• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Hasil Analisis dan Interpretasi Data

4.3.1 Pembahasan 1

Gambar 4.1

Angle: Medium Shot

71 Tabel 4.1

Penerapan Peta Tanda Roland Barthes Pada Scene 1 1. Penanda

Dalam potongan scene ini terlihat dua anak kecil sedang duduk menghadap lapangan golf dengan gaya seperti orang dewasa

2. Petanda

Secara bersamaan dialog iklan dalam potongan scene tersebut adalah “nongkrong bareng sesama eksmud, ngomongin proyek besar biar keliatan sukses”

3. Tanda Denotatif

Scene tersebut menceritakan dua orang anak kecil yang mengikuti kebiasaan “nongkrong” orang dewasa di lapangan golf.

4. Penanda Konotasi

Scene ini memvisualisasikan realita anak-anak perkotaan yang suka meniru perilaku (gaya hidup) orang dewasa

5. Petanda Konotasi

“Nongkrong” sebagai gaya hidup orang masyarakat urban tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, namun juga anak-anak sebagai representasi generasi muda perkotaan. 6. Tanda Konotasi

Generasi muda perkotaan telah mengenal dan melakukan perilaku orang dewasa yang ditunjukkan dalam gaya hidup.

7. Mitos

Scene ini merepresentasikan mitos pendewasaan dini yang terjadi pada generasi muda yang berada dalam lingkaran gaya hidup perkotaan.

Gambar di atas adalah potongan scene yang berada pada posisi, dimana pengambilan gambar dalam scene tersebut menggunakan teknik

medium shot yang berarti memfokuskan pada perilaku objek. Setting

lapangan golf dalam suasana perkotaan mengkonotasikan kemewahan serta kelas sosial.

72 Berdasarkan penanda scene mengenai dua anak yang bergaya seperti orang dewasa di lapangan golf dan penanda dialog anak kecil yang membicarakan kehidupan orang dewasa, secara denotasi scene

tersebut menceritakan dua orang anak kecil yang mengikuti kebiasaan “nongkrong” orang dewasa di lapangan golf.

Dari makna denotasi, peneliti melihat scene ini berusaha memvisualisasikan realita anak-anak perkotaan yang suka meniru perilaku orang dewasa. Dalam realitanya, kini “nongkrong” sebagai gaya hidup orang masyarakat urban tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, namun juga anak-anak sebagai representasi generasi muda perkotaan.

Scene ini mengkonotasikan kondisi generasi muda perkotaan yang telah mengenal dan melakukan perilaku orang dewasa yang ditunjukkan dalam gaya hidup. Cara duduk dan mimik dua anak kecil di lapangan golf dengan salah satu anak kecil memegang tongkat golf dalam scene tersebut menggambarkan seolah-olah ia sudah mahir bermain golf, sedangkan golf adalah olahraga orang dewasa yang cukup sulit untuk dilakukan anak-anak, selain itu olahraga golf dikenal sebagai olahraga untuk kalangan menengah atas sebab biaya yang diperuntukkan olahraga golf tergolong mahal. Lantas, apa hubungan antara kelas sosial dan golf? Golf adalah salah satu simbol olahraga kelas atas. Selain itu, kelas menengah punya kebiasaan suka berkumpul

73 (komunitas). Dan olahraga golf sangat erat sekali dengan nuansa komunitasnya.68

Makna konotasi ini berkaitan dengan generasi muda perkotaan yang cenderung labil karena ada dalam posisi yang ambivalen. Menurut Grosseberg generasi atau anak muda merupakan posisi yang ambivalen dimana anak muda adalah penanda ideologis yang dibebani citra utopis masa depan bahkan ketika dia ditakutkan oleh orang lain sebagai ancaman norma dan regulasi yang ada.69 Jadi, anak-anak sebagai generasi muda dapat menjadi pihak yang diharapkan sekaligus yang dikhawatirkan. Diharapkan disini adalah sebagai generasi muda yang akan membuat perkembangan di masa depan. Dikhawatirkan disini adalah karena sifat anak muda yang masih belum mampu mengontrol emosi dalam dirinya yang masih labil, sehingga anak muda dapat menggeser norma-norma yang ada di masyarakat. Hal itulah yang menyebabkan generasi muda saat ini sudah tidak lagi memahami masanya, sehingga sering bertindak di luar kendalinya.

Berdasarkan pengamatan peneliti, mitos yang terkandung dalam

scene ini yaitu mitos pendewasaan dini yang terjadi pada generasi muda yang berada dalam lingkaran gaya hidup perkotaan, dimana seringkali anak mencontoh perilaku orang tua yang gaya hidupnya modern. Selain itu, konstruksi media yang banyak menyajikan konten-konten dewasa juga mempengaruhi perkembangan pola pikir generasi muda yang

68

http://radarmalang.co.id/golf-dan-araya-11560.htm, diakses tgl 18 oktober 1.33 69

74 cenderung mengikuti apa yang ditayangkan di televisi. Seperti yang diketahui, arus modernisasi dan globalisasi telah banyak membawa pengaruh untuk perubahan sikap pada masyarakat indonesia, tidak terkecuali anak-anak sebagai generasi muda.

Berdasarkan buku “Hurried Child, Growing Up Too Fast Too Soon”, mitos pendewasaan dini ini sesuai dengan pendapat David Elkind, seorang ahli psikologi anak yang menyebut pendewasaan dini dengan istilah the hurried child. Elkind mengatakan bahwa pendewasaan dini terjadi bukan hanya karena gaya hidup orang tua yang diterapkan pada anak, namun juga pengaruh media terhadap percepatan perkembangan anak yang dihadapkan pada model yang telah matang secara emosional dan intelektual, yang akhirnya membuat mereka berperilaku lebih matang pula, tidak sesuai dengan tahap perkembangan usia mereka.70

Salah satu faktor yang mendukung proses pendewasaan dini pada anak adalah kemajuan teknologi informasi didukung perangkat canggih yang bisa diakses siapa pun tanpa batas tempat dan usia, termasuk anak-anak. Gaya hidup lingkungan sekitar juga memberikan warna dalam perkembangan anak-anak secara mental dan biologis.71 Orang dewasa sebagai masyarakat perkotaan seringkali sengaja melibatkan anak-anak pada dunia mereka, seperti memberikan gadget sejak dini,

70

http://www.scribd.com/doc/33097846/David-Elkind 71

75 mengajak anak ke pusat perbelanjaan, dan perilaku-perilaku yang sejenisnya yang kerap kita temui dalam kehidupan perkotaan masa kini.

Dokumen terkait