• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN REDAKSI. : Johannes Petrus, S.Kom., M.T.I (Ketua STIE MDP) : M.Rizky Pribadi, M.Kom (Kepala LPPM STIE MDP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN REDAKSI. : Johannes Petrus, S.Kom., M.T.I (Ketua STIE MDP) : M.Rizky Pribadi, M.Kom (Kepala LPPM STIE MDP)"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

Pembina : Johannes Petrus, S.Kom., M.T.I (Ketua STIE MDP) Penanggung jawab : M.Rizky Pribadi, M.Kom (Kepala LPPM STIE MDP) Ketua Penyunting : Dr. Anton Arisman, SE., M.Si., Ak., CA

Penyunting Ahli : 1. Prof. H. Syamsurijal, Ak, Ph.D. (Universitas Sriwijaya) 2. Prof. Dr. Kamaludin, S.E., M.M (Universitas Bengkulu)

3. Dr. Istijanto, M.M., M.Com. (Prasetiya Mulya Business School) 4. Dr. H. Zakaria Wahab, MBA. (Magister Manajemen UNSRI) 5. Dr. H. Zamzami, S.E., M.Si. (Universitas Jambi)

6. Dr. Yulizar Kasih, SE., M.Si. (STIE MDP) 7. Dr. Ratna Juwita, S.E., M.Si.(STIE MDP)

8. Dr. Emrinaldi Nur Dp, SE, M.Si, Ak, CA (Universitas Riau)

9. Dr. Anne Putri, SE, M.Sc, Akt, CA (STIE Haji Agus Salim Bukittinggi) 10. Isni Andriana, S.E., M.Fin., Ph.D (Universitas Sriwijaya)

Penyunting Pelaksana : 1. Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom., M.Si 2. Retno Budi Lestari, S.E., M.Si 3. Cherrya Dhia Wenny, S.E., M.Si Produk Web dan Editor Teknis : Nur Rachmat, M.Kom Editor Sampul : Muflihuddin Ahmad, S.Sn Sekretariat : Eva Rianti

Penerbit : STIE Multi Data Palembang

Alamat : Jl. Rajawali 14 Palembang 30113 Telp. 0711-376400 Fax. 0711-376360 E-mail: redaksi@stie-mdp.ac.id

(2)

Bismillahirrohmanirrohim Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

Puji dan Syukur, selalu terlimpahkan kepada Allah SWT, atas berkah dan Karunia-Nya, Forbiswira telah berjalan selama kurun waktu 10 tahun. Pada kondisi ini, kami sangat meyakini tentang peran penting penelitian dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi bagi bangsa Indonesia saat ini. Secara umum kegiatan penelitian ditujukan untuk memberikan informasi akurat sebelum diambil keputusan bagi siapapun. Selain itu, budaya meneliti dapat menjadi landasan membangun karakter dan perilaku positif bagi para peneliti untuk mampu bertindak jujur, objektif, berintegritas dan menghargai karya orang lain secara sportif. Research is “A Systematic Attempt to Provide Answers to Question”. (Tuckman: 1978). Sebagai salah satu Lembaga Pendidikan tinggi swasta di Indonesia, MDP mengemban peran strategis dalam upaya menghasilkan manusia Indonesia berilmu sekaligus memiliki peran aktif dalam pembangunan bangsa dan negara dalam menyikapi dan menjawab perubahan serta tantangan global yang terus berjalan. Kegiatan publikasi hasil-hasil penelitian sudah MDP lakukan sejak pertama kali didirikan. Oleh karenanya, ketersediaan wadah publikasi hasil penelitian akan mendorong menciptakan sumberdaya peneliti yang kreatif dan inovatif serta memiliki pengalaman yang dapat diperhitungkan, selalu siap menyongsong perubahan dengan melakukan tindakan nyata dengan melakukan berbagai aktivitas penelitian, baik secara internal dan eksternal, Semoga Jurnal Penelitian FORBISWIRA ini selalu menjadi tempat bagi seluruh peneliti dan pihak lain untuk berkarya mempublikasikan hasil-hasil penelitian sesuai dengan kaidah dan ketentuan yang telah persyaratkan.

Sekian, terima kasih Wassalamulaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh.

Palembang, Maret 2021 Editor in Chief

(3)

Pengaruh Pelatihan Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Relawan Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu

Darman Syafe’i

Universitas Baturaja 76 - 88 Pengaruh Aspek Pemasaran, Aspek Teknik, Dan Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis Terhadap Pendapatan Peternak Walet Di Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

Irsan, Kemas Welly Angga Permana

Universitas Sjakhyakirti, Palembang 89 - 105 Pengaruh Jumlah Pembiayaan Bank Syariah Dan Kredit Bank Konvensional Terhadap Tingkat Inflasi Indonesia

Muhammad Bahrul Ulum

Universitas Indo Global Mandiri, Palembang 106 - 115 Pengaruh Mutasi Dan Beban Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Bank BRI Cabang Baturaja (Persero) TBK

Noviansyah, Ervin Mardalena

Universitas Baturaja 116 - 127 Pengaruh Komunikasi Dan Promosi Jabatan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Di PT. Indomarco Prismatama Cabang Palembang

Lilian, Muhni Pamuji

Universitas Tridinanti, Palembang 128 - 136 Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Religiusitas Sebagai Variabel Intervening Pada Usaha Pempek Di Kota Palembang

Vera Andini, Dinnul Alfian Akbar, Chandra Zaky Maulana

UIN Raden Fatah, Palembang 137 - 148 Pengetahuan Wajib Pajak Sebagai Variabel Mediasi Hubungan Antara Sosialisasi PMK N0. 44

(4)

Pengaruh Promosi Penjualan Dan G ender Terhadap Perilaku Impulse Buying Pada E-Commerce Shopee

Avrilia Gusti Purwaningsih, Nurhadi

UPN Veteran, Surabaya, Jawa Timur 159 - 167

Pengetahuan, Profesionalisma, Urutan Bukti Audit dan Audit Judgment Muhsin

FEB UNTAN, University of Tanjungpura, Pontianak 168 - 180

Izin Industri, Bagaimana Implementasinya? Sri Syabanita Elida,Desvira Zain, Oryza Arisandra

Administrasi Bisnis - Politeknik Negeri Pontianak 181 - 189 Pekerja VS Dunia Kerja Berbasis 4.0

Ratna Juwita,, Kardinal

STIE MDP, Palembang 190 - 196

Pedoman Penulisan Artikel 197 - 200

Biodata Penulis 163 - 165

Indeks Penyunting/Mitra Bestari 204

Abstrak Volume 10 Nomor 1 205 - 209

(5)

Pengaruh Pelatihan Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Relawan

Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten

Ogan Komering Ulu

Darman Syafe’i

Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Darmansyafeiumbara@gmail.com

Abstract: This study was to determine the influence of training and work discipline on the performance of volunteers at Regional Disaster Management Agency Office of Ogan Komering Ulu District. The analytical tool used is multiple regression. The results of this study are that simultaneously there is a significant influence between training and work discipline on the performance of volunteers at Regional Disaster Management Agency Office of Ogan Komering Ulu District. Partially the training variable (X1) influences the performance and work discipline (X2) influences the performance. The percentage of the influence of training and work discipline on the performance of volunteers in the Regional Disaster Management Agency Office of Ogan Komering Ulu District was 72.3% while the remaining 27.7% was influenced or explained by other variables which are not included in this research model such as work motivation, work environment and leadership (Kasmir, 2016: 189).

Keywords: Performance, Training, Work Discipline

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja relawan di

Dinas Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja relawan di Dinas Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Secara parsial variabel pelatihan (X1) berpengaruh terhadap kinerja dan disiplin kerja (X2) berpengaruh terhadap kinerja. Persentase pengaruh pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja relawan di Dinas Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu sebesar 72,3% sedangkan sisanya 27,7% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini. seperti motivasi kerja, lingkungan kerja dan kepemimpinan (Kasmir, 2016: 189).

Kata kunci: kinerja, pelatihan, disiplin kerja

1. PENDAHULUAN

Sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya sehingga harus diatur sebaik mungkin karena sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan aset dan fungsi sebagai modal didalam organisasi bisnis yang dapat mewujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi (perusahaan), oleh

karena itu berhasil tidaknya suatu organisasi atau institusi akan ditentukan oleh faktor manusianya atau karyawannya dalam mencapai tujuannya.

Menurut Kasmir (2016:126) pelatihan merupakan proses membentuk dan membekali karyawan dengan menambah keahlian, kemampuan, pengetahuan dan perilakunya. Faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai adalah dengan adanya kedisiplinan seorang karyawan dalam

(6)

menjalankan tugasnya dengan baik. Dilihat dari kepentingan suatu organisasi, disiplin kerja merupakan suatu cara untuk meningkatkan kinerja karyawan demi terciptanya atau terjaminnya kelancaran operasional suatu organisasi. Untuk itu karyawan yang melaksankan tugasnya dengan baik sangat diharapkan supaya pekerjaan yang ditanganinya dapat diselesaikan dengan baik.

Menurut Singodimedjo dalam (Sutrisno, 2009:86), disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya.

Hasibuan (2017:94) kinerja adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

Kinerja karyawan adalah suatu hasil kerja seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya pada suatu periode waktu tertentu. Kinerja dari suatu organisasi tergantung pada kinerja pegawainya yang dimana setiap pegawai merupakan suatu penggerak bagi berjalannya suatu organisasi.

Dalam menanggulangi bencana daerah dibutuhkan relawan yang handal, ulet, disiplin, terampil dan terpercaya agar organisasi tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Keberhasilan dari pencapaian tujuan yang diinginkan organisasi yang mendukung diperlukan unsur penting untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam menghadapi cuaca yang tidak menentu saat ini, hal ini menjadikan Badan Penanggulan Bencana Daerah harus tetap siaga.

Untuk mengantisipasi terjadinya bencana seperti banjir, longsor maupun kebakaran hutan dan lahan. Untuk mendukung hal tersebut perlu adanya kesiapan manajemen sumber daya manusia, salah satunya adalah kinerja karyawan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, diantaranya adalah pelatihan dan disiplin kerja.Berdasarkan obser vasi Petugas r elawan kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan

Komering Ulu, bahwa masih banyak kesalahan dalam penanganan korban yang terkena bencana, hal ini disebabkan karena masih sangat terbatasnya pelatihan yang mereka dapatkan.

Kedisiplinan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan kerja relawan. Namun pada kenyataannya relawan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu masih sangat banyak relawan yang tidak disiplin dalam berrtugas, hal ini terlihat misalnya saat melaksanakan Presensi kehadiran, masih terlihat karyawan yang memanipulasi kehadirannya yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pelatihan dan Disiplin K erja terhadap Kinerja Relawan Pada Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu “.

1.1 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja relawan pada kantor badan penanggulangan bencana daerah kabupaten OKU baik secara parsial maupun simultan.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja relawan pada kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu baik secara parsial maupun simultan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Mana jemen S umber Daya Manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan

(7)

terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tena ga kerja dala m rangka menca pai tujuan organisasi.

Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai). Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangkan secara maksimal di dalam dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai. Mangkunegara, (2015:1)

2.2 Pengertian Pelatihan

Kasmir (2016:126) berpendapat bahwa pelatihan merupakan proses membentuk dan membekali karyawan dengan menambah keahlian, kemampuan, pengetahuan dan perilakunya.

Pendapat Andrew E. Sikula dalam (Mangkunegara, 2015:44) mengemukakan bahwa pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur, sistematis dan terorga nisir dimana pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan terbatas.

Dengan demikian pelatihan merupakan upaya untuk mengemba ngkan atau menggali kemampuan yang dimiliki oleh seseorang sehingga memiliki skill, cara berpikir dan perbaikan sikap sesuai dengan yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan atau inst ansi ter tentu hingga dapat memeca hkan permasalahan yang akan dihadapi dimasa yang akan datang.

2.3 Indikator Pelatihan

Program pelatihan karyawan merupakan hal penting sebagai cara meningkatkan kinerja kerja maupun produktivitas.

Indikator-indikator pelatihan karyawan menurut Mangkunegara (2006) diantara nya: Indikator pelatihan menur ut Mangkunegara (2015:44), diantaranya:

1. Tujuan Pelatihan 2. Materi.

3. Metode yang digunakan 4. Peserta pelatihan 5. Pelatih (Instruktur) 2.4 Disiplin Kerja

Sutrisno (2009:86) disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Menurut (Siagian, 2014:305) disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut.

Menurut Hasibuan (2017:193) Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi kinerja yang dapat dicapainya.

2.5 Indikator Disiplin Kerja

Hasibua n, Ma layu S. P (2017:194) menjelaskan indikator-indikator disiplin kerja karyawan adalah sebagai berikut:

1. Tujuan dan Kemampuan 2. Teladan Pemimpin 3. Keadilan 4. Waskat 5. Sanksi Hukum 6. Ketegasan 7. Hubungan Kemanusiaan 2.6 Kinerja

Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 67:2015). Kinerja karyawan adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap pegawai sebagai prestasi kerja yang dihasilkan sesuai dengan peranannya dalam perusahaan (Rivai, 2004:309). Kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (Bangun, 2012:231).

(8)

Jadi disimpulkan bahwa Kinerja Pegawai adalah ukuran dalam suatu organisasi sampai sejauh mana kesetiaan karyawan terhadap pekerjaannya serta sampai seberapa besar penghargaan yang diberikan perusahaan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia.

2.7 Indikator Kinerja Pegawai

Sudarmanto (2014:11) mengemukakan 4 dimensi yang dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai kinerja, yaitu:

a. Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan, dan kecermatan.

b. Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan.

c. Penggunaan waktu dalam kerja, yaitu tingkat ketidak hadiran, keterlambatan, dan waktu kerja efektif/jam kerja hilang.

d. Kerjasama dengan orang lain dalam bekerja. 2.8 Hubungan Pelatihan Dengan Kinerja

Pegawai

Kemajuan perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja karyawannya setiap perusahaan akan teru s berus aha untuk meningkatkan kinerja karyawannya agar dapat mencapai hasil kerja yang baik dan memuaskan. Untuk mencapa inya memerlukan banyak usaha yang harus dilakukan, salah satunya dengan mengadakan pelatihan bagi para karyawan dengan demikian dapat meningkatkan kinerja yang dihasilkan.

Pelatihan sebagai usaha untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam pekerjaannya sekarang atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera, Ivancevich dalam (Sutrisno, 2009:67).

2.9 Hubungan Disiplin Kerja Dengan Kinerja Pegawai

Menurut Sedarmayanti (2001:65) salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah sikap

mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja). Sikap mental yang diberikan seorang karyawan akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Disiplin kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mencerminka n kiner ja yang dihasilkan oleh karyawan.

Disiplin kerja adalah salah satu faktor yang sangat mendukung dalam perusahaan/organisasi untuk mencapai tujuannya. Sumber daya manusia yang mempunyai suatu kedisiplinan yang sangat tinggi akan menjadi aset sumber daya manusia sekarang ini.

Dengan adanya kedisiplinan pegawai maka akan menentukan baik buruknya kinerja pegawai itu sendiri, karena pegawai yang disiplin akan selalu memanfaatkan waktunya sebaik mungkin dalam menjalankan pekerjaannya.

2.10 Penelitian Sebelumnya

Lilis Suryani (2017) melakukan penelitian dengan judul pengaruh pelatihan dan kedisiplinan terhadap kinerja karyawan pada PT. Cakrawala Citramega Multifinance. Dilakukan dengan analisis regresi linier berganda menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pelatihan dan disiplin terhadap kinerja karyawan pada PT. Cakrawala Citramega Multifinance

Ningrum dkk, (2013) melakukan penelitian dengan judul pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap kinerja karyawan (karyawan Joint Oper-ating Body Pertamina-PetroChina East Java) dengan analisis regresi linier berganda menemukan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Safitri (2013), dalam penelitiannya untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Populasi dan sampel sebanyak 38 karyawan pada Dinas Apron Move Control (AMC) PT. Angkasa Pura 1 (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Juanda-Surabaya dengan analisis linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan pelatihan dan disiplin kerja

(9)

secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Pelatihan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Triasmoko dkk, (2014) dalam penelitiannya untuk mengetahui pengaruh pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian pada karyawan PT Pos Indonesia (Persero) Cabang Kota Kediri dengan regresi linier berganda digunakan untuk menghitung atau menjumlahkan pengaruh antara variabel bebas,

Keterangan : Simultan : Parsial

2.12 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diduga ada pengaruh Pelatihan dan Disiplin kerja terhadap Kinerja Relawan pada kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah kabupaten Ogan Komring Ulu baik secara parsial maupun simultan.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Variabel yang diteliti yaitu Pelatihan dan disiplin kerja terhadap Kinerja Relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

3.2 Data dan Sumber Data 3.2.1 Populasi

yaitu Metode Pelatihan (X1), Materi Pelatihan (X2), Instruktur Pelatihan (X3) terhadap variabel terikat Kinerja Karyawan(Y). Hasil penelitian menunjukkan Metode Pelatihan, Materi Pelatihan, Instruktur Pela tihan berpengar uh terhadap kinerja karyawan.

2.11 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Menurut Arikunto (2010:42) populasi adalah sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan membentuk masalah pokok. Pada penelitian Populasi ada jumlah relawan yang ada pada kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu berjumlah 67 orang relawan. (BPBD: 2020).

3.3 Model Analisis

Analisis yang aka n digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008:7) alat analisis yang bersifat kuantitatif adalah alat yang menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik dan hasil yang disajikan berupa angka-angka yang kemudian diuraikan atau dijelaskan atau diinterprestasikan dalam suatu uraian. Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.

3.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda Gambar 1. Kerangka Pemikiran

(10)

Alat analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengukuran pengaruh antar variabel yang melibatkan lebih dari satu variabel bebas (X1, X2, X3,...,Xn) dinamakan analisis regresi linear berganda, dikatakan linear karena setiap estimasi atas nilai diharapkan mengalami peningkatan atau penurunan mengikuti garis lurus.

Persamaan estimasi regresi linear berganda adalah sebagai berikut (Sunyoto, 2012:13):

Keterangan:

a = nilai konstata

b1, b2 = nilai koefisien regresi variabel bebas X1 = Pelatihan

Tabel 1. Hasil Uji Validitas X2 = Disiplin

Y = Kinerja Karyawan e = Error term

4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum melakukan analisis data terhadap hasil yang diperoleh dari data primer, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap instrumen instrumen penelitian.

4.2 Hasil Uji Validitas

Hasil dari uji validitas terhadap dua variabel penelitian ini sebagai berikut:

(11)

Sumber: Data Primer, diolah Januari 2020 Berdasarkan hasil uji validitas terhadap 67

responden, diketahui bahwa nilai kofefisien korelasi Product Moment Person r-hitung setiap item pernyataan dari variabel independen lebih besar dari r-tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan adalah valid. Artinya seluruh item pernyataan tersebut dapat digunakan dalam penelitian ini.

4.3 Uji Reliabilitas

Hasil uji realibilitas untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas

Sumber: Data Primer, diolah Januari 2020

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang terlihat dalam tabel diatas dapat disimpulkan bahwa instrumen dalam kuesioner dapat digunakan karena instrumen tersebut diterima (Reliabel).

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linear berganda adalah model regresi linear dengan melibatkan lebih dari satu variable bebas atau predictor. Dalam bahasa Inggris, istilah ini disebut dengan multiple linear regression.

Regresi Linier Berganda dipakai untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini perhitungan analisis regresi linier berganda ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 23.

Adapun rangkuman hasil perhitungan regresi linear berganda dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

(12)

Didapat persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 10.561 + 0.628X1 +0.122X2

Persamaan di atas didapat nilai konstanta sebesar 10.561 yang berarti jika variabel Pelatihan (X1), dan Disiplin Kerja (X2) nilainya nol (tidak ada) maka kinerja karyawan (Y) akan menurun sebesar 10.561. Nilai koefisien regresi Pelatihan (X1) sebesar 0.628 menyatakan bahwa setiap kenaikan Pelatihan (X1) sebesar 1 satuan, maka kinerja karyawan (Y) juga akan mengalami peningkatan sebesar 0.628

Berdasarkan hasil pengolahan data yang terdapat pada tabel diatas diperoleh:

1. Nilai t-hitung X1 (Pelatihan) sebesar 10.768 dan t-tabel (df= n-k-1;á=67-2-1;0,025=64), maka

2. Nilai t-hitung X2 (Disiplin Kerja) sebesar 2.384 dan t-tabel (df=n-k-1;á=67-2-1;0,025=64), maka diperoleh t-tabel sebesar 1,99773 maka X2 (Disiplin Kerja) secara signifikan

Tabel 4. Hasil T-test

dengan asumsi variabel lain tetap. Nilai koefisien regresi Disiplin Kerja (X2)sebesar 0.122 menyatakan bahwa setiap kenaikan Disiplin Kerja (X2) sebesar 1 satuan, maka kinerja karyawan (Y) juga akan mengalami peningkatan sebesar 0.122 dengan asumsi variabel lain tetap.

4.5 Pengujian Hipotesis Individual (Uji-t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapajauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2009:238).

diperoleh t-tabel sebesar 1,99773 maka X1 (Pelatihan) secara signifikan berpengaruh terhadap Y (kinerja karyawan) karena t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu 10.768 >1,99773. Maka dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

berpengaruh terhadap Y (kinerja karyawan) karena t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu 2.384 >1,99773. Maka dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Sumber: Data Primer, diolah Januari 2020

Gambar 2. Daerah Penerimaan Hipotesis Uji-t Variabel Pelatihan (X1)

(13)

Tabel 5. Hasil Pengujian Secara Bersama-sama

Sumber: Data Primer, diolah Januari 2020

Gambar 4. Daerah Penerimaan Hipotesis Uji-F Variabel Pelatihan (X1), dan Disiplin Kerja (X2) Terhadap Kinerja (Y)

4.6 Pengujian Hipotesis Serentak (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1) dan (X2) secara bersama-sama mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Taraf nyata dari F tabel ditentukan dengan derajat bebas N1 = (3 – 1 = 2) dan N2 = (67 – 2 – 1 = 64) hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 3.14 (lihat pada lampiran). Dimana: N1

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai F-hitung 83.335 yang lebih besar dari nilai F-tabel sebesar 3,14 hal ini berarti Fhitung > Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa Pelatiha n (X1) da n Disiplin

4.7 Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada regresi linear

sering diart ikan sebagai seberapa besar kema mpuan semua va riabel bebas dalam

menjelaskan varians dari variabel terikatnya.

Hal ini dijelaskan dalam penghitungan analisis regresi sebagai model statistik untuk melihat hubungan antara

= pembilang atau df 1, N2 = penyebut atau df 2, n = jumlah responden, k = jumlah variabel independen + dependen. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara membandingkan nilai hitung dengan nilai F-tabel yaitu jika, F hitung > F F-tabel artinya diantara variabel independent secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan Uji F dapat dilihat pada tabel berikut:

Kerja (X2) berpengaruh secara simultan terhadap kinerja Relawan (Y) pada kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

variabel bebas dantidak bebas. Koefisien determinasi dapat digunakan pada berbagai macam penghitungan statistik. Dalam model regresi, variabel independen memunculkan va riabel dependennya. Secara sederhana koefisien determinasi dihitung dengan

mengkuadratkan Koefisien Korelasi (R). Hasil uji

analisis koefisien determinasi disajikan pada tabel 6 dibawah ini:

(14)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai R Square sebesar 0.723 at au 72,3 %. Hal ini menunjukkan bahwa besa rnya persentase sumbangan pengaruh pelatihan dan disiplin kerja terhadap naik turunnya kinerja pada kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu sebesar 72,3% sedangkan sisanya sebesar 27,7 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini misalnya motivasi kerja, lingkungan kerja dan kepemimpinan (Kasmir, 2016:189).

4.8 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Pelatihan dan Disiplin kerja terhadap Kinerja baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja relawan pada Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Secara umum dari hasil analisis mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa pelatihan (X1) mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja (Y), dan hasil analisis ini akan kuat apabila dihubungkan dengan hasil analisis statistik deskriptif pada deskripsi variabel pelatihan (X1), dimana dalam analisis deskriptif yang dilakukan untuk mengungkapkan penilaian atau klasifikasi pada masing- masing indikator yang terdapat pada masing-masing variabel. Hasil analisis deskriptif dari semua indikator yang ada dalam variabel pelatihan (X1) mengungkapkan kondisi yang sangat baik, hal ini tergambar pada pencapaian persentase rata-rata diatas 81%, hal ini dapat dilihat pada distribusi jawaban responden tentang indikator tujuan pelatihan dengan pencapaian persentase 88,81%, indikator materi 88,66%, indikator metode yang digunakan 87,76%,

Tabel 6. Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Sumber: Data Primer, diolah Januari 2020

indikator peserta pelatihan 87,31%, dan indikator pelatih (instruktur) 85,07%, dimana hal ini menurut Riduan (2009:23) ada pada tataran kriteria sangat baik. Ini berarti pihak Kantor Badan Penanggulangan Benacana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu sanagat perlu mempertahankan dan meningkatkan indikator-indikator yang terdapat dalam variabel pelatihan.

Hasil pengelolahan data yang telah peneliti lakukan diperoleh bahwa hasil koefisien t-hitung Pelatihan (X1) sebesar 10,768 dengan t-tabel sebesar 1,99773, maka Pelatihan (X1) secara signifikan berpengaruh terhadap Kinerja (Y), karena t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu 10,768 > 1,99773. Hasil analisis uji t variabel Pelatihan (X1), yaitu menunjukan nilai alpha sebesar 5 % (0,05) dan nilai sig adalah 0,000. Ternyata nilai sig<alpha yaitu0,000< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara Pelatihan terhadap kinerja Relawan pada Kantor Badan Penanggualangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Hal tersebut memiliki makna bahwa dengan mengikuti pelatihan relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu dapa t meningkatkan kemampuannya untuk menghasilkan kinerja yang maksimal.

Untuk hasil analisis deskriptif dari semua indikator yang ada dalam variabel Disiplin Kerja (X2) mengungkapkan kondisi sangat baik. Hal ini tergambar pada pencapaian persentase diatas 81%, seperti pada indikator tujuan dan kemampuan hasil distribusi jawaban responden mencapai 86,42%, indikator terladan pemimpin hasil distribusi jawaban responden mencapai 85,37%, indikator keadilan mencapai persentase 85,37% indikator waskat mencapai 84,48%, indikator sanksi hukum mencapai 84,18%, indikator ketegasan mencapai 84,18%, dan indikator hubungan kemanusiaan mencapai 88,66%, dimana hal ini menurut Riduan (2009:23) ada pada tataran kriteria sangat baik. Ini berarti pihak Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu sanagat perlu mempertahankan dan meningkatkan indikator-indikator yang terdapat dalam variabel disiplin kerja.

(15)

Hasil pengolahan data diperoleh koefisien t-hitung disiplin kerja (X2) yaitu sebesar 2,384 dengan t-tabel 1,99773, maka disiplin kerja (X2) secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y), karena t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu 2,384>1,99773. Hasil analisis uji t variabel disisplin kerja (X2), yaitu menunjukan nilai alpha sebesar 5% (0,05) dan nilai sig adalah 0,000. Ternyata nilai sig <alpha yaitu 0,000<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara disiplin Kerja terhadap kinerja relawan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Hal tersebut memiliki makna bahwa jika disiplin kerja ditingkatkan maka dapat menunjang kelancaran segala aktivitas organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai secara maksimal. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat N. Lilis Suryani (2017) yang melakukan penelitian tentang pengaruh pelatihan dan kedisiplinan terhadap kinerja karyawan pada PT. Cakrawala Citramega Multifinance.

Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Dari hasil penelitian diperoleh jika pelatihan dan kedisiplinan meningkat, maka kinerja karyawan akan meningkat juga. Berdasarkan uji hipotesis baik sebagian atau simultan, pelatihan dan kedisisplinan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pada PT. Cakrawala Citramega Multifinance.

Tetapi berbeda dengan pendapat Erma Safitri (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada Dinas Apron Move Control PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Juanda-Surabaya. Metode analisis yang digunakan adalah uji t, uji F, determinasi dan analisis regresi berganda. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa variabel pelatihan berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan variabel independen pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

Indikator yang dominan untuk variabel pelatihan (X1) dalam penelitian ini adalah indikator dar i tujuan pelatihan yaitu, bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kerja agar peserta mampu mencapai kinerja yang maksimal dan meningkatkan pemahaman peserta terhadap etika kerja yang harus diterapkan. Sedangkan indikator yang dominan untuk variabel disiplin kerja (X2) dalam penelitian ini adalah indikator dar i hubungan kemanusiaan.

Hubungan kemanusiaan yang harmoni diantara sesama rela wan ikut menciptakan kedisiplinan yang ba ik pada kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Hasil analisis statistik deskriptif pada variabel kinerja (Y), memperlihatkan penilaian suatu klasifikasi pada masing-masing indikator sangat baik, hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban responden rata-rata mencapai persentase diatas 81%, seperti indikator kualitas mencapai persentase 83,58%, indikator kuantitas mencapai 86,57%, indikator penggunaan waktu dalam bekerja mencapai 88,21%, indikator kerjasama dengan orang lain mencapai 87,16%, dimana hal ini menurut Riduan (2009:23) ada pada tatanan kriteria sangat baik. Ini berarti pihak Kantor Badan Penanggulangan Benacana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu sangat perlu mempertahankan dan meningkatkan indikator-indikator yang terdapat dalam variabel kinerja.

Indikator yang paling dominan pada variabel kinerja yaitu indikator penggunaan waktu dalam bekerja yang mencapai 88,21%, dimana definisi dari penggunaan waktu dalam bekerja yaitu seberapa besar tingkat ketidak hadiran, keterlambatan, dan waktu kerja efektif/ jam kerja hilang.

Berdasarkan hasil koefisien nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel sebesar 3,14 hal ini berarti Fhitung> Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan (X1) dan disiplin kerja (X2) berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan (Y) pada Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

(16)

Untuk mengetahui persentase sumbangan anta ra variabel pelatihan dan dis iplin kerja terhadapkinerja, maka digunakan koefisien determinasi yang didapat besarnya nilai R Square sebesar 0,723 atau (72,3%). Hal ini menunjukan bahwa pelatihan dan disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja r elawan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu sebesar 0,723 atau (72,3%), sedangkan sisanya sebesar 27,7% dipengaruhi atau dijelaskan dalam variabel lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini misalnya motivasi kerja, lingkungan kerja dan kepemimpinan (Kasmir, 2016:189).

Berdasarkan hasil kajian hipotesis didapat bahwa pelatihan berpengaruh lebih dominan terhadap kinerja, berdasarkan hal tersebut pelatihan perlu lebih mendapatkan perhatian dibandingkan disiplin kerja. Hal ini ditunjukan dari kontribusi variabel bebas yang paling besar memberikan pengaruh terhadap kinerja relawan.

Indikator tujuan pelatihan, indikator materi, indikator metode yang digunakan, indikator peserta pelatihan dan indikator pelatih (instruktur) merupakan indikator pada variabel pelatihan yang memiliki persentase penilaian yang paling baik bagi relawan terhadap kinerja.

Dengan demikian hak kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu seharusnya lebih memperhatikan, mempertahankan dan berupaya meningkatkan pelatihan agar dapat meningkatkan kinerja relawan pada kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Baik secara parsial maupun simultan pelatihan dan

disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja relawan

pada kantor badan penanggulangan bencana daerah kabupaten ogan komering ulu.

2. Hasil analisis koefisien determinasi (RSquare) sebesar 0,723 dipengaruhi oleh variabel pelatihan dan dan disiplin kerja, hal ini menunjukkan sebesar 72,3% variabel dari kinerja karyawan dan sisanya sebesar 27,7% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini misalnya motivasi kerja, lingkungan kerja dan kepemimpinan (Kasmir, 2016:189). 3. Berdasarkan hasil anaslisis bahwa kinerja yang

dihasilkan oleh relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu sangat kurang dikarenakan pelatihan yang diadakan masih kurang tepat.

4. Hasi analisis dari disiplin kerja menunjukkan bahwa dikantor badan penanggulangan bencana daerah relawan masih sangat kurang mengutamakan kedisiplinan dikarenakan masih menggunakan absensi manual serta kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa variabel

pelatihan dan disiplin kerja memberikan pengaruh yang positif, maka hendaknya kantor badan penanggulangan bencana daerah kabupaten ogan komering ulu agar lebih meningkatkan kualitas pelatihan karyawan agar dapat melakukan kinerja yang lebih baik, Ada baiknya pelaksanaan pelatihan melibatkan tenaga ahli dari perguruan tinggi setempat.

2. Untuk mendapatkan pencapaian kinerja secara maksimal, kiranya kantor badan penanggulangan bencana daerah kabupaten ogan komering ulu lebih memperhatikan kedisiplinan agar dapat

(17)

meningkatkan ketaatan terhadap aturan yang berlaku dikantor tersebut dalam bekerja agar dapat mencapai kinerja yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Arikunto, Suharmi. 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti,. PT. R ineka Cipta, Jakarta.

[2] Bangun, Wilson. 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta.

[3] BPBD. 2020, Jumlah Relawan COVID-19 Capai 23.472 Orang, https://bnpb.go.id/ berita/jumlah-relawan-covid19-capai-23-472-orang

[4] Denny Triasmoko, Dkk. 2014, Pengaruh Pelatihan Kerja Terhadap Kin erja Karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kota Kediri, Jurnal Akademi dan Bisnis, Vol. 12 No. 1.

[5] Dana ng, Sunyoto. 2012, Manajemen Pemasaran, Buku Seru, Yogyakarta.

[6] Hasibuan. 2017, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan 9, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

[7] Kasmir. 2016, Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik), Edisi 1, Cetakan 2, Rajawali Pers, Jakarta.

[8] Kuncoro, Mudra jad. 2009, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Edis i 3, Erlangga, Jakarta.

[9] Mangkunegara. 2015, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Ceta kan Kedua Belas, PT. Remaja Rosdaka rya, Bandung.

[10] Ningr um, Widhayu. 2013, Pengaruh Pendidikan dan Pelati han Terhadap

Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Joint Operating Body Pertamina-PertoChina East Java).

[11] Rivai, Veithzal. 2004, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, PT. Raja Gr afindo Persada, Jakarta.

[12] Ridu wan da n Sunar to. 2009, Pengantar Stati stika Untuk Penelit ian Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis, Alfabeta, Bandung.

[13] Sugiyono. 2008, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Keduabelas, Alfabeta, Bandung. [14] Sutrisno. 2009, Manajemen Sumber Daya

Manusia, Edisi Pertama, Pr enadamedia Group, Jakarta.

[15] Suryani. 2017, Pengaruh Pelatihan dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Ca krawal a Citra mega Multifinance.

[16] Sedarmayanti. 2001, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bandar Ma ju, Bandung.

[17] Safitri, Erma. 2013, Pengaruh Pelatihan dan Disiplin Kerja Terhadap Kin erja Karyawan, Jurnal Ilmiah Manajemen Universitas Negeri Surabaya. 1 (4): 1044-1054.

[18] Sudar manto. 2014, Kinerj a dan Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. [19] Suryani, N.Lilis. 2017, Pengaruh Pelatihan

dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Cakrawala Citramega Multifinance, Jurnal Ilmiah Sumber Daya Manusia Vol.1, No.2, Universitas Pamulang.

(18)

Pengaruh Aspek Pemasaran, Aspek Teknik, Dan Aspek Keuangan

Studi Kelayakan Bisnis Terhadap Pendapatan Peternak Walet

Di Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

,

Fakultas Ekonomi Universitas Sjakhyakirti Palembang irsan@unisti.ac.id, kemaswelly@unisti.ac.id

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana studi kelayakan bisnis usaha peternakan walet di kecamatan Lalan kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan ditinjau dari aspek keuangan, aspek pemasaran, dan aspek teknik. Sehingga dapat diketahui besaran kebutuhan dana yang diperlukan untuk sebuah investasi usaha peternakan walet. Kemudian dianalisa untuk mengetahui pengaruh ketiga aspek tersebut (aspek keuangan, aspek pemasaran, dan aspek teknik) terhadap pendapatan peternak walet baik secara parsial maupun simultan. Selain itu juga untuk mengetahui aspek kelayakan mana yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap pendapatan peternak. Metode penelitian adalah pendekatan deskriptif kuantitatif dengan 279 sampel dari 926 peternak walet. Analisis data yang digunakan adalah analisa statistik regresi linear berganda (Uji t dan Uji F). Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek keuangan, aspek pemasaran, dan aspek teknik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan peternak walet, sedangkan secara parsial, hanya aspek pemasaran dan aspek teknik yang berpengaruh secara signifikan. Dari ketiga variabel tersebut, aspek pemasaran memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap pendapatan peternak walet.

Kata kunci: studi kelayakan bisnis; aspek keuangan; aspek pemasaran; aspek teknik; pendapatan

Abstract: The purpose of this research was to find out how the feasibility study of the swallow farm business in Lalan sub-district, Musi Banyuasin, South Sumatra in terms of financial, marketing and technical aspects. So that it can be seen the amount of funds needed for an investment in swallow farm business. Then it was analyzed to determine the effect of these three aspects (financial, marketing, and technical aspects) on the income of swallow breeders either partially or simultaneously. In addition, it was also to determine which feasibility aspect has the most dominant influence on farmer income. The research method was a quantitative descriptive approach, there are 279 samples of 926 swallow breeder businesses. The data analysis used in this study was multiple linear regression statistical analysis (t test and F test). The results of the analysis show that the financial, marketing, and technical aspects simultaneously have a significant effect on swallow breeders’ income, while partially, only the marketing and technical aspects have a significant effect. Of the three variables, the marketing aspect has the most dominant influence on the income of swallow breeders.

Keywords: business feasibility study; financial, marketing and technical aspects; income

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, mengejar pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan tingkat pengangguran. Oleh sebab

itu, penanganan masalah ini diupayakan oleh pemerintah dengan menyalurkan berbagai bantuan dan subsidi serta membuka lapangan kerja dengan meningkatkan inisiatif dan kreatifitas masyarakat di samping memperluas kesempatan investasi langsung bagi semua pihak (Saparudin, 2012). Wilayah kabupaten Musi Banyuasin khususnya pada kecamatan Lalan mempunyai potensi besar akan

(19)

komoditas peternakan sarang burung walet. Usaha strategis yang dapat dilakukan dalam pengembangan bidang ini salah satunya adalah dengan pembangunan dan pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) budi daya peternakan sarang burung walet. Dengan luas wilayah 14.265,96 km ² atau sekitar 15% dari luas Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1,3° -4 ° LS dan 103 ° -104 45' BT, Musi Banyuasin merupakan daerah rawa dan sungai besar serta kecil seperti Sungai Musi, Sungai Banyuasin, dan sungai Batanghari Leko sangat cocok untuk pengembangan budidaya peternakan sarang burung walet.

Sebagai komoditas konsumsi ekspor, fluktuasi harga sarang walet ini sangat tinggi yang dapat turun dan naik dengan cepat. Fluktuasi yang drastis ini tentu saja dapat mempengaruhi pendapatan peternak walet. Dengan harga jual yang relatif tinggi tersebut sementara permintaan akan pasokan sarang burung walet tetap tinggi. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas penulis berminat untuk melakukan penelitan untuk mengetahui dan menganalisa “Pengaruh Aspek Pemasaran, Aspek Teknik, dan Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis Terhadap Pendapatan Peternak Walet di Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan”.

Berdasarkan latar belakang dirumuskan permasalahan:

(1) Bagaimana kelayakan bisnis peternakan walet di kecamatan Lalan kabupaten Musi Banyuasin ditinjau dari aspek keuangan, pemasaran, dan teknik?

(2) Bagaimana pengaruh secara parsial kelayakan bisnis aspek keuangan, pemasaran dan aspek teknik dari usaha peternakan walet terhadap pendapatan peternak?

(3) Bagaimana pengaruh secara simultan kelayakan bisnis aspek keuangan, aspek pemasaran, dan aspek teknik dari usaha peternakan walet terhadap pendapatan peternak?

(4) Aspek kelayakan bisnis manakah yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap pendapatan peternak?

(5) Seberapa besar kebutuhan dana investasi usaha peternakan walet?

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui kelayakan bisnis aspek keuangan, aspek pemasaran, dan aspek teknik peternakan walet. Sedangkan secara khusus adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial maupun simultan kelayakan aspek pemasaran, teknik, dan keuangan usaha peternakan walet terhadap pendapatan peternak; mengetahui aspek kelayakan manakah yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap pendapatan peternak; dan mengetahui kebutuhan dana investasi usaha peternakan tersebut.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan mempelajari dan meneliti secara sungguh-sungguh segala macam data dan informasi yang berkenaan dengan suatu kegiatan bisnis, dan selanjutnya data dan informasi itu dihitung dan dianalisis dengan suatu metode tertentu yang biasa dipakai dalam penelitian bisnis, (Abdullah, 2017). Sedangkan Purwana (2017) menyatakan studi kelayakan bisnis merupakan suatu analisis terhadap viability (diteruskan atau tidak) suatu ide. Tujuan ini memberikan pemahaman kepada pelaku usaha bahwa mengetahui lebih awal suatu ide tidak bekerja sesuai harapan. Dengan demikian dapat mencegah penggunaan uang, waktu, dan sumber daya secara sia-sia.

2.2 Aspek – Aspek Kelayakan Bisnis 2.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Menurut Pu rwana ( 2017) pa sar dapat diartikan sebagai suatu mekanisme yang terjadi antara pembeli dan penjual atau tempat pertemuan antara kekuatan permintaan dan penawaran. Selanjutnya menurut Muchtar (2014) juga menjela skan pemasaran merupakan kegiatan yang menyadari

(20)

adanya produk dan jasa serta keuntungan yang dita warkan. Pemasara n menca kup kegiatan mengiklankan melalui berbagai media, menghasilkan materi pendukung, seperti brosur, website, melakukan press release, dan bertugas membuat berbagai acara, seperti pameran, sponsorship, dan menawarkan sampel gratis. Selain itu analisis pasar mencakup juga gambar an mengenai strategi pemasar an yang digunakan untuk mencapai pangsa pasar yang telah ditetapkan.

2.2.2 Aspek Teknik dan Teknologi

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek teknis dan Teknologi adalah masalah penentuan lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik, dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi. Aspek teknik dan teknologi berkaitan dengan manajemen operasional karena manajemen operasional berkenaan dengan perencanaan proses produksi. Menurut Sunyoto (2014) manajemen operasional merupakan kegiatan mengatur/mengelola secara optimal atas sumber daya yang tersedia dalam suatu proses transformasi sehingga menjadi output yang mempunyai manfaat lebih dari sebelumnya. 2.2.3 Aspek Keuangan

a. Pengertian Aspek Keuangan

Menurut Kasmir dan Jakfar (2014) aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar jelas hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya.

b. Sumber dan Alat Ukur Investasi

Menurut Kasmir dan Jakfar (2014) pembiayaan suatu usaha bersumber dari sumber dana yang diperoleh secara gabungan antar modal

pribadi dan modal pinjaman. Masalah yang perlu diperhatikan berkaitan dengan perolehan modal adalah masa pengembalian modal dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, perlu dibuatkan estimasi pendapatan dan biaya sebelum usaha dijalankan yang dituangkan dalam aliran kas (cash flow) perusahaan dalam periode usaha, kemudian dinilai kelayakan investasi tersebut melalui kriteria kelayakan investasi. Alat ukur yang digunakan untuk penilaian tersebut melalui pendekatan payback period (PP), Average Rate of Return (ARR), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), dan Break Even Point (BEP).

2.3 Penelitian Terdahulu

Saipullah (2018), hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari aspek hukum usaha budidaya sarang burung walet bapak Jur ni belum memenuhi syarat peraturan daerah untuk dijalankan, ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran usaha budidaya sarang burung walet bapak Jurni layak untuk dijalankan, ditinjau dari aspek keuangan usaha budidaya sarang burung walet bapak Jurni layak untuk dijalankan, ditinjau dari aspek teknis dan teknologi usaha budidaya sarang burung walet bapak Jurni layak untuk dijalankan, dan ditinjau dari aspek lingkungan usaha budidaya sarang burung walet bapak Jurni layak untuk dijalankan.

Sudana dan Suparta (2013), hasil penelitian menunjukkan bahwa:

(1) Usaha budidaya ikan lele dumbo di Kabupaten Tabanan layak untuk diusahakan dilihat dari kelayakan aspek finansial, pemasaran dan sosial. (2) Perubahan harga output lebih peka dibandingkan dengan perubahan harga input, berarti petani harus tanggap terhadap kondisi perubahan perkembangan harga input.

(3) Aspek pasar dan aspek sosial berada pada katagori layak dengan rata-rata skor 3,74 atau 74,78 % dan 3,73 atau 74,68 %.

(4) Aspek pemasar an dan sosial berpengar uh signifikan terhadap pendapatan petani ikan lele.

(21)

(5) Aspek finansial, pasar dan sosial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani ikan lele.

(6) Kelayakan aspek pemasaran memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap pendapatan petani ikan lele dibandingkan dengan aspek finansial dan sosial.

(7)a. Pendapatan rata-rata per m2 kolam persiklus tertinggi diperoleh kelompok petani ikan lele dengan padat tebar benih > 200 ekor per m2 kolam sebesar Rp.41.218,11, berturut-turut diikuti kelompok padat tebar benih >100-200 ekor perm2 sebesar Rp.28.069,21, dan terendah kelompok padat tebar benih < 100 ekor per m2 kolam sebesar Rp.14.416,75.

(7)b. Kebutuhan modal usaha budidaya ikan lele dumbo perm2 kolam siklus I tertinggi adalah kelompok petani ikan lele dengan padat tebar benih >200 ekor per m2 kolam sebesar Rp. 239.337,46, berturut-turut diikuti kelompok petani dengan padat tebar benih >100 - 200 ekor perm2 kolam sebesar Rp.151.442,56, dan terendah untuk kelompok padat tebar benih < 100 ekor per m2 kolam sebesar Rp.70.134,14.

Hipotesis

1. Usaha ternak sarang burung walet layak dari aspek keuangan, pemasaran dan teknik.

2. Kelayakan aspek keuangan, pemasaran, dan teknik dari usaha peternakan sarang burung walet

2.4 Kerangka Konseptual Pemikiran

Variabel-var iabel yang diamati dalam penelitian ini yang terkait dengan kelayakan bisnis peternakan sarang burung walet dan pengaruhnya terhadap pendapatan peternak sarang burung walet di kecamatan Lalan kabupaten Musi Banyuasin antara lain kelayakan dari sudut aspek keuangan, pemasaran dan teknik.

Metode-metode analisis yang digunakan dalam kajian penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Kuantitatif, yaitu untuk menilai kriteria

investasi terkait dengan analisis kelayakan aspek keuangan yang mencakup analisis undiscounted yaitu Payback Period (PP), Break Even Point (BEP). Dengan metode discounted yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Profitabili ty Index (PI); dan Internal Rate of Return (IRR, dan analisis operasional usaha sarang burung walet.

2. Analisis deskriptif kualitatif, metode analisis ini menggunakan sekala jenjang yang meliputi kelayakan aspek pemasaran dan teknik.

3. Analisis Regresi Linear Berganda.

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pendapatan peternak sarang burung walet. 3. Kelayakan aspek keuangan, pemasaran, dan

teknik usaha peternakan sarang burung walet secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan peternak sarang burung walet. Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

(22)

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui (Margono, 2009). Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrumen analisis data yang bersifat statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013). Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2017) Dalam penelitian ini populasi berjumlah 926 peternak dan sampel dihitung menggunakan rumus slovin dengan margin of error 5% atau 0,05 menghasilkan sampel sebanyak 279 sampel.

3.3 Variabel Penelitian

1. Dalam penelitian ini yang diidentifikasi sebagai variabel independen (X) adalah:

a) kelayakan aspek keuangan (X1), b) kelayakan aspek pemasaran (X2),

c) kelayakan aspek teknik dan teknologi (X3). 2. Dalam penelitian ini yang diidentifikasi sebagai

variabel dependen (Y) adalah pendapatan peternak walet di kecamatan Lalan. Pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).

3.4 Definisi Operasional Variabel

1. Kelayakan aspek pemasaran, meliputi volume produksi sarang walet, kualitas produk, harga produk, distribusi penjualan produk, dan promosi produk yang diukur dengan skor.

2. Kelayakan aspek teknik dan teknologi meliputi lokasi bangunan walet, ketersediaan mesin dan

peralatan, teknologi mesin dan peralatan yang digunakan, dan produksi yang optimal.

3. Kelayakan aspek keuangan meliputi:

a) Biaya investasi awal adalah biaya yang dikeluarkan sebelum usaha ternak burung walet menghasilka n meliputi: biaya pembelian tanah, konstruksi bangunan, pembelian alat-alat, yang diukur dalam rupiah.

b) Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengelola usaha yang meliputi: biaya tetap (biaya listrik, air, komunikasi, penyusutan bangunan dan peralatan) dan biaya variabel pembelian baterai, pr emium untuk genset, upah tenaga kerja) yang diukur dalam rupiah. c) Penerimaan usaha merupakan perkalian

antara produksi dengan harga jual diukur dalam rupiah.

d) Produksi adalah hasil yang diperoleh dari usaha sarang burung walet diukur dalam satuan kilogam.

e) Moda l adalah keseluruhan aset yang digunakan dalam usaha yang meliputi modal tetap (investasi awal dan modal variabel yang diukur dalam rupiah).

4. Pendapatan peternak adalah total pendapatan bersih yang diperoleh dari seluruh aktivitas usaha ternak walet yang merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan diukur dalam rupiah.

3.5 Teknik Analisis Data

1. Analisis operasional, yaitu analisis usaha ternak walet meliputi produksi, penerimaan, penjualan, biaya produksi, pendapatan dan kebutuhan modal. 2. Analisis Kriteria Investasi

A. Kriteria investasi dengan undisconted dinilai menggunakan metode:

(a) Payback Period (PP); dan (b) Break Even Point (BEP).

B. Kriteria investasi dengan discounted dinilai menggunakan metode:

(a) Net Present Value (NPV); (b) Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C);

(23)

(c) Profitability Index (PI); dan (d) Internal Rate of Return (IRR). 3. Analisis deskriptif kualitatif

Data persepsi peternak walet diukur dengan sekala jenjang dengan skor tertinggi 5 dan terendah 1. Uji validitas menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment (Sugiyono, 2002). Uji reliabilitas menggunakan uji koefisien Alpha Cronbach dalam (Anwar, 2001). Sebelum data skor aspek kelayakan pemasaran dan teknik dimasukkan dalam perhitungan model regresi, terlebih dahulu data dimaksud ditransfor masi menjadi data interval dengan menggunakan method of successive interval (Sugiyono, 2008)

4. Analisis inferensial

Dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu kelayakan aspek keuangan, pemasaran dan tekniik terhadap variabel terikat yakni pendapatan peternak sarang burung walet di Kecamatan Lalan dengan metode analisis regresi linear berganda adalah

Profil responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 1. bahwa para peternak berjenis kelamin laki-laki sebanyak 276 orang atau sebesar 98,92%, sedangkan peternak berjenis kelamin perempuan berjumlah 3 orang atau 1,08%. Hal ini

sebagai berikut (Natawirawan, 2002):

Sebelum dilakukan pengujian dengan analisis regresi, data penelitian diuji dengan uji asumsi klasik. Kemudian untuk pengujian hipotesis dilakukan uji F dan uji t. Untuk menentukan variabel yang paling dominan menggunakan nilai standrdized coefficient beta.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Responden

Untuk menganalisis profil responden, digunakan tabel frekuensi yang terdiri dari jenis kelamin, usia dan pendidikan seperti pada tabel berikut:

terlihat bahwa jumlah peternak laki-laki sangat dominan dibandingkan dengan peternak perempuan. Jika dilihat berdasarkan usia, merujuk pada teori perkembangan psikososial Erikson, dikutip dari Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ei

Tabel 1. Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan Responden

(24)

Whalley & Wong’s (1999), tahap perkembangan manusia menurut umur dibagi dalam delapan tahapan. Tiga diantaranya berkaitan dengan penelitian ini, yaitu kelompok dewasa awal (26-35), dewasa pertengahan (36-45) dan dewasa (diatas 45). Pada tabel di atas terlihat bahwa responden berusia 26-35 tahun sebanyak 26 orang atau 9.32%. Sebanyak 142 orang berusia antara 36-45 tahun (50.90%) dan usia 46 tahun ke atas sebanyak 111 orang atau 39.79%. Hal ini memperlihatkan bahwa responden peternak walet di kecamatan Lalan didominasi peternak usia produktif.

Pada profil r esponden berdasa rkan pendidikan terlihat bahwa sebagian besar responden berpendidikan SD/SLTP yaitu sebanyak 186 orang atau 66.66% sedangkan yang berpendidikan SLTA sebesar 31. 18% atau 87 ora ng dan yang

Selama kurun waktu tahun pertama sampai dengan tahun ke lima belas (umur proyek) terdapat biaya operasional yang terdiri dari biaya pemeliharaan berupa penyemprotan hama jamur dan bakteri di

berpendidikan S1 sebanyak 6 orang atau 2.16%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peternak walet di kecamatan Lalan didominasi oleh peternak yang berpendidikan sederajat SD/SLTP.

4.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 4.1.2.1 Analisis Aspek Keuangan

Berdasarkan hasil survey, observasi dan melalui catatan-catatan dan dokumentasi yang penulis miliki, untuk membangun sebuah konstruksi rumah burung walet (RBW) dengan bangunan permanen ukuran 4 meter x 12 meter x 3 lantai di kecamatan Lalan kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan dibutuhkan dana investasi awal dan amortisasi pada tabel 2 sebagai berikut:

dalam RBW yang dilakukan secara rutin setiap 3 bulan sekali, biaya tenaga kerja, biaya listrik dan biaya air. Biaya operasional tersebut diprediksikan selama 15 tahun seperti dalam tabel 3 sebagai berikut: Tabel 2. Dana Investasi dan Amortisasi RBW Ukuran 4 x 12 x 3 Lantai

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019, diolah

Tabel 3. Dana Operasional Tahun ke1 sampai dengan Tahun ke 15

(25)

Kemudian untuk menentukan net benefit diperliukan proyeksi produksi, estimasi harga jual

Perhitungan Kriteria Investasi (1) Payback Period (PP)

Merupakan uji kelayakan investasi dengan

Investasi RBW Rp 186.439.100 Kas bersih tahun ke 1 Rp - 3.600.000

Rp 190.039.100 Kas bersih tahun ke 2 Rp 16.800.000 Rp 173.239.100

sarang burung walet, dan perhitungan pajak sarang burung walet dapat dilihat dalam tabel 4. berikut:

cara mengukur jangka waktu pengembalian investasi. Aliran kas (cash flow) adalah dasar perhitungan yang digunakan sehingga metode perhitungan adalah discounted, seperti tampak pada tabel berikut ini:

Kas bersih tahun ke 3 Rp 45.696.000 Rp 127.543.100 Kas bersih tahun ke 4 Rp 45.405.600 Rp 82.137.500

Kas bersih tahun ke 5 adalah sebesar Rp 82.137.500/ Tabel 4. Proyeksi Net Benefit dan Cost

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019, diolah

Tabel 5. Cash Flow RBW Uk. 4 x 12 x 3Lt

(26)

93.686.160 x 12 bulan = 10,52 bulan atau dibulatkan menjadi 11 bulan.

Dari perhitungan di atas diperoleh jangka waktu pengembalian investasi RBW ukuran 4 X 12 X 3 Lantai tersebut adalah selama 4 tahun 11 bulan.

,-(3) Net Present Value dari Arus Benefit dan Arus Cost (NPV)

NPV menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi dan merupakan selisih atau varian antara nilai yang sekarang dari manfa at dengan bia ya pada tingkat diskonto tertentu.

NPV = Total PV Kas Bersih – PV Investasi = Rp 418.340.774 – Rp 186.439.100 = Rp 231.901.674 (NPV positif) (4) Profitability Index (PI)

Profitability Index (PI) adalah metode yang menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang (proceeds) dengan nilai sekarang investasi (outlays).

(2) Break Event Point (BEP)

BEP adalah keadaan usaha yang telah mencapai suatu titik tidak untung dan juga tidak rugi atau pada titik impas.

(5) Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C merupakan metode yang membandingkan jumlah NPV positif dengan NPV negatif. Hasil perhitungannya dapat menggambarkan benefit yang akan diperoleh berapa kali lipat dari cost yang dikeluarkan. Dari data-data pada tabel 3 dapat dihitung Net B/C sebagai berikut:

Net B/C =

(6) Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah metode untuk menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan antara present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi seperti pada tabel 6. berikut ini:

(27)

Tabel 6. Nilai IRR Usaha RBW

Sumber: dokumentasi penulis, 2019, diolah NPV Positif

NPV = 188.199.002 - 186.439.100 = 1.759.902 NPV Negatif

NPV = 169.500.421 – 186.439.100 = -16.938.679

4.1.2.2 Analisis Aspek Pemasaran

Usaha peternakan walet ini layak dari segi aspek pemasaran, hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata hasil wawanca dalam kuisioner dengan responden sebesar 3,88 atau 77,71 termasuk kategori layak.

4.1.2.3 Analisis aspek Teknik

Usaha peternakan walet ini juga layak dari aspek teknk hal ini dibuktikan dari skor rata-rata hasil wawanca dalam kuisioner dengan responden sebesar 3,73 atau 74,67 termasuk kategori layak.

4.1.3 Analisis Statistik 4.1.3.1 Hasil Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengukur sejauhmana alat pengukur dapat mengukur apa yang hendak diukur, hasil analisis menunjukkan bahwa item-item pernyataan pada variabel-variabel valid pada taraf nyata 5%, karena nilai koefisien korelasi atau r hitung > r tabel (uji 2 sisi dengan signifikansi 0.05) dan jumlah data (n-2) = 279-2 = 277 adalah r tabel = 0.117. Hal ini menunjukkan bahwa item-item tersebut dapat dijadikan sebagai indikator terhadap variabel kuisioner ini.

4.1.3.2 Hasil Uji Reliabilitas

Uji r eliabilitas dipergunakan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk itu dilakukan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach’s diu kur berdasarkan skala Alpha Cronbach’s dengan angka 0 sampai 1. Menurut Sujiono (2007), reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Alpha Cronbach’s lebih dari 0.6. Berdasarkan hasil analisis, nilai alpha sebesar 0.723 lebih dari 0.117 maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian reliabel.

4.1.3.3 Analisis Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen

Analisis pengaruh variabel aspek keuangan (X1), aspek pemasaran (X2), aspek teknik (X3),

(28)

terhadap pendapatan peterna k walet (Y), menggunakan regresi linear berganda dengan

Dala m pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan analisis statistik. Untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat dijadikan ukuran terhadap parameter dalam populasi perlu dilakukan pengujian secara statistik.

4.1.2.1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Dari hasil pengolahan data analisis pada tabel 7. permodelan regresi yang didapat adalah sebagai berikut: Y = + 1X1 + 2X2 + 3X3 + Y = -13.473.147.32 - 0.014 + 803.284.19 + 318.373.05 Dimana: Y = Pendapatan (%) = konstanta 1, 2, 3 = koefisien regresi X1 = Aspek Keuangan X2 = Aspek Pemasaran X3 = Aspek Teknik

Dari hasil model regresi linear berganda yang terbentuk menunjukkan bahwa variabel aspek keuangan (X1) berpengaruh negatif terhadap pendapatan peternak walet (Y) dan variabel aspek pemasaran (X2) dan aspek teknik (X3) berpengaruh positif terhadap pendapatan peternak walet (Y).

Berdasarkan tabel 7. di atas, nilai koefisien dan signifikansi masing-masing variabel dapat diuraikan dalam analisis regresi linier secara parsial (Uji-t).

Tabel 7. Hasil Analisis Aspek Keuangan (X1), Pemasaran (X2), Teknik (X3) Terhadap Pendapatan Peternak Walet (Y) di Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin

bantuan SPSS versi 23.0, berikut adalah rangkuman hasil perhitungan tampak dalam tabel di bawah ini.

4.1.3.5 Hasil Analisis Regresi Linear secara Parsial (Uji-t)

Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah model regresi variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat seperti pada tabel 7. bahwa diperoleh nilai p-value yang bernilai < dari 0.05, pada tingkat kepercayaan sebesar 95% dapat dijelaskan bahwa pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh Aspek Keuangan (X1) Terhadap Pendapatan Peternak Walet (Y)

Berdasarkan hasil pengujian tingkat signifikan hitung sebesar 0.136 > dari 0.05 pada tingkat kepercayaan 95%, artinya tidak berpengaruh signifikan antara aspek keuanga n terhadap pendapatan peternak.

b. Pengaruh Aspek Pemasaran (X2) Terhadap Pendapatan Peternak Walet (Y)

Berdasarkan hasil pengujian tingkat signifikan hitung sebesar 0.000 < dari 0.05 pada tingkat kepercayaan 95%, artinya ada pengaruh signifikan antara aspek pemasaran terhadap pendapatan peternak.

c. Pengaruh Aspek Teknik (X 3) Terhadap Pendapatan Peternak Walet (Y)

Berdasarkan hasil pengujian tingkat signifikan hitung sebesar 0.001 < dari 0.05 pada tingkat kepercayaan 95%, artinya ada pengaruh signifikan antara aspek teknik terhadap pendapatan peternak. Sumber: Data diolah

(29)

4.1.3.6 Koefisien Korelasi Ganda

Koefisien korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (X1, X2, X3) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak. Berdasarkan keofisien korelasi ganda (r) diketahui bahwa koefisien korelasi ganda antara aspek keuangan (X1), aspek pemasaran (X2) dan aspek teknik (X3) dengan pendapatan peternak walet (Y) sebesar 0.585. Hasil ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama atau simultan ketiga variabel tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan variabel pendapatan adalah sebesar 58.5%.

4.1.3.7 Koefisien Determinan

Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Berdasarkan tabel 7, analisis determinan Nilai r-Squar e (r²) sebesar 0.343 menunjukkan bahwa persentase hubungan pengaruh variabel independen (aspek keuangan, aspek pemasaran dan aspek teknik) terhadap variabel dependen (pendapatan) sebesar 34.3% atau dengan kata lain bahwa variabel pendapatan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel aspek keuangan (X1) aspek pemasaran (X2), dan aspek teknik (X3) sebesar 34.3%.

4.1.3.8 Hasil Analisis Regresi Linear secara Simultan (Uji-F)

Uji-F merupakan uji model yang dilakukan untuk menguji keberartian persamaan regresi linear berganda dan keberart ian pengaruh variabel independen yaitu aspek keuangan (X1) aspek pemasaran (X2), dan aspek teknik (X3) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu pendapatan (Y).

Berdasarkan tabel 7, tingkat signifikansi sebesar 0.05, dengan tingkat signifikansi hitung sebesar 0.000 < 0.05, artinya ada pengaruh signifikan pada variabel independen; aspek keuangan (X1) aspek pemasaran (X2), dan aspek teknik (X3) terhadap pendapatan (Y).

4.2 Hasil Pengujian Hipotesis

H1: Usaha ternak sarang burung walet layak dari aspek keuangan, pemasaran dan teknik adalah terbukti.

Pembuktian hipotesis:

1. Kelayakan Aspek Keuangan

Usaha peternakan walet di kecamatan Lalan dapat dikatakan layak dari segi aspek finansial Payback period (PP) selama 4 tahun 11 bulan < dari umur proyek. BEP tercapai pada produksi sebanyak 30,17 kg atau penjualan pada nilai Rp 407.345.952 Nilai Net Present Value (NPV) positif pada tingkat suku bunga 12% sebesa r Rp 231.901.674 > 0,00, Profitability Index (PI) sebesar 2,2 yang berarti > 1. Net Benefit/Cost Ratio (Net B/ C) 4,75 kali, dan Internal Rate of Return (IRR) 26% > dari suku bunga pinjaman 12%. Hasil ini memberibukti bahwa ditinjau dari aspek keuangan layak untuk dilaksanakan.

2. Kelayakan Aspek Pemasaran

Usaha peternakan walet ini layak dari segi aspek pemasaran, hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata hasil wawanca dalam kuisioner dengan responden sebesar 3,88 atau 77,71 termasuk kategori layak.

3. Kelayakan Aspek Teknik

Usaha peter nakan wa let ini juga layak dari aspek teknk hal ini dibuktikan dari skor rata-rata hasil wawanca dalam kuisioner dengan responden sebesar 3,73 atau 74,67 termasuk kategori layak.

H2: Kelayakan aspek keuangan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pendapatan peternak sarang burung walet tidak terbukti sedangkan kelayakan aspek pemasaran dan teknik secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pendapatan peternak sarang burung walet adalah terbukti.

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji ValiditasX2 = Disiplin
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian
Tabel 1. Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo dalam mempromosikan obyek wisata khususnya obyek wisata unggulan seringkali tidak sesuai dengan kenyataan

Globalisasi yang melanda dunia saat ini berpengaruh pada perkembangan bahasa di seluruh dunia. Terjadi penyerapan berbagai unsur dari berbagai bahasa akibat

Interpretasi lapisan geologi bawah permukaan dilakukan dengan membuat lintasan pada peta kontur anomali lokal daerah penelitian (Gambar 7) dari zona anomali

UJI PUBLIK.. Nabi Muhammad Saw. dalam melaksanakan dakwahnya mendapatkan tekanan dari kaum Kafir Quraisy. Tekanan yang dimaksud, antara lain Nabi Muhammad Saw. dibujuk

1. Kesalahan koneksi antar topik matematika Secara umum kesalahan yang dilakukan peserta didik adalah kesalahan dalam menafsirkan keterangan dari soal, kesalahan dalam

pola pikir penulis dalam membuat konsep dan cara penggarapan tulisan yang baik dan benar sehingga mudah untuk dimengerti orang lain. Warsana, S.Sn., M.Sn., selaku dosen penguji

Atribut selanjutnya adalah atribut warna memiliki skor bi sebesar (3,40), skor tersebut berbeda pada atribut rasa, aroma dan tekstur, dimana hasil skor atribut warna

Kegiatan inti pembelajaran, pada pertemuan pertama guru mendapatkan nilai rata-rata 3,4 yang berarti sangat baik, karena guru sudah menyampaikan materi dengan baik sehingga