• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

1) Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang.

C.T.Morgan dalam Introduction to Psychology merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu (Pupuh Fathurrohman, 2007:5).

Menurut Oemar Hamalik (2009:45) belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku.

Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu dapat dijelaskan

atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (Pupuh Fathurrohman, 2007:5).

M. Sobirin Sutikno mengartikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang yang memperoleh suatu perubahanyang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Pupuh Fathurrohman, 2007:5).

Menurut Udin S. Winataputra (2007:1.5) belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes. Kemampuan, keterampilan, dan sikap tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan dari bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Pengertian belajar dalam konteks tujuan pendidikan nasional dimaknai sebagai kegiatan untuk menjadi orang yang beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, caka, kretif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Menurut Udin S. Winataputra (2007:1.8) learning is a change in human disposition or capability that persist over a period of time and is not simply ascribable to processes of growth. Belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan.

Sedangkan menurut Thursan Hakim (2005:1), belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.

Skiner (Dimyati, 2006:9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat seseorang belajar , maka responnnya akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila seseorang tidak belajar, maka responnya akan menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal-hal berikut :

a. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pebelajar.

b. Respons si pebelajar.

c. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Gagne juga memiliki pendapat tentang belajar. Menurut Gagne (Dimyati, 2006:10), belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar seseorang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkunagn, melalui

pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Menurut Gagne, belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Gagne berpendapat bahwa dalam belajar terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan belajar, pemerolehan dan unjuk belajar, dan alih belajar. Pada tahap persiapan dilakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan dan mendapatkan kembali informasi. Pada tahap pemerolehan dan performansi digunakan untuk menyajikan stimulus yang jelas sifatnya, memberikan bimbingan belajar, memunculkan perbuatan siswa serta penguatan. Tahap alih belajar meliputi pengisyaratan untuk membangkitkan, dan pemberlakuan secara umum.

Piaget memiliki pendapat yang berbeda dengan Gagne. Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan (Dimyati, 2006:13). Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.

Perkembangan intelektual menurut Piaget melalui tahap-tahap berikut :

a. Sensori motor (0 sampai 2 tahun).

Pada tahap ini anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dan motorik. Anak mengenal lingkungan dengan penglihatan, penciuman, pendengaran,

perabaan dan mengerakkannya. b. Pra operasional (2 sampai 7 tahun).

Pada tahap ini anak mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat gambar, dan menggolong-golongkan.

c. Operasional konkret (7 sampai 11 tahun).

Pada tahap ini anak dapat mengembangkan pikiran logis. d. Operasi formal (11 tahun ke atas).

Pada tahap ini anak dapat berpikir abstrak seperti pada orang dewasa.

Rogers (Dimyati, 2006:16) mengemukakan pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan. Prinsip pendidikan tersebut adalah sebagai :

a. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.

b. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.

c. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti

mengorganisasikan bahan dan ide baru, sebagai bagian yang bermakna bagi dirinya.

d. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses-proses belajar, keterbukaan belajar mengalami sesuatu, bekerja sama dengan melakukan

pengubahan diri terus menerus.

e. Belajar yang optimal akan terjadi bila siswa berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam proses belajar.

f. Belajar mengalami dapat terjadi, bila siswa mengevaluasi dirinya sendiri. Belajar mengalami dapat memberikan peluang untuk belajar kreatif, self evaluationdan kritik diri. g. Belajar mengalami menuntut keterlibatan siswa secara penuh

dan sungguh-sungguh.

Dalam konsep belajar mengandung tiga unsur utama (Achmad Rifa’i, 2010:82-84) yaitu :

a. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.

Perilaku mengacu pada suatu tindakan atau berbagai tindakan. Dalam kegiatan belajar di sekolah, perubahan perilaku itu mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasai berbagai bahan belajar dan kecenderungan siswa memiliki sikap dan nilai-nilai yang diajarkan oleh pendidik. Untuk mengukur apakah seseorang telah belajar atau belum belajar perlu adanya perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar. Apabila terjadi perubahan perilaku, maka dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut telah belajar.

b. Perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.

Pengalaman dapat membatasi jenis-jenis perubahan perilaku yang dipandang mencerminkan belajar. Pengalaman dalam belajar dapat berupa pengalaman fisik, psikis, dan sosial. Perubahan perilaku karena perkembangan dan kematangan fisik tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar.

c. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Lamanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang susah diukur.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang yang terjadi akibat melakukan proses interaksi secara terus-menerus dengan lingkungannya sebagai hasil dari pengalaman bermakna. Dalam interaksi tersebut terjadi proses mental, intelektual, dan emosional yang pada akhirnya menjadi suatu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya. Dalam belajar yang tepenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain hanya sebagai perantara dalam kegiatan belajar.

Dokumen terkait