BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.3 Pembahasan
Berdasarkan dari hasil penelitian di atas, penulis akan menyajikan pembahasan CSR untuk mengetahui fakta secara mendalam tentang teori atau konsep dari hasil penelitian dan menjurus pada ISO 26000 yang menginterpretasikan CSR sebagai tanggung jawab suatu perusahaan terhadap efek dari keputusan dan aktivitas terhadap lingkungan dan masyarakat, dengan sikap yang etis dan terbuka. Maka, yang telah di dapat dari data primer dan sekunder sehingga diperoleh gambaran mengenai Tantangan Implementasi dari CSR PT Vale Indonesia Tbk selama masa pandemi Covid-19.
Pada data primer diketahui dari wawancara bahwa ada banyak program CSR yang telah perusahaan implementasikan seperti pada bidang sarana, prasarana, dan pendidikan yang pada akhirnya terhambat dikarenakan pandemi covid-19 yang tidak memperbolehkan adanya kerumunan orang di ruang tertutup maupun meminimalkan
56 terjadinya kumpul-kumpul di ruangan terbuka. Selain mendapatkan tantangan dari pandemi covid-19, perusahaan juga mendapat tantangan perizinan dari pemerintah setempat saat ingin melakukan atau mengimplementasikan program CSRnya. Lalu di perparah oleh tantangan terhadap perekonomian yang sedang tidak stabil dikarenakan pandemi yang menyebar dengan cepat. Implementasi bertujuan untuk meningkatkan citra perusahaan yang pada akhirnya mengharuskan untuk melakukan divestasi saham terhadap perusahaannya. Karena tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu dari strategi untuk melakukan pembauran terhadap kepedulian sosial untuk menjalankan usaha dan hubungan dengan para stakeholder dengan mengikuti asas dari kemitraan dan kesukarelaan.
Salah satunya sarana penunjang untuk tenaga kesehatan yang telah di berikan PT Vale Indonesia kepada masyarakat sekitar area pemberdayaan termasuk pemberian alat kesehatan kepada tenaga kesehatan Rumah Sakit. Kesehatan menjadi salah satu hal terpenting dan PTVI sadar dan fokus akan hal tersebut sehingga mereka membentuk citra positif perusahaan mereka besar-besaran melalui bantuan kesehatan dan kemanusiaan selama masa pandemi Covid-19. Hal ini menunjukkan bahwa adanya keterlibatan perusahaan secara langsung menjalankan programnya dengan menyelenggarakan aktivitas sosialnya dan menyerahkan donasi kepada masyarakat tanpa adanya perantara dari pemerintah.
Menurut Kakak Admin dari Social Development Program PT Vale Indonesia Tbk, perusahaan juga telah menambahkan dokter dan perawat profesional untuk tinggal selama pandemi berlangsung dalam membantu menangani pasien yang terkena covid maupun yang masih dalam gejala dan untuk membantu prosesnya vaksinisasi di Soroako. Vaksin yang diberikan oleh perusahaan adalah vaksin sinopharm pada dosis pertama dan dosis kedua. Kegiatan ini membentuk kepedulian dan kesadaran publik atas pandemi yang sedang terjadi dengan menyajikan fakta dan data statistik dari hasil kerjasama dengan pemerintahan, selain itu juga perusahaan berupaya untuk mengambil minat publik dalam mengenal permasalahan sosial yang ada lebih detail dan dapat di dapatkan melalui website, tool kit atau brosur lainnya.
Adanya program vaksinasi ini membentuk keterlibatan perusahaan secara langsung dalam menjalankan programnya.
Menurut Bapak Senior Koordinator SDP Eksternal PTVI, jika program diluar
57 dari konteks kesehatan, mereka memfokuskan pada program mereka yang telah terbentuk dari tahun 2018 yaitu program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Galeri, yang sebagai penunjang para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) daerah untuk membantu meningkatkan perekonomian daerah, kreativitasan masyarakat daerah yang selama berada di rumah dapat membuat kerajinan atau masakan yang dapat dijual secara luas baik dalam daerah maupun luar daerah. Semua kembali pada kepercayaan dan kemauan masyarakat untuk menjualkan atau mempromosikan jualan mereka di UKM Galeri yang telah di sediakan oleh perusahaan, tidak ada pemaksaan dari pihak Eksternal PT Vale Indonesia Tbk. Hal ini mempengaruhi social marketing program CSR perusahaan seperti mendapat keuntungan dengan memberikan peningkatan ke penguatan merek perusahaan di mata investor dan menunjang nilai jual, antusiasme relasi perusahaan, dan berdampak kepada transformasi sosial. Keresahan muncul setelah adanya pemberian fasilitas prasarana umum dari perusahaan untuk masyarakat sekitar. Sampai pada pengrusakan yang dilakukan oleh oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab dan juga melakukan vandalisme terhadap fasilitas hingga ada yang mengambil beberapa material yang ada. Dengan adanya pengembangan fasilitas untuk masyarakat ini perusahaan sampai mendesain fasilitasnya dengan standar keamanan yang telah disepakati sebelumnya, kemudian perusahaan juga telah mengembangkan perbaikan secara berproses, memilih bahan material yang aman dan yang terbaik untuk dipakai, dan semua fasilitas tersebut guna menunjang kenyamanan karyawan, keluarga karyawan, dan masyarakat setempat yang berada di area perusahaan. Pak Ichman juga sempat menambahkan bahwa jika ada pemberontakan dari ormas biasanya sering di jumpai pertigaan Towuti yang jaraknya ke pabrik PTVI tidak terlalu jauh dan memang lokasi itu strategis karena berada diantara Sorowako yang notabenenya letak dari pabrik PT Vale dan Wasuponda yang jaraknya lumayan jauh dari lokasi pabrik.
Pada awalnya keresahan ini telah di perbaiki dan berharap tidak ada lagi, tetapi setelah melakukan perbaikan fasilitas di tempat yang sama masih tetap ada saja masyarakat yang kurang menjaga fasilitas yang sudah diberikan dan perusahaan berhak untuk tidak memberikannya lagi demi kenyamanan bersama. Karena ada beberapa orang yang awalnya merasa fasilitas itu aman tetapi menjadi tidak aman
58 dan tidak nyaman dikarenakan adanya beberapa anak muda yang datang dan mengganggu di area fasilitas tersebut, contohnya ada beberapa taman bermain yang di temukan dan telah di dokumentasikan oleh peneliti pada hasil penelitian. Program PPM menjadi program unggul selama masa pandemi Covid-19 ini, Pak Ichman mengakui bahwa program terbanyak CSR mereka berada pada program PPM dengan melakukan pendekatan Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri (PKPM).
Program ini menyinggung proses aktivitas dalam melakukan promosi perusahaan seperti dalam memilih kegiatan yang berhubungan dengan tujuan dari misi perusahaan, memilih beberapa isu permasalahan sosial yang yang berkaitan dengan perusahaan, memberikan kepercayaan bahwa orang yang memegang tanggung jawab adalah orang pilihan dari perusahaan, dan memberikan sosialisasi sebagai pengembangan yang bersifat jangka panjang kepada masyarakat. Karena nantinya jika PT Vale Indonesia sudah tidak memanjangkan kontraknya di Luwu Timur, masyarakat menjadi lebih bisa mandiri untuk menemukan pekerjaannya sendiri dengan mengoptimalkan keadaan lingkungan sekitarnya.
Terbentuknya PKPM juga untuk masyarakat sekitar yang berarti perusahaan mengirimkan tim Social Development Program untuk menyempatkan waktunya secara sukarela dalam membantu masyarakat yang menjadi tujuan program eksternal.
Bukan hanya masyarakat yang tidak bekerja (karyawan perusahaan) saja yang mendapat keuntungannya, tetapi program PKPM ini juga untuk karyawan perusahaan dan ini akan membentuk hubungan yang tulus di antara masyarakat dan juga untuk meningkatkan kepuasan serta motivasi para karyawan. Yang berarti program ini diharapkan memunculkan rasa memiliki terhadap program yang dijalankan pada diri masyarakat hingga dapat ikut serta dalam memelihara dan menjaga program dengan baik, berkurangnya keresahan dan keluhan masyarakat terhadap perusahaan, serta meningkatkan kerukunan antara masyarakat daerah tiap kecamatan dengan perusahaan sendiri. Keresahan inilah yang memengaruhi Implementasi CSR juga seperti adanya pemimpin yang menjadi dasar penerapan program CSR, adanya proporsi bantuan dengan anggaran yang banyak untuk menghasilkan program yang baik, terdapat akuntabilitas dan transparansi perusahaan, adanya identifikasi dari penerima donasi menurut skala prioritas yang telah ditetapkan, adanya mekanisme monitoring dan evaluasi perencanaan pada proyek, melibatkan pemegang saham untuk ikut dalam proyek dan diberikannya jaminan,
59 keberlanjutan terhadap program, dan hasil nyata dari program.
Pak Ichman menyampaikan hal yang menjadi perhatian khusus dalam konteks tanggung jawab sosial perusahaan adalah pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan, dalam hal ini termasuk anak-anak karyawan PT Vale. Pada program corporate philanthropy (Kotler, 2005:144), perusahaan melakukan kontribusi dalam bentuk charity atau sumbangan tunai atau lainnya. Dalam hal ini perusahaan memberikan program pendidikan berupa beasiswa kepada anak-anak karyawan yang berprestasi berdasarkan hasil seleksi prestasi akademik dan prestasi lainnya dalam jenjang SMA sampai dengan gelar Doktor (S3) dan selama memasuki masa pandemi ini beasiswa juga masih tetap berjalan dan tidak di hentikan oleh perusahaan.
Harapan dari masyarakat pemberdayaan yang menginginkan program beasiswa ini tetap dapat berjalan sebagaimana Ibu Ernawati yang selaku Ibu Rumah Tangga sekaligus menjadi karyawan swasta yang tidak lama lagi menginjak masa pensiunnya di tahun 2022 ini merasa sangat terbantu dalam program pendidikan dari perusahaan.
Pada hasil dokumentasi yang di dapat melalui website vale.com bahwa program beasiswa S2 dan S3 adalah program terbaru dari CSR Eksternal. Pengakuan dari salah satu masyarakat membuktikan bahwa PT Vale Indonesia tidak salah dalam menentukan target dan mengimplementasikan program-programnya, kepercayaan dari masyarakat sangat penting bagi perusahaan. Maka dari itu perusahaan tidak akan memberhentikan program yang dianggap penting dan berkesan di masyarakat.
Manfaat penerapan tanggung jawab sosial perusahaan pada masyarakat setempat yaitu dengan menciptakan peluang kesempatan kerja dan pengalaman kerja, adanya pembagian penanaman modal bagi masyarakat, efisiensi teknik dan pribadi pekerja yang terlibat, dan keterwakilan ekonomi sebagai strategi promosi bagi masyarakat setempat. Setelah mendapatkan apa yang diberikan perusahaan maka manfaat yang di dapat dari masyarakat kepada perusahaan yaitu mendapatkan reputasi yang lebih baik, mendapatkan izin untuk beroperasi secara sosial, mendapat keamanan yang terjamin, infrastruktur dan lingkungan sosial ekonomi yang lebih baik, dan menarik pekerja, pemasok, pemberi pelayanan dan konsumen setempat yang berkualitas.
Banyaknya implementasi yang telah dilakukan selama masa pandemi dan bermacam manfaat yang di dapatkan masyarakat, perusahaan tidak menutup kemungkinan bahwa ada banyak tantangan yang mesti di lalui oleh pihak CSR
60 eksternal PT Vale Indonesia. Pak Ichman selaku senior koordinator SDP mengatakan adanya tekanan dari masyarakat dan dari pemerintah daerah. Beliau menambahkan bahwa tantangannya itu berupa tantangan sosial, ekonomi, dan bisnis yang memang tidak dapat dihindari karena itu sudah termasuk kewajiban dan tugas dari mereka.
Mempertahankan kepercayaan para pemegang saham dan masyarakat sekitar adalah hal yang utama dalam mempertahankan dan memperkuat citra perusahaan. Mereka percaya bahwa perusahaan akan menjadi perusahaan tambang yang unggul meskipun ada hambatan pandemi sekalipun.
Dalam tantangan sosial, eksternal banyak melakukan interaksinya bersama masyarakat pemberdayaan terkhusus bagian social development program. Program PPM melibatkan banyak perwakilan kepala masyarakat dari berbagai kecamatan dan mengharuskan berinteraksi dengan pemerintah daerah untuk menerapkan dan melengkapi penyuksesan program PPM. Banyaknya permintaan dari tiap kepala ingin mendapatkan hak daerahnya untuk masa dimana nantinya masyarakat sudah benar-benar lepas dari perusahaan dan diharuskan bergerak secara mandiri dalam meningkatkan perekonomian daerahnya membuat perusahaan harus lebih teliti dalam menampung aspirasi semuanya. Sebelum itu juga jika ada yang ingin mengusulkan suatu program ke PTVI, maka harus melengkapi persyaratan dan kebijakan yang telah diberikan oleh CSR Vale. Maka dari itu juga perusahaan dalam program PPM ini butuh untuk bekerjasama dengan pihak lain, perusahaan melakukan kegiatan ini dengan organisasi non pemerintahan atau organisasi sosial lembaga pemerintahan baik dalam pengolahan anggaran ataupun dalam penerapannya. Karena bantuan sosial ini bukan hanya bagi warga miskin tetapi juga termasuk kelas menengah.
Tanggapan dari kak Afif selaku Officer SDP Eksternal PTVI terhadap permasalahan tantangan ekonomi mengatakan bahwa ada sekitar 500 lebih pelaku UMKM yang telah terdata tetapi memasuki masa pandemi ini pelaku UMKM turun menjadi 80 pelaku saja yang aktif. Karena UMKM ini masuk dalam hasil kerjasama antara perusahaan dan masyarakat, maka dari itu perusahaan ikut terjun untuk mengurus UKM Galeri setempat. Jika berbicara dengan masyarakat daerah yang jarang diketahui orang luar kabupaten, tidak menutup kemungkinan bahwa adanya kendala di bagian teknologi. Dikarenakan pelaku UMKM akan mendapatkan pelatihan melalui online meet dan kebanyakan ada saja yang masih belum mengerti menggunakan teknologi jika tidak di bantu dan itu dari orang-orang yang sudah
61 pensiun dan ibu rumah tangga yang dapat dikatakan sekitar umur 30an sampai dengan 50an. Pak Ichman menambahkan bahwa hambatan dari UKM daerah pada omset para pelaku UMKMnya yang mengalami menurunan drastis sejak awal memasuki masa pandemi Covid-19 sampai ada yang tidak lagi beroperasi dikarenakan adanya social distancing.
Banyaknya perizinan yang dibutuhkan ternyata membuat perusahaan mendapatkan tantangan bisnis dari para stakeholders. Dalam hal ini yang di maksud adalah perizinan terhadap pemerintah daerah dalam melaksanakan implementasi kegiatan CSR yang ingin dibuat oleh PTVI dan perizinan ini juga terhambat semata-mata dikarenakan terkendala oleh pandemi Covid-19 yang tak terhindarkan.
Perusahaan bukan hanya entitas yang beroperasi untuk kepentingan pribadi akan tetapi harus bermanfaat pada pemegang sahamnya. Dalam teori stakeholders (Rhenald Kasali dalam Purnasiswi, 2011), setiap golongan orang yang ada pada dalam maupun luar perusahaan memiliki peranan dalam menetapkan suatu keberhasilan perusahaan.
Disebutkan oleh Pak Ichman beberapa program PPM unggul yang telah mereka jalankan selama masa pandemi ini seperti proyek agrowisata yang berada di Wasuponda karena daerah sana terkenal dengan tempat wisata alamnya. Kemudian, ada tempat untuk industri olahan di area Wawondula yang juga cocok untuk dijadikan wilayah industri. Lalu, ada penyediaan sarana ruangan hijau terbuka di Soroako daerah utama industri pertambangan PT Vale. Semua program yang telah disebutkan masih perlu untuk tetap mendapatkan izin dari pemerintah setempat karena segala sesuatu yang perusahaan swasta lakukan harus mendapat izin resmi untuk melakukan programnya dan juga ada anggaran lebih yang mesti di prioritaskan. Tanggung jawab perusahaan pada dasarnya tidak hanya terbatas pada memaksimalkan profit untuk kepentingan stakeholder akan tetapi secara luas yaitu, untuk membentuk kesejahteraan stakeholder tersebut yakni seluruh pihak terkait dengan perusahaan.
62 Gambar 4.12 Realisasi pengembangan CSR, tantangan dan solusinya
Sumber: Olahan peneliti (2022)
Dalam data sekunder, diketahui bahwa kesehatan dan keselamatan tetap menjadi prioritas utama selama pandemi ini, namun perusahaan berkomitmen untuk melanjutkan kegiatan produksi dan proyek semaksimal mungkin. Selama tahap awal penyebaran COVID-19 di Indonesia, perusahaan telah mengambil tindakan pencegahan untuk meminimalkan risiko. Identifikasi COVID-19 dengan menilai dampak risiko bisnis terhadap masyarakat, kepatuhan dan aset, serta komunitas.
Melakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi kerentanan dan risiko bisnis.
Perusahaan juga melakukan rapid test massal terhadap karyawan dan kontraktor Sorowako untuk deteksi dini kemungkinan penyebaran COVID-19. Perusahaan terus mengingatkan semua orang untuk tetap disiplin saat menerapkan semua tindakan pencegahan COVID-19.
PT Vale bekerja sama dengan pemerintah daerah dan daerah untuk pengendalian dan penanggulangan COVID-19 di 3 provinsi (Sulawesi Selatan, bisnis PT Vale Daknas di Kabupaten Morowari dan beberapa daerah lainnya seperti Palopo, Luwu Utara, Toraja Utara dan Toraja.
Implementasi CSR Eksternal
63 Gambar 4.13 Kontribusi PT Vale dalam Pencegahan dan Penanganan COVID 19
Sumber: Data penelitian dari PT Vale Indonesia Tbk
Kegiatan pendampingan program UKBM berbasis herbal tidak terpengaruh oleh pandemi COVID 19, tetap berjalan sesuai dengan perencanaan program.
Kegiatan UKBM berbasis herbal selama masa pandemi dilakukan dengan cara pelayanan konsultasi dilakukan secara online melalui WhatsApp ataupun telpon seputar resep ramuan, produksi kelompok, kegiatan anggota/kelompok, maupun teknis budidaya tanaman sayuran dan obat. Beberapa pelatihan juga dilakukan secara webinar. Realisasi biaya program PPM bidang kesehatan periode April - Juni 2021 ini adalah sebesar USD 191,669 atau sebesar 47% atau secara akumulasi per semester 1 telah mencapai 107% dari total rencana sebesar USD 405,339. Angka ini melampaui target sebesar 50% dari total anggaran. Kendala yang dihadapi masih sama dengan periode yang lalu yaitu adanya peningkatan biaya pelayanan kesehatan untuk masyarakat (Public Health Services) untuk komunitas di Rumah Sakit. Hal ini masih terus dievaluasi bersama pemangku kepentingan terkait untuk mengembangkan mekanisme yang lebih terstandarisasi tata kelolanya, terintegrasi
Kolaka
64 dan berkelanjutan.
Kegiatan pendampingan saat situasi pandemi ini tetap memperhatikan protokol kesehatan saat berkegiatan. Adapun beberapa kegiatan selama masa pandemi COVID 19 sebagai berikut:
- Para penggiat herbal menanam berbagai jenis tanaman obat seperti sereh, jahe, temulawak dan kunyit dan panen sebagai bahan baku produk olahan, - Berpartipasi dalam pencegahan penyebaran Covid-19 dengan membuatkan
jamu penambah daya tahan tubuh seperti di posko Desa Nikkel dan Nuha, - Para penggiat yang memiliki produk baik secara individu dan
memproduksi seperti minuman kebugaran, minuman instan, simplisia, dan rebusan serta dilakukan juga pencatatan/pembukuan keuangan,
- Anggota KWT menanam, perawatan dan panen aneka jenis sayuran organik seperti sawi, kangkung, tomat, terung, cabe, kacang panjang dan jagung, sebagian sayuran di konsumsi dan dijual,
- Pelayanan konsultasi dilakukan secara online melalui WA atau telepon seputar resep ramuan, kelompok produksi, kegiatan anggota/kelompok, maupun teknis budidaya tanaman sayuran dan obat selama pandemi covid 19, dan
- Persiapan anggota HIPHO dalam pengelolaan rumah sehat dengan membuat rencana kerja serta mengurus perijinan praktek rumah sehat.
- Para penggiat herbal menanam berbagai jenis tanaman obat seperti sereh, jahe, temulawak dan kunyit dan panen sebagai bahan baku produk olahan, - Berpartipasi dalam pencegahan penyebaran Covid-19 dengan membuatkan
jamu penambah daya tahan tubuh seperti di posko Desa Nikkel dan Nuha, - Para penggiat yang memiliki produk baik secara individu dan
memproduksi seperti minuman kebugaran, minuman instan, simplisia, dan rebusan serta dilakukan juga pencatatan/pembukuan keuangan,
- Anggota KWT menanam, perawatan dan panen aneka jenis sayuran organik seperti sawi, kangkung, tomat, terung, cabe, kacang panjang dan jagung, sebagian sayuran di konsumsi dan dijual,
- Pelayanan konsultasi dilakukan secara online melalui WA atau telepon seputar resep ramuan, kelompok produksi, kegiatan anggota/kelompok,
65 maupun teknis budidaya tanaman sayuran dan obat selama pandemi covid 19, dan
- Persiapan anggota HIPHO dalam pengelolaan rumah sehat dengan membuat rencana kerja serta mengurus perijinan praktek rumah sehat.
Tabel 4.1
Kontribusi PT Vale Indonesia Tbk dalam Penanganan Covid-19 Jenis Kontribusi Satuan (Unit) Jumlah
(Total)
Bantuan Ambulans Unit 4 Rumah Sakit
Ventilator Unit 4 Rumah Sakit
Sumber: Sustainability Report PT Vale Indonesia Tbk 2020
Adapun tantangan yang dihadapi perusahaan di masa-masa awal pandemi, seperti investasi fasilitas pengolahan dan pemurnian yang ada yang tertunda akibat COVID-19. Pembangunan kembali Furnace 4 (proyek pabrik) yang akan memakan waktu lima bulan, ditunda hingga 2021, sehingga perusahaan memperkirakan penurunan produksi pada 2021, dengan target produksi sekitar 65 kg. Aspek positif dari penundaan ini adalah tingkat produksi yang lebih tinggi pada tahun 2020. Selain itu, perusahaan menghadapi penundaan pengembangan proyek pertumbuhan karena situasi COVID-19. Perusahaan telah menerima beberapa izin penting untuk proyek Pomalaa dan membuat keputusan investasi akhir dengan memenuhi semua persyaratan. Namun, karena situasi saat ini, proses ini terhambat dan tertunda hingga
66 tahun berikutnya. Selama tahun 2020, pemerintah mengenalkan perubahan peraturan baru, dll:
i. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
ii. Omnibus Law
iii. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Virus Corona 2019 (COVID-19). Semua peraturan ini telah ditinjau dan tidak berdampak secara material pada bisnis Perusahaan.
Dengan adanya sosialisasi budaya kerja perusahaan melalui berbagai macam kegiatan dan selama periode kegiatan kerja yang dilaksanakan akan disesuaikan dengan kondisi pandemi COVID-19, antara lain:
1. Mengurangi semua aktivitas perjalanan, baik domestik maupun luar negeri, termasuk menghentikan semua penerbangan pada saat puncak pandemi;
2. Mempertahankan jarak sosial 2m (2 meter) selama interaksi langsung (bagi yang masih bekerja) dan tidak berkumpul dalam kelompok besar;
3. Melaksanakan pengujian cepat massal rutin semua karyawan dan kontraktor;
4. Meningkatkan jumlah ruang isolasi di rumah sakit dan merekrut lebih banyak tenaga medis;
5. Menerapkan kebijakan bekerja dari rumah untuk sebagian karyawan dan kontraktor untuk meminimalkan risiko penularan;
6. Menyediakan makanan sehat dan vitamin untuk karyawan dan kontraktor;
67 7. Terlibat dengan pemerintah daerah untuk menyediakan tempat tidur tambahan, ventilator, dan peralatan pelindung pribadi untuk rumah sakit di sekitar operasi.
Tahun 2021 merupakan tahun keempat sejak berlakunya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 25 tentang Penyelenggaraan Pertambangan Mineral dan Batubara pada tahun 2018, PT Vale telah melaksanakan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dengan fokus pada implementasi dan pengembangan masyarakat sebagai Rencana dan Rencana Induk Pemberdayaan (RI-PPM) PT Vale Indonesia Tbk, 2018-2030. Tujuan pelaksanaan PPM adalah untuk berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat lokal dalam mendorong kemandirian dan menciptakan pembangunan masyarakat lokal yang berkelanjutan hingga perusahaan mencapai pascatambang. Temuan menunjukkan kebutuhan masyarakat, memetakan kelompok pemangku kepentingan yang rentan, peluang kerjasama dengan pemerintah daerah, dan menyediakan jalan untuk pengaduan. Karenanya, program PPM akan terus dikembangkan untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat.
Lewat program PKPM, terbentuk 10 kawasan di 38 desa serta kelurahan di 4 kecamatan menurut potensi sumber daya yang ada. Sepuluh bidang itu yakni;
Lewat program PKPM, terbentuk 10 kawasan di 38 desa serta kelurahan di 4 kecamatan menurut potensi sumber daya yang ada. Sepuluh bidang itu yakni;