• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peluang dan Hambatan Ekspor ke Negara Asia dan Afrika 1. Peluang Pasar Uni Emirate Arab (UEA)

Sub Produk Nilai Ekspor Sub Produk ke Afrika (US$ Juta)

POTENSI PASAR DAN PRODUK EKSPOR DI KAWASAN ASIA DAN AFRIKA

1. Permasalahan pasokan bahan baku

5.4.4. Peluang dan Hambatan Ekspor ke Negara Asia dan Afrika 1. Peluang Pasar Uni Emirate Arab (UEA)

Berdasarkan data makro ekonomi sementara dari Dubai Chamber dan Emirate Industrial Bank, secara umum indikator makro ekonomi UEA 2010 tumbuh positif setelah setahun sebelumnya (2009) mengalami kontraksi. Bahkan impor UEA cenderung meningkat selama periode 2006-2010 (Gambar 11). Membaiknya perekonomian makro serta impor UEA yang meningkat merupakan peluang bagi Indonesia untuk masuk menjadi bagian dari ekportir ke negara tersebut. Kosul Jenderal RI di Dubai, juga menyatakan bahwa peluang produk Indonesia di pasar UEA masih cukup besar. Namun pemerintah Indonesia belum berperan secara optimal dalam memanfaatkan peluang pasar tersebut.

Gambar 11. Trend Peningkatan Impor Negara UEA

Sumber: Dubai Chamber of Commerce, Emiraters Industrial Bank (diolah ITPC Dubai)

Hasil wawancara dengan Kepala ITPC Dubai, diperoleh informasi tentang perkembangan perdagangan Indonesia dengan UEA. Total perdagangan antara Indonesia dengan UEA selama periode Januari-Juni 2011 mencapai US$ milliar 1,3 mengalami peningkatan sebesar 32,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut sektor non migas menyumbang US$ milliar 1,0, meningkat 18,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2010. Dari seluruh produk potensial ekspor yang dikaji, Makanan Olahan menyumbang 2,9 persen dari total impor non migas oleh UEA. Meskipun pada periode Januari-Juni 2011 ekspor produk makanan olahan mengalami sedikit penurunan (turun 0,65 persen dari periode yang sama tahun

86 sebelumnya), akan tetapi produk makanan olahan mempunyai prospek yang baik. Hal ini terlihat dari kinerja ekspor produk makanan olahan selama lima tahun terakhir (2006-2010) yang menunjukkan pertumbuhan 21,25 persen dengan nilai mencapai US$ Juta 42,8. Beberapa produk makanan olahan yang potensial untuk di pasar UEA antara lain makanan berbahan baku coklat, gula/kembang gula, olahan tepung (mie instan, biskuit wafers, kue kering, krupuk udang), minuman non-alkohol dari jus buah/sayuran, rokok (Cigarettes), berbagai makanan olahan (kopi instan, saus, kecap), ikan olahan (ikan tuna dan kepiting), mushrooms (jamur olahan). Tabel 40 dan Tabel 41, menampilkan impor produk ikan segar & beku serta makanan olahan oleh UEA dari lima negara pemasok utama, Asean, China dan India.

Tabel 40. Impor UEA Ikan Segar dan Beku dari Lima Pemasok Utama

COUNTRY

Periode Januari-Juni (US.$) Growth

2010-2009 (%) Market share 2010 (%) 2008 2009 2010

03 FISH, CRUSTACEANS, MOLLUSCS, OTHER AQUATIC INVERTEBRATES

OMAN 4,522,328 12,666,330 14,847,334 17.22 16.94 INDIA 8,816,137 11,772,898 8,275,256 -29.71 9.44 NORWAY 3,963,513 4,577,447 7,596,634 65.96 8.67 PAKISTAN 5,243,026 5,563,858 6,565,332 18.00 7.49 JEBEL ALI F.Z. 7,485,326 4,952,582 6,317,488 27.56 7.21 TOTAL TOP 5 30,030,330 39,533,115 43,602,044 10.29 49.73 INDONESIA 456,537 480,271 735,332 53.11 0.84 MALAYSIA 570,074 693,008 932,271 34.53 1.06 MYANMAR (BURMA) 3,377,909 4,420,486 3,314,215 -25.03 3.78 PHILIPPINES 1,326,293 906,590 1,205,923 33.02 1.38 SINGAPORE 282,993 140,921 306,882 117.77 0.35 THAILAND 2,428,029 2,278,106 3,245,405 42.46 3.70 VIETNAM 6,140,142 6,722,804 6,248,947 -7.05 7.13 CHINA 1,841,451 1,559,590 2,145,935 37.60 2.45 TOTAL (ASEAN + EMERGING MARKETS) 16,423,429 17,201,776 18,134,911 5.42 20.69 OTHERS 23,905,980 22,954,437 25,932,821 12.98 29.58 TOTAL 70,359,739 79,689,328 87,669,775 10.01 100.00

87 Merujuk Tabel 40, impor Dubai atas produk perikanan (segar dan beku) pada semester I 2010 dari Indonesia mengalami lonjakan permintaan yang tajam mencapai 53,11 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (meskipun pangsanya hanya sebesar 0,84 persen). Sementara permintaan impor Dubai untuk kedua kelompok produk tersebut dari Dunia meningkat sebesar 10,01 persen. Hal ini dapat dijadikan sebagai indikator bahwa produk ikan Indonesia mampu bersaing dan berpeluang untuk ditingkatkan perdagangannya. Pesaing Indonesia untuk produk sejenis adalah Oman, India, Norway, Pakistan, Negara ASEAN, dan China.

Tabel 41. Impor UEA Makanan Olahan dari Lima Pemasok Utama

COUNTRY

Periode Januari-Juni (US.$) Growth

2010-2009 (%) Market share 2010 (%) 2008 2009 2010

16 PREPARATIONS OF MEAT, OF FISH, OF CRUSTACEANS.MOLLUSCS.OTHER

THAILAND 14,164,875 7,385,876 10,689,018 44.72 19.44 USA 27,939,419 16,000,707 9,286,728 -41.96 16.89 PHILIPPINES 3,606,771 5,109,971 7,014,974 37.28 12.76 BRAZIL 6,191,885 5,093,874 6,984,667 37.12 12.70 MALAYSIA 4,106,846 4,393,851 5,375,539 22.34 9.78 TOTAL TOP 5 56,009,795 37,984,278 39,350,925 3.60 71.56 INDONESIA 115,085 93,430 862,763 823.44 1.57 MYANMAR (BURMA) 80 -100.00 0.00 SINGAPORE 10,929 50,692 48,784 -3.77 0.09 VIETNAM 556,863 879,171 764,775 -13.01 1.39 CHINA 665,786 822,801 498,378 -39.43 0.91 INDIA 303,023 330,055 479,936 45.41 0.87 TOTAL (ASEAN + EMERGING MARKETS) 1,651,687 2,176,229 2,654,635 21.98 4.83 OTHERS 11,576,125 11,444,410 12,984,342 13.46 23.61 TOTAL 69,237,607 51,604,917 54,989,902 6.56 100.00

Sumber : Dubai External Statistic (diolah ITPC Dubai)

Impor Dubai atas produk makanan olahan berbahan baku daging dan ikan (Tabel 41) pada semester I tahun 2010 dari Indonesia juga melonjak tajam (823,44 persen), jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, sementara permintaan impor Dubai untuk kelompok produk tersebut dari Dunia

88 meningkat sebesar 6.56 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa daya saing produk makanan olahan Indonesia di pasar UEA meningkat.

Release resmi World Trade Organization (WTO), mempertegas peluang tersebut. Menurut WTO negara–negara teluk dengan total penduduk 36 juta merupakan negara importir terbesar dunia untuk semua jenis makanan olahan. Lebih dari 90 persen makanan di wilayah tersebut merupakan produk impor dari seluruh dunia. Kajian ITPC Dubai selama bulan Desember 2010 – Februari 2011 terhadap pasar makanan olahan (makanan beku), serta kajian Datamonitor (salah satu lembaga riset di Dubai) tahun 2008, menyimpulkan bahwa khusus untuk makanan, GCC (termasuk UEA) merupakan pasar produk makanan halal terbesar di dunia.

Membaiknya kinerja ekspor produk Indonesia ke UEA, tidak terlepas dari upaya Pemerintah UEA untuk menciptakan kondisi yang sangat kondusif bagi investor asing, sehingga UEA khususnya Dubai menjadi wilayah yang paling liberal dan atraktif di kawasan Asia dalam memberikan pelayanan kepada dunia usaha. Pengusaha di kawasan lebih suka mempunyai hubungan bisnis dengan pihak yang mereka kenal dengan baik, dan pendekatan pribadi adalah unsur yang sangat penting dalam melakukan bisnis di dunia Arab.

Posisi Dubai sebagai penghubung antara kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara dapat dijadikan sebagai pintu masuk untuk penetrasi ke pasar kawasan Afrika Utara maupun GCC dan wilayah Asia Selatan. Oleh karena itu diperlukan

market intelligence dan informasi yang akurat sebelum membuka usaha di Dubai. 5.4.4.2. Hambatan Pasar Uni Emirate Arab (UEA)

Menurut Kosul Jenderal RI di Dubai, secara umum, hampir tidak dijumpai kasus yang menjadi hambatan dalam ekspor Indonesia ke UEA. Pesaing produk Indonesia khususnya produk tekstil di pasar UEA adalah produk asal China, kemudian diikuti India yang merupakan mitra dagang tradisionil bagi Dubai. Sedangkan Korea termasuk pemain baru dalam pasar tekstil Dubai namun telah berhasil mendapatkan pangsa pasar yang besar.

Menurut analisa Dubai Chamber, permasalahan perdagangan yang terjadi

89

1. Kurangnya minat sebagian pengusaha Indonesia memanfaatkan peluang

pasar UEA, karena mempunyai pengalaman kurang baik pada mitra dagang di UEA.

2. Semakin menurunnya daya saing produk Indonesia disebabkan harga yang

masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara pesaing.

3. Kemasan produknya kurang menarik.

4. Lambatnya respon terhadap permintaan pasar, suplai yang tidak kontinyu.

5. Persyaratan teknis yang sangat ketat dan biasanya kegagalan produk

Indonesia dalam pengujian laboratorium disebabkan oleh penggunaan bahan makanan dan kadaluarsa.

Permasalahan lainnya adalah adanya persyaratan (dokumen) yang harus dipenuhi pada setiap importasi barang yang memasuki wilayah pabean UEA, yaitu

1. Bill of Lading atau Airway Bill (B/L)

2. Packing List / Invoice

3. Sertifikat Kesehatan.

4. Serifikat Halal (untuk produk daging dan hasil ternak unggas).

5. COO (Certificate Of Origin)

6. Semua dokumen diatas harus di dilegalisir (endorsed) di Kedutaan Besar

UEA di negara asal.

Dalam kasus tertentu, suatu produk yang termasuk dalam katagori makanan dan minuman memerlukan sertifikasi tambahan disamping dokumen yang disebutkan diatas. Semua jenis kegiatan bisnis di Dubai juga memerlukan persyaratan utama yaitu lisensi usaha yang terdiri dari: Commercial licenses, untuk semua jenis kegiatan perdagangan; Professional licenses, untuk kegiatan profesi, jasa, tenaga ahli dan artis; Industrial licenses, untuk kegiatan industri dan manufaktur.

Kebijakan Pemerintah UEA terkait perdagangan dan imvestasi, yang seringkali menjadi hambatan bagi para ekportir, seperti diuraikan berikut ini.