• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Pembahasan

Bayi baru lahir menjalani berbagai perubahan biologis selama jam dan hari pertama setelah lahir. Walaupun kebanyakan bayi dapat menjalani penyesuaian yang dibutuhkan untuk hidup di luar rahim tanpa banyak kesulitan, tetapi kesehatannya tergantung pada perawatan yang diterimanya (Bobak, 2005).

Perawatan bayi baru lahir yang dilakukan oleh suku Batak Toba dalam penelitian ini adalah perawatan organ tubuh bayi, perawatan tali pusat, perawatan higiene dan kulit, perawatan saluran cerna, menghangatkan tubuh bayi, pemenuhan nutrisi, pemberian kekebalan, dan perawatan khusus lainnya.

3.1Perawatan Organ Tubuh

Setiap organ tubuh bayi harus dilakukan perawatan untuk mempertahankan kesehatan bayi dan mencegah timbulnya suatu penyakit. Berdasarkan wawancara dengan kelima partisipan, setiap organ tubuh bayi adalah penting untuk dirawat. Perawatan organ tubuh yaitu terdiri dari perawatan kepala, hidung, telinga, mulut, tangan, kuku, dan kaki.

3.1.1 Perawatan Kepala

Perawatan kepala yang dilakukan yaitu dimulai dengan membentuk kepala menggunakan bantal yang disebut sigundal bolon atau kain yang berisikan beras. Bantal tersebut bertujuan agar kepala wanita bagus mengenakan sanggul (konde) dan membentuk kepala agar tidak miring. Kepala bayi juga disembur dengan kemiri, sirih dan lada untuk menjaga ubun-ubun bayi dan fontanel bayi.

Kepala bayi baru lahir mungkin tampak tidak seimbang dan berbentuk lonjong seperti buah melon akibat tekanan di jalan lahir. Besar kepala tampak tidak proporsional dengan tubuhnya. Membran liat menutupi dua titik bukan kepala yang disebut fontanel, yakni tulang tengkorak yang belum menyatu. Fontanel anterior merupakan fontanel fontanel yang lebih besar berada di atas agak ke depan, menutup setelah usia 18 sampai 24 bulan. Sedangkan fontanel posterior terletak lebih belakang, menutup pada usia enam bulan (Kelly, 2010)

Menurut budaya Batak Toba fontanel tersebut harus ditutupi dengan kemiri, sirih dan jarango yang sudah dikunyah terlebih dahulu dan disembur ke kepala bayi sampai menutupi seluruh fontanel bayi supaya tidak masuk angin dan menjaga agar tidak mencederai kepala bayi. Kemiri, sirih dan jarango dipercayai mempunyai efek yang dapat melindungi kepala.

Sebuah Onkologi, National Institut for Cancer Research di Italia, menemukan kandungan

taxanes pada kulit dan daun tanaman kemiri yang dapat dijadikan obat penyakit kanker. Tidak hanya menyerang lemak tak jenuh. Kemiri juga mengandun Kemiri kaya akan vitamin E, serat Satu cangkir tepung kemiri (237ml) memiliki 20 gram karbohidrat dan 12 gram serat.

Minyak kemiri ternyata dapat juga digunakan dalam pr kulit. Bahkan, minyak ini diklaim sebagai minyak terbaik unt berminyak. Minyak ini pun bisa dimanfaatkan sebagai toner dan terbukti

dapat mengencangkan kulit. Bahkan, dapat membantu regenerasi sel dan memperkuat kapiler. Minyak kemiri juga biasa digunakan untuk pijat karena dapat memberikan minyak kemiri dalam menyaring sinar ultraviolet juga membuat minyak ini digunakan dalam pembuatan produk kecantikan penangkal UV.

Daun sirih mengandung minyak atsiri (betlephenol), seskuiterpen, pati,

diastase, gula, chavicol yang memiliki daya mematikan kuman, anti oksidasi fungisida, dan anti jamur. Daun sirih mengandung phenolic yang menstimulasi katekolamin. Daun sirih juga sudah dipakai untuk mengobati batuk, bronkhitis, gangguan lambung, rematik, menghilangkan bau badan, keputihan dan sebagainya. Bahkan air rebusan daun sirih digunakan untuk obat sariawan, pelancar dahak, pencuci luka, obat gatal-gatal, obat sakit perut, obat jantung, dan menghentikan perdarahan.

3.1.2 Perawatan Hidung dan Telinga

Perawatan bayi juga dapat dilakukan pada hidung dan telinga bayi. Hidung dan telinga dapat dibentuk dengan dipohol (dipijat dengan telapak tangan yang hangat). Hal ini berfungsi supaya hidung bayi menjadi mancung dan bagus menggunakan anting-anting.

Sentuhan alamiah pada bayi sesungguhnya sama artinya dengan tindakan mengurut atau memijat. Kalau tindakan ini dilakukan secara teratur dan sesuai dengan tata cara dan teknik pemijatan bayi, sehingga bisa menjadi terapi untuk mendapatkan banyak manfaat bagi bayi.

Menurut Utami Roesli (2005) terapi sentuhan (pijat) bisa memberikan efek positif secara positif, antara lain kenaikan berat badan dan peningkatan produksi ASI. Hal ini sudah dibuktikan oleh penelitian Field dan Scafidi dari Universitas Miami, yang menunjukkan bahwa 20 bayi prematur mengalami kenaikan berat badan 20-47% per hari setelah dipijat 3x5 menit selama 10 hari. Bayi cukup bulan usia 1-3 bulan yang dipijat 15 menit dua kali seminggu selama enam minggu mengalami kenaikan berat badan lebih tinggi dari pada kelompok bayi yang tidak dipijat. Bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus

(saraf otak ke 10). Ini membuat kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin naik sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik.

Menurut Rene Spitz (2005) bayi yang banyak memperoleh sentuhan jarang mengalami simptom hospitalimus (gangguan seperti di radang telinga tengah, campak, dan gangguan usus). Memijat bayi bisa juga dengan gerakan remasan. Menurut Ahr remasan berkhasiat pada jaringan penentu kelenturan otot yang terletak pada gelondong jaringan otot. Dengan kata lain, remasan dapat membuat otot bayi menjadi lebih kuat, sekaligus akan lebih melancarkan peredaran darah. Teknik remasan dilakukan pada bagian tungkai atau lengan dipadatkan menggunakan sisi tangan bagian dalam dan sedikit gerakan memeras.

3.1.3 Perawatan Mulut

Mulut bayi sama seperti juga anggota tubuhnya yang lain, sebaiknya selalu dibersihkan, meskipun gigi-geliginya belum tumbuh. Pada mulut bayi biasanya ditemukan bercak keputih-putihan yaitu merupakan bekas Air Susu Ibu (ASI). Untuk mencegah hal tersebut maka menurut suku Batak Toba, mulut bayi

dibersihkan dengan rambut ibu atau bulu ayam dengan cara menyapukan pada mulut bayi sampai bersih. Sebelum melakukan tindakan rambut Ibu atau bulu ayam tersebut harus dipastikan dalam keadaan bersih.

Menurut Ladewig, et al (2006) bercak putih pada membran mukosa yang tampak seperti penumpukan susu dan hal ini bisa mengindikasi jamur (Candida albicans). Untuk mencegah hal tersebut terjadi maka harus membersihkan mulut bayi. Jika mulut bayi senantiasa bersih maka bayi akan merasa nyaman sehingga kesehatan mulut bayi terjaga.

Penelitian analisis rambut didapatkan adanya nutrisi dan kadar racun terkandung dalam rambut. Analisis rambut memiliki kelebihan ketika mendeteksi keberadaan logam berat (Permanasari, 2010). Dalam rambut, kuku, dan gigi lah mineral-mineral dalam bentuk kecil disimpan. Selama struktur rambut tidak berubah, mineral tertanam dalam rambut dan kadarnya tidak berubah walaupun rambut memanjang. Analisis akurat memberikan konsentrasi mineral yang terakumulasi dalam rambut pada waktu pertumbuhan, sekitar satu sampai tiga bulan. Kandungan yang terdapat dalam rambut yaitu besi/Ar 55,85 (Ayurai, 2009).

3.1.4 Perawatan Tangan dan Kaki

Hasil penelitian menyatakan bahwa tangan dan kaki dibedung dengan menggunakan kain agar bayi tidak dapat bergerak-gerak. Cara membedung ini dapat membuat tangan lihai menari dan kaki terhindar dari kaki O. Tangan dan kaki juga dipohol supaya bayi pandai memanjat/menyadap nira (maragat).

Mamoholi juga dilakukan pada seluruh bagian tubuh mulai dari kepala sampai kaki.

Selama beberapa minggu pertama bayi dibungkus erat dengan selimut atau selendang. Bedung memberi bayi kehangatan dan perasaan disentuh yang konstan. Bedung membantu bayi merasa tenang untuk tidur dan merupakan cara yang baik untuk menenangkan bayi yang kolik, terutama jika dikombinasi dengan mengayun (Kelly, 2010)

3.2Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat bertujuan untuk mencegah dan mengidentifikasi perdarahan atau infeksi secara dini. Apabila ada perdarahan dari pembuluh darah tali pusat, maka harus memeriksa keadaan ikatan (Bobak, 2005)

Berdasarkan wawancara tali pusat bayi dipotong dengan menggunakan bambu beralaskan ubi/kunyit dan diikat dengan benang, baik benang biasa atau benang Manalu. Di Cina dan Jepang, pisau bambu juga digunakan untuk memotong tali pusar bayi pada saat dilahirkan .

Bambu memiliki bagian yaitu diantaranya pangkal, buku, tengah, dan ujung. Pada bagian pangkal dan buku memiliki kandungan pati yang lebih tinggi dibanding bagian tengah atau ujung. Selain pati, bambu merupakan bahan berlignin selulosa yang rawan terhadap serangan jamur. Bambu juga bersentuhan dengan tanah. Padahal tanah merupakan salah satu media tumbuh jamur pengotor (mould) dan jamur pewarna (stainingfungi) (Duryatmo, 2000).

Berdasarkan hasil wawancara, pusat bayi yang lembab akan diobati dengan abu sisa pembakaran kain berwarna hitam. Tali pusat tidak boleh ditutup

rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi (Ayurai, 2009)

Tujuan dari perawatan tali pusat adalah untuk mencegah infeksi dan meningkatkan pemisahan tali pusat dari perut. Dalam upaya untuk mencegah infeksi dan mempercepat pemisahan, banyak zat yang berbeda dan kebiasaan- kebiuasaan yang telah digunakan untuk perawatan tali pusat ini. Hanya dari beberapa penggunaannya yang telah dipelajari dengan baik. Timbulnya infeksi pada tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan bambu/gunting yang tidak steril, atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi abu, tanah, minyak daun-daunan, kopi dan sebagainya (Ellen, 2006).

3.3Perawatan Higiene dan Perawatan Kulit

Perawatan higiene dimulai dengan memandikan bayi dan menjaga kebersihan bayi. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir dan sebelum dimandikan harus dipastikan suhu tubuh stabil (suhu aksila 36,50C- 37,50C), jika suhu tubuh bayi di bawah suhu normal maka memandikan bayi ditunda (Rukiyah, 2010). Sebaliknya menurut suku Batak Toba, setelah bayi lahir maka harus segera dimandikan karena bayi dianggap kotor.

Menurut suku Batak Toba, bayi dimandikan dengan air hangat dengan campuran kemiri, daun Sona atau daun Leung. Seperti telah dijelaskan kemiri mempunyai kandungan alamiah yang sangat bermanfaat terutama bagi kulit.

mengandung serat (237ml) memiliki 20 gram karbohidrat dan 12 gram serat. Kemiri juga digunakan

sebagai toner dan terbukti

membantu regenerasi sel dan memperkuat kapiler.

Kebersihan bayi juga dijaga dari segi pakaian bayi. Pakaian bayi harus tetap dalam keadaan bersih dan kering, sehingga bayi akan merasa nyaman. Membersihkan pakaian dilakukan untuk mengurangi infeksi silang dan membuang sisa sabun, tinja, atau kemih yang dapat mengiritasi kulit bayi (Bobak, 2005).

Berdasarkan wawancara jika telinga bayi kemasukan air maka ibu harus segera menghisapnya keluar. Telinga yang kemasukan air akan membuat sumbatan pada telinga dan jika dibiarkan maka akan menimbulkan infeksi di bagian dalam telinga.

3.4Perawatan Saluran Cerna

Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme, dan mengabsorpsi protein dan karbohidrat sederhana, serta mengemulsi lemak. Karakteristik enzim dan cairan pencernaan sudah ditemukan pada bayi baru lahir. Kemampuan bayi baru lahir untuk mencerna karbohidrat, lemak dan protein diatur oleh beberapa enzim tertentu. Kebanyakan enzim ini telah berfungsi saat bayi lahir, kecuali enzim amylase, yang diproduksi oleh kelenjar saliva setelah tiga bulan dan oleh pancreas pada usia sekitar enam bulan (Bobak, 2005)

Saat bayi lahir, usus bagian bawah penuh dengan mekonium. Mekonium yang dibentuk selama janin dalam kandungan berasal dari cairan amnion dan unsure-unsurnya, dari sekresi usus dan dari sel-sel mukosa. Mekonium berwarna hijau kehitaman, konsistensi kental dan mengandung darah samar. Bayi baru lahir yang diberi makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan tinja daripada yang makan kemudian (Bobak, 2005).

Menurut hasil wawancara perawatan saluran cerna pada bayi dilakukan yaitu dengan memberikan kemiri secukupnya yang sudah dikunyah terlebih dahulu kepada bayi supaya dapat Buang Air Besar (BAB) dan akhirnya kotorannya yang menyerupai darah dapat keluar dengan lancar. Jika kotoran tidak keluar maka akan dapat menimbulkan penyakit.

3.5Menghangatkan Tubuh Bayi

Perawatan bayi baru lahir yang efektif didasarkan pada upaya mempertahankan suhu optimal udara di ruangan. Suhu tubuh dipertahankan supaya tetap berada pada batas sempit suhu tubuh normal dengan memproduksi panas sebagai respon terhadap pengeluaran panas. Hipotermia akibat pengeluaran panas secara berlebihan adalah masalah yang membahayakan hidup bayi baru lahir (Bobak, 2005).

Menghangatkan tubuh bayi dalam budaya Batak Toba dapat dilakukan dengan martataring (perapian) dengan bayi dimandarbagashon (dimasukkan ke dalam sarung Ibu) dan dilanjutkan dengan mamoholi (memijat bayi dengan tangan yang hangat). Api merupakan modal utama bagi bayi baru lahir dan digunakan

untuk mamoholi bayi sehingga badan bayi lebih sehat, kuat dan terhindar dari penyakit dan angin-angin.

Mamoholi juga dapat berfungsi untuk membentuk bagian tubuh bayi supaya lebih ideal misalnya hidung, telinga, kaki, tangan, dan lain-lain. Api digunakan menjaga bayi agar tetap hangat sehingga bayi akan merasakan nyaman dan tidak kedinginan sehingga bayi akan dapat tidur dengan pulas. Api juga digunakan untuk menangkal angin-angin yang dapat menyebabkan kematian pada bayi dalam ritual khusus.

Mekanisme pengaturan temperatur bayi baru lahir belum berfungsi sempurna, oleh karena itu jika tidak ddilakukan pencegahan kehilangan panas maka bayi akan mengalami hipotermia (Rukiyah, 2010). Bayi dengan hipotermia sangat beresiko mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada dalam ruangan yang hangat (JNPK-KR, 2007 dalam Rukiyah, 2010).

Bentuk interaksi orang tua dengan bayinya, dimana ibu menggendong bayinya dengan kontak kulit dengan kulit pada posisi vertikal, kepala diantara payudaranya selama 20 menit atau lebih disebut dengan metode kanguru. Dianjurkan penggunaan metode kanguru ini selama 24 jam penuh namun penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan lima jam sehari sudah berdampak positif

Keuntungan yang didapat dengan metode kanguru yaitu: stabilisasi suhu tubuh, stabilisasi laju denyut jantung dan pernafasan, pengaruh terhadap berat badan dan pertumbuhan, pengaruh terhadap tingkah laku, memfasilitasi

pemberian ASI, pengaruh terhadap kejadian infeksi, mendorong kelekatan dan ikatan emosional dengan orang tua,dan memperpendek masa rawat inap di rumah sak

Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia dengan penggunaan metode kanguru didapatkan bahwa: suhu tubuh BBLR lebih stabil dalam waktu satu minggu dan berat badan lebih cepat naik pada metode kanguru dibandingkan pada perawatan konvensional (inkubator); walaupun keadaan umum bayi yang mendapat metode kanguru kurang menguntungkan tetapi lebih jarang mengalami hipotermia dan kecepatan kenaikan berat badannya lebih besar; penggunaan metode kanguru pada awal kehidupan bayi terbukti lebih baik dibandingkan inkubator untuk menstabilkan suhu tubuh BBLR dengan keamanan yang setara dengan incubator (www.community.siutao.com, 2011)

Berdasarkan hasil studi para ilmuwan Denmark yang dipublikasikan dalam jurnal dari American Chemical Society, Chemical Research in Toxicology, mendapatkan bahwa partikel tak terlihat yang terhirup ke paru-paru dari asap kayu bakar menimbulkan beberapa dampak yang merugikan kesehatan. Informasi yang terkait dengan dampak menghirup asap kayu bakar masih relatif sedikit, walaupun jutaan orang di seluruh dunia menggunakan kayu untuk penghangat dan memasak.

Partikel udara dari asap kayu bakar murni cenderung menjadi yang paling berpotensi bahaya karena ukuran partikel ini cukup kecil sehingga terhirup hingga ke bagian terdalam dari paru-paru. Selain itu, asap kayu bakar mengandung kadar hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) yang lebih tinggi. Ketika diuji pada kultur sel manusia, asap murni dari kayu bakar ini juga menyebabkan kerusakan lebih

pada materi genetik (DNA), lebih menyebabkan peradangan, dan mempunyai aktivitas lebih besar dalam membangkitkan gen yang dikaitkan dengan penyakit.

Mamoholi adalah pijat pada bayi dengan menggunakan tangan yang sudah panas dari tataring. Manfaat pijat bayi bagi bayi yaitu: meningkatkan daya tahan tubuh, memperbaiki peredaran darah dan pernapasan, merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan, meningkatkan kenaikan berat badan, mengurangi stress dan ketegangan, meningkatkan kesiagaan, membuat tidur lelap, mengurangi rasa sakit mengurangi kembung dan sakit perut, meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayi, dan meningkatkan produksi ASI (Rakhmawati, 2007).

3.6Pemenuhan Nutrisi

Nutrisi bayi yang utama adalah Air Susu Ibu (ASI) karena mengandung hampir semua zat gizi dengan komposisi sesuai kebutuhan bayi tetapi kecukupan komposisinya hanya sampai usia empat bulan (The Children Indonesia, 2009). ASI ialah makanan pilihan utama untuk bayi. Menyusui memberi banyak keuntungan: nutrisi, imunologi, dan psikologis (Bobak, 2005). Prinsip pemberian ASI adalah sedini mungkin dan eksklusif. Bayi baru lahir harus mendapat ASI dalam waktu satu jam setelah lahir (Rukiyah, 2010).

Laktasi terjadi dibawah pengaruh berbagai kelenjar endokrin, terutama hormon-hormon hipofisis prolaktin dan oksitosin. Keadaan ini dipengaruhi oleh isapan bayi dan emosi ibu. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses laktasi yaitu laktogenesis (permulaan produksi susu) dimulai pada tahap akhir kehamilan, produksi susu, ejeksi susu, dan kolostrum. Kolostrum berwarna kuning kental, mengandung antibodi vital dan nutrisi padat dalam volume kecil sesuai untuk

makanan awal bayi. menyusui dini yang efesien berkorelasi dengan penurunan kadar bilirubin darah (Bobak dkk, 2005)

Suku Batak Toba menganggap bahwa Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan utama dan hal terpenting bagi bayi, tetapi mereka menganggap ASI belum cukup untuk membuat bayi kenyang. Tanda-tanda seorang bayi tidak kenyang adalah menangis dan rewel, jadi perlu memberikan makanan tambahan yaitu bubur nasi yang disaring dicampur dengan bayam, tomat atau wortel atau air tajin bekas menanak nasi. Bayi tidak segera diberikan ASI karena kepada bayi diberikan kemiri yang sudah dikunyah oleh ibu terlebih dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa bayi tidak diberikan ASI eksklusif. Berdasarkan wawancara lanjutan didapatkan bahwa sejak pertama kali keluar ASI sudah diberikan kepada bayi, baik ASI yang kekuning-kuningan maupun ASI yang putih.

Menyusui harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan apapun disebut dengan inisiasi menyusui dini (IMD). Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu. Bayi yang lahir normal diletakkan di perut ibu segera setelah lahir. Kulit ibu melekat pada kulit bayi selama setidaknya satu jam, dalam usia 20 menit bayi merangkak kearah payudara, dan pada 50 menit bayi tersebut akan menyusu. Hypothermi akan terhindar karena kulit ibu mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan suhunya dengan suhu yang dibutuhkan bayi (Bobak dkk, 2005)

Asi eksklusif adalah pemberian air susu ibu saja kepada bayi umur 0 – 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi (pengobatan penyakit) (Dewa, 2010). Makanan tambahan dapat diberikan pada usia enam bulan karena jika diberikan terlalu dini akan menurunkan konsumsi

ASI dan bayi mengalami gangguan pencernaan atau bisa diare (The Children Indonesia, 2009). Pemberian makanan padat yang terlalu dini hanya akan mengisi lambung bayi dan bayi tetap kekurangan zat gizi yang diperlukan. Penundaan pemberian makanan tambahan membantu bayi terhindar dari alergi akibat makanan dan manifestasi alergik, seperti ekzema dan asma (Kelly, 2010).

Tumbuh kembang bayi tergantung pada makanan yang dikonsumsi ibu karena seorang bayi masih menyusui, sehingga ibu harus mengkonsumsi makanan atau minuman yang berpengaruh pada ASI misalnya mengkonsumsi banyak sayur Torbangun (bangun-bangun), minum tuak, dan minuman beralkohol lain contohnya bir hitam, makanan yang bergizi tinggi misalnya sup, serta mengurangi makanan yang pedas supaya bayi tidak sakit perut.

Menurut Mahmud et al. (1995 dalam Marlina, 2007) daun Torbangun (Coleus Amboinicus Lour) berpotensi sebagai bahan pangan sumber zat besi, provitamin A (karoten), dan kalsium. Dalam 100 gram bahan, daun Torbangun mengandung kalsium sebesar 279 mg, besi sebesar 13,6 mg, dan karoten total sebesar 13 288 mg. Komposisi zat gizi daun Torbangun yang terdapat dalam daftar komposisi bahan makanan menyebutkan bahwa dalam 100 gram daun Torbangun mengandung lebih banyak kalsium, besi, dan karoten total dibandingkan dengan daun katu (Sauropus androgynus).

Menurut Mardisiswojo dan Rajakmangunsudarso (1985 dalam Marlina, 2007) dalam daun Torbangun terdapat banyak kalium (6,46 % dari berat kering pada K2O) dan minyak atsiri (0,043 % pada daun yang segar atau 0,2 % pada

daun kering). Weehuizen di dalam Heyne (1987 dalam Marlina, 2007) menyatakan bahwa dari 120 kg daun kering segar kira–kira terdapat 25 ml minyak

atsiri yang mengandung phenol (isopropyl-O-kresol). Lebih lanjut disebutkan bahwa phenol tersebut berperan sebagai antisepticum yang bernilai tinggi. Minyak atsiri dari daun Torbangun ternyata juga mempunyai aktivitas tinggi melawan infeksi cacing (Vasquez et al., 2000 dalam Marlina 2007).

Daun Torbangun merupakan salah satu sumber bahan pangan yang secara turun temurun dikonsumsi oleh masyarakat suku batak dan dipercaya berkhasiat sebagai pelancar ASI. Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah Damanik (2005), bahwa konsumsi daun Torbangun pada ibu menyusui dapat meningkatkan total volume ASI. Dari hasil penelitian, selain sebagai bahan pangan pemulih tenaga dan untuk memperbanyak ASI, daun Torbangun juga dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional untuk penyembuhan beberapa penyakit seperti sariawan, demam, sakit kepala, influenza, dan rheumatik (Damanik et al, 2001; Siagian dan Rahayu, 2000). Berdasarkan penelitian Silitonga (1993 dalam Marlina, 2007) selain meningkatkan produksi air susu induk tikus, ternyata konsumsi daun Torbangun dapat berakibat pada peningkatan bobot badan anak tikus.

Berdasarkan penelitian Ikegami (1997) tuak merupakan sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren (Arenga pinnata). Dalam bahasa Indonesia, sadapan dari enau atau aren disebut nira. Nira tersebut manis rasanya, sedangkan ada dua jenis tuak sesuai dengan resepnya, yaitu yang manis dan yang pahit (mengandung alkohol). Biasanya kaum wanita Batak Toba tidak minum tuak. Namun demikian, menurut tradisi Batak Toba, wanita yang baru melahirkan akan

Dokumen terkait