• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. Tinjauan Pustaka

2.3. Karsinoma Sel Basal

2.3.7. Pembagian Karsinoma Sel Basal

2.3.7.1. Karsinoma sel basal superfisial.

Varian ini muncul sebagai plak-plak eritematosa yang banyak dan memiliki diameter yang bervariasi, dari beberapa milimeter sampai lebih dari 10 cm. Dengan batas

berbentuk mutiara atau erosi superficial dengan riwayat perdarahan jika disentuh. Daerah regresi muncul sebagai plak-plak pucat atau fibrosis. Varian ini muncul pada 10-30% KSB dan varian ini terjadi paling sering di bagian tubuh/badan.2 Varian ini sering terjadi pada orang berusia muda.21 Histopatologi KSB superfisial terdiri dari lobulus-lobulus sel basaloid superfisial yang berasal dari lapisan epidermis atau dari bagian folikel atau duktus ekrin ke dalam lapisan dermis, dan dikelilingi oleh stroma miksoid longgar. Lobulus-lobulus biasanya ditemukan di lapisan papillary dermis. Beberapa kasus KSB superfisial muncul secara multifokal pada garis vertical. Pola gabungan dengan KSB tipe nodular, mikronodular atau infiltratif dapat terlihat pada beberapa tumor.6

Gambar 2.5. Karsinoma sel basal jenis superfisial. Kelompok sel basaloid atipikal padat muncul pada penghubung dermo-epidermis, menunjukkan bentuk pagar/palisade di bagian perifer dan bentuk celah antara sarang tumor dan lapisan dermis. Lapisan dermis menunjukkan fibrosis dan infiltrat limfosit yang sering muncul pada karsinoma sel basal jenis superfisial.6

Gambar 2.4. Karsinoma sel basal superfisial superfisial.25

2.3.7.2. Karsinoma sel basal nodular.

KSB nodular (solid/padat) sering muncul sebagai nodulus-nodulus mutiara dengan permukaan meningkat, dengan telangiektasia, ulserasi atau membentuk kista. Nodulus endofitik dapat muncul sebagai lesi indurasi datar. Adanya lesi hemorrhagik menunjukkan hemangioma atau melanoma yang berpigmentasi. KSB tipe nodular bisa terjadi sekitar 60-80% dari kasus dan terjadi pada daerah kepala.6

Histopatologi menunjukkan nodulus sel basaloid besar (sel germinativum) dengan bentuk palisading di perifer yang menuju lapisan retikuler dermis atau lapisan yang lebih dalam.4,6 Nodulus berhubungan dengan degenerasi musin dengan kista atau memiliki pola adenoid (kribiform). Nodulus di perifer harus dicari untuk memastikan pola mikronodular di bagian jauh, yang belum ditemukan.6

Gambar 2.6. Karsinoma sel basal jenis nodular. A dan B. Lapisan epidermis meningkat dengan flatt rete ridges dgn kelompok sel basaloid atipikal padat dan kistik, palisading perifer menunjukkan invasi lapisan dermis dalam pada pola nodular. C. Gambaran karsinoma sel basal nodular menunjukkan perubahan kistik fokal, palisading perifer dan celah antara sarang tumor dan stroma.6

Gambar 2.7. Karsinoma sel basal noduloulseratif berpigmen pada kelopak mata kanan bagian bawah.33

Gambar 2.8. Karsinoma sel basal jenis nodular, berpigmen. Penampakan karsinoma sel basal jenis nodular dengan gambaran pigmentasi melanin pada sarang tumor.6

Gambar 2.9. Karsinoma sel basal nodular. Karsinoma sel basal nodular kribifor

Gambar 2.10. Karsinoma sel basal nodular dengan sel raksasa.6

2.3.7.3. Karsinoma sel basal mikronodular.

KSB mikronodular muncul sebagai tumor infiltrasi pada dermis. Tempat paling sering yaitu di daerah punggung. Varian ini terdiri dari nodul-nodul kecil, relatif monoton yang menyusup di lapisan dermis,6,19 dipisahkan oleh kolagen normal.6,29 Berbeda dengan KSB tipe nodular dengan batas sayatan yang jelas, batas sayatan pada mikronodular tidak jelas sehingga insiden rekurensi local tinggi. Perluasan perineural dapat ditemukan.6

2.3.7.4. Karsinoma sel basal infiltratif.

Variasi KSB ini terdiri dari sel-sel basaloid yang membentuk gambaran untaian tipis dan sarang, korda yang menginfiltrasi di antara kumparan kolagen lapisan dermis dan menyebar ke jaringan yang lebih dalam.6

KSB tipe infiltratif muncul sebagai plak berindurasi pucat. Tumor ini selalu ditemukan pada tubuh bagian atas atau wajah. Paraestesia atau kehilangan sensasi dapat

muncul sebagai perwujudan perluasan perineural, terutama pada lesi di wajah. Varian ini penting mengetahui batas sayatan yang mungkin sering diperkirakan.6

Pola KSB tipe infiltratif muncul dengan sedikit sitoplasma, Palisading perifer dan ruang retraksi antara massa tumor dan stroma, biasanya tidak terlihat mitosis tinggi, dengan area nekrosis dari sel-sel neoplastik. Stroma terdiri dari jaringan ikat kolagen dan fibroblast.

Pola infiltratif khusunya berhubungan dengan invasi perineural.6

Varian ini secara morfologi menyerupai pola tumor yang ditemukan pada karsinoma adneksa mikrositik (karsinoma duktus kelenjar keringat sklerosing), KSS desmoplastik dan trikoepitelioma desmoplastik.6

Gambar 2.11. A. Karsinoma sel basal infiltratif. B. Karsinoma sel basal campuran infiltratif dan nodular.6

2.3.7.5. Karsinoma sel basal fibroepitel.

Varian KSB dengan karakteristik perilaku jinak. Tumor ini sering juga disebut fibroepitelioma Pinkus, atau tumor Pinkus.6,32 Lesi ini sering ditemukan di punggung dan jarang berjumlah banyak. Radioterapi sebelumnya menjadi predisposisi tumor ini.6

Histopatologi tumor ini dikarakteristikkan dengan proliferasi sel-sel basaloid atipik yang membentuk pita (korda) menjalar ke bawah dari lapisan epidermis 6,29,32 dan menciptakan pola berlubang-lubang. Ini merupakan rantai sel basaloid yang mengelilingi stroma fibrovaskular.6

Fibroepitelioma, menyerupai KSB, dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk tumor tambahan. Tumor-tumor ini mengalami mutasi gen PTCH1. Varian fibroepitelioma dengan sel Paget diluar jaringan mammae terdapat didaerah perianal.6

Gambar 2.12. Karsinoma sel basal fibroepitel (fibroepitelioma Pinkus).6

2.3.7.6. Karsinoma sel basal dengan differensiasi adneksa.

Varian ini dikarakteristikkan secara histologi oleh differensiasi adneksa pada KSB, dengan adanya differensiasi adneksa mencakup elemen folikel rambut, kelenjar sebasea, komponen duktus. Diferensiasi ekrin dan apokrin juga bisa dijumpai. Hal ini penting untuk membedakan tumor tertentu dari karsinoma kelenjar keringat yang mengalami peningkatan risiko metastasis. Beberapa bentuk KSB adneksa menunjukkan ciri-ciri yang tumpang

tindih dan diklasifikasikan sebagai tumor adneksa jinak seperti hamartoma folikuler basaloid, trikoepitelioma, trikoblastoma atau trichilemma.6

Gambar 2.13. Karsinoma sel basal dengan differensiasi adneksa; hamartoma folikuler basaloid.6

2.3.7.7. Karsinoma basoskuamosa.

Karsinoma basoskuamosa merupakan satu istilah yang digunakan untuk menjelaskan KSB yang berhubungan dengan differensiasi skuamosa. Karsinoma basoskuamosa disebut juga karsinoma metatipikal, karsinoma sel basoskuamosa.6

Sel tumor memiliki lebih banyak sitoplasma dengan keratinisasi yang lebih mencolok daripada KSB. Inti pleomorfik dengan kromatin vesikuler dan susunan sel-sel perifer palisading yang terbentuk tidak sempurna, morfologi sel basal sulit ditemukan.

Tumor ini memiliki fibrosis sentral, bisa dijumpai sel-sel tumor atipik menginfiltrasi dermis dan subkutis varian ini didiagnosa banding dengan KSB tipe keratotik. Metatypical KSB

atau basosquamous carcinoma adalah subtipe dari KSB yang dibingungkan dengan KSS, karena menunjukkan kedua gambaran KSB dan KSS yang menimbulkan kontroversi dalam menentukan klasifikasi histomorfologi yang tepat, bila tanpa zona transisi. Varian ini lebih agresif pertumbuhannya dan berhubungan dengan metastasis luas.4,6,29

Gambar 2.14. Metatypical basal cell carcinoma. Pulau-pulau tumor yang sedikit basaloid tanpa palisading dan retraksi stroma. Diskeratosis dan mutiara tanduk dijumpai. 6

2.3.7.8. Karsinoma sel basal keratotik

Varian ini dikarakteristikkan dengan adanya pembentukan keratinisasi yang menonjol, memiliki gambaran yang sama dengan nodular KSB, berupa sarang tumor sel basal yang besar, bulat menunjukkan sentral keratinisasi dan degenerasi kistik. Varian ini muncul seperti mutiara dan bertatahkan kista keratin kecil (milia).6

Tumor ini memiliki ciri-ciri struktur seluruh KSB nodular. Kalsifikasi distrofi sering terlihat. Keratin trichilemma dapat dihubungkan dengan apoptosis yang meningkat pada sel tumor di sekelilingnya dan adanya keratinosit pucat.6

Varian ini dibedakan dari karsinoma basoskuamosa dengan adanya sejumlah kista keratin kecil superfisial. Karsinoma basoskuamosa biasanya lebih besar dan memiliki batas yang kurang jelas.6

Gambar 2.15. Karsinoma sel basal tipe keratotik. A. Keratin horn cyst yang menonjol pada daerah sentral dari sarang tumor. B.Trichilemmal keratinisasi.6

2.3.7.9. Variasi lain

Variasi lain terhitung kurang dari 10% dari semua kasus KSB. Banyak dari varian ini tidak memiliki gambaran klinis khas yaitu: (a) Tipe Kistik, bisa terbentuknya satu atau lebih ruang kista, dengan berbagai ukuran, yang muncul dekat pusat sarang tumor. Ada musin diantara sel-sel tumor.6 (b) Tipe Adenoid, ada untaian tipis sel basaloid pada pola retikular. Musin pada stroma sering dijumpai. Jenis adenoid dapat dijumpai bersamaan dengan tipe nodular.6 (c) Sklerosis/bentuk morfea, untaian dan sarang sel tumor melekat

pada stroma fibrosa padat.4,6 Varian ini selalu muncul sebagai plak pucat, berindurasi dengan permukaan yang sedikit mengkilat dan batas yang tidak tegas.6, 2

Gambar 2.16. Karsinoma sel basal bentuk morfea.25

Gambar 2.17. Karsinoma sel basal bentuk morfea: korda infiltratif sel basaloid dengan adanya pemagaran perifer; dapat mempunyai struktur menyerupai duktus-duktus.34

(d) Infundibulokistik, sering dibingungkan dengan jenis keratotik, varian ini terdiri dari struktur menyerupai infundibular kecil dengan sumbat keratin dan komponen sel basaloid perifer. Sarang tumor disusun dalam pola anastomosis. Beberapa lesi kadang-kadang terlihat.6 (e) Berpigmen, pigmentasi dapat terjadi pada beberapa varian, meliputi jenis nodular, mikronodular, superfisial multifokal dan keratotik. Melanosit tersebar melalui

sarang tumor, sedangkan melanofag terdapat di dalam stroma. Varian ini dapat salah didiagnosa secara klinis sebagai melanoma maligna.6

Gambar 2.18. Karsinoma sel basal. A. KSB adenoid. B. KSB bemtuk morfea. C. KSB dengan hiasan berbentuk mawar. D. KSB dengan diferensiasi sebaseus.6

Dokumen terkait