• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembagian Fonetik al-Qur’an

Dalam dokumen FONETIK DAN FONOLOGI AL- (Halaman 41-64)

BAB I PENDAHULUAN

B. Kajian Teori

2. Pembagian Fonetik al-Qur’an

Sesuai dengan definisi fonetik yang tercantum di atas, yang akan dibicarakan pada bagian ini adalah pembagian fonetik al-Qur‟an tanpa memperhatikan makna dan fungsi bunyi itu. Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut:

42 Muhammad Maftuh, Fathul Mannan (Surabaya: al-Ihsan).

43 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur’an, 3.

a. Organ Bicara dan Fungsinya

Organ secara bahasa berarti bagian atau alat tubuh.44 Sedangkan organ-organ tubuh yang disebut dengan organ bicara sebenarnya adalah organ biologis yang berfungsi menjamin kelangsungan hidup seseorang. 45 Adapun bagian dari organ bicara yaitu terdiri dari:

1. Rongga hidung 2. Gusi

3. Langit-langit keras 4. Ujung lidah

5. Langit-langit lunak 6. Pinggir lidah 7. Tekak

8. Pangkal lidah 9. Tenggorokan 10. Epiglottis 11. Pita suara 12. Bibir

13. Kerongkongan 14. Saluran udara

Fungsi kebahasaan dari organ-organ bicara itu mungkin hanya fungsi suplemen. Bernafas umpamanya mempunyai tugas yang lebih

44 Farida Hamid, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, 450.

45 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur’an, 7.

vital untuk menghirup dan mengeluarkan udara demi kelangsungan hidup manusia. Disisi lain, bernafas mempunyai fungsi yang cukup signifikan dalam proses bicara. Udara yang dipompakan dari paru-paru merupakan bahan baku dalam proses penyembunyian. Meskipun demikian, fungsi ini tidak akan sevital fungsi yang pertama.

Organ bicara ada yang statis dan tidak statis. Menurut Sayuti Anshori organ bicara yang tidak statis yaitu: gigi atas, gusi, langit-langit keras dan rongga hidung. Sedangkan organ yang statis yaitu:

bibir bawah, lidah, tekak, dan langit-langit lunak.46

Organ ini dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:

1. Organ Pernapasan

Organ – organ pernapasan terdiri dari: rongga dada, sekat rongga dada, paru-paru, dan saluran udara.

a. Rongga Dada

Rongga dada terdiri atas tulang dada di bagian depan, 12 pasang rusuk di bagian kiri dan kanan serta 12 cabang rusuk di tulang punggung belakang. 10 pasang di antaranya bersambung dari belakang ke depan, sehingga 2 pasang tidak bersambung. Hal itulah yang membuat rongga dad dapat mengembang dan mengempis. Ketika organ ini mengempis, paru-paru menyempit dan udara tertekan keluar. Ketika organ ini mengembang, paru-paru bertambah luas sehingga paru-paru

46 Ibid, 8.

mengembung dan menampung udara lebih banyak. Proses inilah yang mengakibatkan terjadinya penggalan dalam kata.47 b. Sekat rongga dada

Organ ini terdiri atas susunan otot yan bentuknya melebar dan dapat bergerak turun dan naik. Organ ini memisahkan antara alat-alat pernapasan dengan alat-alat pencernaan. Ketika organ ini naik, paru-paru menyempit dan udara tertekan keluar. Ketika organ ini turun, paru-paru bertambah luas sehingga paru-paru mengembang dan menampung udara lebih banyak. Tekanan udara yang terjadi akibat naiknya organ ini mengakibatkan adanya letupan dalam bunyi bahasa.48

c. Paru-paru

Paru-paru adalah organ yang elastis yang dapat mengembang dan mengempis. Organ ini terdiri atas penampung udara, saluran udara dan pembuluh darah.paru-paru bagian kiri dihubungkan dengan bagian kanan oleh dua cabang penyalur udara. Pengembangan dan pengempisan paru-paru terjadi akibat tekanan yang dilakukan oleh rongga dada dan sekat rongga dada secaraserempak.

Gerakan paru-paru ini terjadi sesuai dengan perimbangan temperature udar di dalam rongga dada dengan

47 Ibid, 9.

48 Ibid, 10.

temperatur udara di luar tubuh manusia. Dalam berbicara, udara yang berasal yang berasal dari paru-paru mutlak diperlukan, mengingat bahwa bunyi bahasa Indonesia dan bahasa Arab tidak ada yang menggunakan udara yang berasal dari paru-paru. Tempo yang digunakan dalam penarikan dan penghembusan napas adalah sama ketika tidur atau istirahat, sedangkan di waktu lelah dan sakit terkesan lebih panjang.49 d. Saluran udara

Saluran udara ini biasa juga disebut dengan khalqum.

Saluran ini mempunyai dua cabang yang menghubungkannya dengan kedua belah paru-paru, kiri dan kanan. Fungsi saluran udara dalam berbicara adalah sebagai tempat lalunya udara yang merupakan bahan baku dari suatu bunyi yang dating dari paru-paru untuk diteruskan ke rongga mulut dan rongga hidung. Di samping itu, saluran udara ini juga berfungsi sebagai kotak resonansi bagi beberapa jenis bunyi.50

2. Kerongkongan

Kerongkongan yang berbentuk kotak kecil ini terletak di antara ujung sebelah atas saluran udara dan pangkal dari tenggorokan. Bagian dari kerongkongan ini biasa disebut dengan istilah jakun atau apel adam. Di dalam leher sesungguhnya terdapat 2 saluran, yaitu kerongkongan (letaknya di belakang) dan

49 Ibid, 11.

50 Ibid, 12.

tenggorokan (letaknya di depan). Kerongkongan merupakan saluran pencernaan yang menghubungkan antara mulut dan lambung. Tenggorokan merupakan saluran pernapasan yang menghubungkan antara rongga mulut dan paru-paru. Oleh karena itu, di dalam bagian mulut terdapat persimpangan 2 saluran yang dijaga oleh sebuah klep yang disebut epiglotis. Yang mempunyai fungsi menjaga kerja antara kerongkongan dan tenggorokan agar proses pencernaan dan pernapasan dapat berjalan dengan lancar.51

Kerongkongan ini terdiri atas 3 tulang rawan yaitu:

a. Tiroid b. Krikoid c. Arytenoid

Organ bicara yang paling penting dari kerongkongan adalah 2 pita suara. Pita suara adalah dua buah pita lebar yang memanjang dari belakang sampai ke depan jakun. Di antara 2 pita ini terdapat klep yang disebut dengan glotis. Dari klep inilah udara akan keluar menuju mulut.

Dalam kerongkongan terdapat 2 pita suara yang menghasilkan bunyi yang bervariasi ketika menghadapi udara yang datang dari paru-paru. Posisi pita suara terbagi menjadi 4 kondisi yaitu: posisi berjauhan (terbuka), posisi berdekatan, posisi bergesekan (bersentuhan), dan posisi rapat (tertutup).

51 Saiful Karim dkk, Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar (Jakarta: PT Pustaka Tiga Kelana, 2008). 47.

1. Posisi Berjauhan

Dalam kondisi ini 2 buah pita suara membuka lebar dengan membentuk seperti segitiga sama kaki, sehingga udara yang dating dari paru-paru dengan leluasa melewati kerongkongan tanpa ada hambatan sedikit pun. Kondisi pita suara seperti ini dalam istilah ilmu tajwid disebut dengan hams atau mahmusah.

2. Posisi Berdekatan

Dalam kondisi ini 2 pita suara berdekatan, tetapi tidak sampai mengakibatkan terjadinya gesekan ketika udara yang dating dari paru-paru melewati klep pita suara.bunyi suara yang seperti ini disebut dengan bunyi bisikan. Dalam kondisi seperti ini semua bunyi yang bersuara dapat berubah menjadi bunyi bisikan.

3. Posisi Bergesekan

Dalam kondisi ini 2 buah pita suara bersentuhan, tetapi tidak sampai merapat sehingga udara yang dating dari paru-paru dapat membuka dan menutup klep udara di antara 2 pita suara itu dengan mudah, cepat dan teratur. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya getaran pada 2 pita suara. Bunyi yang keluar dalam posisi pita suara seperti ini disebut dengan bunyi bersuara yang dalam istilah tajwid disebut jahr atau majhurah.

4. Posisi Rapat

Dalam kondisi ini, 2 buah pita suara merapat sehingga tidak ada jalan keluar untuk udara yang dating dari paru-paru.

Oleh sebab itu, paru-paru terpaksa menambah tekanan untuk memaksa kedua pita suara membuka klep udara. Kondisi seperti inilah yang mengakibatkan terjadinya bunyi letupan di kerongkongan yang dalam istilah tajwid disebut dengan syiddah atau syadidah.52

3. Organ Bicara di Atas Kerongkongan

Organ ini terdiri atas: tenggorokan, lidah, langit-langit, anak lidah, gigi, bibir, dan rongga hidung.53

a. Tenggorokan

Tenggorokan merupakan bagian dari organ pernapasan.

Tenggorokan berupa suatu pipa yang dimulai dari pangkal tenggorokan ( laring), batang tenggorokan (trakea), dan cabang batang tenggorokan ( bronkus).54 Huruf-huruf yang keluar dari tenggorokan dalam ilmu tajwid dikenal dengan huruf halqiyah.55

b. Lidah

Lidah merupakan bagian dari mulut yang berfungsi untuk membolak-balikkan makanan dan membantu menelan

52 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur’an. 15.

53 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur’an, 7-20.

54 Saeful Karim dkk, Belajar IPA. 58.

55 Nasrullah, Lentera Qur’ani (Malang: UIN Maliki Press, 2012). 22.

makanan. Lidah juga merupakan indera pengecap sehingga dapat merasakan nikmatnya makanan.56

Huruf-huruf yang keluar dari lidah terbagi menjadi 5 yaitu:

1. Pangkal lidah 2. Lidah bagian tengah 3. Kedua tepi lidah 4. Ujung lidah 5. Akar lidah57

Akan tetapi, istilah yang digunakan dalam fonetik adalah:

1. Ujung lidah 2. Tengah lidah 3. Pangkal lidah 4. Pinggir lidah58 c. Langit-langit

Langit-langit terletak di bagian atas rongga mulut yang memanjang dari pangkal gigi di bagian depan sampai anak lidah (tekak) di bagian belakang. Para ahli membagi langit-langit menjadi 3 bagian yaitu:

1. Gusi

2. Langit-langit keras

56 Saeful Karim dkk, Belajar IPA. 44-45.

57 Muhammad Sholihuddin, Tahsinul Qur’an (Yogyakarta: Daarul Firdaus, tt).20-23.

58 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 16-17.

3. Langit-langit lunak

Langit-langit termasuk organ bicara pasif, kecuali langit-langit lunak. Kerja sama antara langit-langit lunak dan lidah berfungsi membuat rongga mulut sebagai kotak resonansi untuk beberapa bunyi tertentu. Di samping itu, langit-langit lunak dapat mengubah alur udara yang keluar melalui rongga mulut menjadi keluar dari rongga hidung dengan membuka klep udara menuju hidung atau sebaliknya.59

d. Anak lidah

Anak lidah terdapat di antara langit-langit lunak dengan tenggorokan, juga di antara rongga mulut dengan rongga hidung. Fungsinya hampir sama dengan fungsi langit-langit lunak.60

e. Gigi

Gigi berfungsi menghancurkan makanan. Gigi dan lidah termasuk alat pemroses pencernaan secara mekanis.61 Gigi dapat ke dalam 3 bagian yaitu:

1. Ujung gigi 2. Tengah gigi 3. Pangkal gigi

59 Ibid, 17-18.

60 Ibid, 18.

61 Saeful Karim dkk, Belajar IPA. 44.

Fungsi gigi sebagai organ bicara sangat jelas, karena merupakan penghambat udara yang dating dari paru-paru sehingga tidak keluar secara serentak dari rongga mulut. Di samping itu, kerja sama gigi dengan ujung lidah dan bibir bawah merupakan makhraj beberapa huruf tertentu.62

f. Bibir

Bibir merupakan 2 pita yang terdapat di pintu rongga mulut. Bibir terdiri atas otot-otot yang membuatnya dapat bergerak dengan lincah, cepat dan teratur sesuai dengan jenis bunyi yang dituturkan.63

Kekosongan yang masuk dalam mulut dan tenggorokan. Yakni kekosongan atau kesunyian yang panjang dari huruf yang berada di belakang tenggorokan sampai ke mulut. Yang mana di dalamnya terdapat makhraj satu yang muqaddar yang dimiliki 3 huruf mad (tempat keluarnya huruf mad).64

g. Rongga hidung

Rongga hidung adalah saluran udara yang terdapat di belakang lubang hidung dan memanjang sampai ke langit-langit lunak. Di dalam hidung terdapat sejumlah area kosong

62 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 18-19.

63 Ibid, 19.

64 Nasrullah, Lentera Qur’ani. 22.

yang biasa disebut dengan khoisyum.65 Rongga hidung digunakan untuk mengeluarkan huruf ghunnah.66

b. Makhraj Bunyi

Secara bahasa kata makhraj merupakan bentuk dari fi’il madhi yang berarti keluar. Sedangkan jika menjadi isim makan yaitu berarti tempat keluar. Sedangkan bentuk jama‟ dari makhraj adalah makharij yang berarti beberapa tempat.

Secara istilah makharijul huruf ialah tempat-tempat keluarnya huruf ketika huruf tersebut diucapkan.67 Baik berdasarkan cara tahqiq68 maupun cara taqdir69.70

Untuk mengetahui tempat keluarnya huruf ada beberapa cara, diantaranya: huruf tersebut hendaknya dibaca sukun, ditasydidkan, dan ditambah satu huruf hidup didepannya71 yang biasanya ditambah dengan hamzah washol.72

Menurut Imam Kholil makhorijul huruf itu ada 17 makhraj.73 Pembagian makhraj bunyi terdapat perbedaan antara 2 pihak yaitu

65 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 20.

66 Muhammad Maftuh, Fathul Mannan. 25.

67 Muhammad Sholihuddin, Tahsinul Qur’an, 17.

68 Makhraj Muhaqiq: yaitu makhraj yang bersandar pada juz atau bagian yang ditentukan dari beberapa juz halqi al-lisan atau al-syafatain.

69 Makhraj Muqaddar: yaitu makraj yang tidak mempunyai wilayah yang ditentukan, yang disebut juga tempat keluarnya ketiga huruf mad.

70 Nasrulloh, Lentera Qur’ani. 21.

71 Muhammad Sholihuddin, Tahsinul Qur’an. 17.

72 Nasrulloh, Lentera Qur’ani, 21.

73 Maftuhah Minan, Cuplikan Risalah Ilmu Tajwid. 1.

ulama tajwid dan fonetik arab dan ulama fonetik asing sehingga menimbulkan titik pandang yang berbeda.

Ulama tajwid dan fonetik Arab membuat titik pandang pendefinisian makhraj dari tempat di organ bicara yang mendapat pengejangan ketika menuturkan sebuah bunyi. Oleh karena itu, mereka mendefinisikan makhraj dengan tempat tertentu di saluran udara yang mengalami pengejangan lebih keras dari yang lain dan merupakan tempat penuturan suatu konsonan.

Sementara itu, ulama fonetik asing dalam mendefinisikan makhraj, menitikberatkan pada organ bicara bicara aktif yang difungsikan dalam menghambat atau menekan saluran udara ketika mengartikulasikan sebuah konsonan. Oleh sebab itu, makhraj mereka didefinisikan sebagai tempat 2 organ bicara bekerja sama, yang satu aktif dan yang satu pasif.74

1. Pembagian Makhraj Bunyi Menurut Ulama‟ Tajwid

Pembagian tersebut yaitu: halqiyyah, janbiyah, dzalqiyyah, nath’iyyah, asaliyyah, lahwiyah,syajariyyah, jaufiyyah, litsawiyyah dan syafawiyyah.75

2. Pembagian Makhraj Bunyi Menurut Ulama‟ Fonetik

Konsonan ini terbagi menjadi 11 makhraj yaitu: bilabial, labio-dental, interlabio-dental, labio-dental, alveolar,

74 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur’an. 20-21.

75 Muhammad Maftuh, Fathul Mannan, 26.

palatal, mediopalatal, darso-velar, dorso-uvular, faringal dan glottal.76

3. Makhraj Bunyi Bahasa Arab

Terdiri dari: syafataniyyah, syafawiyyah asnaniyyah, thorful lisan wa bainal asnaniyyah,thorful lisan wa ushulul asnan, thorful lisan wa litstsah, thorful lisan wal hankul sholbi, wasathul lisan wal hankul sholbi,muakhirul lisan wal hankul layyin, muakhirul lisan wal lahhah, al-halqiyyah dan al-hanajariyyah.77

Untuk mendeteksi ketepatan penuturan makhraj, dapat dilakukan dengan cara menuturkan bunyi itu berkali-kali. Setelah itu rasakan bahwa ada 2 organ bicara aktif dan pasif yang sedang bekerja sama. Dengan demikian, dapat mengetahui makhraj bunyi yang dituturkan.

Perlu dicatat bahwa pembagian saluran udara menjadi makhraj konsonan merupakan pembagian ilmiah yang sedikit mengalami kesulitan dalam praktis, karena itu tidak ada pembatas yang pasti antara satu makhraj dengan makhraj lain. Disamping itu, bisa jadi dalam satu bahasa hanya mempunyai satu makhraj, tetapi dalam bahasa lain mempunyai 2 makhraj atau lebih. Sementara itu, makhraj sangat dipengaruhi ketika beberapa bunyi dituturkan secara berurutan, sehingga dapat terjadi pergeseran makhraj ke

76 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur’an , 22-23.

77 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur’an , 23-26.

belakang atau ke depan. Makhraj yang awalnya di pangkal gigi dapat bergeser ke gusi, demikian seterusnya.78

c. Sifat Bunyi

Secara bahasa, sifat adalah apa saja yang terdapat pada sesuatu yang dapat memberi makna, seperti: putih, hitam, pandai, rajin, dan segala sesuatu yang menyerupainya.79 Adapun sifat menurut ilmu tajwid adalah cara menekan udara ketika bunyi huruf dilafazhkan, seperti ada nyaring, lembut, kuat dan sebagainya. Dengan demikian kita dapat membedakan huruf yang sama pada makhraj tapi lain sifatnya.80

Menurut Ahmad Sayuti Anshari Nasution, dasar yang menjadi pertimbangan dalam penentuan sifat bunyi adalah tingkat hambatan yang terjadi terhadap jalan keluar udara. Kuatnya hambatan yang terjadi terhadap arus udara membuatnya terpaksa mencari jala keluar melalui celah-celah di mulut dan beberapa cara khusus yang ditempuh organ bicara dalam mengartikulasikan sebuah bunyi.81

Dari sudut pandang ini, ulama tajwid dan fonetik menyebutkan beberapa sifat bunyi kedalam 2 klasifikasi yaitu sifat berlawanan dan sifat yang tidak berlawanan.82 Sifat-sifat huruf hijaiyyah ada 17

78 Ibid, 25- 26.

79 Muhammad Shadiq Qamhawi, Burhan fi Tajwid Qur’an (Jeddah: Maktabah al-Shahabah, 1993). 28.

80 Nashrulloh, Lentera Qur’ani. 28.

81 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 26.

82 Maftuhah Minan, Cuplikan Risalah Ilmu Tajwid (Pati:tt), 3.

menurut madzhab Ibnu Jazri.83 Sifat-sifat tersebut yang 5 berlawanan dan yang 7 tidak berlawanan.84

Sifat- sifat yang berlawanan:

a. Syiddah (konsonan letupan) berlawanan dengan rhokhowah (konsonan geseran).

b. Jahr (konsonan bersuara) berlawanan dengan hams (konsonan tidak bersuara).

c. Isti’la’ (konsonan atas) berlawanan dengan istifal (konsonan bawah).

d. Ithbaq (konsonan palatal) berlawanan dengan infitah (konsonan terbuka).

e. Ishmat (konsonan berat) berlawanan dengan idzlaq85 (konsonan ringan).86

Sifat-sifat yang tidak berlawanan:

a. Shofir (konsonan siulan) b. Qalqalah (konsonan qalqalah) c. Liin (konsonan lembut) d. Inhiraf (konsonan melenceng) e. Takrir (konsonan berulang) f. Tafasysyi (konsonan menyebar) g. Istitholah (konsonan memanjang)87

83 Nashrulloh, Lentera Qur’ani. 29.

84 Maftuhah Minan, Cuplikan Risalah Ilmu Tajwid. 3.

85 Ibid, 3.

86 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 26-32.

Setiap huruf hijaiyyah paling sedikit memiliki 5 sifat diantara sifat-sifat 10 yang berlawanan. Apabila mempunyai lebih dari 5 sifat, maka tambahannya adalah salahsatu dari sifat yang tidak berlawanan.

Sifat-sifat huruf dibagi menjadi 2 bagian:

1. Sifat yang kuat, jumlahnya ada 11 yaitu:

a. Jahr b. Syiddah c. Isti’la’

d. Ithbaq e. Ishmat f. Qalqalah g. Shofar h. Inhiraf i. Takrir j. Istitholah k. Tafasysyi

2. Sifat yang lemah, jumlahnya ada 6 yaitu:

a. Hams b. Rokhowah c. Istifal d. Infitah e. Idzlaq

87 Ibid, 32-34.

f. Liin 88

d. Vokal

Vokal secara bahasa yaitu huruf hidup, lisan atau suara.89 Vokal termasuk bunyi yang bersuara. Bunyi ini terjadi melalui tekanan yang dibuat untuk menerobos klep pita suara. Dalam pengucapannya, udara yang dating dari paru-paru tidak mendapat hambatan di kerongkongan dan rongga mulut, sekaligus tidak terjadi penyempitan di saluran udara yang mengakibatkan geseran. Vokal dasar dalam bahasa arab adalah fathah, kasrah dan dhammah.90 Vokal dalam bahasa arab terbagi menjadi beberapa macam sesuai dengan sudut pandangnya yaitu:

1. Menurut panjang pendeknya a. Panjang

Vokal panjang atau biasa disebut dengan mad. Secara bahasa, mad artinya menambah dan memanjang.91 Sedangkan menurut istilah mad ialah memanjangkan suara atau bacaan ketika terdapat huruf-huruf mad yang sukun (dalam keadaan mati).92 Huruf-huruf mad ada 3, yaitu: fathah diikuti alif, dhammah diikuti wawu sukun, dan kasrah diikuti ya’ sukun.93

88 Maftuhah Minan, Cuplikan Risalah Ilmu tajwid. 3.

89 Farida Hamid, Kamus Ilmiah Populer. 630.

90 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 35.

91 Muhammad Mahmud Abdul Alim, Ahkam al-Tajwid wa Fadla’il al-Qur’an (ttp: tth). 65.

92 Athiyah Qabil Nashr, Ghayatu al-Murid fi Ilmi al-Tajwid. 65.

93 Muhammad Khotib Umar, Tajwid Dirosati (ttp: Ma‟had al-Islami Raudhotul al-„Ulum, ttt). 21.

Para ulama berpendapat bahwa vokal panjang adalah fonem yang berdiri sendiri dengan alasan sebagai berikut:

1. Perubahan vokal panjang menjadi vokal pendek akan mengakibatkan perubahan arti atau bentuk kata, di samping vokal panjang dapat menempati posisi vokal pendek dan sebaliknya.

2. Hasil penelitian dalan bidang anatomi menunujukkan bahwa perbedaan antara vokal panjang dan pendek terletak pada tempo. Selain itu, cara pengucapannya pun berbeda.

Posisi lidah antara mengucapkan vokal panjang dan pendek, tidak sama. 94

b. Pendek

Dalam hal ini Ibnu Jinni, seperti yang dikutib oleh Dr.

Ibrahim Anis mengatakan, “ Harakat merupakan bagian dari huruf mad. Apabila huruf mad ada 3, yaitu: alif, wawu, dan ya’.

Maka harakat juga ada 3 yaitu: fathah, dhammah, dan kasrah.

Fathah bagian dari alif, dhammah adalah bagian dari wawu, dan kasrah bagian dari ya’.95

Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam bahasa Arab terdapat 3 vokal pendek yaitu: fathah, dhammah, dan kasrah; serta 3 vokal panjang yaitu: fathah panjang, dhammah panjang, dan kasrah panjang. Vokal panjang

94 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 36.

95 Ibrahim Anis, al-Ashwat al-Lughowiyah (Kairo: Anglo al-Masriyah, 1990). 37. Dikutip dari Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 36.

dan pendek itu sama, kecuali panjang-pendeknya saja. Dengan demikian, terdapat 6 vokal dalam bahasa Arab, yaitu: fathah pendek, dhammah pendek, kasrah pendek, fathah panjang, dhammah panjang, dan kasrah panjang.96

2. Menurut tebal tipisnya

Menurut Ahmad Sayuti Anshari Nasution, dari sudut pandang ini, vokal Arab dibagi menjadi 3 yaitu: vokal tebal, vokal semi tebal, dan vokal tipis.

a. Sebuah vokal dikatakan tebal apabila vokal itu terdapat konsonan palatal yang 4 yaitu: dhod, shod, dzo’, dan tho’.

b. Sebuah vokal dikatakan semi tebal, apabila vokal tersebut terdapat konsonan velar, yaitu: qaf, kho’, dan ghoin.

c. Sementara itu, vokal tipis adalah semua vokal yang terdapat dalam konsonan selain konsonan yang telah disebut diatas.97

Tetapi menurut Mbah Kyai Maftuh dalam Kitab Fathul Mannan, pembagian tebal tipis dimiliki oleh 3 huruf yaitu alif, ro’, dan lam. Adapun makna tebal atau tafkhim yaitu membaca suara tebal dengan posisi mulut moncong. Wajib dibaca tafkhim ialah setiap huruf yang mempunyai sifat isti’la’. Sedangkan tarqiq ialah membaca suara tipis. Wajib dibaca tarqiq ialah semua huruf selain huruf isti’la’ kecuali 3 huruf yaitu huruf alif, ro’ , dan lam.98

96 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 36-37.

97 Ibid, 37.

98 Muhammad Maftuh, Fathul Mannan. 43-45.

Huruf 3 tersebut ada yang dibaca tafkhim dan ada pula yang dibaca tarqiq.

1). Alif dibaca

a. Tafkhim: ketika sebelumnya berupa huruf yang dibaca dengan bacaan tafkhim.

b. Tarqiq: ketika sebelumnya berupa huruf yang dibaca dengan tarqiq.

2).Ro’ dibaca a. Tafkhim

1. Ketika dibaca fathah atau dhammah.

2. Ketika dibaca sukun dan sebelumnya berupa fathah atau dhammah.

3. Ketika dibaca sukun dan sebelumnya berupa kasrah aridhoh (yang baru) atau sesudahnya berupa huruf isti’la’.

4. Ketika dibaca sukun karena waqof dan sebelumnya berupa huruf sukun yang tidak berupa ya’ dan huruf isti’la’ dan sebelumnya lagi berupa fathah atau dhammah.

b. Tarqiq

1. Ketika dibaca kasrah.

2. Ketika dibaca sukun dan sebelumnya berupa kasrah asli dan sesudahnya tidak berupa huruf isti’la’ dalam satu kalimah.

3. Ketika dibaca sukun karena waqaf dan sebelumnya berupa huruf ya‟ sukun.

4. Ketika dibaca sukun karena waqaf dan sebelumnya berupa huruf sukun yang tidak berupa huruf isti‟la‟ dan sebelumnya lagi berupa kasrah.

c. Tafkhim/Tarqiq

1. Ketika dibaca sukun dan sebelumnya berupa kasrah asli dan sesudahnya berupa huruf isti’la’ yang dikasrah.

2. Ketika dibaca sukun karena waqaf dan sebelumnya berupa huruf isti’la’ yang disukun dan sebelumnya lagi berupa kasrah.99

3). Lam dibaca

a. Tarqiq: apabila lam jalalah atau lafadz Allah di dahului harakat kasrah.

b. Tafkhim: apabila lam jalalah atau lafadz Allah di dahului harakat fathah atau dhammah.100

99 Maftuhah Minan, Cuplikan Risalah Ilmu Tajwid. 5.

100 Muhammad Khatib Umar, Tajwid Dirasati. 14-15.

Dalam dokumen FONETIK DAN FONOLOGI AL- (Halaman 41-64)

Dokumen terkait