• Tidak ada hasil yang ditemukan

FONETIK DAN FONOLOGI AL-

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "FONETIK DAN FONOLOGI AL-"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora

Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

Oleh:

KAMMIA RIZQA AMALIA NIM. 082 112 022

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA

Juni, 2015

(2)

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora

Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

Oleh:

Kammia Rizqa Amalia NIM: 082 112 022

Disetujui Pembimbing

Mawardi Abdullah, Lc., MA NIP. 19740717 200003 1 001

(3)

Artinya :

Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?1

1 Depag RI, Al-Qur’an danTerjemah Juz 1-30 Jilid III (Jakarta: PT Karya Toha Putra,1982), 530.

(4)

Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan do’a untuk kesuksesan

Suamiku yang selalu memberikan dukungan, semangat serta yang setia menemaniku baik dalam keadaan suka maupun duka.

Putraku tercinta yang selalu menjadi penghibur dalam setiap waktu.

Dosen pembimbingku yang selalu memotivasi dan membimbingku.

Teman-temanku di Tafsir Hadits yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

Almamaterku IAIN Jember.

(5)

dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian proposal skripsi sebagai salahsatu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan dengan lancar.

Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Olek karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Babun Suharto, SE., MM selaku ketua STAIN Jember.

2. Bapak Dr. Abdul Haris, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Jember.

3. Bapak H. Mawardi Abdullah, Lc. MA selaku Ketua Jurusan Tafsir Hadits IAIN Jember sekaligus selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

4. Ibu Siti Raudlotul Jannah, M. Med.Kom, selaku Dosen Wali

5. Bapak Uun Yusufa, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

6. Bapak dan ibu dosen yang sudah memberikan sumbangsihnya terhadap pembelajaran di kelas dan meluangkan waktunya untuk berbagi.

7. KH. Imam Baghawi Burhan beserta Ibu Nyai Hj. Amirotus Sa’adah selaku Pengasuh PPTQ Nahdhatut Tholabah.

8. Segenap pengurus PPTQ Nahdhatut Tholabah yang telah membantu proses penelitian.

9. Bapak, ibu, suami serta putraku yang selalu sabar dan mendo’akan proses belajarku selama ini.

10. Sahabat TH yang selalu membantu proses belajar dan tempat sharing ketika dalam keadaan keluh kesah.

(6)

Jember, 30 Juni 2015

PENULIS

(7)

Kemukjizatan al-Qur’an dalam segala aspek, menyebabkan al-Qur’an relevan untuk setiap masa. Ilmuwan sejak dini telah mencurahkan perhatian yang sangat besar terhadap pemeliharaan al-Qur’an agar terhindar dari distorsi, baik bacaan maupun makna. Diantara upaya yang mereka lakukan adalah mendiskripsikan makhraj dan sifat-sifat bunyi al-Qur’an dengan sangat detail, melebihi deskripsi yang dilakukan ilmuwan lain sampai sekarang. Ilmu bunyi al- Qur’an tersebut mereka populerkan dengan nama ilmu tajwid dan ilmu qira’at.

Rumusan masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1. Bagaimana konsep fonetik dan fonologi al-Qur’an? 2. Bagaimana penerapan fonetik dan fonologi al-Qur’an di PPTQ Nahdhotut Tholabah Wuluhan Jember?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan fonetik dan fonologi al-Qur’an dan untuk mengetahui penerapan fonetik dan fonologi al-Qur’an yang diterapkan di PPTQ Nahdhotut Tholabah Wuluhan Jember.

Manfaat penelitian ini adalah diharapkan menambah khazanah ilmu pengetahuan dan wawasan keilmuan dalam fonetik dan fonologi al-Qur’an dan penerapannya.

Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Adapun tekhnik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam , observasi partisipan dan dokumentasi.

Sumber data primer peneliti adalah informan. Analisis data berupa reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk memperoleh data yang valid peneliti menggunakan triangulasi sumber.

Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa penerapan fonetik al- Qur’an di PPTQ Nahdhatut Tholabah adalah seputar makhraj dan sifat.

Sedangkan fonologi al-Qur’an penerapannya adalah waqaf saja. Seputar suprasegmental bagian intonasi dan tekanan pembelajarannya mengikuti Kyai.

Jadi, fonologi al-Qur’an tidak ada penerapannya. Terlihat dari banyaknya santri yang lulus SMA atau SMK , maka dari itu perlu adanya jenjang selanjutnya dan way of life dari al-Qur’an dapat tercapai.

(8)

Vokal Tunggal Vokal Panjang

ا a ط th ا Â/â

ب b ظ zh و Û/û

ت t ع ‘ ي Î/î

ث ts غ gh

ج j ف f Vokal Pendek

ح h ق q - a

خ kh ك k - i

د d ل l - u

ذ dz م m Vokal Ganda

ر r ن n يّي yy

ز z و w يّو ww

س s ه h

ش sy ء ‘ Diftong

ص sh ي y وْو au

ض dh وْ ai

(9)

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... ix

DAFTAR ISI ... x

DATAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Defiinisi Istilah ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN KEPUTAKAAN ... 10

A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Kajian Teori ... 11

1. Fonetik al-Qur’an ... 11

2. Pembagian Fonetik al-Qur’an ... 11

a. Organ Bicara ... 12

1. Organ Pernafasan ... 13

2. Kerongkongan ... 15

3. Organ Bicara Di Atas Kerongkongan ... 18

b. Makhraj Bunyi ... 22

(10)

c. Sifat Bunyi ... 25

1. Sifat Bunyi Yang Mempunyai Lawan ... 26

2. Sifat Bunyi Yang Tidak Mempunyai Lawan ... 26

d. Vokal ... 28

1. Pembagian Vokal Menurut Panjang Pendeknya ... 28

2. Pembagian Vokal Menurut Tebal Tipisnya ... 30

3. Pembagian Vokal Menurut Tunggal atau Majemuknya ... 33

BAB III KAJIAN TEORI FONOLOGI AL-QUR’AN ... 34

A. Saling Mempengaruhi Antar Bunyi ... 34

1. Ikhfa ... 35

2. Idghom ... 37

3. Iqlab ... 39

4. Ghunnah ... 40

5. Penebalan ... 41

6. Imalah ... 42

B. Modifikasi Bunyi ... 44

1. Isymam ... 44

2. Roum ... 46

3. Qalqalah ... 47

C. Suprasegmental ... 49

1. Tekanan ... 50

2. Intonasi ... 51

3. Waqaf ... 51

BAB IV METODE PENELITIAN ... 55

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 55

(11)

E. Analisis Data ... 60

F. Keabsahan Data ... 62

G. Tahap-tahap Penelitian ... 63

BAB V PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 65

A. Gambaran Objek Penelitian ... 65

1. Profil Lembaga ... 65

2. Biografi Pengasuh ... 68

3. Visi Dan Misi ... 71

4. Kurikulum Ma’hadiyah Pokok ... 71

5. Lokasi ... 72

6. Data Guru ... 74

7. Susunan Organisasi ... 75

8. Sarana dan Prasarana ... 76

9. SDM ... 77

10. Prestasi ... 78

B. Penyajian Data dan Analisis ... 80

C. Pembahasan Temuan ... 85

BAB VI PENUTUP ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN

(12)

Tabel II : Data Guru PPTQ Nahdhatut Tholabah Putra ... 75 Tabel III : Sarana dan Prasarana ... 76

(13)

TAHUN 2015

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ushuluddin (S. Ud)

Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Program Studi Al-Qur’an dan Tafsir

Hari : Selasa Tanggal : 07 Juli 2015

Tim Penguji Ketua

Dr. M. Khusna Amal, S. Ag., M. Si NIP. 1972 1208199803 1 001

Sekretaris

Uun Yusufa, MA NIP. 198007162011 01 1004

Anggota :

1. Dr. Hepni, S.Ag.,MM. ( )

2. H. Mawardi Abdullah, Lc. MA ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora

Dr. Abdul Haris, M. Ag NIP. 19660322 199303 1 003

(14)

Tanggal

Pukul :

Bertempat di :

Telah diadakan ujian sarjana untuk mahasiswa

Nama : KAMMIA RIZQA AMALIA

Nomor Induk Mahasiswa : 0820112022

Fakultas / Jurusan : USHULUDIDIN, ADAB DAN HUMANIORA

Tempat Lahir : JEMBER

Tanggal Lahir : 06-01-1989

Dengan Hasil :

Tim Penguji

NO NAMA PENGUJI JABATAN TANDA TANGAN

1 KETUA SIDANG 1.

2 PENGUJI UTAMA 2.

3 PEMBIMBING 3.

4 SEKRETARIS 4.

Jember,31 Juni 2015

Ketua, Sekretaris,

NIP. NIP.

Mahasiswa,

KAMMIA RIZQA AMALIA NIM. 082112022

(15)

KARTU PENILAIAN

JUDUL SKRIPSI : FONETIK DAN FONOLOGI AL-QUR’AN STUDI KASUS PPTQ NAHDHATUT THOLABAH WULUHAN JEMBER TAHUN 2015

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa :KAMMIA RIZQA AMALIA

Nomor Induk Mahasiswa : 082112022

Semester/Fakultas : VIII / Ushuluddin,AdabdanHumaniora

No MateriPenilaian Nilai Keterangan

1 Metodologipenulisanskripsi 2 Proses penulisanskripsi 3 Penguasaanmateriskripsi

4 Kemampuanmempertahankanskripsi

Jember,24Juni2015 PENILAI

NILAI RATA-RATA

(____________________)(____________________) (___________________)

Catatan:

Khusus No 2 yang menilaiDosenPembimbing

(16)

Dewan penguji munaqosyah skripsi IAIN menetapkan:

Nama : KAMMIA RIZQA AMALIA

Nomor Induk Mahasiswa : 082112022

Fakultas / Jurusan : Ushuluddin, AdabdanHumaniora/ Tafsir hadist Dinyatakan lulus/tidak lulus :

Nilai :

Dengan ketentuan

1. Wakturevisiskripsimaksimal 20 (duapuluh) harisejaktanggalditetapkan.

2. Skripsiyang

sudahdirevisidanditandatanganiolehDewanPengujiSkripsisegeradiserahkanpadaIAINJe mber.

3. Jikaketentuaninitidakdipenuhi, makahasilujianskripsidianggapbatal.

DITETAPKAN DI : JEMBER PADA TANGGAL :

Jember,21 Juni2013

Ketua, Sekretaris,

NIP. NIP.

Mahasiswa,

KAMMIA RIZQA AMALIA NIM. 082112022

(17)

1. Nama : KAMMIA RIZQA AMALIA

2. NIM : 082112022

3. Fakultas / Jurusan : Ushuluddin, Adab dan Humaniora/ Tafsir Hadits 4. Hari / Tanggal :

5. Judul Skripsi : FONETIK DAN FONOLOGI AL-QUR’AN STUDI KASUS PPTQ NAHDHATUT THOLABAH WULUHAN-JEMBER TAHUN 2015

6. Revisi baru dianggap sah, apabila sudah disetujui Dosen Penguji dengan membubuhkan tanda tangan.

7. Hal-hal yang mendapat revisi.

- Abstrak diperbaiki dan disesuaikan dengan pedoman.

- Matrik diperbaiki.

- Daftar Isi disesuaikan dengan pedoman.

- Rekomendasi dari skripsi ditambahkan.

- EYD diperhatikan.

- - - - - - - -

DosenPenguji

1. Penguji Utama : Dr. Hepni, S.Ag., MM ( )

2. Penguji Pendamping : H. Mawardi Abdullah,Lc. MA ( )

3. Sekretaris : Uun Yusufa, MA ( )

Catatan :Blanko ini dikumpulkan di BAK setelah proses revisi selesai.

(18)

Tempat Tanggal Lahir: Jember, 6 Januari 1989

Alamat : RT 04 / RW 021 Purwojati Dukuh Dempok Wuluhan Jember Jenjang Pendidikan : TK Abasyiyyah Darungan Tanggul 1992-1994

SDN 03 Sidomulyo Semboro 1994-2000 SLTP Negeri 03 Tanggul 2000-2003

MA al-Hikmah Purwoasri Kediri 2003-2006 Menempuh IAIN Jember 2011-2015

Jember, 31 Mei 2015

(19)

o. gal da Tangan

1.

2 Februari

2015 Obsevasi PPTQ NahdhatutTholabahbersamambak Maria Ulfa

2.

8Februari

2015 Mengantarsuratpenelitianbersama KH.

BaghawiBurhan

3. 8Februari 2015

MengantarsuratpenelitianbersamaHj.

AmirotusSholihah

4.

12 Februari

2015 ObservasiSema’an al-Qur’an

5.

18 Februari 2015

Interview dengan alumni PPTQ NahdhatutTholabah (mbakFaiq)

6. 25

Februari20

Interview dengan bendahara PPTQ NahdhtutTholabah

(20)

2015 NahdhatutTholabah

8. 1Maret 2015

Interview dengansantri junior PPTQ NahdhotutTholabah

9. 4 Maret 2015

Interview denganKetua PPTQ NahdhatutTholabah (mbak Maria Ulfa)

10 .

11 Maret 2015

Interview dengansantritunenetra PPTQ NahdhatutTholabah

11 .

23 Maret 2015

Interview denganKetua PPTQ NahdhatutTholabah (mbak Maria Ulfa)

12 .

24 Maret 2015

Interview denganKetua PPTQ NahdhatutTholabah (mbak Maria Ulfa)

13 .

18 Mei 2015

Interview dengansantri junior PPTQ NahdhatutTholabah

14 .

18 Mei 2015

Interview dengansantrisalaf PPTQ NahdhatutTholabah

15 .

18 Mei 2015

Interview denganpengurus PPTQ NahdhatutTholabah 16

.

18 Mei 2015

Interview dengan KH. Imam

BaghowiBurhanbesertamemintasuratketeranganseles aipenelitian

Jember, 18 Mei 2015

(21)

KH. Imam BaghowiBurhan

(22)

3. Dimulaidarikelasberapadimulaibelajartajwid?

4. Apakahjugamempelajarimakharijulhurufdansifatulhuruf?

5. Apakahjugadipelajaritentang organ bicaradanfungsinya?

6. Ada berapakahmakhrajbunyiataumakharijulhuruf?

7. Ada berapakahsifatbunyiatausifatulhuruf?

8. Apa yang dinamakanikhfa’?

9. Apa yang dinamakanidgham?

10. Apa yang dinamakaniqlab?

11. Apa yang dinamakanghunnah?

12. Apa yang dinamakanpenebalan?

13. Apa yang dinamakanimalah?

14. Apa yang dinamakanqalqalah?

15. Apa yang dinamakanroum?

16. Apa yang dinamakanisymam?

17. Ada berapakahcaramembacawaqaf?

18. Waqafapa yang digunakan di PPTQ NahdhatutTholabah?

19. Apakahpengajaran al-Qur’an di PPTQ

NahdhatutTholabahjugamempelajaritentangtekanandanintonasi (suprasegmental)?

20. Apakahadapengajarantentangcaramembaca al-Qur’an denganlagu?

(23)

bulandandikelompokkansesuaidengankelasmasing-masing. Panduankitab yang digunakanadalahkaranganKH.BashariAlwi,

kitabJazariyahdanThoriqohbacatulisdanmenghafal al-Qur’an

metodeYanbu’a.Tetapikitab yang

digunakanhanyauntukmendukungkesempurnaanbacadanmusyafahahadalah yang terpentingdalam proses pengajaranmakharijulhuruf.

Setelahmempelajarimakharijulhuruf,barumempelajarisifathuruf.Dalammempalajariini sepertimemasakrawon.Padadasarnya, bumbu yang digunakansamatetapiada yang

dimunculkandalam rasa rawontersebut. Apakah rasa

daunjerukpurutataukluweknya.Begitujugadalampengucapansifathuruf.Setiap orang pastiakanberbedadalamcarapengucapannya. Karenadalam 1

makhrajterkadangmempunyai 5, 6 dan 7

sifathuruf.Sedangkandalampengucapannyaharusdinampakkanantara 3 sampai 4 sifatsehinggadalambacaanbaruterlihatkefashihandalammembaca al- Qur’an.Dalamhalinilatihansifathurufmembutuhkanwaktu 3 sampai 5 bulan.Sedangkanuntukperbaikanharusterusmenerusdiingatkan.Karenaketikatidakdiing atkanmakakesalahantersebutakandianggapsebagaisebuahkebenaran.

2. Denganmenggunakankitabapa ?

Kitab yang digunakanmilikKH.BashoriAlwidanThoriqohYanbu’a.

3. Apakahmetode yang digunakansamapersisketika di

PondokPesantrenterdahuluataudisesuaikandenganperkembanganmetodesaatini?

Tidaksama. Karena di PondokPesantrensayadulusantrinyasudahbesar.Jadi, olehKyaimasalahmakhrajdansifatsudahdianggapbisa.Sedangkandisini yang mondokadalahanak-

anaksehinggaharusdiajarkan.Makapembelajarannyadisesuaikandengankondisisaatini.

Sepertimemperolehpengalaman yangsayadapatkan, missal dari Abdul Hamid AbdullohadalahQori’ InternasionaldantashihkeKyaiBashoriAlwiMalangSingosari.

4. Apakahpengajaran al-Qur’an jugadisisipitentangtekanandanintonasi?

(24)

nuhkonsentrasidenganberupayamemperindahbacaan al-Qur’an sebaikmungkin.Selainitu, intonasimemungkinkanketikadalamjenjangtafsir.

5. Apapenggunaanwaqaf yang digunakan di PPTQ NahdhatutTholabah?

Besertawaqafdalambaca al-Qur’an?

Waqafada 4 yaitutaskin, roum,

isymamdanibdal.Semuasantridiajarkandalampembelajaranwaqaf.Tetapi yang seringdigunakanadalahwaqaftaskindanibdal.Penggunaaanwaqafibdalhanyapadaselain al-Qur’an.Semisallafadzhamduterbacahamud.Untukwaqafdalambaca al-Qur’an

disesuaikandengan al-Qur’an yang dipakai

,bolehmenggunakanqudusataumushafutsmani.

6. Bagaimanatahsintilawah yang digunakan di PPTQ NahdhatutTholabah?

Idem dengannomer 4.

(25)
(26)

Fonetik dan Fonologi al- Qur’an Studi Kasus PPTQ Nahdhatut Tholabah

Wuluhan Jember

Fonetik dan Fonologi al- Qur’an Studi Kasus PPTQ Nahdhatut Tholabah Wuluhan Jember

1. Konsep Fonetik dan fonologi al- Qur’an

2. PPTQ Nahdhotut Tholabah Wuluhan Jember

 Wawasan Fonetik al-Qur’an beserta pembagiannya

 Makna Fonologi al-Qur’an beserta pembagiannya

 Kajian analisis penerapan fonetik dan fonologi al- Qur’an di PPTQ Nahdhatut

Tholabah Wuluhan Jember

a. Pengasuh b. Pengurus c. Guru d. Santri 2. Dokumentasi 3. Kepustakaan

Jenis Penelitian:

Penelitian Lapang (field research) Pendekatan:

Kualitatif Deskriptif Tekhnik

Pengumpulan Data:

Wawancara Mendalam,

Observasi Partisipan dan Dokumentasi Metode Pembahasan:

Metodologi Tafsir Komprehensif Kritis Validitas Data:

Triangulasi Sumber

1. Bagaimana konsep fonetik dan fonologi al-Qur’an?

2. Bagaimana penerapan fonetik dan fonologi di PPTQ Nahdhatut Tholabah Wuluhan Jember?

(27)

2. Mengamati data-data yang tertulis di PPTQ Nahdhatut Tholabah Wuluhan Jember.

3. Proses kegiatan kajian pengajaran al-Qur’an.

Interview

(Pertanyaan untuk Pengasuh PPTQ Nahdhatut Tholabah Wuluhan Jember) 1. Bagaimana riwayat hidup pengasuh?

2. Bagaimana sejarah perkembangan PPTQ Nahdhatut Tholabah Wuluhan Jember?

3. Bagaimana cara mengajari santri dalam makharijul huruf dan sifatul huruf?

4. Dengan menggunakan kitab apa ?

5. Apakah metode yang digunakan sama persis ketika di Pondok Pesantren terdahulu atau disesuaikan dengan perkembangan metode saat ini?

6. Apakah pengajaran al-Qur’an juga disisipi tentang tekanan dan intonasi?

7. Apa penggunaan waqaf yang digunakan di PPTQ Nahdhatut Tholabah?

Beserta waqaf dalam baca al-Qur’an?

8. Bagaimana tahsin tilawah yang digunakan di PPTQ Nahdhatut Tholabah?

Interview

(pertanyaan untuk pengurus/santri PPTQ Nahdhotut Tholabah Wuluhan Jember) 1. Ilmu tajwid apa yang dipelajari di Pondok PPTQ NahdhatutTholabah?

2. Berapa kali dalam seminggu?

3. Dimulai dari kelas berapa dimulai belajar tajwid?

4. Apakah juga mempelajari makharijul huruf dan sifatul huruf?

5. Apakah juga dipelajari tentang organ bicara dan fungsinya?

6. Ada berapakah makhraj bunyi atau makharijul huruf?

7. Ada berapakah sifat bunyi atau sifatul huruf?

(28)

11. Apa yang dinamakan ghunnah?

12. Apa yang dinamakan penebalan?

13. Apa yang dinamakan imalah?

14. Apa yang dinamakan qalqalah?

15. Apa yang dinamakan roum?

16. Apa yang dinamakan isymam?

17. Ada berapakah cara membaca waqaf?

18. Waqaf apa yang digunakan di PPTQ Nahdhatut Tholabah?

19. Apakah pengajaran al-Qur’an di PPTQ Nahdhatut Tholabah juga mempelajari tentangtekanan dan intonasi (suprasegmental)?

20. Apakah ada pengajaran tentang cara membaca al-Qur’an dengan lagu?

21. Bagaimana keadaan ustadz/ ustadzah dan santri di pondok pesantren ini?

22. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana pondok pesantren ini?

Dokumentasi

Sebagai salah satu untuk mendukung adanya penelitian yang telah dilakukan.

Dalam kaitan ini adalah

1. Dokumen berupa foto-foto kegiatan PPTQ Nahdhotut Tholabah Wuluhan Jember.

2. Dokumen berupa hasil wawancara dengan beberapa pihak yang terkait dengan kegiatan di PPTQ Nahdhotut Tholabah Wuluhan Jember.

3. Dokumen berupa arsip atau jadwal yang mendukung adanya kegiatan di PPTQ Nahdhotut Tholabah Wuluhan Jember.

(29)

Yang bertanda tangan di bawah ini pengasuh PPTQ Nahdhotut Tholabah yang berlokasi di Wuluhan Jember, menerangkan dengan sebenarnya bahwa :

Nama : Kammia Rizqa Amalia Nim : 082 112 022

Fakultas : Ushuluddin, Adab, dan Humaniora Jurusan : Tafsir Hadits

Prodi : Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Semester : VIII ( Delapan )

Telah melakukan kegiatan penelitian di PPTQ Nahdhotut Tholabah kabupaten Jember selama kurang lebih tiga bulan sejak tanggal 2 Februari 2015 hingga 18 Mei 2015, dalam rangka penyusunan Skripsi dengan judul “FONETIK DAN FONOLOGI AL-QUR’AN STUDI KASUS PONDOK PESANTREN TAHFIDHUL QUR’AN NAHDHOTUT THOLABAH WULUHAN JEMBER” .

Demikian surat ini keterangan ini di buat dengan sebenarnya untuk di pergunakan sebagaimana mestinya.

Jember, 18 Mei 2015 Mengetahui,

Pengasuh PPTQ Nahdhotut Tholabah

KH. Imam Baghowi Burhan

(30)

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Kammia Rizqa Amalia

NIM : 082 112 022

Fakultas : Ushuluddin, Adab, dan Humaniora Jurusan : Tafsir Hadits

Prodi : Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Semester : VIII ( Delapan)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang berjudul “ FONETIK dan FONOLOGI AL-QUR’AN STUDI KASUS PONDOK PESANTREN TAHFIDHUL QUR’AN NAHDHOTUT THOLABAH WULUHAN JEMBER “. Adalah benar-benar karya asli saya, kecuali kutipan – kutipan yang di sebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan di dalamnya, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya selaku penulis.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jember, 19 Mei 2015 Yang membuat

Kammia Rizqa Amalia NIM. 082 112 022 Materai 6000

(31)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an yang secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi al-Qur‟an al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu.1 Selain itu al-Qur‟an merupakan mukjizat terbesar yang diterima oleh Rasulullah SAW, ia memiliki keagungan yang sangat dahsyat, sehingga tiada seorangpun yang mampu menandinginya, tiada pula yang mampu membuat satu ayat yang

`semisal dengannya.2

Kemukjizatan al-Qur‟an dalam segala aspek, menyebabkan al-Qur‟an relevan untuk setiap masa. Oleh karena itu, al-Qur‟an mempunyai banyak pola susunan bunyi yang sebanding dengan segala macam cabang dialek bahasa yang telah menjadi naluri bahasa orang-orang Arab atau biasa dikenal dengan Qira‟at. Imam atau guru Qira‟at itu cukup banyak jumlahnya, namun yang populer hanya tujuh orang3 yaitu Zabban bin „Ala‟ bin „Ammar al-Mazini al- Basri (w 154 H), „Abdullah bin Katsir al-Makki (w 120 H), Abu Ruwaim Nafi‟ bin „Abdurrahman bin Abu Nu‟aim al-Laisi (w 169 H), „Abdullah bin

1 Muhammad Quraish Shihab, Wawasan al-Qur‟an ( Bandung: Mizan, 2000), 3.

2 Katakanlah :”Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al- Qur‟an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain,”QS.Al-Isra‟ 88

3 Manna‟ Kholil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur‟an diterjemahkan oleh Drs. Mudzakkir As ( Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2013), 247-249.

(32)

„Amir al-Yahshubi (w 118 H), „`Ashim bin Abun Najud(w 127 H), Hamzah bin Habib bin „Imarah az-Zayyat al-Fardi at-Taimi (w 158 H) dan „Ali bin Hamzah (w 189 H)4 yang semuanya belajar kepada tabi‟in yang sanadnya bersambung kepada sahabat yang sampai pada Rosulullah.5 Qira‟at ditinjau dari segi para pembacanya (qurro‟) ada 3 yaitu Qira‟ah Sab‟ah, Qira‟ah Asyrah dan Qira‟ah Arba‟ata Asyrata.6 Tetapi sebagian umat muslim banyak yang menggunakan Qira‟at dari Imam „Ashim.

Dalam membaca al-Qur‟an pembaca harus memperhatikan adab yang dianjurkan. Salah satu adab yang dikenal dalam al-Qur‟an termaktub dalam surah al-Muzammil ayat 4:















“ Dan bacalah al-Qur‟an itu dengan perlahan-lahan”7

yaitu membacanya dengan tartil yaitu dengan bacaan yang pelan-pelan dan terang serta memberikan kepada setiap huruf akan haknya atau biasa dikenal dengan ilmu tajwid. Dalam kitab Ma‟a al-Qur‟an al-Karim disebutkan bahwa para ulama‟ sepakat bahwa al-Qur‟an mempunyai tata cara bacaan yang khusus. Setiap pembaca, menurut agama, wajib memperhatikan dan

4 Muhammad Maftuh, Fathul Mannan ( Surabaya: al-Ihsan, 1979), 4.

5 Imam Jalaluddin al-Suyuthi, Samudra Ulumul Qur‟an ( Terjemahan al-Itqan fi Ulumil Qur‟an) (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2006), 357.

6 Liliek Channa dan Syaiful Hidayat, Ulum al-Qur‟an dan Pembelajarannya (Surabaya: Kopertais IV Press, 2011), 344.

7 Manna‟ Kholil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur‟an, 270. Bandingkan Ghoyah al-Murid fi „Ilmi al-Tajwid (Riyadh: Dar al-Taqwa, 1992), 14. Nihayah al-Qaul al-Mufid fi „Ilmi al-Tajwid (Surabaya: Dar al-„urabaya: al-Hidayah), 2.

(33)

menaati tata cara tersebut.8 Juga sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Ya‟la dari „Aisyah ra,

مِا وْ سُ وْ مِ اللَّه قَ قَ قَ وْلقَ وْ قَ اللَّه مِ قَ وْلقَ لصو يلص لص اللَّه سُاوْ سُوقَ قَا قَ

“Barang siapa yang tidak melagukan al-Qur‟an, dia bukan termasuk golongan kita.”9

Maksud dari melagukan al-Qur‟an adalah membacanya dengan tartil, bukan dengan lagu tertentu atau memakai irama-irama tertentu, karena hal itu sangat dibenci (makruh).10

Ilmuwan Islam sejak dini telah mencurahkan perhatian yang sangat besar terhadap pemeliharaan al-Qur‟an agar terhindar dari distorsi, baik bacaan maupun makna. Di antara upaya yang mereka lakukan adalah mendiskripsikan makhraj dan sifat bunyi-bunyi al-Qur‟an dengan sangat detail, melebihi deskripsi yang dilakukan ilmuwan lain sampai sekarang. Ilmu bunyi al-Qur‟an tersebut mereka populerkan dengan nama ilmu tajwid dan ilmu qiraat.11

Ilmu tajwid dan qiraat adalah termasuk ilmu yang pertama lahir setelah lahirnya Islam, yaitu pada abad III Hijriah ketika Abu Ubaid Qasim bin Salam (wafat 224 H) meluncurkan bukunya yang berjudul al-Qira‟at . Kemudian disusul oleh Musa bin Abdullah bin Yahya al-Haqani ( w 325 H) dengan

8 Ahmad al-Syarbasi, Ensiklopedia Apa dan Mengapa dalam Islam jld 8 ,Penerjemah Ali Yahya dalam judul a

sli Yas‟alunaka fi al-Din wa al-Hayah (Jakarta: Kalam Publika, 2009), 1075 .

9 Muhammad ibn Ismail Abu Abdillah al-Bukhori al-Ja‟fy, al-Jami‟ al-Shahih al-Mukhtashar Juz 6, 2737.Tahqiq ; Mustofa Dib al-Bugha, (Bairur: Dar Ibn Kathir).Juga diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Nasa‟i, Ibn Majjah, Ibn Hibban dan Hakim dan dishohihkan dari Hadits Bara‟Ibn

„Azib ra. Yang ditulis dalam buku karangan Nashrulloh, Lentera Qur‟ani (Malang: UIN Maliki Press, 2012), 103.

10 Wahbah Zuhaili dkk, Ensiklopedia al-Qur‟an, Penerjemah Tim Kuwais dalam judul asli al- Mausu‟atul Qur‟aniyyatul Muyassarah (Jakarta: Gema Insani, 2007), 613.

11 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur‟an ( Jakarta: Amzah, 2012),4.

(34)

meluncurkan kumpulan syairnya yang diberi nama Qashidah al-Haqaniyyah yang berisikan bunyi-bunyi al-Qur‟an. 12

Beberapa abad setelah al-Haqani wafat, perhatian ulama terhadap ilmu tajwid sangat besar, namun setelah itu kurang mendapat perhatian karena kesakralan objeknya, yaitu al-Qur‟an. Ilmu tajwid dan ilmu qiraat mengalami kemandekan selama beberapa dekade, sehingga ilmu ini tertinggal dibandingkan sarana teknologi informasi. Oleh sebab itu, ilmu tajwid dan ilmu qiraat perlu diadakan pemutakhiran demi pelestarian kedua ilmu tersebut.13

Dengan adanya permasalahan diatas dan didorong dengan perasaan yang kuat untuk menyelaraskan fonetik dan fonologi dengan ilmu tajwid dan ilmu qiraat yang terkesan berseberangan. Semangat untuk melestarikan al- Qur‟an sangat terpatri di Kabupaten Jember terbukti dengan banyaknya pondok pesantren yang didirikan. Pada tahun 2002 sebanyak 450 pesantren dan 8 diantaranya merupakan pondok pesantren Tahfizh al-Qur‟an, sehingga Kabupaten Jember bisa dianggap sebagai kota santri berdasarkan laporan diatas.14 Oleh sebab itu, peneliti memilih objek kajian di Jember. Sedangkan untuk pemilihan penelitian kami meneliti PPTQ Nahdhotut Tholabah karena Pondok Pesantren tersebut peneliti anggap relevan dan cukup mewakili diantara 8 pondok pesantren tahfizh al-Qur‟an dengan judul yang diteliti, maka untuk melengkapi tugas akhir studi program sarjana I, Penulis tertarik untuk

12 Ibid, 5.

13 Ibid, 5.

14 Mawardi Abdullah, Peran Pesantren Nahdhotuth Tholabah Wuluhan Jember Dalam Menciptakan Religiusitas Masyarakat (Penelitian DIPA, P3M STAIN Jember, 2006).

(35)

mengambil judul “ Fonetik dan Fonologi al-Qur‟an (Studi Kasus PPTQ Nahdhotut Tholabah Wuluhan Jember)” sebagai skipsi.

B. Fokus Penelitian

Uraian singkat di atas merupakan kerangka (konsep) awal sebelum membicarakan lebih lanjut tentang Fonetik dan Fonologi al-Qur‟an sebagai fokus dan objek penelitian yang dilakukan. Untuk menghindari penyimpangan pembahasan dilakukan perumusan masalah yang berfungsi untuk memudahkan cara kerja penelitian sehingga tidak ada tindakan yang menyimpang.15

Oleh karena itu, penelitian terhadap Fonetik dan Fonologi al-Qur‟an memiliki beberapa rumusan masalah:

1. Bagaimana konsep fonetik dan fonologi al-Qur‟an?

2. Bagaimana penerapan fonetik dan fonologi di PPTQ Nahdhotut Tholabah Wuluhan Jember?

C. Tujuan Penelitian

Dalam sebuah penelitian, tujuan merupakan salahsatu bagian penting yang harus ditentukan guna memastikan tingkat kegunaan yang dikandungnya. Tujuan penelitian adalah sesuatu yang ingin dicapai dengan kajian yang dilakukan.16 Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

15 A. Chaedar al-Wasilah, Pokoknya Kualitatif (Jakarta: Pustaka Jaya, 2003), 87.

16 Makalah Metodologi Penelitian Tafsir, 1.

(36)

1. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Untuk mendeskripsikan fonetik dan fonologi al-Qur‟an.

b. Untuk mengetahui penerapan fonetik dan fonologi yang diterapkan di PPTQ Nahdhatut Tholabah Wuluhan Jember.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis.17 Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memenuhi beberapa hal, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan wawasan keilmuan dalam fonetik dan fonologi al-Qur‟an dan penerapannya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

1) Secara akademis, penelitian ini merupakan upaya memenuhi persyaratan kelulusan sarjana di jenjang strata satu pada Jurusan Ushuluddin, Adab, dan Humaniora Fakultas Tafsir Hadits Prodi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir Institut Agama Islam Negeri Jember.

2) Dapat menambah pengetahuan di bidang karya tulis ilmiah fonetik dan fonologi al-Qur‟an.

17 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: STAIN Jember Press, 2014), 48.

(37)

b. Bagi Masyarakat

1) Diharapkan dapat memperluas pengetahuan tentang pentingnya memahami fonetik dan fonologi al-Qur‟an dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud peneliti.18

Adapun definisi istilah dalam judul “Fonetik dan Fonologi al-Qur‟an (Study Kasus PPTQ Nahdhatut Tholabah Wuluhan Jember)” adalah sebagai berikut:

1. Fonetik yaitu ilmu yang mempelajari dan menganalisa bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.19

2. Fonologi yaitu ilmu bunyi yang membahas tentang bunyi bahasa tertentu dengan mempertimbangkan fungsi dan makna yang dikandungnya.20 3. Studi berarti kajian atau penelitian ilmiah.21 Definisi tersebut mempunyai

makna yang sesuai dengan peneliti dalam mengkaji fonetik dan fonologi al-Qur‟an.

18 Ibid, 45.

19 Farida Hamid, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Apollo), 158.

20 Ahmad Sayuti Anshori Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur‟an (Jakarta: Amzah, 2012),3.

21 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), 1029.

(38)

Dari beberapa definisi diatas dapat difokuskan bahwa yang dimaksud dari fonetik dan fonologi al-Qur‟an di PPTQ Nahdhotut Tholabah Wuluhan Jember adalah ilmu yang mempelajari dan menganalisa bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh pengucapan lafal-lafal al-Qur‟an dengan mempertimbangkan fungsi dan makna yang dikandungnya beserta penerapan keilmuan yang terjadi di PPTQ Nahdhotut Tholabah Wuluhan Jember.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bab, pembagian bab-bab ini agar dalam pembahasannya lebih terarah sehingga apa yang direncanakan sesuai dengan tujuan dan hasilnya, maka disusun sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan yang berisi latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.

Bab II : Kajian Kepustakaan dan Kajian Teori fonetik al-Qur‟an yang berisi tentang organ bicara dan fungsinya, makhraj dan sifat bunyi, cara memproduksi bunyi, serta pembahasan tentang bunyi vokal.

Bab III : Kajian Teori tentang fonologi al-Qur‟an yang berisi tentang pengaruh antar bunyi, modifikasi bunyi dan suprasegmental.

Bab IV : Metode Penelitian yang berisi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.

(39)

Bab V : Penyajian Data dan Analisis yang berisi tentang gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis serta pembahasan temuan.

Bab VI : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

(40)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Sejauh penelusuran yang dilakukan penulis tidak banyak penelitian baik dalam bentuk skripsi, tesis maupun disertasi yang mengkaji Fonetik dan Fonologi dalam al-Qur‟an. Namun setidaknya ada penelitian yang berhasil didapatkan melalui buku baik yang sudah dipublikasikan atau belum dipublikasikan.40 Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat sampai sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan dan sebagai perbandingan yang menjadi celah untuk objek yang akan dikaji penulis.

1) Ahmad Sayuti Anshari Nasution, “Fonetik dan Fonologi al-Qur‟an”, (Buku,Amzah,Jakarta,2012)41

Dalam buku ini membahas tentang fonetik dan fonologi al- Qur‟an sebagai buku ajar yang membahas tentang suprasegmental yang selama ini tidak pernah tersentuh sekaligus berupa kajian pustaka. Penelitian yang dikaji peneliti sama dengan kajian penulis yaitu tentang fonetik dan fonologi al-Qur‟an namun yang membedakannya peneliti mengkaji fenomena fonetik dan fonologi al- Qur‟an bukan kajian pustaka.

2)

40 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 45.

41 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur’an (Jakarta: Amzah, 2012).

(41)

Muhammad Maftuh, “Fathul Mannan”, (Buku,al-Ihsan,Surabaya)42 Dalam buku ini membahas tentang ilmu tajwid atau fonetik al- Qur‟an sebagai buku ajar yang menggunakan bahasa jawa sekaligus berupa kajian pustaka yang rujukan kitabnya merujuk kepada Ulumul Qur’an karya Imam Jalaluddin al-Suyuti. Penelitian yang dikaji peneliti sama yaitu dengan membahas fonetik al-Qur‟an dengan kajian penulis namun yang membedakannya peneliti tidak hanya meneliti fonetik saja tetapi sekaligus dengan kajian fonologi al-Qur‟an beserta fenomena yang terjadi di PPTQ Nahdhatut Tholabah Wuluhan Jember.

B. Kajian Teori

1. Pengertian Fonetik al-Qur’an

Fonetik adalah salahsatu cabang dari ilmu bunyi. Ilmu ini khusus membicarakan masalah-masalah bunyi tanpa memperhatikan fungsi dan makna yang dikandung oleh bunyi itu. Bunyi dipelajari sebagai suatu gajala alami, bukan sebagai alat komunikasi yang bertujuan menyampaikan isi hati kepada lawan bicara.43

2. Pembagian Fonetik al-Qur’an

Sesuai dengan definisi fonetik yang tercantum di atas, yang akan dibicarakan pada bagian ini adalah pembagian fonetik al-Qur‟an tanpa memperhatikan makna dan fungsi bunyi itu. Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut:

42 Muhammad Maftuh, Fathul Mannan (Surabaya: al-Ihsan).

43 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur’an, 3.

(42)

a. Organ Bicara dan Fungsinya

Organ secara bahasa berarti bagian atau alat tubuh.44 Sedangkan organ-organ tubuh yang disebut dengan organ bicara sebenarnya adalah organ biologis yang berfungsi menjamin kelangsungan hidup seseorang. 45 Adapun bagian dari organ bicara yaitu terdiri dari:

1. Rongga hidung 2. Gusi

3. Langit-langit keras 4. Ujung lidah

5. Langit-langit lunak 6. Pinggir lidah 7. Tekak

8. Pangkal lidah 9. Tenggorokan 10. Epiglottis 11. Pita suara 12. Bibir

13. Kerongkongan 14. Saluran udara

Fungsi kebahasaan dari organ-organ bicara itu mungkin hanya fungsi suplemen. Bernafas umpamanya mempunyai tugas yang lebih

44 Farida Hamid, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, 450.

45 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur’an, 7.

(43)

vital untuk menghirup dan mengeluarkan udara demi kelangsungan hidup manusia. Disisi lain, bernafas mempunyai fungsi yang cukup signifikan dalam proses bicara. Udara yang dipompakan dari paru-paru merupakan bahan baku dalam proses penyembunyian. Meskipun demikian, fungsi ini tidak akan sevital fungsi yang pertama.

Organ bicara ada yang statis dan tidak statis. Menurut Sayuti Anshori organ bicara yang tidak statis yaitu: gigi atas, gusi, langit- langit keras dan rongga hidung. Sedangkan organ yang statis yaitu:

bibir bawah, lidah, tekak, dan langit-langit lunak.46

Organ ini dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:

1. Organ Pernapasan

Organ – organ pernapasan terdiri dari: rongga dada, sekat rongga dada, paru-paru, dan saluran udara.

a. Rongga Dada

Rongga dada terdiri atas tulang dada di bagian depan, 12 pasang rusuk di bagian kiri dan kanan serta 12 cabang rusuk di tulang punggung belakang. 10 pasang di antaranya bersambung dari belakang ke depan, sehingga 2 pasang tidak bersambung. Hal itulah yang membuat rongga dad dapat mengembang dan mengempis. Ketika organ ini mengempis, paru-paru menyempit dan udara tertekan keluar. Ketika organ ini mengembang, paru-paru bertambah luas sehingga paru-paru

46 Ibid, 8.

(44)

mengembung dan menampung udara lebih banyak. Proses inilah yang mengakibatkan terjadinya penggalan dalam kata.47 b. Sekat rongga dada

Organ ini terdiri atas susunan otot yan bentuknya melebar dan dapat bergerak turun dan naik. Organ ini memisahkan antara alat-alat pernapasan dengan alat-alat pencernaan. Ketika organ ini naik, paru-paru menyempit dan udara tertekan keluar. Ketika organ ini turun, paru-paru bertambah luas sehingga paru-paru mengembang dan menampung udara lebih banyak. Tekanan udara yang terjadi akibat naiknya organ ini mengakibatkan adanya letupan dalam bunyi bahasa.48

c. Paru-paru

Paru-paru adalah organ yang elastis yang dapat mengembang dan mengempis. Organ ini terdiri atas penampung udara, saluran udara dan pembuluh darah.paru-paru bagian kiri dihubungkan dengan bagian kanan oleh dua cabang penyalur udara. Pengembangan dan pengempisan paru-paru terjadi akibat tekanan yang dilakukan oleh rongga dada dan sekat rongga dada secaraserempak.

Gerakan paru-paru ini terjadi sesuai dengan perimbangan temperature udar di dalam rongga dada dengan

47 Ibid, 9.

48 Ibid, 10.

(45)

temperatur udara di luar tubuh manusia. Dalam berbicara, udara yang berasal yang berasal dari paru-paru mutlak diperlukan, mengingat bahwa bunyi bahasa Indonesia dan bahasa Arab tidak ada yang menggunakan udara yang berasal dari paru-paru. Tempo yang digunakan dalam penarikan dan penghembusan napas adalah sama ketika tidur atau istirahat, sedangkan di waktu lelah dan sakit terkesan lebih panjang.49 d. Saluran udara

Saluran udara ini biasa juga disebut dengan khalqum.

Saluran ini mempunyai dua cabang yang menghubungkannya dengan kedua belah paru-paru, kiri dan kanan. Fungsi saluran udara dalam berbicara adalah sebagai tempat lalunya udara yang merupakan bahan baku dari suatu bunyi yang dating dari paru-paru untuk diteruskan ke rongga mulut dan rongga hidung. Di samping itu, saluran udara ini juga berfungsi sebagai kotak resonansi bagi beberapa jenis bunyi.50

2. Kerongkongan

Kerongkongan yang berbentuk kotak kecil ini terletak di antara ujung sebelah atas saluran udara dan pangkal dari tenggorokan. Bagian dari kerongkongan ini biasa disebut dengan istilah jakun atau apel adam. Di dalam leher sesungguhnya terdapat 2 saluran, yaitu kerongkongan (letaknya di belakang) dan

49 Ibid, 11.

50 Ibid, 12.

(46)

tenggorokan (letaknya di depan). Kerongkongan merupakan saluran pencernaan yang menghubungkan antara mulut dan lambung. Tenggorokan merupakan saluran pernapasan yang menghubungkan antara rongga mulut dan paru-paru. Oleh karena itu, di dalam bagian mulut terdapat persimpangan 2 saluran yang dijaga oleh sebuah klep yang disebut epiglotis. Yang mempunyai fungsi menjaga kerja antara kerongkongan dan tenggorokan agar proses pencernaan dan pernapasan dapat berjalan dengan lancar.51

Kerongkongan ini terdiri atas 3 tulang rawan yaitu:

a. Tiroid b. Krikoid c. Arytenoid

Organ bicara yang paling penting dari kerongkongan adalah 2 pita suara. Pita suara adalah dua buah pita lebar yang memanjang dari belakang sampai ke depan jakun. Di antara 2 pita ini terdapat klep yang disebut dengan glotis. Dari klep inilah udara akan keluar menuju mulut.

Dalam kerongkongan terdapat 2 pita suara yang menghasilkan bunyi yang bervariasi ketika menghadapi udara yang datang dari paru-paru. Posisi pita suara terbagi menjadi 4 kondisi yaitu: posisi berjauhan (terbuka), posisi berdekatan, posisi bergesekan (bersentuhan), dan posisi rapat (tertutup).

51 Saiful Karim dkk, Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar (Jakarta: PT Pustaka Tiga Kelana, 2008). 47.

(47)

1. Posisi Berjauhan

Dalam kondisi ini 2 buah pita suara membuka lebar dengan membentuk seperti segitiga sama kaki, sehingga udara yang dating dari paru-paru dengan leluasa melewati kerongkongan tanpa ada hambatan sedikit pun. Kondisi pita suara seperti ini dalam istilah ilmu tajwid disebut dengan hams atau mahmusah.

2. Posisi Berdekatan

Dalam kondisi ini 2 pita suara berdekatan, tetapi tidak sampai mengakibatkan terjadinya gesekan ketika udara yang dating dari paru-paru melewati klep pita suara.bunyi suara yang seperti ini disebut dengan bunyi bisikan. Dalam kondisi seperti ini semua bunyi yang bersuara dapat berubah menjadi bunyi bisikan.

3. Posisi Bergesekan

Dalam kondisi ini 2 buah pita suara bersentuhan, tetapi tidak sampai merapat sehingga udara yang dating dari paru- paru dapat membuka dan menutup klep udara di antara 2 pita suara itu dengan mudah, cepat dan teratur. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya getaran pada 2 pita suara. Bunyi yang keluar dalam posisi pita suara seperti ini disebut dengan bunyi bersuara yang dalam istilah tajwid disebut jahr atau majhurah.

(48)

4. Posisi Rapat

Dalam kondisi ini, 2 buah pita suara merapat sehingga tidak ada jalan keluar untuk udara yang dating dari paru-paru.

Oleh sebab itu, paru-paru terpaksa menambah tekanan untuk memaksa kedua pita suara membuka klep udara. Kondisi seperti inilah yang mengakibatkan terjadinya bunyi letupan di kerongkongan yang dalam istilah tajwid disebut dengan syiddah atau syadidah.52

3. Organ Bicara di Atas Kerongkongan

Organ ini terdiri atas: tenggorokan, lidah, langit-langit, anak lidah, gigi, bibir, dan rongga hidung.53

a. Tenggorokan

Tenggorokan merupakan bagian dari organ pernapasan.

Tenggorokan berupa suatu pipa yang dimulai dari pangkal tenggorokan ( laring), batang tenggorokan (trakea), dan cabang batang tenggorokan ( bronkus).54 Huruf-huruf yang keluar dari tenggorokan dalam ilmu tajwid dikenal dengan huruf halqiyah.55

b. Lidah

Lidah merupakan bagian dari mulut yang berfungsi untuk membolak-balikkan makanan dan membantu menelan

52 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur’an. 15.

53 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur’an, 7-20.

54 Saeful Karim dkk, Belajar IPA. 58.

55 Nasrullah, Lentera Qur’ani (Malang: UIN Maliki Press, 2012). 22.

(49)

makanan. Lidah juga merupakan indera pengecap sehingga dapat merasakan nikmatnya makanan.56

Huruf-huruf yang keluar dari lidah terbagi menjadi 5 yaitu:

1. Pangkal lidah 2. Lidah bagian tengah 3. Kedua tepi lidah 4. Ujung lidah 5. Akar lidah57

Akan tetapi, istilah yang digunakan dalam fonetik adalah:

1. Ujung lidah 2. Tengah lidah 3. Pangkal lidah 4. Pinggir lidah58 c. Langit-langit

Langit-langit terletak di bagian atas rongga mulut yang memanjang dari pangkal gigi di bagian depan sampai anak lidah (tekak) di bagian belakang. Para ahli membagi langit- langit menjadi 3 bagian yaitu:

1. Gusi

2. Langit-langit keras

56 Saeful Karim dkk, Belajar IPA. 44-45.

57 Muhammad Sholihuddin, Tahsinul Qur’an (Yogyakarta: Daarul Firdaus, tt).20-23.

58 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 16-17.

(50)

3. Langit-langit lunak

Langit-langit termasuk organ bicara pasif, kecuali langit-langit lunak. Kerja sama antara langit-langit lunak dan lidah berfungsi membuat rongga mulut sebagai kotak resonansi untuk beberapa bunyi tertentu. Di samping itu, langit-langit lunak dapat mengubah alur udara yang keluar melalui rongga mulut menjadi keluar dari rongga hidung dengan membuka klep udara menuju hidung atau sebaliknya.59

d. Anak lidah

Anak lidah terdapat di antara langit-langit lunak dengan tenggorokan, juga di antara rongga mulut dengan rongga hidung. Fungsinya hampir sama dengan fungsi langit-langit lunak.60

e. Gigi

Gigi berfungsi menghancurkan makanan. Gigi dan lidah termasuk alat pemroses pencernaan secara mekanis.61 Gigi dapat ke dalam 3 bagian yaitu:

1. Ujung gigi 2. Tengah gigi 3. Pangkal gigi

59 Ibid, 17-18.

60 Ibid, 18.

61 Saeful Karim dkk, Belajar IPA. 44.

(51)

Fungsi gigi sebagai organ bicara sangat jelas, karena merupakan penghambat udara yang dating dari paru-paru sehingga tidak keluar secara serentak dari rongga mulut. Di samping itu, kerja sama gigi dengan ujung lidah dan bibir bawah merupakan makhraj beberapa huruf tertentu.62

f. Bibir

Bibir merupakan 2 pita yang terdapat di pintu rongga mulut. Bibir terdiri atas otot-otot yang membuatnya dapat bergerak dengan lincah, cepat dan teratur sesuai dengan jenis bunyi yang dituturkan.63

Kekosongan yang masuk dalam mulut dan tenggorokan. Yakni kekosongan atau kesunyian yang panjang dari huruf yang berada di belakang tenggorokan sampai ke mulut. Yang mana di dalamnya terdapat makhraj satu yang muqaddar yang dimiliki 3 huruf mad (tempat keluarnya huruf mad).64

g. Rongga hidung

Rongga hidung adalah saluran udara yang terdapat di belakang lubang hidung dan memanjang sampai ke langit- langit lunak. Di dalam hidung terdapat sejumlah area kosong

62 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 18-19.

63 Ibid, 19.

64 Nasrullah, Lentera Qur’ani. 22.

(52)

yang biasa disebut dengan khoisyum.65 Rongga hidung digunakan untuk mengeluarkan huruf ghunnah.66

b. Makhraj Bunyi

Secara bahasa kata makhraj merupakan bentuk dari fi’il madhi yang berarti keluar. Sedangkan jika menjadi isim makan yaitu berarti tempat keluar. Sedangkan bentuk jama‟ dari makhraj adalah makharij yang berarti beberapa tempat.

Secara istilah makharijul huruf ialah tempat-tempat keluarnya huruf ketika huruf tersebut diucapkan.67 Baik berdasarkan cara tahqiq68 maupun cara taqdir69.70

Untuk mengetahui tempat keluarnya huruf ada beberapa cara, diantaranya: huruf tersebut hendaknya dibaca sukun, ditasydidkan, dan ditambah satu huruf hidup didepannya71 yang biasanya ditambah dengan hamzah washol.72

Menurut Imam Kholil makhorijul huruf itu ada 17 makhraj.73 Pembagian makhraj bunyi terdapat perbedaan antara 2 pihak yaitu

65 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 20.

66 Muhammad Maftuh, Fathul Mannan. 25.

67 Muhammad Sholihuddin, Tahsinul Qur’an, 17.

68 Makhraj Muhaqiq: yaitu makhraj yang bersandar pada juz atau bagian yang ditentukan dari beberapa juz halqi al-lisan atau al-syafatain.

69 Makhraj Muqaddar: yaitu makraj yang tidak mempunyai wilayah yang ditentukan, yang disebut juga tempat keluarnya ketiga huruf mad.

70 Nasrulloh, Lentera Qur’ani. 21.

71 Muhammad Sholihuddin, Tahsinul Qur’an. 17.

72 Nasrulloh, Lentera Qur’ani, 21.

73 Maftuhah Minan, Cuplikan Risalah Ilmu Tajwid. 1.

(53)

ulama tajwid dan fonetik arab dan ulama fonetik asing sehingga menimbulkan titik pandang yang berbeda.

Ulama tajwid dan fonetik Arab membuat titik pandang pendefinisian makhraj dari tempat di organ bicara yang mendapat pengejangan ketika menuturkan sebuah bunyi. Oleh karena itu, mereka mendefinisikan makhraj dengan tempat tertentu di saluran udara yang mengalami pengejangan lebih keras dari yang lain dan merupakan tempat penuturan suatu konsonan.

Sementara itu, ulama fonetik asing dalam mendefinisikan makhraj, menitikberatkan pada organ bicara bicara aktif yang difungsikan dalam menghambat atau menekan saluran udara ketika mengartikulasikan sebuah konsonan. Oleh sebab itu, makhraj mereka didefinisikan sebagai tempat 2 organ bicara bekerja sama, yang satu aktif dan yang satu pasif.74

1. Pembagian Makhraj Bunyi Menurut Ulama‟ Tajwid

Pembagian tersebut yaitu: halqiyyah, janbiyah, dzalqiyyah, nath’iyyah, asaliyyah, lahwiyah,syajariyyah, jaufiyyah, litsawiyyah dan syafawiyyah.75

2. Pembagian Makhraj Bunyi Menurut Ulama‟ Fonetik

Konsonan ini terbagi menjadi 11 makhraj yaitu: bilabial, labio- dental, apiko-interdental, apiko-dental, apiko-alveolar, apiko-

74 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur’an. 20-21.

75 Muhammad Maftuh, Fathul Mannan, 26.

(54)

palatal, mediopalatal, darso-velar, dorso-uvular, faringal dan glottal.76

3. Makhraj Bunyi Bahasa Arab

Terdiri dari: syafataniyyah, syafawiyyah asnaniyyah, thorful lisan wa bainal asnaniyyah,thorful lisan wa ushulul asnan, thorful lisan wa litstsah, thorful lisan wal hankul sholbi, wasathul lisan wal hankul sholbi,muakhirul lisan wal hankul layyin, muakhirul lisan wal lahhah, al-halqiyyah dan al-hanajariyyah.77

Untuk mendeteksi ketepatan penuturan makhraj, dapat dilakukan dengan cara menuturkan bunyi itu berkali-kali. Setelah itu rasakan bahwa ada 2 organ bicara aktif dan pasif yang sedang bekerja sama. Dengan demikian, dapat mengetahui makhraj bunyi yang dituturkan.

Perlu dicatat bahwa pembagian saluran udara menjadi makhraj konsonan merupakan pembagian ilmiah yang sedikit mengalami kesulitan dalam praktis, karena itu tidak ada pembatas yang pasti antara satu makhraj dengan makhraj lain. Disamping itu, bisa jadi dalam satu bahasa hanya mempunyai satu makhraj, tetapi dalam bahasa lain mempunyai 2 makhraj atau lebih. Sementara itu, makhraj sangat dipengaruhi ketika beberapa bunyi dituturkan secara berurutan, sehingga dapat terjadi pergeseran makhraj ke

76 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur’an , 22-23.

77 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi al-Qur’an , 23-26.

(55)

belakang atau ke depan. Makhraj yang awalnya di pangkal gigi dapat bergeser ke gusi, demikian seterusnya.78

c. Sifat Bunyi

Secara bahasa, sifat adalah apa saja yang terdapat pada sesuatu yang dapat memberi makna, seperti: putih, hitam, pandai, rajin, dan segala sesuatu yang menyerupainya.79 Adapun sifat menurut ilmu tajwid adalah cara menekan udara ketika bunyi huruf dilafazhkan, seperti ada nyaring, lembut, kuat dan sebagainya. Dengan demikian kita dapat membedakan huruf yang sama pada makhraj tapi lain sifatnya.80

Menurut Ahmad Sayuti Anshari Nasution, dasar yang menjadi pertimbangan dalam penentuan sifat bunyi adalah tingkat hambatan yang terjadi terhadap jalan keluar udara. Kuatnya hambatan yang terjadi terhadap arus udara membuatnya terpaksa mencari jala keluar melalui celah-celah di mulut dan beberapa cara khusus yang ditempuh organ bicara dalam mengartikulasikan sebuah bunyi.81

Dari sudut pandang ini, ulama tajwid dan fonetik menyebutkan beberapa sifat bunyi kedalam 2 klasifikasi yaitu sifat berlawanan dan sifat yang tidak berlawanan.82 Sifat-sifat huruf hijaiyyah ada 17

78 Ibid, 25- 26.

79 Muhammad Shadiq al-Qamhawi, al-Burhan fi Tajwid al-Qur’an (Jeddah: Maktabah al- Shahabah, 1993). 28.

80 Nashrulloh, Lentera Qur’ani. 28.

81 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 26.

82 Maftuhah Minan, Cuplikan Risalah Ilmu Tajwid (Pati:tt), 3.

(56)

menurut madzhab Ibnu Jazri.83 Sifat-sifat tersebut yang 5 berlawanan dan yang 7 tidak berlawanan.84

Sifat- sifat yang berlawanan:

a. Syiddah (konsonan letupan) berlawanan dengan rhokhowah (konsonan geseran).

b. Jahr (konsonan bersuara) berlawanan dengan hams (konsonan tidak bersuara).

c. Isti’la’ (konsonan atas) berlawanan dengan istifal (konsonan bawah).

d. Ithbaq (konsonan palatal) berlawanan dengan infitah (konsonan terbuka).

e. Ishmat (konsonan berat) berlawanan dengan idzlaq85 (konsonan ringan).86

Sifat-sifat yang tidak berlawanan:

a. Shofir (konsonan siulan) b. Qalqalah (konsonan qalqalah) c. Liin (konsonan lembut) d. Inhiraf (konsonan melenceng) e. Takrir (konsonan berulang) f. Tafasysyi (konsonan menyebar) g. Istitholah (konsonan memanjang)87

83 Nashrulloh, Lentera Qur’ani. 29.

84 Maftuhah Minan, Cuplikan Risalah Ilmu Tajwid. 3.

85 Ibid, 3.

86 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 26-32.

(57)

Setiap huruf hijaiyyah paling sedikit memiliki 5 sifat diantara sifat-sifat 10 yang berlawanan. Apabila mempunyai lebih dari 5 sifat, maka tambahannya adalah salahsatu dari sifat yang tidak berlawanan.

Sifat-sifat huruf dibagi menjadi 2 bagian:

1. Sifat yang kuat, jumlahnya ada 11 yaitu:

a. Jahr b. Syiddah c. Isti’la’

d. Ithbaq e. Ishmat f. Qalqalah g. Shofar h. Inhiraf i. Takrir j. Istitholah k. Tafasysyi

2. Sifat yang lemah, jumlahnya ada 6 yaitu:

a. Hams b. Rokhowah c. Istifal d. Infitah e. Idzlaq

87 Ibid, 32-34.

(58)

f. Liin 88

d. Vokal

Vokal secara bahasa yaitu huruf hidup, lisan atau suara.89 Vokal termasuk bunyi yang bersuara. Bunyi ini terjadi melalui tekanan yang dibuat untuk menerobos klep pita suara. Dalam pengucapannya, udara yang dating dari paru-paru tidak mendapat hambatan di kerongkongan dan rongga mulut, sekaligus tidak terjadi penyempitan di saluran udara yang mengakibatkan geseran. Vokal dasar dalam bahasa arab adalah fathah, kasrah dan dhammah.90 Vokal dalam bahasa arab terbagi menjadi beberapa macam sesuai dengan sudut pandangnya yaitu:

1. Menurut panjang pendeknya a. Panjang

Vokal panjang atau biasa disebut dengan mad. Secara bahasa, mad artinya menambah dan memanjang.91 Sedangkan menurut istilah mad ialah memanjangkan suara atau bacaan ketika terdapat huruf-huruf mad yang sukun (dalam keadaan mati).92 Huruf-huruf mad ada 3, yaitu: fathah diikuti alif, dhammah diikuti wawu sukun, dan kasrah diikuti ya’ sukun.93

88 Maftuhah Minan, Cuplikan Risalah Ilmu tajwid. 3.

89 Farida Hamid, Kamus Ilmiah Populer. 630.

90 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 35.

91 Muhammad Mahmud Abdul Alim, Ahkam al-Tajwid wa Fadla’il al-Qur’an (ttp: tth). 65.

92 Athiyah Qabil Nashr, Ghayatu al-Murid fi Ilmi al-Tajwid. 65.

93 Muhammad Khotib Umar, Tajwid Dirosati (ttp: Ma‟had al-Islami Raudhotul al-„Ulum, ttt). 21.

(59)

Para ulama berpendapat bahwa vokal panjang adalah fonem yang berdiri sendiri dengan alasan sebagai berikut:

1. Perubahan vokal panjang menjadi vokal pendek akan mengakibatkan perubahan arti atau bentuk kata, di samping vokal panjang dapat menempati posisi vokal pendek dan sebaliknya.

2. Hasil penelitian dalan bidang anatomi menunujukkan bahwa perbedaan antara vokal panjang dan pendek terletak pada tempo. Selain itu, cara pengucapannya pun berbeda.

Posisi lidah antara mengucapkan vokal panjang dan pendek, tidak sama. 94

b. Pendek

Dalam hal ini Ibnu Jinni, seperti yang dikutib oleh Dr.

Ibrahim Anis mengatakan, “ Harakat merupakan bagian dari huruf mad. Apabila huruf mad ada 3, yaitu: alif, wawu, dan ya’.

Maka harakat juga ada 3 yaitu: fathah, dhammah, dan kasrah.

Fathah bagian dari alif, dhammah adalah bagian dari wawu, dan kasrah bagian dari ya’.95

Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam bahasa Arab terdapat 3 vokal pendek yaitu: fathah, dhammah, dan kasrah; serta 3 vokal panjang yaitu: fathah panjang, dhammah panjang, dan kasrah panjang. Vokal panjang

94 Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 36.

95 Ibrahim Anis, al-Ashwat al-Lughowiyah (Kairo: Anglo al-Masriyah, 1990). 37. Dikutip dari Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi. 36.

Referensi

Dokumen terkait

Modal kerja dari suatu perusahaan jasa relatif akan lebih rendah daripada kebutuhan modal kerja perusahaan industri. Perusahaan jasa biasanya.. memiliki atau

Struktur tabel pada pembuatan aplikasi sistem pengolahan nilai raport ktsp sekolah dasar berbasis web di SD Negeri Tapelan adalah sebagai berikut : a.

Bagi manajerial klinik gigi di Daerah Istimewa Yogyakarta, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi pada penyedia jasa klinik gigi mengenai kepuasan waktu

Lampu LED akan mati ketika sistem dalam kondisi tidur S3/S4 atau daya dimatikan (S5). 1 2 19 20 MSG- HD- PW - RES+ SPEAK+ SPEAK- MSG+ HD+ PW+ RES- NC Pesan/Daya/LED Tidur LED

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ekuitas merek berbasis konsumen restoran terhadap kepercayaan merek yang terdiri dari food and service quality, brand affect,

korban lumpur juga harus terlibat konflik dengan pihak PT Lapindo Brantas, pemerintah, anggota keluarga, tetangga, antar RT/RW, antara satu warga desa dengan warga desa yang

Inspirasi yang dapat ditarik dari perspektif historis tersebut adalah: (i) terciptanya dinamika yang digerakkan olek aktor untuk melakukan perubahan struktural yang telah

Pengadaan Lemari Kayu keperluan Bagian Distribusi ,Penyimpanan dan Penghapusan Biro Perlengkapan dan Pengelolaan Aset Pengadaan Gordyn keperluan Kantor PKK.. Pengadaan Lemari