BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul “Penggunaan
Pemodelan untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Geometri Bangun
Datar dengan Pendekatan PMRI di SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta”, memperoleh
tes kemampuan memahami dan keterlaksanaan PMRI dalam pembelajaran
Matematika, yang diuraikan sebagai berikut.
1. Kemampuan Memahami
Peneliti memperoleh data tentang tingkat kemampuan memahami siswa
dengan menggunakan Soal Evaluasi Tes Kemampuan Memahami. Soal evaluasi yang
digunakan peneliti memuat lima indikator memahami yang harus dimiliki seorang
siswa untuk membuktikan bahwa siswa mampu memahami konsep geometri bangun
datar, yaitu (1) memberikan contoh dari suatu konsep, (2) menggambarkan konsep
dengan suatu model, (3) mengubah suatu bentuk ke bentuk lain, (4) membandingkan
beberapa bentuk dalam sebuah konsep, dan (5) menyatakan ulang sebuah konsep.
Seorang siswa dikatakan mampu memahami konsep bangun datar jika menguasai
kelima indikator tersebut.
Kelima indikator ini kemudian dijabarkan menjadi sepuluh soal tes uraian
tertulis yang diberikan kepada siswa disetiap akhir siklus.Seorang siswa dikatakan
mampu memahami materi jika nilai setiap indikator dapat mencapai nilai di atas
KKM.KKM yang ditentukan peneliti sesuai dengan KKM mata pelajaran Matematika
di sekolah dasar tempat penelitian, yaitu 72.
Pada siklus I, indikator memberikan contoh dari suatu konsep dituangkan
dalam soal nomor 1 dan 2, dengan hasil persentase jumlah siswa tuntas sebesar
100%. Indikator menggambarkan konsep dengan suatu model dituangkan dalam soal
nomor 3, dengan hasil persentase jumlah siswa tuntas sebesar 96,4%. Indikator
hasil persentase jumlah siswa tuntas sebesar 100%. Indikator membandingkan
beberapa bentuk dalam sebuah konsep dituangkan dalam soal nomor 6 dan 7, dengan
hasil persentase jumlah siswa tuntas sebesar 82,1%. Indikator menyatakan ulang
sebuah konsep dituangkan dalam soal nomor 8, 9, dan 10, dengan hasil persentase
jumlah siswa tuntas sebesar 28,6%. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa
kemampuan memahami siswa untuk indikator menyatakan ulang sebuah konsep
masih belum tercapai.
Pada siklus II, indikator memberikan contoh dari suatu konsep dituangkan
dalam soal nomor 1 dan 2, dengan hasil persentase jumlah siswa tuntas sebesar
86,2%. Indikator menggambarkan konsep dengan suatu model dituangkan dalam soal
nomor 3, dengan hasil persentase jumlah siswa tuntas sebesar 89,6%. Indikator
mengubah suatu bentuk ke bentuk lain dituangkan dalam soal nomor 4, 5, dan 6,
dengan hasil persentase jumlah siswa tuntas sebesar 100%. Indikator membandingkan
beberapa bentuk dalam sebuah konsep dituangkan dalam soal nomor 7 dan 8, dengan
hasil persentase jumlah siswa tuntas sebesar 93,1%. Indikator menyatakan ulang
sebuah konsep dituangkan dalam soal nomor 9 dan 10, dengan hasil persentase
jumlah siswa tuntas sebesar 100%. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa
terjadi peningkatan kemampuan memahami siswa untuk indikator menyatakan ulang
sebuah konsep.
Data persentase hasil tes kemampuan mamahami untuk kelima indikator
Tabel 4.33 Hasil Pencapaian Akhir Siklus
Peubah Indikator Kondisi
Awal Target Capaian Akhir Siklus Akhir Siklus I Akhir Siklus II Kemampuan memahami Memberikan contoh dari suatu konsep
40,5% 70% 100% 86,2% Menggambarkan
konsep dengan suatu model
40,5% 70% 96,4% 89,6%
Mengubah suatu bentuk ke bentuk lain
40,5% 70% 100% 100% Membandingkan
beberapa bentuk dalam sebuah konsep
40,5% 70% 82,1% 93,1%
Menyatakan ulang sebuah konsep
40,5% 70% 28,6% 100%
Berdasarkan data yang telah diperoleh selama penelitian, dapat diketahui
adanya peningkatan antara persentase jumlah siswa tuntas pada kondisi awal dengan
persentase jumlah siswa tuntas pada akhir siklus II.Dengan demikian, peneliti
menyimpulkan bahwa penggunaan pemodelan dalam pembelajaran Matematika dapat
meningkatkan kemampuan memahami konsep geometri bangun datar dengan
pendekatan PMRI pada siswa kelas V-C SDN Ungaran 1 Yogyakarta.
2. Keterlaksanaan Penggunaan Pemodelan dengan Pendekatan PMRI
Terdapat lima karakteristik pendekatan PMRI, yaitu (1) penggunaan masalah
kontekstual, (2) penggunaan pemodelan, (3) penggunaan kontribusi siswa, (4)
penggunaan interaktivitas siswa, dan (5) intertwining. Penelitian ini menggunakan karakteristik penggunaan pemodelan.Keterlaksanaan penggunaan pemodelan dalam
kuesioner respon siswa, hasil observasi, dan hasil wawancara dengan guru. Dalam
kuesioner respon siswa, setiap karakteristik dituangkan dalam 6 item pernyataan,
sehingga terdapat 30 item pernyataan yang merupakan gabungan dari setiap
karakteristik. Dalam lembar observasi, terdapat tujuh pernyataan untuk melihat
penggunaan karakteristik pemodelan dalam pembelajaran Matematika.Dalam lembar
wawancara dengan guru, terdapat 12 pertanyaan untuk melihat pendapat guru
mengenai keterlaksanaan PMRI karakteristik pemodelan dalam pembelajaran
Matematika.
Dalam kuesioner respon siswa, pernyataan mengenai karakteristik pemodelan
terdapat pada pernyataan nomor 13-18.Kategorisasi hasil pengukuran respon siswa
menggunakan skala Likert.Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa rata-rata
sikap atau minat siswa terhadap pembelajaran Matematika dengan menggunakan
karakteristik Pemodelan termasuk dalam kategori tinggi.
Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan PMRI penggunaan pemodelan
pada siklus I dan siklus II terlihat bahwa guru sudah menggunakan contoh-contoh
konkret yang dekat dengan siswa sebagai materi dalam pembelajaran.Siswa sudah
dapat menggunakan strategi informalnya untuk menyelesaikan permasalahan
matematika dengan baik.Siswa terlihat sudah mampu menyimpulkan sendiri materi
yang sudah dipelajari dengan menggunakan bahasa sendiri.Selain itu, guru terlihat
sudah menjadi fasilitator yang baik bagi siswa dan mampu menjembatani strategi
Dalam pembelajaran yang berlangsung di kelas, guru sudah dapat memotivasi
siswa dengan kalimat-kalimat penyemangat, cerita-serita singkat, yel-yel, dan
permainan singkat dengan baik.Dengan adanya motivasi yang diberikan guru, siswa
dapat memiliki semangat untuk mengikuti pembelajaran. Guru sudah mampu
menggunakan media pembelajaran dengan baik dan efektif, sehingga siswa dapat
memahami konsep geometri bangun datar dengan mudah.
Dalam menyelesaikan permasalahan matematika bersama kelompok, terlihat
bahwa siswa mampu menemukan sendiri cara-cara untuk menyelesaikan masalah
yang ada denagn tepat. Siswa tidak hanya berpatokan dengan materi dan cara yang
diberikan guru, namun siswa juga menggunakan caranya sendiri untuk menyelesaikan
permasalahan. Setiap siswa dalam kelompok mampu menggunakan cara-caranya
sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang dilakukan pada akhir siklus I
dan siklus II, dapat diketahui bahwa siswa sudah mampu menyimpulkan sendiri
materi yang dipelajari, namun masih membutuhkan bimbingan dan arahan dari
guru.Penggunaan media dan contoh-contoh konkret yang dekat dengan siswa dapat
memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran yang mereka pelajari.Tingkat
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dapat meningkat ketika guru