• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diagram 1. Keterampilan guru

1. Pemaknaan Temuan Penelitian

a. Peningkatan keterampilan guru siklus I dan siklus II

Peningkatan keterampilan guru pada pembelajaran IPS melalui strategi Peer Lesson dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini:

Tabel 4.9. Peningkatan Keterampilan Guru Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II Jumlah skor 26 Jumlah skor 32,5 Rata-rata 2,9 Rata-rata 3,6 Kategori Baik Kategori Sangat baik

Berdasarkan tabel di atas, selengkapnya dapat disajikan dalam diagram di bawah ini:

Indikator:

9 = Keterampilan menutup pelajaran.

Dari tabel dan diagram diatas terlihat adanya peningkatan keterampilan guru. Hal ini terbukti bahwa pada siklus I mendapat jumlah skor 26 dengan rata-rata 2,9 dengan kategori baik. Dan pada siklus II meningkat dengan jumlah skor 32,5 dengan rata-rata 3,6 dengan kategori sangat baik.

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 S k o r r a ta -r a ta Indikator

Diagram 7. Peningkatan Keterampilan Guru

Siklus I

Siklus II

1 = Keterampilan membuka pelajaran. 2 = Keterampilan menjelaskan pelajaran. 3 = Keterampilan menggunakan variasi. 4 = Keterampilan memberi penguatan. 5 = Keterampilan mengelola kelas.

6 = Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. 7 = Keterampilan bertanya dalam pembelajaran.

Pada siklus I terdapat beberapa indikator pengamatan yang belum maksimal dalam pelaksanaannya, sehingga diadakan perbaikan pada siklus II. Adapun kelemahan siklus I dan perbaikan siklus II adalah sebagai berikut:

Pada indikator ke-1, keterampilan membuka pelajaran di siklus I, guru kurang begitu bisa menguasai keadaan kelas sehingga waktu pelajaran dimulai, siswa masih banyak yang bermain sendiri. Rata-rata skor yang didapat yaitu 3, sedangkan pada siklus II hal tersebut dapat diperbaiki. Guru lebih meningkatkan volume suara sehingga siswa lebih focus kepada guru. Pada siklus II skor yang didapat meningkat yaitu 4.

Pada indikator ke-2, keterampilan menjelaskan pelajaran guru masih kurang begitu bagus, hal itu ditunjukkan dari rata-rata skor yang di dapat pada siklus I yaitu 2,3. Guru dalam menyampaikan masih kurang jelas. Pada siklus II meningkat dengan mendapatkan skor rata-rata 3 yaitu guru menyampaikan materi dengan jelas sehingga semua siswa memahami materi yang disampaikan.

Indikator ke-3 keterampilan menggunakan variasi pada siklus I mendapatkan skor 3. Dalam indicator ini, guru kurang menguasai media yang dipakai. Media hanya dipakai sekilas saja. Pada siklus II, hal ini diperbaiki dengan menambahkan media dan

meningkatkan pemakaian media tersebut sehingga skor yang didapat naik menjadi 3,5.

Pada indikator ke-4, keterampilan memberikan penguatan, dalam siklus I guru mendapatkan rata-rata skor 2,7. Dalam keterampilan ini guru hanya memberikan penguatan secara verbal saja, Pada siklus ke dua, guru mendapatkan skor 3,5 , Hal ini dikarenakan pada siklus II guru mulai menggunakan penguatan non verbal juga selain penguatan verbal.

Indikator ke-5, keterampilan mengelola kelas kurang begitu terlihat pada siklus I. Guru hanya memberikan perhatian kepada siswa-siswa yang aktif saja. Pada siklus I skor yang diperoleh untuk indikator ini yaitu 3. Pada siklus II, guru sudah dapat memberikan perhatian secara menyeluruh kepada semua siswa, baik itu siswa yang aktif maupun siswa yang pasif. Skor rata-rata yang didapat mengalami peningkatan, yaitu 4.

Pada indikator ke-6, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil di siklus I, guru hanya membimbing kelompok yang aktif bertanya mengenai hal yang kurang dimengerti. Skor rta-rata pada indicator ini yaitu 3,3. Sedangkan pada siklus II, guru sudah membimbing semua kelompok dengan baik. Tidak hanya kelompok yang aktif bertanya saja tetapi kelompok yang pasif juga mendapatkan bimbingan guru. Skor yang didapat pada siklus ini mengalami peningkatan yaitu 3,5.

Indikator ke-7, keterampilan bertanya dalam kelompok pada siklus I mendapatkan skor 3. Hal ini dikarenakan guru memberikan pertanyaan dengan kurang jelas. Namun hal ini dapat diperbaiki pada siklus II. Guru sudah mampu membuat pertanyaan lebih menarik dan mudah dimengerti. Pada siklus II, indikator ini mendapatkan skor rata-rata 4.

Indikator ke-8, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan pada siklus I masih kurang begitu terlihat. Guru masih belum bisa membimbing kelompok dalam proses KBM karena belum begitu mengetahui karakteristik seluruh siswa. Namun pada siklus II guru sudah mampu mengajar kelompok dan perorangan karena guru sudah mulai memahami karakteristik siswa.

Indikator ke-9 yaitu keterampilan menutup pelajaran. Pada siklus I, penyampaian kesimpulan pembelajaran kurang begitu terlihat namun hal tersebut sudah tidak terlihat lagi pada siklus II. Pada pelaksanaan siklus II, guru sudah mampu menyimpulkan materi dengan lebih baik. Pemberian penghargaan juga dilakukan di siklus ini. Skor rata-rata pada siklus I yaitu 3 dan mengalami peningkatan pada siklus II. Skor rata-rata pada siklus II yaitu 3,5.

Sesuai data yang dipaparkan diatas menunjukkan bahwa keterampilan guru meningkat setelah diterapkannya strategi Peer Lesson saat pembelajaran IPS berlangsung. Hal ini membuktikan

bahwa strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan keterampilan guru. Peningkatan keterampilan guru tersebut disebabkan beberapa faktor. Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh guru sebagai fasilitator yang mengatur lingkungan dalam pembelajaran, Sanjaya (2008: 78) . Peningkatan skor dalam keterampilan guru dikarenakan dilakukannya refleksi oleh guru sebagai perenungan kembali atas apa yang telah dilakukan untuk dijadkan cermin perbaikan bagi aktivitas selanjutnya (Poerwanti, 2008: 5-45).

b. Peningkatan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II

Peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran IPS melalui strategi Peer Lesson dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini:

Tabel 4.10. Peningkatan Aktivitas Siswa siklus I dan siklus II

Berdasarkan tabel di atas, selengkapnya dapat disajikan dalam diagram di bawah ini:

Keterangan Siklus I Siklus II

Jumlah 18,1 20,7

Rata-rata 2,3 2,58

Indikator:

1 = Siswa memperhatikan penjelasan guru. 2 = Antusias

lesson

3 = Siswa aktif bertanya.

4 = Siswa aktif menjawab pertanyaan. 5 = Kerjasama dalam kelompok

6 = Siswa terampil menjelaskan materi. 7 = Perhatian

8 = Melaksanakan tugas kelompok maupun individu

aktivitas jumlah skor 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 S k or r at a-rat a Indikator:

Siswa memperhatikan penjelasan guru.

2 = Antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan lesson

3 = Siswa aktif bertanya.

4 = Siswa aktif menjawab pertanyaan. 5 = Kerjasama dalam kelompok

6 = Siswa terampil menjelaskan materi.

Perhatian terhadap teman lain yang menyampaikan materi. Melaksanakan tugas kelompok maupun individu

Dari tabel dan diagram diatas terlihat adanya aktivitas siswa. Hal ini terbukti bahwa pada siklus jumlah skor 18,1 dengan rata-rata 2,3 dengan kategori

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 1 2 3 4 5 6 7 Indikator

Diagram 8. Peningkatan Aktivitas Siswa

dengan strategi peer

ng menyampaikan materi. Melaksanakan tugas kelompok maupun individu

terlihat adanya peningkatan pada siklus I mendapat ngan kategori cukup. Dan

8

8. Peningkatan Aktivitas Siswa

Pertemu an I

Pertemu an II

pada siklus II meningkat dengan jumlah skor 20,7 dengan rata-rata 2,58 dengan kategori baik.

Pada siklus I terdapat beberapa indikator pengamatan yang belum maksimal sehngga diadakan perbaikan pada siklus II. Adapun kelemahan siklus I dan perbaikan siklus II adalah sebagai berikut:

Pada indikator pertama yaitu semangat siswa dalam memperhatikan penjelasan guru. Dalam mengikuti pembelajaran, siswa sudah memperhatikan penjelasan guru dengan baik, mendengarkan penjelasan yang disampaiakan oleh guru tetapi mereka belum berani bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang belum mereka mengerti. Pada hasil pengamatan ini indikator 1 mendapat skor 2,7. Pada siklus II siswa lebih memperhatikan penjelasan guru. Tidak ada siswa yang bermain sendiri. Siswa juga sudah mulai berani bertanya tentang materi yang belum dipahami. Pada siklus II ini aktivitas siswa dalam semangat dalam pembelajaran mendapat skor 2,9.

Indikator ke-2 yaitu antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan peer lesson, pada siklus I siswa belum begitu tertarik mengikuti pembelajaran ini dikarenakan mereka belum pernah mengalami pembelajaran seperti ini sebelumnya, namun saat proses KBM berlangsung, siswa sudah aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan. Pada siklus I ini mendapatkan skor

rata-rata 2,4. Pada siklus II siswa sudah mulai senang dengan adanya pembelajaran dengan peer lesoondan mendapatkan skor 2,7.

Indikator ke-3 yaitu keaktifan siswa dalam bertanya, pada siklus I mendapatkan skor rata-rata 2,1 dan meningkat pada siklus II dengan skor 2,4. Hal ini karena kekurangan pada siklus I yaitu siswa kurang aktif bertanya pada kelompok dan pertanyaan yang diajukan kurang sesuai dapat diperbaiki pada siklus II.

Indikator ke-4 yaitu keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan pada siklus I mendapatkan skor rata-rata 2,2. Hal ini dikarenakan siswa kurang dapat menjawab pertanyaan dari teman, kalaupun bisa jawaban dari pertanyaan tersebut kurang jelas dan tepat. Pada siklus II permasalahan tersebut sudah dapat teratasi dengan adanya bukti skor rata-rata yang di dapat pada siklus II mengalami peningkatan yaitu 2,7.

Indikator ke-5 kerjasama dalam kelompok. Pada siklus I, belum terlihat adanya kerjasama siswa dalam kelompok masing-masing serta siswa dalam kelompok kurang memberikan tanggapan terhadap kelomok lain yang telah menyampaikan pendapatnya. Pada siklus I ini skor rata-rata yang didapat yaitu 2. Siswa ikut berpartisipasi penuh dalam kelompok dan mampu memberikan masukan terhadap kelompok lain sudah terlihat dalam pelaksanaan siklus II dan mendapat rata-rata skor 2,4.

Indikator ke-6 yaitu keterampilan siswa dalam menjelaskan materi juga kurang begitu terlihat. Bahas yang digunakan juga kurang bisa dimengerti sehingga mendapatkan rata-rata skor 2,2. Pada siklus II, kekurangan tersebut sudah dapat diatasi dengan adanya peningkatan skor rata-rata yang didapat yaitu 2,4.

Indikator ke-7 yaitu perhatian terhadap teman yang sedang menyampaikan materi juga kurang, mereka lebih senang bermain sendiri. Pada siklus I, rata-rata skor yang didapat 2,2. Pada siklus II, siswa lebih memperhatikan teman yang menyampaikan materi dan menyampaikan pertanyaan yang belum dimengerti. Skor rata-rata yang didapat yaitu 2,6.

Indikator ke-8 yaitu melaksanakan tugas kelompok maupun individu. Pada siklus I masih banyak siswa yang tidak mau mengerja kan tugas kelompok dan mengganggu teman yang lain saat mengerjakan evaluasi dan mendapatkan rata-rata skor 2,3. Pada siklus II, siswa lebih aktif dan kerja kelompok dan lebih fokus dalam mengerjakan evaluasi, skor rata-rata yang didapat yaitu 2,6.

Dengan strategi peer lessons setiap siswa diajak untuk turut aktif dalam proses pembelajaran tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik sehingga terjadi peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas siswa tersebut dikarenakan adanya motivasi. Dengan adanya motivasi maka akan

muncul dorongan melakukan suatu perbuatan . Motivasi juga akan mengarahkan perbuatan sesuai tujuan yang diinginkan. Selain itu motivasi juga berfungsi sebagai penggerak, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan (Oemar Hamalik, 2007:175).

c. Peningkatan hasil belajar siklus I dan siklus II

Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa prasiklus, siklus I dan siklus II perhatikan tabel dan grafik dibawah ini :

Tabel 4.12 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar

N o Kategori Prasiklu s Siklus I Siklus II 1 Nilai tertinggi 86 92 97 2 Nilai terendah 30 43 60

3 Jumlah siswa tuntas 5 8 17

4 Jumlah siswa tidak tuntas 15 12 3

5 Persentase siswa tuntas 28,6% 38,3% 85%

6 Persentase siswa tidak tuntas 71,4% 61,7% 15%

7 Rata-rata hasil belajar 56 62,6 76,42

8 Kategori Kurang Kurang Baik

Berdasarkan tabel di atas, selengkapnya dapat disajikan dalam diagram di bawah ini:

klasikal 28,6% peningkatan hasil belajar mengalami 76,42.

Berdasarkan diagram di atas, ketuntasan klasikal sebelum dilakukan siklus I (prasiklus) adalah

% dengan rata-rata hasil belajar 56. Pada siklus peningkatan hasil belajar klasikal menjadi 38,3%

hasil belajar 62,6. Pada siklus II ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan menjadi 85% dengan

rata-0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00%

Prasiklus Siklus I Siklus II

P er se n tas e

Diagram 9. Rekapitulasi Hasil Belajar

ketuntasan hasil belajar (prasiklus) adalah sebesar Pada siklus I terjadi dengan rata-rata hasil belajar klasikal -rata hasil belajar

Hasil Belajar

Tuntas

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari prasiklus sebesar 28,6%, mengalami peningkatan menjadi 38,3% pada siklus I, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 85%.

Sesuai hasil belajar siswa yang telah diuraikan diatas menunjukkan bahwa siswa telah menguasai materi yang telah diajarkan dan serius dalam mengerjakan soal-soal yang di berikan. Ini membuktikan bahwa pada pembelajaran aktif, siswa yang aktif akan mengambil peran yang sangat besar dalam kegiatan pembelajaran ini, karena mereka selalu dapat menjawab dan membenarkan atau melengkapi jawaban yang salah sehingga semua siswa mengerti jawaban mana yang benar dan jawaban mana yang salah. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan dari lingkungan. Faktor yang berasal dari diri siswa terutama berasal dari kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan

28,60% 38,30% 85% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00%

Prasiklus Siklus I Siklus II

P e rs e n tas e k e tu n tas an

Diagram 10. Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Siswa

kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik, dan psikis. Faktor yang berasal dari luar yaitu tentang kualitas pengajaran, besarnya kelas, suasana belajar, fasilitas dan sumber belajar yang tersedia (Nana Sudjana, 2009:39).

Dokumen terkait