• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.7. Strategi Pengelolaan Pemanfaatan Sumberdaya

3.7.3 Alternatif Strategi Pengelolaan

Pemanfaatan sumberdaya di Pulau Semak Daun khususnya potensi perairan berupa terumbu karang dan ikan karang untuk pengembangan ekowisata bahari memerlukan stategi pengelolaan yang tepat agar tidak menimbulkan kerusakan ekosistem dengan mengkaji faktor ekologisnya. Penentuan strategi pengembangan kawasan ekowisata bahari dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT.

Matrik SWOT disusun setelah dilakukan identifikasi dan analisis faktor strategis internal dan eksternal. Matriks SWOT bertujuan mendeskripsikan secara jelas peluang dan ancaman, yang disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan dari kawasan perairan Pulau Semak Daun dan Pulau Pramuka. Selain itu matriks SWOT juga bertujuan untuk menghasilkan alternatif strategis dalam pengelolaan kedua pulau tersebut dalam pengembangannya dengan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki.

Sebagai bahan perbandingan di daerah lain yang menggunakan analisis SWOT dalam menentukan strategi pengelolaan kawasan adalah penelitian sebelumnya (Yuswanto, 2012) yang berjudul “ Kerawanan dan Kebijakan Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah Ujungnegoro- Roban Kabupaten Batang”. Berdasarkan hasil Analisis IFE dan EFE SWOT diperoleh alternatif kebijakan antara lain yaitu: !) Peningkatan koordinasi, kerjasama keterpaduan dalam forum pengelolaan di bidsng perikanan dan pariwisata di kawasan pesisir dan lautan secar terpadu (masyarakat, swasta dan pemerintah), 2). Pengembangan jaringan kawasan konservasi laut secara terpadu untuk mendukung pengelolaan yang efektif dan berkelanjutan, 3). Pengembangan kegiatan ekowisata berbasis masyarakat lokal, 4). Peningkatan Dayadukung kawasan konservasi laut, 5). Penegakkan hukum peraturan perundang-undangan.

Kesimpulan dari analisis SWOT adalah kawasan konservasi laut daerah Ujungnegoro-Roban mengalami kerawanan ekosistem terumbu karang, ekosistem mangrove, pencemaran, abrasi, akresi, sedimentasi, kegiatan perikanan yang tidak ramah lingkungan dan pembangunan PLTU batubara yang berpotensi mengancam keberlanjutan kawasan konservasi. Sehingga bentuk strategi alternatif pengelolaan kawasan konservasi laut daerah yang menunjang kegiatan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan daya dukung kawasan sehingga mampu meningkatkan kapasitas dan kualitas sumberdaya ikan dan mendukung fungsi kawasan untuk kegiatan ekowisata alam pesisir dan lautan.

Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan di Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun terhadap wisatawan, swasta, masyarakat dan pemerintah diperoleh beberapa bentuk alternatif strategi pengelolaan. Penentuan prioritas dari strategi yang dihasilkan dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Jumlah dari skor pembobotan menentukan peringkat prioritas strategi

dalam pengelolaan di Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun. Jumlah skor diperoleh dari penjumlahan semua skor dari setiap faktor-faktor strategis yang terkait. Peringkat akan ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai yang terkecil dari semua strategi yang ada.

Penentuan prioritas alternatif strategi yang akan dijadikan sebagai kebijakan dalam pengelolaan kawasan perairan di Pulau Semak Daun dan Pulau Pramuka, dilakukan dengan penjumlahan nilai dari faktor SWOT yang saling berkaitan, kemudian ditentukan rangking (Tabel 3.16). Altenatif strategi dengan jumlah skor tertinggi merupakan prioritas pertama, jumlah skor kedua tertinggi menjadi proiritas kedua, dan seterusnya. Strategi yang dihasilkan menjadi awal pengelolaan suatu kawasan yang akan direalisasikan dengan program-program penunjang.

Tabel 3.17 Peringkat alternatif strategi pengelolaan

Alternatf Strategi Keterkaitan Jumlah Skor Peringkat

1 2 3 4

Strategi S-O

1. Pengelolaan wisata Bahari secara terpadu dan

berkelanjutan untuk peningkatan ekonomi masyarakat lokal tanpa merusak lingkungan alam .

S1,S3,O1,O2,O3 2,88 1

Strategi W-O

1. Promosi Wisata dan memperbaiki sarana dan prasarana.

2.Meningkatkan keahlian dan kemampuan penyedia jasa dan pengelola dalam hal pelayanan wisatawan W1,W2,O1,O2,O3 W3,O1,O2 1,97 0,96 3 4 Strategi S-T

1. program konservasi alam lingkungan melibatkan peran serta masyarakat

S1,S3,T1,T2,T3 2,46 2

Strategi W-T

1. Penguatan peraturan/ hukum dan melakukan kegiatan untuk mecegah darnpak negatif dan pengrusakan lingkungan 2. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan pengembangan pola kemitraan W1,T1,T2 W1,W3,T3 0,76 0,81 6 5

Langkah selanjutnya adalah menetukan strategi yang menjadi prioritas utama dalam pengelolaan kawasan Pulau Semak Daun dan Pulau Pramuka berdasarkan perangkingan yang telah dilakukan sebelumnya. Strategi tersebut diharapakan dapat menjadi pedoman pengelolaan kawasan. Namun strategi tersebut harus didukung dengan program-program kerja. Program-program kerja inilah yang nantinya akan menjadi bentuk kongkrit dari strategi pengelolaan kawasan tersebut yang telah ditentukan. Oleh karena itulah diperlukan perencanaan lanjutan mengenai bentuk pelaksanaan strategi pengelolaan kawasan tersebut. Perencanaan tersebut mencakup program apa saja yang akan dijalankan, kapan program itu dilaksanakan dan siapa yang akan melaksakannya. Arahan strategi dan kebijakan pengembangan wisata bahari di Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun dijelaskan secara satu persatu sebagai berikut, yaitu;

1. Pengelolaan wisata bahari secara terpadu dan berkelanjutan untuk peningkatan ekonomi masyarakat lokal tanpa merusak lingkungan alam. Pengelolaan wisata bahari terpadu dan berkelanjutan sangat penting dalam pengembangan wisata bahari kedepannya. Peranan dari pemegang kebijakan yang menciptakan iklim kerja yang professional menentukan keberhasilan pengembangan wisata bahari. Tujuan utama pengelolaan terpadu dan berkelanjutan adalah memanfaatkan sumberdaya dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pelaksanaan pembangunan nasional dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya pesisir dan lautan dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut baik untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Oleh karena itu laju pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan harus dilakukan seimbang dengan regerasi sumberdaya hayati.

2. Melaksanakan program konservasi alam lingkungan yang melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat merupakan faktor penting dalam program konservasi yang berkelanjutan. Hal ini disebabkan karena masyarakat merupakan orang yang berhubungan langsung dengan proses pemanfaatan sumberdaya Pulau Semak Daun dan Pulau Pramuka. Penduduk Pulau Pramuka yang kelangsungan hidupnya sangat bergantung pada pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan harus menjadi pihak yang paling berperan dalam pengelolaan sumberdaya khususnya budidaya perikanan, konservasi alam dan wisata bahari. Program-program yang dikembangkan haruslah program pengembangan dan pengelolaan bagi masyarakat. Dalam hak pengelolaan, kejelasan hak-hak dan kewajiban penduduk Pulau harus dipertegas, sedangkan untuk mengurangi ketergantungan pada satu komoditas atau ekosistem tertentu, maka perlu dikembangkan alternatif mata pencaharian yang sesuai dengan kemampuan penduduk Pulau Pramuka dan tuntutan pasar dengan tetap memperhatikan kondisi lingkungan, sosial ekonomi dan budaya masyarakat lokal.

3. Promosi Wisata dan memperbaiki sarana dan prasarana. Promosi adalah kegiatan menberitahukan produk atau jasa yang hendak ditawarkan kepada calon konsumen/wisatawan yang dijadikan target pasar. Kegiatan promosi idealnya dilakukan secara bekesinambungan melalui beberapa media yang

dianggap efektif dapat menjangkau pasar, baik cetak maupn elektronik, namun pemilihannya sangat tergantung pada target pasar yang hendak dituju. tujuan promosi pariwisata adalah : (1). Agar calon wisatawan dapat mengetahui bahwa ada obyek wisata yang baik untuk di kunjungi. (2). Untuk meningkatkan jumlah arus kunjungan wisatawan. (3). Untuk menunjukkan pada calon wisatawan tentang keadan obyek wisata yang mempunyai sifat spesifik dan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan obyek wisata lainnya. (4). Untuk meningkatkan sumber pendapatan masyarakat terutama yang ada di lingkungan obyek wisata. Dalam melakukan perjalanan wisata, seorang wisatawan memerlukan bermacam jasa dan produk wisata yang dibutuhkannya. Berbagai macam jasa dan produk wisata inilah yang disebut dengan Komponen Pariwisata. Komponen pariwisata ini dapat disediakan oleh pihak pemerintah, pengusaha, masyarakat atau siapapun yang berminat untuk menyediakan jasa pariwisata. Komponen pariwisata ini bisa meliputi: Objek dan daya tarik wisata, akomodasi, angkutan wisata, sarana dan fasilitas wisata, prasarana wisata. Perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana yang ada di obyek wisata akan memberi rasa nyaman dan aman bagi wisatawan, sehingga akan menimbulkan pengaruh positif bagi pengunjung yaitu keinginan untuk datan kembali ke lokasi wisata untuk menikmati keindahan alam Pulau Semak Daun dan Pulau Pramuka.

4. Meningkatkan keahlian dan kemampuan penyedia jasa dan pengelola dalam hal pelayanan wisatawan. Masih rendahnya kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) di Pulau Pramuka yang erat hubungannya dengan rendahnya tingkat pendidikan penduduk Pulau Pramuka baik pendidikan formal maupun non-formal. Sehingga arahan yang direkomendasikan yaitu 1). Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan khususnya Sekolah Dasar (SD), SLTP dan SMA di Pulau Pramuka, 2). Memenuhi kebutuhan tenaga pendidik (sesuai rasio guru–siswa) di Pulau Pramuka, 3). Mengembangkan program pelatihan keterampilan penduduk dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil khususnya di bidang wisata bahari, seperti a). pelatihan pemandu wisata bahari pada masyarakat, b). pendidikan bahasa asing kepada pemandu dan pengelolaa wisata bahari, c). Memberikan perlengkapan sarana dan prasarana perlengkapan wisata kategori snorkling dan diving, d). Pelatihan sertifikasi kelulusan dan ijin resmi selam bagi pengelolaa wisata bahari, dan e). Pelatihan peduli menjaga alam lingkungan.

5. Peningkatan kapasitas kelembagaan baik lembaga pemerintahan, instansi swasta maupun masyarakat dan pengembangan pola kemitraan. Anwar (2000) in Asdy (2006) menyatakan bahwa kelembagaan (institution) merupakan aturan main (rule of the game) dan organisasi berperan penting mengatur penggunaan/alokasi sumberdaya seacar efisien, merata dan berkelanjutan. karena individual sering membuat tindakan yang menimbulkan eksternalitas (terutama yang negative) yang mengancam kepentingan masyarakat secara keseluruhan, sehingga masyarakat perlu membatasi kebebasan individual agar perilakunya bersesuaian dengan kepentingan masyarakat. Supaya sebuah institusi berjalan dan ditaati oleh masyarakat maka harus ada struktur insentif yang mengandung hadiah (reward) dan sanksi (sanction), sehingga

masyarakat akan mentaatinya Hal-hal penting yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan dan pembinaan kelembagaan antara lain yaitu; a). Inventarisasi dan evaluasi kelembagaan yang mempunyai kepentingan dalam masyarakat, wilayah dan sumberdaya, b). Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar lembaga kemasyarakatan, c). Proyeksi pengembangan dan pembinaan kelembagaan masyarakat Pulau Pramuka, dan d). Memperjelas fungsi dan kewenangan antar lembaga masyarakat.

6. Penguatan peraturan/hukum dan melakukan kegiatan untuk mecegah dampak negatif dan pengrusakan lingkungan Penguatan peraturan dan kelembagaan dalam pengembangan kawasan untuk budidaya perikanan, konservasi dan wisata bahari mutlak diperlukan. Namun dalam implementasi dan penegakan peraturan masih rendah. Sangsi peraturan bagi perusak terumbu karang selama ini belum setimpal dengan perbuatannya. Tidak ada tindak lanjut setelah diketahui pelaku pengrusakan terumbu karang tersebut. Hal ini mengancam keberlanjutan sumberdaya terumbu karang di Pulau Semak Daun. Mengontrol aksesibilitas masyarakat terhadap sumberdaya diperlukan alokasi hal kepemilikan atas sumberdaya dan menentukan bentuk aturan penggunaan sumberdaya. Kedua hal tersebut akan menentukan karakteristik pengeloaan nantinya. Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan adalah 1). Melakukan evaluasi/pematauan terhadap terumbu karang secara berkala dalam upaya mengetahui daya dukung kawasan untuk keberlanjuta wisata bahari berbasis ekologi, 2). Sosialisasikan program yang berhubungan dengan pelestarian terumbu karang kepada masyarakat dan pengunjung. 3). Memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan arti penting terumbu karang, dampak dan akibat penggunaan alat tangkap yang merusak, 4). Pengendalian atas pembuangan jangkar kapal, dengan cara memasang tambatan (mooring bouys) yang lebih tepat di kawasan yang akan dijadikan kawasan wisata bahari.

Dokumen terkait