan perlu distribusi darah yang aman dimulai dari pendonor hingga sampai ke penerima untuk itu semua rumah sakit diwajibkan membentuk BDRS.

Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang meliputi perencanaan, pengerahan dan pelestarian pendonor darah, penyediaan darah, pendistribusian darah, dan tindakanmedis pemberian darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan transfuse darah sebagai salah satu upaya kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan sangat membutuhkan ketersediaan darah atau komponen darah yang cukup, aman, mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Untuk mencegah timbulnya berbagai resiko, terjadinya penularan penyakit, baik bagi penerima pelayanan transfuse darah maupun bagi tenaga kesehatan sebagai pemberi pelayanan kesehatan maka pelayanan darah harus 0

Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali

Tahun 2013

Tahun 2014

Tahun 2015

pengambilan darah, uji saring penyakit yang dapat menular melalui

62

transfuse darah, pemeriksaan serologi dan uji silang serasi, penyimpangan darah, pengolahan darah, pendistribusian darah, sampai pada tindakan medis. Pada tahun 2016 RSUD polewali telah memenuhi permintaan kebutuhan darah sebanyak 192 kantong dan semuanya dapat terpenuhi, sehingga target yang ditentukan pada tahun 2016 telah tercapai 100%.

pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat dilihat pada Grafik berikut :

Grafik 3.25

Trend Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemenuhan Kebutuhan Darah Bagi Setiap Pelayanan Transfusi

Tahun 2013 – 2015

Indikator 19 : Peresentase Layanan Rawat Jalan Spesifikasi Yang Tersedia

Pelayanan rawat jalan merupakan salah satu unit kerja dirumah sakit yang melayani pasien berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapiutik, pelayanan rawat jalan yang bermutu merupakan hal yang penting, dengan memberikan pelayanan yang baik/bermutu pada pelayanan rawat jalan akan meningkatkan jumlah kunjungan yang

0 50 100

Pemenuhan Kebutuhan Darah Bagi Setiap Pelayanan Transfusi 100 100

100

Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali

Tahun 2013

Tahun 2014

Tahun 2015

pada akhirnya akan meningkatkan jumlah pendapatan. Pelayanan

63

rawat jalan untuk tujuan observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, yang dilakukan oleh petugas medis, perawat dan/atau non medis yang dilakukan di intalasi rawat jalan (poliklinik), untuk indicator ini pada tahun 2016 telah melampaui target yang ditentukan yaitu 99,36% dengan target 98%, ini disebabkan oleh adanya penambahan dokter spesialis yang bertugas dipoliklinik sehingga pelayanan rawat jalan spesialistik telah berjalan dengan baik/sudah optimal, Pada indikator ini digunakan asumsi, dengan menggunakan rumus : semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, pelaksanaan pelayanan untuk indikator diatas terakomodir pada program pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah dengan kegiatan pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah, dan pemberian insentif pada dokter spesialis yang diberikan oleh pemerintah daerah. Perbandingan pencapaian IKU tahun sebelumnya dapat

Grafik 3.26

Perbandingan Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Persentase Layanan Rawat Jalan Spesialistik Yang Tersedia

Tahun 2013 – 2015

88,46 96,3 98,9

85 90 95 100 105

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2

Perbandingan Pencapaian IKU RSUD Polewali

2013

2014

2015

Tabel 3.5

64

Analisis Pencapaian Sasaran 4

Terselenggaranya PelayananSesuai Standar Nasional, dengan Perilaku SDM yang Santun dan Mampu Menyenangkan Pelanggan Tahun 2016

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi

1 Persentase life saving anak san dewasa Persen 100 100

2 Kematian pasien < 24 jam digawat darurat Persen 1,55 0,32

3 Cakupan pelayanan terhadap pasien Gakin yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan Persen 100 100

4 Kejadian Infeksi Pasca Operasi Persen 0,5 0,2

5 Kematian Pasien > 48 Jam Persen 0,64 1.38

6 Waktu Tunggu Operasi Elektif Hari 2 1,2

7 Kejadian Kematian di Meja Operasi Persen ≤ 1 0.00

8 Persentase Kejadian Salah Tindakan pada Operasi Persen 100 100

9 Waktu tunggu obat jadi Menit 15 10

10 Waktu tunggu obat racikan Menit 45 13

11 Persentase kejadian kesalahan pemberian obat Persen 100 100

12 Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien Persen 90 98.6

13 Waktu hasil pelayanan laboratorium Menit 100 110

14 Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium Persen 100 100

15 Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto Jam 1,5 48.56

16 Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medic Persen 100 100

17 Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah Jam 24 24

18 Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfuse Persen 100 100

19 Persentase layanan rawat jalan spesialistik yang tersedia Persen 98 99,36

Tujuan : “ Peran bantu aktif dalam menurunkan angka kematian ibu

65

dan anak di Kabupaten Polewali Mandar sebagai perwujudan dukungan terhadap program pemerintah sesuai dengan amanat RPJMD ”

Angka kematian ibu (AKI) menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, keadaan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas, Angka kematian ibu terkait dengan penyebab langsung (perdarahan, hipertensi, eklampsia dan infeksi), dan penyebab tidak langsung (3 terlambat dan 4 terlalu), selain hal tersebut diatas yang mendukung untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) dapat diwujudkan oleh berbagai fasilitas yang memadai diantaranya, peningkatan puskesmas menjadi puskesmas pelayanan obstetri neonatus essensial dasar (PONED), tersedianya ambulance untuk mobilitas pelayanan kesehatan untuk melalukan rujukan ke Pelayanan Obstetri dan Neonatus Emergensi Komprehensif (PONEK), serta peralatan kesehatan yang memadai, untuk

mendukung tercapainya tujuan tersebut, maka telah ditetapkan sasaran dan indikator sebagai berikut :

Sasaran 5

Akselerasi Pelayanan PONEK dan Koordinasi Vertikal, Horisontal dan Diagonal Secara Efektif

Pelayanan obstetri neonatal emeregensi komprehensif di

laksanakan di rumah sakit dan menerima rujukan dari dan oleh

tenaga atau fasilitas kesehatan ditingkat desa dan masyarakat atau

rumah sakit, kegiatannya memberikan pelayanan PONEK di rumah

sakit untuk aspek obstetri ditambah dengan transfusi darah dan

bedah cesaria dan untuk neonatal diberikan perawatan neonatal

yang intensif, Rumah sakit PONEK memberikan pelayanan 24 jam,

memiliki tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi dibidangnya,

serta sarana dan prasarana penunjang yang memadai untuk

memberikan pelayanan pertolongan kegawatdaruratan obsetetri

dan neonatal dasar maupun komprehansif untuk secara langsung