• Tidak ada hasil yang ditemukan

Impulse Buying Pada E-Commerce Shopee

PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik

pengujian hipotesis menggunakan uji F dan uji T. Untuk mendukung pengujian uji hipotesis, penelitian ini juga melakukanperhitungan chi square.

Popu lasi penelitian ini ia lah seluruh Mahasiswa aktif program studi Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jawa Timur tahun ajaran 2019/2020. Dengan penarikan sampel simple random sampling artinya pengambilan sampel yang dilakukan dengan memberikan kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Sehingga dapat dihitung sampel yang diambil sebanyak 233 responden menggunakan rumus slovin. Pertanyaan wawancara dituangkan pada google form.

3. HASIL PENE LITIAN DAN

PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Uji Normalitas

Berdasarkan olah data gr afik P-Plot menunjukan bahwa data yang telah dihimpun sudah terdistribusi normal karena mengikuti garis diagonalnya.

Uji Multikolinieritas

Berdasarkan uji multikolinieritas yang dila kukan Peneliti menggunakan SPS S 20 menunjukkan bahwa seluruh nilai tolerance variabel bernilai < 10, dan nilai VIF seluruh variabel >10, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diolah pada penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinieritas. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan data yang telah diolah tidak memiliki pola yang jelas, yang artinya titik-titik menyebar diatas dan dibawah sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data diatas tidak mengalami gejala heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi menunjukkan Durbin Watson hitung bernilai 1,760 yang artinya kurang dari 2, sehingga dapat disimpulkan memiliki autokorelasi negatif.

Regresi Linier Berganda

Regresi Linear Berganda adalah model regresi linear dengan melibatkan lebih dari satu vari-able bebas atau predictor. Berdasarkan tabel dibawah ini dapat dirumuskan persamaan regresi linier berganda dari koefisien setiap variabel sebagai berikut:

Tabel 1. Regresi Linier Berganda

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dengan Persamaan Y = 6,925 -0,180 + 0,219 + 0,050 + 0,236 + 0,248 - 0,037 + 0,245 -0,431 Uji F

Berdasarkan tabel Anova hasil pengolahan SPSS menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel yakni 10,108 > 1,979. Ini menunjukkan bahwa Coupons (X1), Rebates (X2), Price-off Deals (X3), Bonus Packs (X4), Free Premium Gift (X5), Loyalty Programs (X6), Events (X7), Gender (D) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.

Uji T

Berdasarkan olah data SPSS menghasilkan, Hipotesis pertama adalah thitung < -ttabel yaitu sebesar -1,977 < - 1,970 dengan nilai sig. sebesar 0,049, H0 ditolak dan H1 diterima pada tingkat signifikan 5% sehingga variabel bebas yaitu Coupons (X1) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Impulse buying (Y).

Hipotesis ke dua, thitung > ttabel yaitu sebesar 2,546 > 1,970 dengan nilai sig. sebesar 0,012, maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga variabel bebas yaitu Rebates (X2) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Impulse buying (Y).

0,559 < 1,970 dengan nilai sig. sebesar 0,577, H0 diterima dan H3 ditolak sehingga bahwa variabel bebas yaitu price-off deals (X3) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Impulse buying (Y).

Hipotesis keempat, thitung > ttabel yaitu sebesar 2,572 > 1,970 dengan nilai sig. sebesar 0,011, maka H0 ditolak dan H4 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu bonus packs (X4) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Impulse buying (Y).

Hipotesis kelima, thitung > ttabel yaitu sebesar 3,180 > 1,970 dengan nilai sig. sebesar 0,002, maka H0 ditolak dan H5 diterima sehingga variabel bebas yaitu Free Premium Gift (X5) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Impulse buying (Y).

Hipotesis keenam, thitung < ttabel yaitu sebesar 0,420 < 1,970 dengan nilai sig. sebesar 0,675, maka H0 diterima dan H6 ditolak disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu Loyalty program (X6) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Impulse buying (Y).

Hipotesis ketujuh, thitung > ttabel yaitu sebesar 2,302 > 1,970 dengan nilai sig. sebesar 0,022, maka H0 ditolak dan H7 diterima. Dapat disimpulkan bahwa Event (X7) berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Impulse buying (Y).

Hipotesis kedelapan, thitu ng < ttabel yaitu sebesar -0,743 <1,970 dengan nilai sig. sebesar 0,675, H0 diterima dan H8 ditolak sehingga dapat disimpulkan Gender (D) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Impulse buying (Y).

Uji Chi-Square

Uji Chi-Square didapatkan pearson chi square sebesar 0,282. Sehingga didapatkan asymp. Sig 0,282 > 0,05 artinya gender tidak memiliki hubungan atau pengaruh pada impulse buying. Untuk melakukan impulse buying, gender bukan menjadi tolak ukur. Baik laki-laki ataupun perempuan

memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan pembelian.

4. PEMBAHASAN

Pengaruh Coupons, Rebates, Price-off Deals, Bonus Packs, Free Premiu m Gift, Loyalty Programs, Events, dan Gender secara Simultan Terhadap Impulse Buying

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji F simultan, menunjukkan adanya pengaruh secara simultan yang terbukti dengan Fhitung (10,108) > Ftabel (1,979), maka H0 ditolak dan H1 diterima dengan signifikansi 0,000. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa secara simultan Coupons, Re-bates, Price-off Deals, Bonus Packs, Free Pre-mium Gift, Loyalty Programs, Events, dan Gender mempengaruhi Impulse Buying pada Shopee. Pengaruh Coupons Terhadap Impulse Buying

Berdasarkan koefisien regresi, coupons memiliki nilai negatif yakni –0,180 dan hasil uji hipotesis menggunakan uji T, bahwa thitung (-1,977) < -ttabel (-1,970), maka H0 ditolak dan H1 diterima namun memiliki posisi negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa coupons secara parsial berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap impulse buying.

Coupons terdiri dari beberapa voucher meliputi voucher gratis ongkir, voucher cashback dan voucher toko. Berdasarkan realita yang ada, seharusnya coupons merupakan salah satu program promosi yang digema ri kons umen. Shopee memberikan coupons setiap harinya untuk menjadi stimuli konsumen melakukan pembelian. Namun hal ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian ini bahwa coupons berpengaruh negatif.

Berdasarkan penggalian data lebih lanjut melalui wawancara terhadap beberapa pelanggan Shopee, pengaruh negatif ini dapat dikarenakan pihak Shopee yang kurang memahami kebut uhan konsumen. Banyak coupons gratis ongkir yang diberikan namun konsumen lebih menyukai coupons

cashback kar ena lebih menguntungkan. Hasil perhitungan penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Ayuning et al., 2019) bahwa coupons memiliki pengaruh namun tidak signifikan terhadap impulse buying.

Pengaruh Rebates Terhadap Impulse Buying Berdasarkan koefisien regresi, rebates memiliki nilai positif yakni 0,219 dan uji T diperoleh bahwa thitung (2,546) > ttabel (1,970), maka H0 ditolak dan H2 diterima. Sehingga rebates secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap impulse buying.

Rebates merupakan program promosi yang digemar i banyak konsumen karena konsumen mendapatkan cashback atau pengembalian dana berupa koin Shopee yang dapat dipergunakan kembali. Na mun dikarenakan voucher ya ng disediakan tidak begitu banyak, konsumen akan menggunakan voucher ini saat melakukan pembelian dalam jumlah besar. Selain itu terdapat beberapa kekurangan yang dirasakan oleh konsumen karena tidak semua toko mengikuti program cashback tersebut. Ha sil penelitian ini selaras dengan pernyataan yang dikemukakan oleh (George Belch and Michael Belch, 2018) bahwa rebates termasuk alat promosi yang menimbulkan efek stimuli penjualan secara langsung atau segera.

Pengaruh Price-off Deals Terhadap Impulse Buying

Berdasarkan koefisien regresi, price-off deals memiliki nilai positif yakni 0,050 sedangkan hasil uji T menunjukkan bahwa thitung (0,559) < ttabel (1,970) dari variabel price-off deals, maka H0 diterima dan H3 ditolak. Sehingga rebates secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.

Program promosi price-off deals pada awalnya sangat menarik untuk diikuti karena harga yang ditawarkan sangat tidak masuk diakal. Namun semakin berkembangnya media promosi Shopee, flash sale peminatnya semakin berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh waktu yang ditentukan sangat

cepat ataupun aturan dalam pembeliannya. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Felita & Oktivera, 2019) yang berpendapat bahwa variabel Sales Promotion (X) yakni indikator price of deals yang berupa diskon memiliki skor tertinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden melakukan impulse buying karena adanya promo dengan price off deals pada jangka waktu tertentu.

Pengaruh Bonus Pack Terhadap Impulse Buying

Berdasarkan koefisien regresi, bonus pack memiliki nilai positif yakni 0,236 dan berdasarkan hasil uji T menunjukkan bahwa thitung (2,572) > ttabel (1,970) dari variabel bonus packs, maka H0 ditolak dan H4 diterima. Sehingga bonus packs secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying. Biasanya bonus packs diadakan pada barang yang berjumlah lebih dari satu sehingga konsumen mendapatkan harga terbaik dan lebih murah dibandingkan melakukan pembelin satuan. Dengan adanya bonus yang ditawarkan dapat membentuk pemikiran bahwa konsumen bisa membeli diawal meskipun barang yang menjadi bonus belum bermanfaat.

Hasil ini selaras dengan pernyataan yang dikemukakan oleh (George Belch and Michael Belch, 2018) bahwa alat promosi yang dapat menimbulkan efek stimuli penjualan secara langsung atau segera sala h satunya ialah bonus packs. Menurut responden yang berasal dari kuisioner yang telah disebar oleh Peneliti, program promosi bonus packs masih belum diketahui oleh sebagian besar responden yang mengisi kuisioner tersebut. Sebagian besar responden juga belum sepenuhnya menggemari program promosi ini dan belum menjadi pilihan utama dalam promosi-promosi yang dilakukan oleh Shopee. Pengaruh Free Premium Gift Terhadap Impulse Buying

Berdasarkan koefisien regresi, free premium gift memiliki nilai positif yakni 0,248 dan hasil uji T menunjukkan bahwa thitung (3,180) > ttabel (1,970) dari

variabel free premium gift, maka H0 ditolak dan H5 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa free premium gift secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying. Hanya sedikit toko yang melakukan promosi free premium gift, namun promosi ini dapat menjadi peluang yang besar. Sehingga apabila toko melakukan promosi ini dapat meningkatkan penjualan.

Hasil ini memperkuat pendapat dari (George Belch and Michael Belch, 2018) yang menyatakan bahwa alat promosi yang dapat menimbulkan efek stimuli penjualan secara langsung atau segera salah satunya ialah free premium gift. Responden yang menyukai program promosi free premium gift juga masih belum besar sehingga manurut responden pro-gram promosi ini masih belum menjadi pilihan utama bagi responden.

Pengaruh Loyalty Programs Terhadap Impulse Buying

Berdasarkan koefisien regresi, loyalty pro-gram memiliki nilai negatif yakni -0,037 dan berdasarkan uji T menunjukkan bahwa thitung (-0,420) < ttabel (1,970) maka H0 diterima dan H6 ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa loyalty program secara parsial tidak berpengaruh terhadap impulse buying. Loyalty program merupakan program dari Shopee yang diberikan berdasarkan pengalaman membeli. Semakin banyak melakukan transaksi barang maka tingkatan akan naik dengan sendirinya. Setiap tingkatan loyalty program memiliki penawaran yang berbeda dapat berupa voucher gratis ongkir maupun cashback.

Hasil ini berbeda dengan pernyataan yang dikemukakan oleh (George Belch and Michael Belch, 2018) bahwa loyalty program salah satu alat promosi yang dapat menimbulkan efek stimuli penjualan secara langsung.

Pengaruh Event Terhadap Impulse Buying Berdasarkan koefisien regresi, event memiliki nilai positif yakni 0,245 dan hasil uji T menunjukkan bahwa thitung (2,302) > ttabel (1,970), maka H0 ditolak

dan H7 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa event secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying. Event merupakan salah satu promosi yang dapat dijangkau pada semua kalangan karena event yang dilakukan Shopee juga tersedia pada alat elektronik seperti televisi.

Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (George Belch and Michael Belch, 2018) yang menyatakan bahwa alat promosi yang dapat menimbulkan efek stimuli penjualan secara langsung ialah event.

Pengaruh Gender Terhadap Impulse Buying Berdasarkan koefisien regresi, gender memiliki nilai negatif yakni -0,431 berdasarkan uji T menunjukkan bahwa thitung (-0,743) < ttabel (1,970) maka H0 diterima dan H8 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial gender tidak berpengaruh terhadap impulse buying. Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Indraswari & Martono, 2017) bahwa tidak terbukti bahwa perempuan lebih sering melakukan pembelian impulsif di bandingkan laki-laki di Robinson Department Store Semarang. Artinya tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki – laki dalam melakukan pembelian impulsif.

Hal sama terjadi pada konsumen Shopee khususnya pada studi kasus mahasiswa administrasi bisnis Universitas Pembangunan Negara “Veteran” Jawa Timur bahwa gender tidak memengaruhi dalam impulse buying. Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam menentukan dan melakukan pembelian. Meskipun pada awalnya banyak asumsi mengatakan bahwa perempuan lebih sering melakukan perilaku impulse buying namun beberapa penelitian yang sejenis memberikan fakta yang berbeda bahwa gender tidak berpengaruh dalam pembelian impulse buying.

Uji Chi Square

Berdasarkan uji chi square yang telah dilakukan oleh peneliti, gender tidak mempengaruhi

dalam perilaku impulse buying. Hasil ini selaras dengan perhitungan regresi linier berganda yang menyatakan bahwa gender tidak berpengar uh dengan variabel impulse buying. Dengan sig. 0,282 > 0,05.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Coupons berpengaruh negatif terhadap impulse buying. Sedangkan variabel rebates, bonus pack, free pre-mium gift, dan event berpengar uh positif dan signifikan terhadap impulse buying. Dan variabel price-off deals, loyalty program, dan gender tidak berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Penulis, dapat dikemukakan beberapa saran untuk dipertimbangkan sebagai dasar pemilihan keputusan yakni Shopee sebaiknya melakukan promosi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga dapat menst imuli konsumen dalam melakukan pembelian. Shopee dapat meningkatkan beberapa promosi yang masih belum dikenal banyak orang seperti loyalty program atau beberapa promosi yang menggunakan syarat dan ketentuan tertentu sehingga konsumen tidak merasa tertipu atas judul voucher yang diberikan namun terdapat syarat yang harus terpenuhi terlebih dahulu.

Pada penelitian ini juga terdapat keterbatasan yakni menggunakan responden dengan proporsi perempuan jauh lebih besar dari laki-laki sehingga untuk penelitian sejenis agar mempertimbangkan keseimbangan proporsi jumlah responden.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adhandayani, A. 2018, Beda Budaya, Beda Pula Penyebab Belanja Impulsif, kompasiana.com.

[2] Asim Ali, S. H. 2013, I Nterdisciplinary

Journal of Contemporary R Esearch In Business An Analysis Of Consumers’ Characteristics On Impulse Buying/: Evidence From Pakistan Asim Ali – Corresponding Author MS in Management, Comsats Institute of Information Technology , Ab. 560–570. [3] Ayuning, S. S., Komunikasi, J. I., Ilmu, F., dan,

S., Politik, I., Sultan, U., & Tirtayasa, A. 2019, Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Impulse.

[4] Felita, P., & Oktivera, E. 2019, Pengaruh Sales Promotion Shopee Indones ia Terhadap Impulsive Buying Konsumen Studi Kasus: Impulsive Buying Pada Mahasiswa STIKS Tarakanita, Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis, 4(2), 159–185.

[5] G¹siorowska, A. 2011, Gender As A Moderator o f Temperamental Causes of Impulse Buying Tendency. Journal of Custo mer Behaviour, 10(2), 119–142. [6] Geor ge Belch and Michael Belch. 2018, Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspective 11th Edition (11th Editi), McGraw Hill eBook. [7] Indraswari, G. R., & Martono, S. 2017, Pengaruh

Promosi Terhadap Impuls Buying Dengan Gender Seba gai Vari abel Dummy, Management Analysis Journal, 5(2), 116–122. [8] Reily, M. 2019, Cetak Penjualan Rp 54 T, Shopee E-commerce Terpopuler di Asia Tenggara, https://katadata.co.id

[9] Sutr iyanto, E. 2018, Lima Prediksi Tren E-Commerce di Indonesia pada 2 018, https://www.tribunnews.com

[10] Tifferet, S., & Herstein, R. 2012, Gender Differences In Brand Commitment, Impulse Buying, and Hedonic Consumption, Journal of Product and Brand Management, 21(3), 176–182.https://doi.org

[11] Utami. 2018, Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Operasional B isnis Ritel Modern di Indonesia, Salemba Empat. [12] Wu, I. L., Chen, K. W., & Chiu, M. L. 2016,

Defining Key Drivers of Online Impulse Purchasing: A Perspective of Both Impulse Shoppers and System Users, International Journal of Information Management, 36(3), 284–296. https://doi.org