• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.6 Pemanfaatan Vegetasi Oleh Kedua Jenis Hylobatidae

5.6.2 Pemanfaatan vegetasi sebagai sumber pakan

Salah satu bentuk pemanfaatan vegetasi oleh ungko dan siamang adalah sebagai sumber pakan di habitat mereka. Selama pengamatan dilapangan teramati 9 jenis vegetasi yang dijadikan sumber pakan oleh ungko dan siamang yaitu Madhuca laurifolia, Palaquium rostratum, Campnosperma auriculatum, Ficus sp, Artocarpus sp., Dacrycarpus imbricatus, Naigea neriifolia, Eurya nitida dan Arenga\ pinnata. Bagian tumbuhan yang dimakan oleh ungko dan siamang antara lain bunga untuk jenis Sapotaceae Madhuca laurifolia dan Palaquium rostratum serta buah untuk enam jenis vegetasi lainnya (Tabel 9).

Tabel 9 Pohon-pohon sumber pakan Hylobatidae yang teramati selama penelitian di KHBTBB

No. Famili Jenis Bagian

yang dikonsumsi Hylobates agilis Symphalang us syndactylus Lokasi 1. Sapotaceae Madhuca laurifolia Bunga, Buah - v 1,2 2 Sapotaceae Palaquium rostratum Bunga, Buah v v 1,2,3 3. Anacardiaceae Campnosperma auriculatum Buah v v 1,2,3 4. Moraceae Ficus sp. Buah v v 1,2,3 5. Moraceae Artocarpus sp. Buah v - 1 6. Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus Buah - v 1,3 7. Podocarpaceae Naigea neriifolium Buah v - 1,2 8. Theaceae Eurya nitida Buah v - 2 9. Gutiferae Garcinia hombroniana Buah v - 1,2,3 10 Sapindaceae Nephelium lappaceum Buah v - 3

11. Arecaceae Arenga pinnata Buah - v 3 Keterangan: Lokasi 1= formasi hutan hill-montana; 2=formasi hutan gambut; 3=formasi hutan

Dipterocarpaceae atas

Pengamatan dilapang menemukan perbedaan jenis pakan antara ungko dan siamang. Ungko mengkonsumsi delapan jenis vegetasi Sapotaceae Palaquium rostratum, Anacardiaceae Campnosperma auriculatum, Moraceae Ficus sp., Moraceae Artocarpus sp., Podocarpaceae Naigea neriifolium, Gutiferae Garcinia hombroinea, Sapindaceae Nephelium lappaceum, dan Theaeceae Eurya nitida. Di sisi lain jenis vegetasi yang dikonsumsi oleh siamang adalah Sapotaceae Madhuca laurifolia, Sapotaceae Palaquium rostratum, Anacardiaceae Campnosperma

auriculatum, Moraceae Ficus sp., Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus dan Arecaceae Arenga pinnata. Terdapat tiga jenis vegetasi yang sama dikonsumsi oleh ungko dan siamang yaitu Sapotaceae Palaquium rostratum, Ancardiaceae Campnosperma auriculatum dan Moraceae Ficus sp. (Gambar 26).

Gambar 26 Buah sumber pakan ungko dan siamang. Keterangan gambar dari kiri ke kanan; Palaquium rostratum, Campnosperma auriculatum dan Ficus sp.

Terdapat jenis-jenis pohon pakan lainnya selain jenis pohon pakan yang teramati berdasarkan perjumpaan langsung aktivitas mencari makan ungko dan siamang. Beberapa diantara jenis pakan potensial lain bagi keberadaan ungko dan siamang adalah dari genus Aglaia spp., Aporusa spp., Baccaurea spp., Calophyllum spp., dan berbagai jenis lainnya (Nowak 2010; Chivers 2001; WARF 2009).

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bagian buah merupakan yang terbanyak dimanfaatkan kedua jenis Hylobatidae dari seluruh jenis pohon pakan yang teramati. Selain itu pengamatan dilapang menunjukkan tidak adanya aktivitas ungko dan siamang memakan daun dari pohon sumber pakan. Hal ini diduga karena pada saat penelitian (periode juni-agustus 2011), jenis pakan yang melimpah dalam habitat kedua jenis Hylobatidae tersebut adalah buah dan bunga. Hal ini diperkuat dengan data hasil monitoring fenologi dan penghitungan FAI serta LAI terhadap potensi jenis pohon pakan primata di KHBTBB oleh Aini (2012) pada bulan juni hingga juli 2011, jumlah terbesar potensi pakan dihasilkan oleh bagian buah 6,38%, bunga 5% dan daun 0,46%. Palombit (1997) menyatakan bahwa jenis Hylobatidae merupakan jenis umum pemakan buah yang telah matang (ripe fruits), khususnya untuk buah dari jenis ficus (figs).

Terdapatnya beberapa jenis variasi pohon dan bagian pakan yang sama antara ungko dan siamang merupakan hal umum yang terjadi apabila terdapat dua jenis Hylobatidae yang menempati suatu habitat yang sama. Hasil penelitian Elder

(2009) menyebutkan jika dua jenis Hylobatidae yang hidup berdampingan, khusunya jenis gibbon dan siamang, dalam suatu habitat memiliki preferensi pakan sama yaitu tingkat yang tinggi terhadap buah-buahan (58% dari feeding time kedua jenis tersebut). Hal ini menunjukkan tidak terdapatnya perbedaan antara ungko dan siamang dalam pemanfaatan bagian tumbuhan yaitu buah sebagai sumber pakan.

Pemanfaatan sumber jenis pakan yang sama oleh ungko dan siamang menunjukkan kemungkinan adanya persaingan dalam mendapatkan makanan terutama untuk jenis yang kerapatan di habitat kecil yaitu Ficus sp. Untuk dua jenis vegetasi lain yang dimanfaatkan secara bersama oleh ungko dan siamang yaitu Sapotaceae Palaquium rostratum dan Anacardiaceae Campnosperma auriculatum memiliki kerapatan di habitat dengan nilai yang cukup tinggi, sehingga dapat memberikan sumberdaya yang lebih melimpah jika dibandingkan Moraceae Ficus sp. bagi keberadaan kedua satwa tersebut.

Pengamatan dilapang menunjukkan terdapatnya perbedaan strategi aktivitas penggunaan sumberdaya pohon pakan antara ungko dan siamang. Sebagai contoh, pada pengamatan terhadap Ficus sp. yang berinang pada pohon Campnosperma auriculatum, beberapa individu ungko tercatat mendatangi pohon tersebut untuk mencari makan pada periode waktu yang lebih pagi antara pukul 07:00-09:00, sedangkan siamang mendatangi pohon tersebut antara pukul 09:00-11:00. Strategi pemilihan waktu pemanfaatan pohon pakan ini diduga untuk menghindari terjadinya pemborosan energi yang dapat disebabkan kompetisi secara langsung (fisik) antara kedua jenis tersebut.

Strategi pemanfaatan vegetasi oleh ungko dan siamang merupakan salah satu bentuk adaptasi kondisi habitat mereka terutama untuk menghindari tingkat kompetisi dengan satwa frugivora lainnya. Koenig (2002) yang menyebutkan bahwa selama periode musim buah masak yang melimpah (ripe fruits peak season), kompetisi interspesifik antara dua jenis Hylobatidae jarang terjadi karena ketersediaan sumberdaya yang melimpah tidak akan membatasi kemampuan reproduksi secara khusus dan pertumbuhan populasi secara umum bagi masing- masing jenis tersebut. Hal lain yang juga mendukung ungko dan siamang dapat hidup simpatrik dalam satu kawasan adalah kemampuan ungko dalam pergerakan

(mobility) lebih baik ketimbang siamang ketika mencari sumber pakan, yang merupakan hasil dari adaptasi anatomi khususnya sebagai jenis Hylobatidae yang berukuran lebih kecil sehingga membuat mereka dapat melakukan aktivitas foraging yang lebih luas (Gittins 1983). Teori lain menyebutkan bahwa jenis Hylobatidae termasuk didalamnya Hylobates agilis dan Symphalangus syndactylus dikategorikan sebagai primata yang hidup dalam kelompok yang memiliki wilayah ber-teritori (territorial species). Spesies primata yang hidup secara teritorial akan jarang mengalami kompetisi dalam aktivitas mencari makan (foraging) karena biasanya kelompok primata tersebut sudah memiliki food patches (area mencari makan) tersendiri dalam wilayah teritori mereka (Mitani & Rodman 1979).

BAB VI

Dokumen terkait