• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

1. Arsip Nasional Republik Indonesia sebaiknya membuat landasan dasar hukum yang lebih kuat atau Undang-undang khusus mengenai pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi. Dengan mengajukan peraturan dan Undang-undang khusus pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi secara luas dan detail kepada Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia dan kepada pemerintah agar pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi memiliki landasan Undang-undang yang kuat mengenai pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi supaya landasan dasar hukumnya lebih kuat lagi.

2. Arsip Nasional Republik Indonesia diharapkan untuk bekerjasama dengan pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia terkait dalam alat dan bahan dalam pelestarian arsip dengan metode enkapsulasi agar mendirikan, membuat dan menciptakan bahan dan alat yang berkualitas setara bagus dengan yang biasa dibeli oleh Negara Jepang. Agar proses kegiatan pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi alat dan bahannya sudah tersedia dan mudah didapat di Indonesia jika bekerjasama dengan pemerintah dan perusahaan untuk mendirikan membuat dan menciptakan alat dan bahan

yang berkualitas setara dengan buatan Negara Jepang. Sehingga tidak perlu lagi membeli dari Negara Jepang. Arsip Nasional Republik Indonesia lebih memperhatikan faktor kendala biaya anggaran, supaya anggarannya bisa lebih banyak lagi, sehingga pekerjaan proses restorasi arsip dalam alat dan bahan tidak terjadi kekurangan biaya anggaran. Perlu perhatian dan kesadaran terhadap Arsiparis pelaksana pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di lapangan, untuk melakukan pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi sesuai dengan tata cara urutan yang memiliki unsur keindahan dan unsur kerapihan, sehingga fisik arsip dan informasi arsip tetap terjaga sampai 10-20 tahun mendatang.

93

Bandung.” Artikel diakses pada 9 November 2016 dari

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=103568&val=1378

Darmono. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: PT Grasindo, 2001.

Darmono. Perpustakaan Sekolah Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata.

Jakarta: Grasindo, 2007.

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisi Data. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo, 2010.

Hijrana, Bahar.“Upaya Pelestarian Naskah Kuno di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.” Jurnal Ilmu Perpustakaan

Khizanah Al-Hikmah, no. 1 (Januari-Juni 2015): h. 90-100. Artikel diakses

pada 3 November 2016 dari

http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=388697 Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian:pengantar, teori, dan panduan

praktis penelitian sosial bagi mahasiswa dan peneliti pemula. Jakarta:

STIA-LAN, 1999.

Irianti. Melestarikan Memori Kolektif Bangsa. Jakarta: anri, 2012.

J.M, Durea dan Clements, D.W.G. Dasar-dasar Pelestarian dan Pengawetan

Bahan-bahan Pustaka. Jakarta: Perpustakaan Nasional 1990.

Martono, Boedi. Sistem Kearsipan Praktis. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990. Martoatmodjo, Karmidi. Pelestarian bahan pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka,

1999.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.

Mukhtar. Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah. Jakarta: Gaung Persada Press, 2010.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

Sulistyo-Basuki. Pengantar Kearsipan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1996. Sulistyo-Basuki. Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2003.

Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, cv, 2014. Sedarmayanti, Tata Kearsipan. Bandung: CV. Mandar Maju, 2015. Wirayati, Made Pedoman Teknis Pelestarian Bahan Pustaka (Konservasi

Kuratif Bahan Perpustakaan Media Kertas). Jakarta: Perpustakaan

nasional RI, 2014.

Wursanto, Kearsipan 1. Yogyakarta: Kanisius Anggota IKAPI, 1991.

Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta:Prenadamedia Group, 2014.

PERTANYAAN WAWANCARA PELESTARIAN ARSIP KERTAS DENGAN METODE ENKAPSULASI DI ARSIP NASIONAL REPUBLIK

INDONESIA

INFORMAN I : Widiyanti (W/ Kepala Sub Direktorat Restorasi ANRI)

A. Pertanyaan Umum

1. Berapa jumlah koleksi arsip secara keseluruhan yang dimiliki oleh Arsip Nasional Republik Indonesia?

2. Apa saja jenis atau macam-macam koleksi arsip yang dimiliki ANRI?

B. Kebijakan Arsip Nasional Republik Indonesia dalam melaksanakan kegiatan pelestarian arsip dengan metode enkapsulasi.

3. Menurut Ibu Widi, bagaimana kebijakan ANRI dalam melaksanakan kegiatan pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI?

4. Apakah ANRI mempunyai kebijakan tertulis mengenai pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi?

5. Bagaimana menurut Ibu Widi, mengenai Undang-undang Nomor 43 tahun 2009 tentang kearsipan pasal 63 yang berbunyi: (1) preservasi arsip statis sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 ayat 2 huruf c dilakukan untuk menjamin keselamatan dan kelestarian arsip statis. (2) preservasi arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan secara preventif dan kuratif. Apakah cukup dilaksanakan untuk sebagai acuan pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI?

6. Siapakah yang bertanggung jawab atas proses pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI?

7. Menurut Ibu Widi, jenis arsip kertas apa saja yang dienkapsulasi pada ANRI? Selanjutnya, mengapa arsip kertas tersebut dienkpsulasi? Bagaimana dengan arsip yang lain, apakah tidak bisa atau tidak perlu dienkapsulasi?

8. ANRI adalah Lembaga Arsip yang besar yang ada di Indonesia, menurut Ibu Widi bagaimana ANRI berperan didalam upaya pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di Indonesia? Apakah ada bimbingan penyuluhan, seminar atau workshop?

9. Apakah Ibu Widi mempunyai rencana kedepan untuk menerapkan kebijakan pelestarian arsip kertas di ANRI itu seperti apa?

PERTANYAAN WAWANCARA PELESTARIAN ARSIP KERTAS DENGAN METODE ENKAPSULASI DI ARSIP NASIONAL REPUBLIK

INDONESIA

INFORMAN II : Madris, S.Sos. (M/ Arsiparis)

INFORMAN III : Kadir (K/ Arsiparis)

A. Faktor Perusak Arsip Kertas

1. Menurut Bapak, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan pada arsip kertas?

2. Jenis-jenis kerusakan seperti apa saja yang disebabkan oleh faktor-faktor perusak arsip kertas tersebut?

B. Proses kegiatan pelestarian arsip kertas dengan enkapsulasi di ANRI

3. Siapa saja yang melaksanakan kegiatan secara teknis dalam pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI?

4. Menurut Bapak, bagaimana proses keseluruhan dari awal hingga akhir kegiatan pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI?

5. Menurut Bapak, apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI?

6. Metode pelestarian arsip kertas apa saja yang ANRI gunakan untuk kegiatan pelestarian arsip kertas?

7. Menurut Bapak, apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode-metode tersebut saat pelestarian arsip kertas berlangsung?

C. Solusi guna menghadapi kendala-kendala dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian Arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI.

8. Menurut Bapak, apa saja kendala dalam melaksanakan pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI?

9. Menurut Bapak, arsip kertas yang seperti apa yang sulit dienkapsulasi? Dan arsip kertas seperti apa yang paling mudah dienkapsulasi?

10. Menurut Bapak, apakah ketersediaan alat dan bahan untuk melaksanakan enkapsulasi mengalami kendala? Jika iya, apa kendalanya dan mengapa kendala tersebut bisa terjadi?

11. Menurut Bapak, selain alat dan bahan faktor apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pelestarian arsip kertas denganmetode enkapsulasi di ANRI?

a. Apakah kendala tersebut disebabkan oleh faktor sumber daya manusia? Jika iya, mengapa itu bisa terjadi dan bagaimana solusinya?

b. Apakah kendala tersebut disebabkan oleh faktor kebijakan? Jika iya, mengapa itu bisa terjadi dan bagaimana solusinya?

PEDOMAN DAN TRANSKRIP WAWANCARA UNTUK KEPALA SUB DIREKTORAT RESTORASI ANRI

Informan I:

A. Dra. Widiyanti ( Kepala Sub Direktorat Restorasi ANRI)

1. Berapa jumlah koleksi arsip secara keseluruhan yang dimiliki oleh Arsip Nasional Republik Indonesia?

W: Ada di bagian penyimpanan arsip, total arsip keseluruhan berdasarkan media berjumlah 1.482.257 Arsip.

2. Apa saja jenis atau macam-macam koleksi arsip yang dimiliki ANRI? W: Ada media kertas (arsip tekstual arsip kertas, arsip peta, arsip kearsitekturan), dan ada arsip media baru (foto microfilm)

3. Menurut Ibu Widi, bagaimana kebijakan ANRI dalam melaksanakan kegiatan pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI? W: Tidak semua arsip harus dienkapsulasi, yang penting-penting saja. Kalau dienkapsulasi itu kan selain makan tempat makan biaya juga ya, tapi enkapsulasi biasanya untuk arsip-arsip penting seperti kayak misalnya arsip kepemilikan perusahaan, sertifikat-sertifikat.

4. Apakah ANRI mempunyai kebijakan tertulis mengenai pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi?

W: Belum ada, hanya ada tahapan kerjaan enkapsulasi dan SOP tentang enkapsulasi saja.

5. Bagaimana menurut Ibu Widi, mengenai Undang-undang Nomor 43 tahun 2009 tentang kearsipan pasal 63 yang berbunyi: (1) preservasi arsip statis sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 ayat 2 huruf c dilakukan

untuk menjamin keselamatan dan kelestarian arsip statis. (2) preservasi arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan secara preventif dan kuratif. Apakah cukup dilaksanakan untuk sebagai acuan pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI?

W: Ya menurut saya cukup sebagai dasar hukum.

6. Siapakah yang bertanggung jawab atas proses pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI?

W: Ya unit Restorasi, unit yang lain tidak punya tanggung jawab itu ya, tapi kita arsip-arsip penting saja yang dienkapsulasi.

7. Menurut Ibu Widi, jenis arsip kertas apa saja yang dienkapsulasi pada ANRI? Selanjutnya, mengapa arsip kertas tersebut dienkpsulasi? Bagaimana dengan arsip yang lain, apakah tidak bisa atau tidak perlu dienkapsulasi?

W: Kalau arsip itu penting, terus kita takut hilang informasinya, kalau kita tidak lakukan enkapsulasi misalnya dengan metode lainnya seperti laminating pres panas takut merusak arsipnya. Kalau arsip yang tidak penting kenapa tidak dienkapsulasi karena menghabiskan tempat yang pertama, kedua kalau itu bentuknya bundel nanti gimana bundel kan arsip yang membendel ya jadi arsip berbentuk bundel tidak bisa dengan metode enkapsulasi. Tapi itu tidak lazim kita lakukan ketika arsip berupa jilitan, yang kita lakukan enkapsulasi sesuai dengan informasinya yang sangat penting kah itu biasanya jumlah lembar-lembaran kertas. Ya jadi tidak sembarangan menentukan itu enkapsulasi atau tidak.

8. ANRI adalah Lembaga Arsip yang besar yang ada di Indonesia, menurut Ibu Widi bagaimana ANRI berperan didalam upaya pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di Indonesia? Apakah ada bimbingan penyuluhan, seminar atau workshop?

W: Ada, belum secara khusus seminar enkapsulasi/ workshop untuk enkapsulasi belum. Tapi kita juga ingin suatu saat melakukan ini, tapi kalau penyuluhan bimbingan yang magang pun kita ajari enkapsulasi.

9. Apakah Ibu Widi mempunyai rencana kedepan untuk menerapkan kebijakan pelestarian arsip kertas di ANRI itu seperti apa?

W: Setiap tahun kita melakukan ya dengan cara program kerja itu di program itu ada juga penyelamatan arsip daerah bencana yang terkena dampak bencana itu kita lakukan seperti ke daerah-daerah misalnya seperti kemarin di garut ada bencana banjir bandang kita bantu menangani arsip daerah bencana yang diselamatkan, terus arsip keraton dikeraton Indonesia banyak sekali arsip-arsip yang tersimpan, nah itu merupakan memori kolektif bangsa itu tersimpan di antaranya di mangkunegaran yogya. Seperti di luar jawa seperti ternate & tidore kita ingin melakukan ini seperti di mataram juga Lombok bali, kita membantu melestarikan arsip-arsip yang tersimpan di sana. Jadi kita setiap tahun ada program kerja ke sana membantu arsip-arsip keraton dilestarikan. Nah terutama selama ini kita lakukan baru terbatas arsip kertasnya sama peta sama arsip kearsitekturan. Tapi itu tidak menutup kemungkinan juga arsip-arsip foto yang seperti kita lakukan dimangkunegaran kemarin. Mangkunegaran itu fotonya masih tersimpan ala kadarnya akhirnya kita bantu dengan membantu memberi amplop bebas asam. Terus yang ada di ANRI kita

melakukan melalui program kerja yang kita lakukan setiap tahun it uterus membantu ya masyarakatnya yang terkena bencana gratis itu kita lakukan. Ya jadi banyak hal melakukan program kerja yang kita lakukan setiap tahun.

PEDOMAN DAN TRANSKRIP WAWANCARA UNTUK ARSIPARIS RESTORASI ANRI

Informan II & Informan III

A. Madris. Sos (Arsiparis Restorasi ANRI) M B. Kadir (Arsiparis Restorasi ANRI) K

a. Menurut Bapak, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan pada arsip kertas?

M: Ada faktor biologi, faktor kimia, seperti biota bintang-binatang seperti ngenget, kecoa itu perusak arsip kertas juga, terus bisa juga tikus.

b. Jenis-jenis kerusakan seperti apa saja yang disebabkan oleh faktor-faktor perusak arsip kertas tersebut?

M: Bisa kalau tikuas merusak arsip, fisiknya dimakan kalau ngenget dia hanya melubang-lubangkan kertas, kecoa juga termasuk gitu.

c. Siapa saja yang melaksanakan kegiatan secara teknis dalam pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI?

M: Di ANRI ini di Restorasi Arsip semua harus bisa mengenkapsulasi, jadi gak ada siapa yang menjalani siapa yang enggak menjalani, jadi semua yang ditugaskan harus bisa. Apalagi arsiparisnya harus bisa melakukan enkapsulasi terhadap arsip. Disini ada 9 Arsiparis, SDM nya ada 9, 9 orang itu harus bisa semua.

d. Menurut Bapak, bagaimana proses keseluruhan dari awal hingga akhir kegiatan pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI? M: Kita dari pertama proses kerjanya aja ya pertama menyiapkan arsip dari dokumennya, dari mana aja dokumennya? Kita bisa dari sumber arsipnya itu

dari penyimpanan, nanti disini kita membedakan apa yang harus kita enkapsulasi atau dengan metode yang lain. Makanya

e. Menurut Bapak, apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI?

M: Polyester/ Astralon, Double Tip, Cutter/ Alat pemotong, cara enkapsulasi manual saja belum membeli alat yang modern, kita lebih bnayak menggunakan dengan enkapsulasi manual, kalau menurut saya lebih bagus enkapsulasi manual. Cutting mate untuk alas kita untung memotong ini juga ada di gramedia penggaris besi untuk memotong juga. Rol pembersih kaca untuk membuang udara dari enkapsulasi tersebut, gunting, meja. Itu alat dan bahan yang kita gunakan.

f. Metode pelestarian arsip kertas apa saja yang ANRI gunakan untuk kegiatan pelestarian arsip kertas?

M: Ada juga metode laminasi memperkuat arsip dengan menggunakan tisu Jepang, terus itu salah satunya, kemudian disini juga ada perbaikan peta baik peta itu peta perbatasan tanah atau peta kearsitekturan bangunan-bangunan gitu ya. Itu kita restorasinya itu yang lebih dikenal itu yang medianya terdiri dari kertas ya jadi medianya kertas itu. Yang dilestarikan rata-rata arsip konvensional yang berbentuk polio. Terus dengan metode laminasi itu dengan menggunakan lem MC terus tisu Jepang dan lain sebagainya. Kemudia metode enkapsulasi menggunakan bahan seperti tadi saya katakan polyester dan sebagainya yang tadi saya sebutkan.

g. Menurut Bapak, apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode-metode tersebut saat pelestarian arsip kertas berlangsung?

M: Masing-masing punya kelebihan dan masing-masing punya kelemahan, enkapsulasi untuk arsip seperti tadi yang saya katakan, kalau arsip yang masih bagus kita lakukan enkapsulasi. Kalau suatu saat kita butuhkan misalnya ijazah yaa ijazah kita ambil nih kan suatu saat kita membutuhkan aslinya itu bisa kita ambil lagi, kita buka lagi kalau enkapsulasi dengan metode itu bisa kita ambil kalau suatu saat kita membutuhkannya kita buka bisa. Lain dengan laminating yang press panas yang biasa ada di jasa tempat fotocopyan itu kalau laminating press panas kan nanti dia menempel dengan arsipnya, kalau enkapsulasi tidak, jadi kalau suatu saat kita membutuhkan aslinya itu bisa di bongkar lagi plastik polyesternya itu kelebihannya. Kekurangannya gak semua arsip kita gunakan enkapsulasi, kalau yang arsip kita enkapsulasi arsip yang rapuh dienkapsulasi gak bisa dia kan berantakan didalamnya akan rusak arsipnya. Arsip yang rapuh seperti itu harus dihindari dengan enkapsulasi. Kalau laminasi itu kelebihannya kita bisa perkuat arsip dengan tisu Jepang, laminasi sudah teruji oleh Jepang yang menggunakan arsip dengan bahan tisu Jepang , lem MC itu akan punya kekuatan 100 tahun lagi, kenapa? Itu dia bersenyawa tisu Jepangnya arsip dengan kertas itu bersenyawa yang bersenyawa itu lem MC nya jadi begitu dia menyatu, itu diperkuat oleh tisu Jepang seolah-olah tisunya menyatu dan hebatnya lagi dia lem MC nya sendiri tidak disenangi oleh serangga-serangga kertas. Sehingga setelah di restorasi dengan menggunakan metode laminasi tadi, itu karna dia menyatu senyawa dengan arsipnya, dia akan mempunyai kekuatan sampai 100 tahun lagi. Kalau enkapsulasi kelebihan nya dia kalau

terjadi banjir dia gak masuk air, seperti itu, kalau yang laminasi terkena air akan menempel dan akan buram arsipnya tidak transparan lagi.

D. Solusi guna menghadapi kendala-kendala dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian Arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI.

12. Menurut Bapak, apa saja kendala dalam melaksanakan pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI?

M: itu kendalanya sebenarnya tidak terlalu banyak, biasanya kan kendala masalah bahan, bahan kan mudah didapat ada semua. Kelemahannya misalnya kita menggunakan double tip kita harus cari kertas minyak membantu untuk menempelkan dalam bagian bingkai arsip, ketika kita melakukan enkapsulasi tetapi kalau kita tidak menggunakan wick paper/ kertas minyak kita akan kesulitas karna rata-rata double tipnya itu ukurannya terlalu besar, walaupun kita pilih yang di gramedia terkecil pun masih terlalu besar, jadi kita harus mencari kertas minyak itu atau paling tidak kita harus mencari kertas stiker yang kuning itu. Jadi putihnya kita buang kuningnya kita pakai, itu kendalanya untuk alat-alat dan bahan tidak terlalu bermasalah.

13. Menurut Bapak, arsip kertas yang seperti apa yang sulit dienkapsulasi? Dan arsip kertas seperti apa yang paling mudah dienkapsulasi?

M: Yang paling mudah ijazah, sertifikat-sertifikat, surat-surat penting lainnya seperti akta kelahiran, KK (kartu keluarga) juga, kalau yang arsipnya rapuh itu gak bisa di enkapsulasi. Boleh kita enkapsulasi tetapi kita lakukan laminasi dulu baru setelah laminasi sudah kering baru bisa dienkapsulasi.

14. Menurut Bapak, apakah ketersediaan alat dan bahan untuk melaksanakan enkapsulasi mengalami kendala? Jika iya, apa kendalanya dan mengapa kendala tersebut bisa terjadi?

K: Kalau enkapsulasi barangkali tidak ada kendala artinya bahannya ya adalah ya bisa digunakan bahan lokal yang tidak ketergantungan negara lain begitu, itu untuk enkapsulasinya.

15. Menurut Bapak, selain alat dan bahan faktor apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pelestarian arsip kertas dengan metode enkapsulasi di ANRI?

a. Apakah kendala tersebut disebabkan oleh faktor sumber daya manusia?

K: Pastilah pekerjaan apapun jadi begini ketika kita mengerjakan yang disini kan team work jadi di pekerjaan bekerja bersama, jadi pegawainya ada 9 orang. Nah dibidang restorasi kan tidak semua pekerjaannya bagus dan rapi, jadi saya dan pak madris beda hasilnya. Walaupun dalam teori hitam di atas putih sama tapi ya mohon maaf ya tetap beda, secara teknis gitu berbeda. Nah menyikapinya disini ada namanya kualitas control, siapa yang bertugas mejadi kualiti kontrol itu? Atau mengawasi hasil kalau disini namanya hasil restorasi. Sebetulnya disini hasil teamwork hasil bersama. Maksudnya mengontrol bersama, nah kita ketika terjadi kesalahan atau terjadi kerusakan kita perbaiki besama itu kuncinya. Jadi ya tetap ada ya mohon maaf katakanlah seseorang yang maunya kerjanya sembrono tidak sesuai dengan aturan main yang ada katakanlah protap maupun SOP yang ada. Ada yang seperti itu tetapi kita tetap berusaha kita perbaiki karena

akibatnya untuk kalau yang tidak sesuai prosedur satu tahun, dua tahun secara kasat mata tidak kelihatan, tapi 10 tahun sampai 15 tahun kemudian sampai 50 tahun akan kelihatan yang sesuai dengan koridor dengan yang mohon maaf ya abal-abal. Yang tidak menggunakan sistim dan prosedur yang ada.

b. Apakah kendala tersebut disebabkan oleh faktor kebijakan? Jika iya, mengapa itu bisa terjadi dan bagaimana solusinya?

K: Ini kan kami dimulai dari arsip ini di ANRI sebagai pembina yaitu Arsip Nasional loh tingkat nasional. ANRI jadi walaupun tidak ada katakanlah mandat atau anjuran atau undang-undang khusus atau apa, kami memang disini ada subditnya dan pekerjaan kami sehari-hari menjalankan pekerjaan restorasi menurut kami tidak ya tidak ada kendala. Memang subdit restorasi adalah menjalankan pekerjaan sehari-hari atau kerjaan sehari-harinya adalah merestorasi arsip yang perlu direstorasi gitu.

Gambar

Contoh Arsip Kertas yang sudah di Enkapsulasi

Gambar

Gambar

Arsip kertas berbentuk bundel yang telah dilaminasi

Gambar

Gambar

Gambar

Tempat Deasidifikasi Kering.

Gambar

Gambar

Koran tempo dulu yang sudah dilaminasi dan sedang dikeringkan ditempat rak pengering.

Gambar

Gambar

BIODATA PENULIS

SARAH NURZANNAH, Lahir di Jakarta, 10 September 1993. Putri pertama dari Ayahanda Muhammad Muslim dan Ibunda Fitri Suhan Tika. Penulis bertempat tinggal di Vila Mutiara Cinere Blok H1 No. 34 Rt/rw 008/011 Grogol, Depok. Menyelesaikan pendidikan pada tahun (1998-1999) TK „Aisyiyah Bustanul Athfal, (1999-2005) Madrasah Ibtidaiyah Sirojul Banat, (2005-2008) SMPN 253

Dokumen terkait