Lembaga dakwah PBNU memanfaatkan media sosial dalam mengonstruk pesan Islam Nusantara. Alur pesan yang disampaikan merupakan alur terpimpin dari ketua lembaga dakwah PBNU kepada divisi-divisinya. Untuk menjalankan roda kepengurusan, lembaga dakwah PBNU mempunyai enam bagian divisi, yaitu divisi kajian dan pengembangan, divisi kaderisasi dan penguatan sumber daya manusia, divisi kemitraan dan hubungan luar negeri, divisi majelis taklim dan kepemudaan, divisi publikasi dan dakwah digital an nahdliyyah, divisi usaha dan pengembangan ekonomi umat.11
Upaya pemanfaatan media sosial yang dilakukan Lembaga dakwah PBNU dalam mengonstruk makna Islam Nusantara ada beberapa tahapan yang dilalui. Pertama, ketua Lembaga memberikan arahan kepada ketua divisi untuk memberikan makna Islam Nusantara kepada umat Islam, setelah itu ketua divisi publikasi merumuskan dengan anggota divisinya sekaligus langsung ke tahap pembuatan, setelah mendapatkan hasilnya, hasil tersebut dikoordinasikan terlebih dahulu kepada ketua, barulah setelah semua disetujui, pesan tersebut disampaikan kepada umat
10 Hasil wawancara langsung dengan Abdul Manan Abdul Ghani selaku Ketua PBNU, pada tanggal 20 Mei 2020 di Kantor Ketua PBNU.
11 Hasil observasi III dan wawancara Ketua Lembaga Dakwah PBNU, Agus Salim, Rabu 6 Mei 2020, pukul 14.00 WIB, bertepatan di Kantor LD-PBNU.
melalui beberapa media sosial yang dikelola LD-PBNU dan dimuat di situs website Lembaga dakwah PBNU. Namun tidak jarang, tim publikasi berinisiatif dalam mengeksekusi pesan Islam Nusantara, selama tidak melanggar syari’at Islam.12 Berikut ini tahapan secara umum yang dapat peneliti gambarkan.
Tabel 4.1 Tahapan Konstruksi Makna Islam Nusantara
12 Hasil observasi I pada Rabu 26 Februari 2020, pukul 14.00 WIB di Kantor LD-PBNU.
Arahahan Ketua LD-PBNU
Pengolahan Data (Gambar, Video, Tulisan)
Koreksi Ketua LD-PBNU
Posting ke Setiap Medsos dan Website LD-PBNU
Revisi Sesuai Arahan Ketua LD-PBNU
Posting ke Media Sosial dan Website LD-PBNU
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Lembaga dakwah PBNU dalam mengonstruk makna Islam Nusantara, selain memanfaatkan media sosial adalah dengan menciptakan kader kader dai NU untuk berdakwah khas Islam Nusantara dengan mengadakan pelatihan dakwah di media sosial, pelatihan dai entrepreneur, pendidikan dai penggerak NU dan sebagainya. Hal ini sebagaimana yang disampaikan Agus Salim saat diawancarai.
“Kita tidak meninggalkan konsep lama dalam berdakwah, memerjuangkan kiai-kiai dan para dai di daerah untuk tetap bisa terlibat dengan kultur saat ini seperti tahlil, maulidan, istigasahan yang menggunakan media sosial. LDNU juga mengadakan pelatihan dakwah di media sosial, ada dai entrepreneur juga, pdp (Pendidikan dai penggerak) NU. Ini dilakukan untuk mengenalkan kepada masyarakat iniloh Islam Nusantara, bukan hanya hal hal tradisional saja dalam berdakwah di Nusantara.”13
Pemaparan yang disampaikan ketua lembaga dakwah PBNU perihal pengkaderan yang dilaksanakannya diperkuat dengan pernyataan yang diberikan oleh ketua PBNU pada sesi wawancara dengan peneliti.
“Saat ini peran ldnu menyiapkan kaderisasi dai, dai entrepreneur, penguatan amaliah seperti istighotsah, maulid, isra’ mi’raj dan sebagainya membuat peradaban umat Islam semakin baik sebab ldnu melestarikan budaya nusantara dalam dakwah dan umat dikenalkan budaya dan agama. Metode metode islam nusantara ini ya dipraktekan oleh ldnu, sebab memang sudah menjadi tugasnya.”14
13 Hasil wawancara langsung dengan Agus Salim selaku Ketua Lembaga Dakwah PBNU, pada tanggal 6 Mei 2020 di Kantor Lembaga Dakwah PBNU.
14 Hasil wawancara langsung dengan Abdul Manan Abdul Ghani selaku Ketua PBNU, pada tanggal 20 Mei 2020 di Kantor Ketua PBNU.
Peneliti melakukan penelusuran dokumentasi kepemilikan lembaga dakwah PBNU terkait kegiatan-kegiatan pengkaderan. Berikut ini beberapa temuan yang peneliti dapati.
Gambar 4.1 Pendidikan Dai Penggerak NU (PDP NU)
Kegiatan tersebut merupakan kegiatan pendidikan dai penggerak NU. Tampak pada gambar tersebut pemateri sedang memberikan informasi mengenai ulama-ulama nusantara, ijtihad Islam Nusantara, dan pemetaan masuknya Islam di Nusantara.15
Kegiatan pendidikan dai ini berupa tatap muka dan forum diskusi. PDP NU merupakan pelatihan tahap khusus dai NU yang diselenggarakan LD-PBNU untuk menciptakan kader dai yang berkarakter NU. Selanjutnya ada kegiatan pelatihan dai milenial, kegiatan pelatihan dai milenial umumnya diadakan setiap tahun, berikut ini dokumentasi yang peneliti dapatkan dari hasil penelusuran.16
15 Hasil observasi III dan wawancara pengurus Lembaga Dakwah PBNU, Rabu 6 Mei 2020, pukul 14.00 WIB, bertepatan di Kantor LD-PBNU.
16 Hasil observasi III dan wawancara pengurus Lembaga Dakwah PBNU, Rabu 6 Mei 2020, pukul 14.00 WIB, bertepatan di Kantor LD-PBNU.
Gambar 4.2 Pelatihan Dai Milenial NU
Makna Islam Nusantara juga dikonstruk dengan menyiapkan para kader dai agar siap mengonstruksi makna Islam Nusantara. Pada foto tersebut tampak ketua panitia, Masrukhin memberikan sambutannya. Selain itu Rais Syuriah PBNU, Zakki Mubarak dan Ketua Lazisnu, Ajat Suderajat juga memberikan arahan kepada para peserta dai milenial.17 Pelatihan dai milenial bekerja sama dengan lembaga lain yakni SEAMOLEC yang mengangkat tema antara peluang dan radikalisme.
Pelatihan dai milenial merupakan salah satu bentuk perwujudan program lembaga dakwah PBNU dalam menciptakan 34.000 dai milenial di Indonesia dengan asumsi 1.000 dai di setiap provinsi.18 Berikut dokumentasi yang peneliti dapatkan dari hasil penelusuran.
17 Hasil observasi III dan wawancara pengurus Lembaga Dakwah PBNU, Rabu 6 Mei 2020, pukul 14.00 WIB, bertepatan di Kantor LD-PBNU.
18 Hasil observasi III dan wawancara pengurus Lembaga Dakwah PBNU, Rabu 6 Mei 2020, pukul 14.00 WIB, bertepatan di Kantor LD-PBNU.
Gambar 4.3 Pelatihan Dai Milenial NU dan Seamolec
Lembaga dakwah PBNU juga melaksanakan pengkaderan pelatihan khatib dan mubaligh yang dilaksanakan di Masjid Raya KH. Hasyim Asy’ari, Jakarta. Upaya ini dalam rangka menciptakan khatib yang dapat mengonstruksi makna Islam Nusantara. Peneliti mendapatkan dokumentasi dari hasil penelusuran peneliti.19 Berikut dokumentasi kegiatan pelatihan khatib dan mubaligh tersebut.
19 Hasil observasi III dan wawancara pengurus Lembaga Dakwah PBNU, Rabu 6 Mei 2020, pukul 14.00 WIB, bertepatan di Kantor LD-PBNU.
Gambar 4.4 Pelatihan Khotib dan Mubaligh NU
Tema yang diusung dalam pelatihan khotib dan mubaligh ini adalah mencetak khotib dan mubaligh yang tawasuth, tawazun, i’tidal, dan tasamuh. Empat hal tersebut merupakan prinsip Islam Nusantara. Hal ini berdasarkan pemaparan ketua lembaga dakwah PBNU, Agus Salim.
“Berpegang pada 4 prinsip NU, tawasuth: moderat, tawazun : keseimbangan, I’tidal : jalan tengah, dan tasamuh toleransi. 4 konsep ini dijadikan NU sebagai konsep penerapan Islam yang dikenal Islam Nusantara dan ini merupakan basis konsep Ahlusunnah wal Jam’ah. Islam mengenal toleransi, keseimbangan, harmonisasi, dan moderat. NU tentu Ahlusnnah wal Jama’ah.”20
Lembaga dakwah PBNU mewadahi para siswa/siswi pelajar tingkat menengah atas (SMA/SMK) se-DKI Jakarta melalui
20 Hasil wawancara langsung dengan Agus Salim selaku Ketua Lembaga Dakwah PBNU, pada tanggal 6 Mei 2020 di Kantor Lembaga Dakwah PBNU.
kegiatan Silaturrahim Rohis. Berikut dokumentasi yang peneliti dapatkan.
Gambar 4.5 Silaturrahmi Rohis
Silaturrahim Rohis ini memiliki tajuk tema menjadi generasi milenial yang rahmah. Terakhir, kegiatan pengkaderan lembaga dakwah PBNU yang peneliti dapati adalah standarisasi kompetensi dai.
Standarisasi ini diadakan lembaga dakwah PBNU untuk memberikan sertifikasi bagi para dai yang sudah siap mengisi kegiatan dakwah Islam di stasiun televisi, radio, maupun di masyarakat. Standarisasi ini mengangkat tema kompetensi agama dan komitmen kebangsaan. Dari hasil observasi dokumentasi dan tanya jawab dengan pengurus yang bersangkutan, peneliti mendapati bahwa bentuk kegiatan standarisasi ini diantaranya adalah penilaian baca kitab kuning, penilaian ke-NU-an dan
wawasan kebangsaan, penilaian akhlak dan fiqh dakwah, dan literasi dakwah21. Berikut ini dokumentasi yang peneliti dapatkan
Gambar 4.6 Standarisasi Kompetensi Dai LD-PBNU