• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KONDISI PERKEBUNAN TEMBAKAU DELI DI BULU CINA (1974-1996)

3.5 Pemasaran Tembakau

Pemasaran tembakau tidak hanya untuk konsumsi dalam negeri tetapi juga untuk pemasaran keluar negeri. Inilah keistimewaan dari tembakau Deli yaitu pemasaran seluruh

40

Kaki I adalah sebutan untuk tanaman tembakau yang sudah mengalami pemetikan sekali.

41

produksinya dikhususkan untuk memenuhi selera kosumen di luar negeri. Hal ini dikarenakan Tembakau Deli ini memiliki cita rasa serta kualitas yang tinggi di kalangan penikmat tembakau.

Tembakau yang diekspor adalah tembakau cerutu (Tembakau Deli, Tembakau Vorstenlanden, Tembakau Besuki Na-Oogst) dan tembakau pipa (Tembakau Lumajang). Kebun Bulu Cina ialah kebun yang memproduksi tembakau cerutu, sehingga membuat hasil dari produksi Kebun Bulu Cina dikhususkan untuk diekspor. Tembakau yang dipasarkan ke luar negeri ialah jenis-jenis tembakau yang berkualitas tinggi dan dapat mencapai harga yang baik. Menurut kualitasnya tembakau cerutu dapat dipakai sebagai pembungkus cerutu (cigar wrapper, dekblad), pembalut (cigar binder, omblad) dan pengisi (filler), yang sedikit banyak berkaitan dengan letak daun tembakau pada pohonnya.

Dalam pemasaran digunakan sistem pemasaran terpusat (Centralized Marketing System atau CMS) dengan pusat pemasaran di Bremen (Jerman Barat) di bawah koordinasi Badan Pengawasan dan Pemasaran Tembakau Indonesia di luar negeri (BPPTI). Tembakau-tembakau

cerutu berkualitas baik (dekblad, omblad, filler mutu baik) dipasarkan dengan cara lelang dan

dilengkapi dengan penjualan di luar lelang (onderhands), keduanya dilaksanakan di Bremen. Filler mutu sedang dan rendah di pasarkan di luar lelang dengan pengapalan langsung ke negara

tujuan, tetapi tetap di bawah koordinasi BPPTI.42

42

H. Silitonga, op.,cit., hal. 34.

Berikut diagram yang menunjukkan produksi tembakau Deli yang di ekspor oleh PT. Perkebunan IX:

Sumber: PTPN II Tanjung Morawa

Pada tahun 1974 sampai tahun 1981 PT. Perkebunan IX sudah aktif dalam memproduksi tembakau. Tahun 1974 sudah memasarkan 18.000 bal setara dengan 1.080.000 kg. Pada tahun 1975 memasarkan 25.000 bal setara dengan 1.500.000 kg. Tahun 1976 sudah mengekspor 31.000 bal. Tahun 1977 merupakan pemasaran yang paling tinggi yaitu sekitar 35.000 bal. Tahun 1978 sebanyak 23.000 bal dan tahun 1979 14.000 bal tembakau. Tahun 1980 sebanyak 9.000 bal dan 1981 sebanyak 10.000 bal tembakau. Diagram di atas menjelaskan bahwa tahun 1974 sampai tahun 1977 menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan, sedangkan tahun 1977 sampai 1981 terjadi kemerosotan.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 Ju ml a h b a l (0 0 0 ) Diagram 1

Produksi Ekspor Tembakau Sumatera Tahun 1974 - 1981

Sumber : PTPN II Tanjung Morawa

Diagram di atas menunjukkan produksi ekspor tembakau 1982-1989. Tahun 1982 menunjukkan produksi ekspor mencapai 16.000 bal tembakau. Tahun 1983 produksi ekspor sudah mencapai 18.000 bal. Tahun 1984 sudah menggambarkan 17.000 bal tembakau. Tahun 1985 produksi ekspor mencapai sebesar 21.000 bal tembakau, dan tahun 1987 sudah mencapai 16.000 bal tembakau. Tahun 1988 sebesar 12.000 bal tembakau, dan tahun 1989 sudah menunjukkan 16.000 bal tembakau.

0 5 10 15 20 25 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 Ju ml a h b a l (0 0 0 ) Diagram 2

Produksi Ekspor Tembakau Sumatera Tahun 1982 - 1989

Sumber: PTPN II Tanjung Morawa

Tahun 1990 produksi ekspor tembakau sebesar 15.000 bal tembakau. Tahun 1991 berkisar 17.000 bal tembakau. Tahun 1992 sekitar 14.000 bal tembakau, dan tahun 1993 dan tahun 1994 produksi ekspor menurun, masing-masing 11.000 bal tembakau dan 10.000 bal tembakau, sedangkan tahun 1995 dan 1996 produksi ekspor naik mencapai kisaran 12.000 bal tembakau.

Pemasaran dapat dilakukan dengan cara lelang atau cara bukan lelang (non lelang). Kedua cara ini memiliki keungulan dan kelemahan masing-masing. Cara lelang ditempuh oleh pihak penjual, bila diperkirakan akan memberikan keuntungan lebih besar daripada cara bukan lelang. Penjualan barang-barang yang bersifat langka, istimewa dan elite biasanya lebih menguntungkan bagi penjual bila dilakukan dengan cara lelang. Tembakau Deli porsi mutu baik bukan hanya memenuhi salah satu dari ketiga kriteria di atas bahkan ketiga-tiganya. Sejak puluhan tahun, bahkan sejak lahir dan berkembangnya pasar dunia untuk tembakau ini

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 Ju ml a h b a l (0 0 0 ) Diagram 3

Produksi Ekspor Tembakau Sumatera Tahun 1990 - 1996

penjualannya dilakukan dengan cara lelang. Berikut serangkaian nilai positif dari cara lelang, yaitu:

1. Transparansi Harga

Tawaran-tawaran yang masuk dalam pelelangan, bila mutu sajiannya baik, kertas tawaran

(bilyet) untuk setiap partai43

2. Persaingan Antar Calon Pembeli

cukup banyak, akan memberikan indikasi pada pihak penjual tentang level harga untuk sesuatu partai maupun partai-partai lain yang mutunya setara, dan membantu dalam memutuskan apakah sesuatu partai akan dilepas atau tidak. Hal ini akan memberikan indikasi tentang harga jual yang dapat diharapkan bagi partai-partai lain, baik yang mutunya setara maupun yang bukan.

Bagi calon pembeli, walaupun terbatas, transparansi juga dapat dilaksanakan. Bila suatu tawaran yang diajukannya tidak berhasil memenangkan pembelian, penawar harus menaikkan tingkat tawarannya untuk partai tembakau serupa pada tempo lelang berikutnya. Transparansi terbatas ini berguna bagi yang bersangkutan dan terutama bagi pihak penjual. Kompilasi harga- harga tawaran yang masuk dalam pelelangan tahun-tahun sebelumnya juga memberikan indikasi tentang harga bagi pihak penjual. Disamping itu sering terjadi pergeseran jenis-jenis mutu yang dikehendaki pembeli. Selain itu, juga dimungkinkan untuk penafsiran tentang harga-harga yang dapat diharapkan bagi tembakau porsi non lelangnya.

Persaingan cenderung mendorong harga menjadi naik. Apabila tembakau yang disajikan benar-benar bermutu baik, persaingan berlangsung sangat ketat, terutama bila jumlah sajian

43

Partai adalah istilah yang digunakan untuk kumpulan bal-bal tembakau sekali pengiriman ke pelelangan Bremen.

sedikit dibawah daya serap pasar, sehingga harga jualnya meningkat. Harga jual yang meningkat inilah yang dapat memberikan pendapatan tambahan, yang merupakan perbedaan antara pendapatan aktual dari lelang dengan pendapatan yang dapat dipandang layak bila dijual secara bukan lelang.

3. Pelelangan Secara Tertutup

Pelelangan secara tertutup bermakna penawar yang satu tidak mengetahui harga yang diajukan penawar yang lain. Cara ini sesuai dengan kehendak dari para calon pembeli, terutama para pabrikan cerutu. Perdagangan cerutu diwarnai dengan persaingan yang ketat antara pabrikan, dan kerahasiaan menjadi sikap yang dipegang teguh oleh mereka. Bahkan penawar meminta, apabila menang, identitasnya dirahasiakan.

Bagi pihak penjual penerapan cara ini disamping mengakomodasikan kehendak calon pembeli, juga membawa nilai positif tambahan. Pertama, calon pembeli yang merasa sangat cocok dengan partai-partai tembakau tertentu, tidak ragu untuk menawar dengan harga tinggi untuk memenangkan pembelian, sehingga memberikan pendapatan tambahan bagi penjual. Kedua, demi menjamin kemenangan, calon yang sama dapat mengajukan tawaran kedua yang lebih tinggi dari tawaran pertama, walaupun pada kenyataannya tawaran pertama sudah mewakili tawaran tertinggi, yang membuatnya menang dalam pelelangan. Pendapatan yang timbul dari perbedaan kedua tawaran tersebut bisa cukup besar, yang bagi pembeli merupakan “duit yang dibuang percuma”, tetapi bagi penjual merupakan tambahan pendapatan yang sah.

4. Industri Skala Kecil Dapat Melonjakkan Harga

Beberapa pabrikan merupakan perusahaan cerutu berskala kecil, tetapi sebagian diantaranya sangat sehat, artinya meraih tingkat keuntungan yang tingi dari industrinya. Hal ini

disebabkan karena produk cerutu mereka sangat digemari oleh para pengisapnya, dan sering dikelola serta dikemas secara khusus, misalnya menggunakan tata produksi tradisional. Produk yang dihasilkan menjadi produk yang bersifat eksklusif dan setiap orang memberi nilai tinggi pada barang eksklusif. Pada pabrik yang berskala kecil, tingkat keuntungan yang tinggi bukan

diperoleh dari bahan baku dengan harga murah.44

Pada tahun 1982 ada 14 industri yang membeli tembakau, total pembelian tembakau Deli

pada tahun 1982 sebesar 8.557 bal tembakau. Pada tahun tersebut industri Schmidt Junior, La

Paz, Engelhardt, Graff Tilly, Schimmelpenninck tidak membeli tembakau Deli, tetapi industri

Dari penjelasan tersebut berarti, industri kecil yang mampu menawar atau membeli tembakau yang dianggap cocok dengan harga sangat tinggi, dapat mengalahkan tawaran dari pabrik-pabrik besar yang tawarannya rendah. Maka dengan kata lain, pabrik-pabrik kecil tetapi sehat ini turut serta meramaikan persaingan dalam lelang dan kehadirannya mendorong pabrikan skala besar untuk mengajukan tawaran tinggi.

Berikut hasil pemasaran tembakau Deli di bawah naungan PTP IX melalui proses pelelangan di Bremen (Jerman Barat). Kebun Bulu Cina merupakan salah satu kebun PTP IX yang memproduksi daun tembakau yang terbaik. Adapun daftar konsumen di luar negeri di

pemasaran pada tahun 1981 adalah industri STK, Nobel, Schmidt Junior, Arnold Andre,

Engelhardt, Rinn & Cloos, Agio, La Paz, Wintermans, OudKampen, Cadena Claassen, Graff Tilly, Willem II, Schimmelpenninck, Burger, Villeger, Freeman. Total pemasaran secara lelang pada tahun 1981 ialah 9.589 bal tembakau. Pada tahun ini ada 17 industri yang membeli tembakau Deli di pelelangan.

44

Asep T. Tojib, “Pemasaran Tembakau Sumatera”, dalam Buletin Vol. VIII No. 1 Maret 1994, hal. 11.

lain yaitu Danneman dan Seita menjadi pembeli tembakau di tahun ini. Pada tahun 1983 ada 15 industri yang membeli tembakau, total pembelian tembakau Deli pada tahun 1983 sebesar 6.973 bal. Di tahun ini industri Burger tidak mejadi pembeli tembakau Deli, tetapi diganti oleh industri La Paz dan Graff Tilly.

Pada tahun 1984 ada 16 industri pembeli tembakau Deli. Pada tahun ini pembelian tembakau Deli sebanyak 5.326 bal tembakau. Industri yang tidak membeli pada tahun ini adalah Freeman dan Seita, tetapi diganti oleh industri Ritmeester, Schimmelpenninck dan Burger. Tahun 1985 ada 14 industri pembeli tembakau Deli. Pada tahun ini total pembelian tembakau Deli sebanyak 5.932 bal. Adapun industri yang tidak membeli lagi ialah Ritmeester dan Schimmelpenninck.

Pada tahun 1986 ada 17 industri yang membeli tembakau Deli. Pada tahun ini total pembelian tembakau Deli sebanyak 5.643 bal. Industri yang tidak membeli tembakau yaitu STK, Cadena Claassen dan Burger. Industri yang kembali membeli tembakau yaitu Seita, Austria Wien, Hofnar, Schwering & Hasse, Sigar Neos dan TBEVVD Elst. Tahun 1987 ada 13 industri yang membeli tembakau Deli. Pada tahun ini total pembelian tembakau Deli sebanyak 4.625 bal.

Industri yang tidak membeli lagi tembakau Deli ialah La Paz, Graff Tilly, Seita, Hofnar,

Schwering & Hasse dan Sigar Neos. Adapun industri yang membeli kembali ialah Cadena Claassen dan Burger.

Pada tahun 1988 ada 12 industri yang membeli tembakau Deli. Pada tahun ini total pembelian tembakau Deli sebanyak 5.117 bal tembakau. Industri yang tidak membeli yaitu Cadena Claassen, Austria Wien dan TBEVVD Elst. Adapun industri yang membeli lagi yaitu La Paz dan Sigar Neos. Tahun 1989 ada 14 industri yang membeli tembakau Deli. Pada tahun ini

total pembelian tembakau sebanyak 4.137 bal. Industri yang tidak membeli yaitu Danneman dan Rinn & Cloos. Industri yang membeli kembali ialah Cadena Claassen, Seita, Hofner dan TBEVVD Elst.

Tahun 1990 ada 16 industri yang membeli tembakau Deli, Pada tahun ini total pembelian

tembakau Deli sebanyak 6.487 bal. Industri yang tidak membeli yaitu Willem II, Hofnar dan

Sigar Neos. Adapun industri yang membeli lagi tembakau Deli ialah Danneman, Rinn & Cloos, Austria Wien, El Guajiro dan Peolifant. Pada tahun 1991 ada 13 industri yang membeli tembakau Deli. Pada tahun ini total pembelian tembakau Deli sebanyak 2.975 bal. Adapun

industri yang tidak membeli pada tahun ini ialah Danneman, Rinn & Cloos, Austria Wien, El

Guajiro dan Peolifant, tetapi diganti oleh Schimmelpenninck dan TBEVVD Elst.45

Pada tahun 1983 terdapat 5 pedagang yang membeli tembakau Deli. Pada tahun ini total pembelian dari pedagang sebanyak 4.745 bal tembakau. Adapun pedagang yang tidak membeli pada tahun ini ialah TEIC. Pada tahun 1984 terdapat 7 pedagang yang membeli tembakau Deli.

Tidak hanya industri yang membeli tembakau Deli, ada juga beberapa pedagang yang melakukan pembelian. Pada tahun 1981 terdapat 8 pedagang yang membeli tembakau yaitu Ankersmit, Hellmeringkohne, Franz Krag, Lancotab, A.L. Van Beek/ Leafoo, Koch Scheltema, Gazan V.D. Linden, TEIC. Total pembelian dari pedagang sebanyak 4.945 bal tembakau. Pada tahun 1982 terdapat 6 pedagang yang membeli tembakau Deli. Pada tahun ini total pembelian dari pedagang sebanyak 3.222 bal tembakau. Adapun pedagang yang tidak membeli pada tahun ini ialah Lancotab dan A.L. Van Beek/ Leafoo.

45 Yusuf Resma Reza, dkk., “Kajian Tentang Masa Depan Tembakau Sumatera”, dalam

Buletin Vol VI No. 3 Juli-September 1992, 1992, Medan: Bagian Penelitian PT. Perkebunan IX, hal. 58.

pada tahun ini total pembelian tembakau dari pedagang ialah sebesar 4.783 bal tembakau. Adapun pedagang yang tidak membeli pada tahun ini ialah Koch Scheltema dan pedagang yang

membeli lagi ialah TEIC. Sedangkan, pedagang yang baru membeli ialah Lippoel. Pada tahun

1985 terdapat 6 pedagang yang membeli tembakau. Total pembelian pada tahun ini sebanyak 5.701 bal tembakau. Pedagang yang tidak membeli pada tahun ini ialah TEIC.

Pada tahun 1986 terdapat 8 pedagang yang membeli tembakau Deli. Total pembelian tembakau pada tahun ini ialah 6.497 bal tembakau. Pedagang yang tidak membeli lagi ialah A.L. Van Beek/Leafoo. Sedangkan pedagang yang membeli lagi ialah Koch Scheltema, TEIC, dan Aucana. Pada tahun 1987 terdapat 5 pedagang yang membeli tembakau Deli. Total pembelian tembakau pada tahun ini ialah 6.708 bal tembakau. Adapun pedagang yang yang tidak membeli lagi yaitu Koch Scheltema, Lippoel, TEIC.

Pada tahun 1988 terdapat 3 pedagang yang membeli tembakau Deli. Total pembelian tembakau pada tahun ini ialah 3.517 bal tembakau. Pedagang yang tidak membeli lagi ialah Gazan V.D. Linden dan Aucana. Pada tahun 1989 terdapat 3 pedagang yang membeli tembakau Deli. Pada tahun ini total pembelian tembakau sebanyak 4.238 bal tembakau. Pada tahun 1990 terdapat 2 pedagang yang membeli tembakau Deli. Total pembelian tembakau pada tahun ini ialah 3.367 bal tembakau. Pada tahun 1991 terdapat 3 pedagang yang membeli tembakau Deli. Total pembelian pada tahun ini sebanyak 1.876 bal tembakau. Adapun yang membeli lagi ialah Aucana.46 46 Lihat lampiran 15.

Dokumen terkait