3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.4 Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Terumbu Karang
3.4.2 Wisata Bahari Pulau Semak Daun dan Pulau Pramuka
Pemanfaatan sumberdaya terumbu karang berupa keindahan panorama bawah laut salah satunya adalah wisata bahari yaitu dengan kegiatan selam/diving dan snorkeling. Wisatawan yang ingin melakukan aktivitas snorkeling dan diving di perairan Pulau Semak Daun biasanya bermalam di Pulau Pramuka karena di Pulau Semak Daun tidak tersedia fasilitas penginapan, waktu tempuh dari Pulau Pramuka ke Pulau Semak Daun dengan menggunakan perahu motor milik nelayan atau pengelola wisata sekitar 20 menit. Luas daratan Pulau Semak Daun kuranglebih 0,5 ha dengan panjang pantai 59 m2 dan lebar pantai 18 m2. Adapun kegiatan wisata yang dapat dilakukan di daratan Pulau Semak Daun adalah outbond, berkemah, berjalan-jalan mengelilingi pulau, dan bermain di pantai.
Berdasarkan data dari Suku Dinas Pariwisata Kepulauan Seribu, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Pramuka pada tahun 2012 adalah 36.218 orang. Wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sekitar 41% persen dari pengunjung berasal dari Jakarta. Tujuan utama wisatawan adalah menyelam, snorkeling dan menikmati suasana panorama laut. Pengunjung datang bersama rombongan dan keluarga 4-20 orang.
Untuk memperoleh data wisatawan peneliti melakukan wawancara terhadap pengunjung. Responden yang dimintai informasinya merupakan sebagian wisatawan yang sedang berekreasi di kawasan wisata Pulau Pramuka, berusia 15 tahun sampai dengan 40 tahun, dapat berkomunikasi dengan baik serta memiliki mata pencaharian. Sampel yang diambil dalam penelitian berjumlah 50 responden, merupakan wisatawan nusantara dengan rata-rata 6 - 7 kali kunjungan dalam satu tahun.
Wisata bahari yang terdapat di kawasan Pulau Pramuka menawarkan produk dan jasa. Produk wisata yang ditawarkan terdiri dari semua kebutuhan yang dapat digunakan oleh wisatawan selama melakukan kegiatan wisata. Jasa yang ditawarkan merupakan fasilitas yang diberikan oleh pengelola wisata atau masyarakat terhadap wisatawan ketika mereka memanfaatkan setiap fasilitas tersebut. Perkembangan dari kegiatan wisata tentunya akan menimbulkan dampak terhadap jumlah wisatawan. Kegiatan wisata bahari yang dapat dilakukan di Pulau Pramuka antara lain adalah mengunjungi penangkaran penyu, menikmati sunrise dan sunset di tepi pantai atau dermaga, berperahu/banana boat, menanam bibit
mangrove, melepaskan anak penyu, melakukan tranplantasi karang, bersepeda mengelilingi pulau dan lain-lain.
Gambar 3.4 Grafik kunjungan Wisatawan di Pulau Pramuka
Gambar 3.4 menunjukkan angka kunjungan wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka. sehingga dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka setiap tahun mengalami peningkatan. Jumlah wisatawan tahun 2007 sampai 2013, jumlah wisatawan mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 jumlah wisatawan mencapai 7.543, tahun 2008 sebesar 14.000, tahun 2009 sebesar 22.689, pada tahun 2010 jumlah kunjungan sebesar 25.654, pada tahun 2011 sebesar 31. 125, dan pada 2012 sebesar 36.218.
Tabel 3.8. Jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Pramuka tahun 2012
No Bulan Jumlah 1. Januari 1.888 2. Februari 1.699 3. Maret 4.986 4. April 3.126 5. Mei 4.109 6. Juni 5.873 7. Juli 3.524 8. Agustus 6.265 9. September 4.748 10. Oktober 0 11. November 0 12. Desember 0 Total 36.218
Sumber : Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu, 2013
0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Ju m lah K u n ju n g an TAHUN
Berdasarkan tabel 3.8 pada tahun 2012 waktu efektif dalam kunjungan wisatawan ke Pulau Pramuka dalam setahun hanya 9 bulan atau 273 hari saja yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan September, biasanya puncak kunjungan wisatawan ke Pulau Pramuka pada saat liburan sekolah ataupun liburan hari raya maupun liburan hari besar nasional ini terjadi pada bulan Juni, Agustus dan september.
Sedangkan pada bulan Oktober sampai dengan Desember tidak ada kunjungan wisatawan ke Pulau Pramuka dikarenakan pada bulan tersebut merupakan musim angin barat dimana angin kencang dan adanya gelombang yang cukup tinggi, dimana arah angin dari barat menuju timur, maka arah gelombang yang ada menuju Jakarta, sehingga jika berkunjung ke Pulau Pramuka akan berlawanan arah dengan arah gelombang dan akan memakan waktu yang cukup lama serta mengalami pergerakan gelombang yang cukup tinggi pada saat perjalanan menggunkan kapal. Berikut adalah gambar angin musim barat yang terjadi di Kepulauan Seribu setiap tahunnya.
Wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka terdiri dari beberapa kelompok umur. Umur berkaitan dengan kemampuan fisik wisatawan untuk melakukan kunjungan. Umur juga menjadi faktor yang menentukan pola pikir seseorang dalam menentukan jenis barang dan jasa yang akan dikonsumsi, termasuk keputusan untuk mengalokasikan sebagian dari pendapatannya yang akan digunakan untuk mengunjungi tempat wisata. Wisatawan berasal dari kelompok umur 15-19 tahun sebesar 18%, umur 20-25 tahun 34%, umur 26-30 tahun 24% umur 31-35 tahun 16% dan umur 36->40 tahun 8%,
Pembagian kelompok wisatawan berdasarkan daerah asal dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu Jakarta, Bogor, Bandung, Banten, Bekasi dan lain-lain, sebanyak 42% merupakan wisatawan yang berasal dari daerah Jakarta. Sebanyak 16% wisatawan berasal dari daerah Bogor, wisatawan berasal dari daerah Banten 20%, bandung 10% sisanya dari daerah Bekasi dan Depok sebesar 12%. Wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka umumnya ingin menikmati suasana pulau dan melihat panorama alam laut dengan berbagai aktivitas wisata bahari, sebagian besar wisatawan merupakan kunjungan yang pertama kali, namun ada juga wisatawan yang sudah beberapa kali datang ke Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun.
Terdapat beberapa latar belakaang jenis pekerjaan para pengunjung. Jenis pekerjaan wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka dalam penelitian ini dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu pelajar, mahasiswa, swasta, PNS/ BUMN/BUMD. 42% wisatawan memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta, mahasiswa 28%, pelajar 18%, PNS dan BUMN masing-masing berjumlah 12%.
Pendapatan dalam hal ini adalah pendapatan per bulan keluarga yang diperoleh dari suami dan istri ataupun salah satu dari mereka yang bekerja. Sedangkan wisatawan yang berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa, pendapatannya dalam hal ini adalah uang saku. Tingkat pendapatan wisatawan dibagi menjadi lima kelompok dengan kisaran antara Rp. 1.500.000,- sampai dengan Rp. 5.000.000,-. 32% wisatawan mempunyai pendapatan sebesar Rp.1.500.000 – Rp.2.000.000. sebesar 26% wisatawan mempunyai pendapatan Rp 2.500.000 – Rp.3.000.000 Sebanyak 14% wisatawan mempunyai pendapatan sebesar Rp 3.500.000 – Rp.4.000.000 sebanyak 10% wisatawan yang memiliki pendapatan sebesar Rp. 4.500.000- Rp 5.000.000 dan wisatawan yang memiliki pendapatan lebih dari Rp.5.000.000 sebanyak 18%.
Berdasarkan kajian penelitian sebelumnya Purwita 2010, menyatakan daya dukung sumberdaya terumbu karang adalah kemampuan sumberdaya ekosistem terumbu karang sebagai obyek dan lokasi wisata diving dan snorkeling untuk menampung jumlah penyelam tanpa menyebabkan gangguan atau kerusakan biofisik kawasan. Parameter yang digunakan dalam penentuan daya dukung ini mengacu pada tahapan sebagai berikut Yulianda (2007) :
a) Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area, yang dalam formula ini aktivitas wisata diving mempunyai standart 2 orang per 2000 m2 sedangkan untuk snorkeling mempunyai standart 1 orang per 500 m2. Standart tersebut di dasarkan pada luas area yang dibutuhkan oleh penyelam tanpa mengurangi kenyamanan dalam berwisata.
c) Waktu yang tersedia dan waktu yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut. Maksimal waktu yang dibutuhkan dalam satu kali penyelaman rata-rata 2 jam dan waktu yang tersedia untuk penyelaman selama sehari adalah 8 jam. Untuk yang melakukan snorkeling rata-rata 3 jam dan waktu yang tersedia selama sehari adalah 6 jam.
Berdasarkan formula tersebut, luas potensi ekologis lokasi penyelaman dan snorkeling menjadi faktor penentu dalam penentuan daya dukung. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa. Daya dukung sumberdaya terumbu karang untuk aktivitas diving di Perairan Pulau Semak Daun berkisar antara 30-326 orang/hari, untuk aktivitas snorkeling 57-605 orang/hari. Secara umum penyelaman relatif landai. Luasan lokasi penyelaman tersebut sangat terkait dengan luasan potensi ekologis sumberdaya terumbu karang yang menjadi obyek wisata dilokasi tersebut. Lokasi kesesuaian wisata bahari aktivitas snorkeling dan diving di Perairan Pulau Semak Daun dapat terlihat pada gambar 3.6.
Gambar 3.6 Peta Kesesuaian wisata snorkeling dan diving Pulau Semak Daun Sumber : Yulianda dan Purwita, 2010
Lokasi wisata bahari di Perairan Pulau Semak Daun luas area yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas snorkeling adalah 182.866,98 m2 sedangkan untuk kegiatan diving adalah 94.918,02 m2. Maka lokasi untuk kegiatan wisata bahari terutama snorkeling dan diving adalah 277.785 m2. Sehingga daya dukung untuk aktivitas snorkeling 732 orang/hari sedangkan daya dukung untuk aktivitas diving adalah 380 orang/hari maka total jumlah daya dukung kawasan wisata bahari perairan Pulau Semak daun adalah 1112 orang/hari.
Berdasarkan data dari Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu mengenai jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka dan melakukan kegiatan wisata bahari di Pulau Semak Daun pada tahun 2012 adalah 36.218 orang. Jika disesuaikan dengan waktu efektif kunjungan wisatawan pada tahun 2012 yaitu 9 bulan atau 273 hari dalam
setahun maka jumlah rata-rata kunjungan wisatawan yang datang ke kawasan tersebut adalah 133 orang/hari.
Jumlah rata-rata kunjungan wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka dan melakukan kegiatan wisata bahari di Pulau Semak Daun adalah 133 orang/hari dengan luas kawasan yang dimanfaatkan kurang lebih 33.374 m2, sedangkan daya dukung kawasan tersebut untuk kegiatan wisata bahari adalah 1.112 orang/hari dengan luas kesesuaian kawasan 277.785 m2, maka pemanfaatan sumberdaya kawasan tersebut hanya 12% dari keseluruhan potensi sumberdaya kawasan Perairan Pulau Semak Daun untuk kegiatan wisata bahari.
Kunjungan wisatawan ke Pulau Pramuka untuk melakukan kegiatan wisata bahari di Pulau Semak Daun setiap tahun mengalami peningkatan namun pada tahun 2012 adalah 36.218 orang, jika dirata-ratakan per hari tingkat kunjungan wisatawan adalah 133 orang, sehingga tinggkat kunjungan ke kawasan tersebut masih relatif kecil dibandingkan dengan daya dukung kawasan untuk kegiatan wisata bahari yaitu 1.112 orang/hari.. Artinya kegiatan wisata bahari di kawasan tersebut dapat terus dikembangkan. Namun dalam pengelolaan kawasan tersebut untuk kegiatan wisata bahari harus memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi ekologis kawasan, karakter sosial dan ekonomi masyarakat sekitar.