• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KEKUATAN HUKUM DARI PEMBAGIAN HARTA

A. Pembagian Harta Warisan

Mengenai pembagian harta warisan adanya pembagian harta benda menurut benda bergerak dan benda tidak bergerak serta pengurusan pengalihan yang berbeda. Pengertian benda dapat diartikan dalam pengertian luas dan sempit, dalam pengertian luas benda (zaak) adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek hukum atau dapat dihaki oleh orang menurut hukum serta mempunyai nilai ekonomis. Sedangkan bila diartikan dalam pengertian sempit, maka pengertian benda disini terbatas hanya pada segala sesuatu yang berwujud atau barang-barang yang berwujud, yaitu barang- barang yang dapat ditangakap oleh pancaindra. Demikian pula benda dapat diartikan sebagai harta kekayaan seseorang, yang meliputi hak-hak tertentu dari seseorang.126

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata membedakan benda dalam berbagai macam. Pertama kebendaan dibedakan atas benda tidak bergerak (onroerende zaken) dan benda bergerak (roerende zaken) yang terdapat pada Pasal 504 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata, “tiap-tiap kebendaan adalah bergerak atau tidak bergerak, satu sama lain menurut ketentuan-ketentuan dalam kedua bagian berikut”.127

Kemudian benda dapat dibedakan pula atas benda yang wujud atau bertubuh (lichamelijke zaken) dan benda yang tidak berwujud atau tidak bertubuh

126Rachmadi Usman,Hukum Benda,(Jakarta : Sinar Grafika,2011), hlm.51 127Pasal 504 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

(onlichamelijke zaken) yang terdapat dalam Pasal 503 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, “tiap-tiap kebendaan adalah bertubuh atau tidak bertubuh”.128 Serta

pembagian benda dalam kategori lainnya. Namun dalam pembahasan ini hanya terfokus kepada benda bergerak dan tidak bergerak, karena kebanyakan harta peninggalan merupakan benda bergerak dan benda tidak bergerak.

Pembagian dalam benda bergerak dan yang tidak bergerak mempunyai akibat- akibat yang sangat penting dalam hukum. Akibat tersebut berkaitan dengan ketentuan-ketentuan khusus yang berlaku bagi masing-masing jenis benda tersebut, yaitu berkaitan dengan penyerahan (levering), penyitaan (beslag), daluwarsa atau lampau waktu (verjaring), pembebanan (bezwaring), dan bezit.

1. Benda bergerak

Suatu benda bergerak dikategorikan sebagai benda bergerak, pertama karena sifat dapat berpindah atau dipindahkan tepat tanpa mengubah wujud, fungsi, dan hakikatnya dan kedua karena undang-undang.

Dalam perspektif hukum kebendaan keperdataan, dengan merujuk kepada ketentuan dalam Pasal 509,Pasal 510, dan Pasal 511 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, maka dapat diketahui kategori kebendaan bergerak atas dua jenis atau golongan, yaitu :129

a. Kebendaan bergerak, yang karena sifatnya (memang) bergerak dalam arti bahwa kebendaan tersebut dapat berpindah atau dipindahkan tempat, termasuk pula kapal-kapal, perahu-perahu, perahu-perahu tambang, penggilingan- penggilingan dan tempat-tempat permandian yang dipasang di perahu atau

128Pasal 503 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 129Rachmadi Usman,Op.Cit.hlm. 70.

yang berdiri, terlepas dari benda-benda sejenis itu. Dikecualikan sebagai benda bergerak, yaitu kapal dengan ukuran isi kotor sekurang-kurangnya 20m3 atau yang dinilai sama dengan itu, karena termasuk kebendaan tidak bergerak.

b. Kebendaan bergerak yang karena ketentuan Undang-undang yang telah menetapkannya sebagai kebendaan bergerak, yang meliputi:

1) Hak memetik hasil dan hak pakai atas benda bergerak;

2) Hak atas bunga-bunga yang diperjanjikan selama hidup seseorang (bunga cagak hidup);

3) Penagihan-penagihan atau piutang-piutang atas benda bergerak; 4) Saham-saham dalam persekutuan perdagangan dan perusahaan; 5) Surat-surat berharga lainnya;

6) Tanda-tanda perutangan yang dilakukan dengan negara-negara asing. Pembedaan kebendaan atas benda bergerak dan benda tidak bergerak penting pula bagi penyerahan. Penyerahan benda yang bergerak pada umumnya dilakukan dengan penyerahan yang nyata, kecuali benda tidak berwujud (surat piutang), penyerahan nyata tersebut sekaligus penyerahan yuridis. Dalam benda bergerak tidak hanya terfokus kepada benda-benda yang selayaknya disebut beda bergerak selama ini, namun adanya Hak Kekayaan Intelektual masuk juga kedalam kategori benda bergerak. HKI tersebut adalah hak cipta, hak merek, paten, rahasia dagang, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu dan varietas tanaman. Kesuluruhan HKI tersebut dapat beralih salah satunya karena pewarisan dan wasiat.

Sistem peralihan peawarisan pada HKI menuntut adanya prosedur pencataan atau laporan yang diberikan kepada Dirjen dan pencatatan tersebut dikenakan biaya sesuai dengan bagian masing-masing, jika prosedur pencatatan atau laporan akan peralihan karena pewarisan atau wasiat tidak dilaksanakan, maka akibat hukum terhadap pihak ketiga tidak ada.

Kategori benda tidak bergerak pertama karena sifatnya adalah benda yang apabila dipindahkan tempat mengubah wujud, fungsi dan hakikatnya, kedua karena tujuan dan peruntukannya serta ketiga karena Undnag-Undang.

Merujuk kepada Pasal-Pasal Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berkenaan dengan pembedaan kebendaan atas benda tidak bergerak yaitu Pasal 506, Pasal 507dan Pasal 508 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Pasal 314 KUH Dagang, maka Kitab Undang-Undang Hukum Perdata telah mengkategorikan kebendaan atas benda tidak bergerak kedalam tiga jenis atau golongan, yaitu:130

1. kebendaan yang karena sifatnya tidak bergerak, artinya bahwa kebendaan tersebut tidak dapat berpinah atau dipindahkan tempat. Kebendaan seperti ini meliputi:

a. Tanah dan segala sesuatu yang melekat secara terpaku dan tertancap padanya;

b. Segala sesuatu yang melekat dengan tanah karena tumbuh, berakar, atau bercabang, misalnya : pohon-pohon dan tanaman ladang, yang dengan akarnya menancap dalam tanah; buah-buahan dari pohon yang belum dipetik; barang-barang tambang selama belum terpisah dan digali dari tanah; kayu tebangan dari hutan; dan kayu dari pohon-pohon yang berbatang tinggi selama belum dipotong.;

c. Segala sesuatu yang melekat dengan tanah karena didirikan di atas tanah atau terpaku dengan tanah, misalnya: pia-pia dan got-got yang diperuntukan untuk menyalurkan air dari rumah atau perkarangan; segala apa yang tertancap dalam perkarangan; dan segala yang terpaku dalam bangunan rumah.

3. kebendaan yang karena peruntukannya termasuk dalam kebendaan tidak bergerak, karena benda-benda tersebut telah menyatu sebagai bagian dari kebendaan tidak bergerak. Kebendaannya yang demikian itu meliputi:

a. Kebendaan dalam perusahaan pabrik yang tertancap atau terpaku, yaitu barang-barang hasil pabrik itu sendiri, pengilingan-penggilingan, penggemblengan besi dan barang-barang tidak bergerak sejenis itu atau bagian dari pabrik walapun barang itu tidak terpaku;

b. Kebendaan dalam perumahan, yaitu cermin-cermiin, lukisan-lukisan dan perhiasan lainnya sepanjang barang-barang itu diletakan pada papan atau

pasangan batu yang merupakan bagian dinding, pagar atau plesteran ruangan walaupun barang-barang itu tidak terpaku;

c. Kebendaan dalam (kepemilikan) pertanahan, yaitu lungkang atau timbunan gemuk yang diperuntukan guna merabuk tanah.

d. Kebendaan bahan pembangunan gedung yang berasal dari perombakan atau perubuhan gedung, bila diperuntukan guna mendirikan kembali gedung itu;

e. Kebendaan yang oleh pemiliknya dihubungkan dengan kebendaan tidak bergraknya guna dipakai selamanya, yaitu bilamana kebendaan itu dilekatkan kepadanya dengan pekerjaan menggali, pekerjaan kayu atau memasang batu, atau bilamana kebendaaan itu tidak dapat dilepaskan dengan tidak memutus atau merusaknya, atau dengan tidak memutus atau merusak bagian dari kebendaan tidak bergerak tadi dimana kebendaan itu dilekatkan.

3. kebendaan yang karena undang-undang ditetapkan sebagai kebendaan tidak bergerak, yaitu berupa :

a. Hak-hak yang melekat pada kebendaan yang tidak bergerak, yaitu hak pakai hasil dan hak pakai barang tidak bergerak, hak pengabdi tanah, hak numpang karang, hak guna usaha, bunga tanah, hak sepersepuluhan, bazar atau pasar yang diakui oleh pemerintah dan hak istimewa yang berhubungan dengan itu.

b. Kapal dengan ukuran isi kotor sekurang-kurangnya 20m3 atau yang dinilai sama dengan itu.

Penyerahan benda tidak bergerak, harus dilakukan dengan balik nama dengan membukukannya pada register umum.

Dokumen terkait