• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2. Pembahasan

Diabetes Melitus atau sering juga disebut sebagai kencing manis adalah suatu penyakit kronis yang diturunkan dan ataupun didapatkan oleh karena terjadi penurunan produksi insulin oleh pankreas, ataupun ketidakefektifan dari insulin yang diproduksi.1 Diabetes Melitus dikenal sebagai silent killer oleh karena sering tidak disadari dan setelah didiagnosa umumnya sudah terjadi komplikasi, disamping kerusakan pembuluh darah, komplikasi paling sering dari diabetes melitus yaitu diabetik neuropati.6

Pada penelitian ini peneliti mencoba mencari angka kejadian dari Diabetik Neuropati khususnya pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2015. Dari total 1364 pasien Diabetes Melitus tipe 2, peneliti menemukan 79 pasien menderita Diabetik Neuropati. Dari sampel yang berjumlah 79 tersebut ditemukan 56 orang (70.9 %) berusia > 50 tahun, selebihnya berusia ≤ 50 tahun. Pada penelitian yang dilakukan di Arab Saudi didapatkan kejadian adanya komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular dari Diabetes Melitus tipe 2 pada 748 orang, yaitu 3 orang (5.1 %) pada usia < 40 tahun, 146 orang (19.5 %) pada usia 40 – 49 tahun, 237 orang (31.7 %) pada usia 50 – 59 tahun, dan 327 orang (43.7 %) pada usia ≥ 60 tahun. Penelitian tersebut juga menyebutkan bila variabel tadi dianggap tidak berubah, setiap ada kenaikan umur sebanyak 1 tahun maka akan terjadi peningkatan resiko komplikasi mikrovaskular sebesar 4 %.29

Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan 33 orang (41.8 %) penderita Diabetik Neuropati berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebanyak 46 orang (58.2 %) berjenis kelamin perempuan. Dari hasil ini ditemukan perempuan lebih banyak menderita Diabetik Neuropati dibandingkan pada laki-laki. Hal ini berbeda dengan hasil yang didapat dari suatu studi yang dilakukan di Inggris, dimana dari 15.692 orang sampel didapatkan laki-laki (54 %) lebih banyak dari perempuan (46 %).7

Pada penelitian yang dilakukan di Arab Saudi ternyata didapatkan lebih banyak perempuan sebanyak 431 orang (57.6 %) dibandingkan laki-laki sebanyak 317 orang (42.4 %) untuk menderita komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular.29 Penelitian yang dilakukan di Iran juga mendapakan hasil yang serupa yaitu lebih banyak ditemui Diabetik Neuropati pada perempuan (78 %) dibandingkan dengan laki-laki (22 %).30

Hasil pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas pasien Diabetik Neuropati telah menderita Diabetes Melitus tipe 2 ≤ 5 tahun yaitu sebanyak 61 orang (77.2 %) dibandingkan dengan menderita Diabetes Melitus tipe 2 > 5 tahun yaitu sebanyak 18 orang (22.8 %). Hal ini sesuai dengan hasil yang didapat dari studi di Arab Saudi, dimana ditemui lebih banyak pada subjek dengan lama menderita DM < 10 tahun. Pada penelitian inipun disebutkan bahwa setiap kenaikan 1 tahun lama mengidap Diabetes Melitus akan menaikkan komplikasi mikrovaskular sebesar 5 %.29

Pada penelitian yang dilakukan oleh Muthiah dkk, didapatkan lebih banyak diabetik neuropati dengan lama menderita DM > 5 tahun sebanyak 50 orang dengan rata – rata menderita DM selama 10 tahun.31 Hasil ini berbeda mungkin diakibatkan karena pada penelitian ini rata – rata sampel menderita DM selama kurang lebih 3 tahun, dengan mayoritas sampel menderita DM 1 tahun.

Sebuah studi yang dilakukan di Chennai mengatakan bahwa prevalensi terjadinya Diabetik Neuropati lebih tinggi pada orang yang diketahui telah

33

mengidap Diabetes Melitus Tipe 2 daripada orang yang baru didiagnosa dengan Diabetes Melitus.32

Pada penelitian ini, peneliti mendapatkan prevalensi dari pasien Diabetik Neuropati pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2 yaitu sebesar 5 %. Hasil ini sesuai dengan hasil yang didapat dari penelitian di Arab Saudi dengan variabel usia, lama DM dan level HbAIc, sebesar 5.6 %.29 Penelitian yang dilakukan di sebuah rumah sakit di Iran dengan jumlah sampel 110 orang mendapatkan hasil 10 % menderita Diabetik Neuropati.30

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan :

 Prevalensi penderita Diabetik Neuropati pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2015 adalah sebesar 5 %.

 Hasil distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin ditemukan lebih banyak perempuan sebanyak 46 orang (58.2 %) menderita Diabetik Neuropati daripada laki-laki yaitu sebanyak 33 orang (41.8 %).

 Hasil distribusi frekuensi berdasarkan umur, ditemukan lebih banyak pada usia > 50 tahun sebanyak 56 orang (70.9 %) dibandingkan pada usia < 50 tahun yaitu sebanyak 23 orang (29.1 %).

 Hasil distribusi frekuensi berdasarkan lama menderita Diabetes Melitus tipe 2 lebih banyak ditemukan pada yang telah mengidap < 5 tahun yaitu sebanyak 61 orang (77.2 %) daripada > 5 tahun yaitu 18 orang (22.8 %).

6.2. Saran

1. Bagi Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan Lainnya

 Pada penelitian ini kejadian neuropati sebagai komplikasi dari Diabetes Melitus tipe 2 masih banyak dijumpai. Untuk mencegah meningkatnya kejadian Diabetik Neuropati di kemudian hari, diperlukan tindakan preventif untuk menurukan angka kejadian Diabetes Melitus tipe 2 yang dapat berujung pada Diabetik Neuropati dan juga tindakan kuratif untuk pencegahan komplikasi yang lebih lanjut.

35

 Rumah sakit serta instansi kesehatan lainnya juga diharapkan untuk meningkatkan lagi kualitas dari Rekam Medik untuk membantu penelitian-penelitian yang serupa.

2. Bagi Masyarakat Luas

 Masyarakat diharapkan lebih peduli terhadap kesehatan dirinya dengan cara merubah gaya hidup dan menghindari faktor-faktor resiko pencetus Diabetes Melitus tipe 2 seperti berat badan berlebih, kurangnya aktivitas fisik.

 Bagi masyarakat yang telah didiagnosis dengan Diabetes Melitus tipe 2 agar segera mencari pengobatan sehingga terhindar dari komplikasi progresif.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

 Pada penelitian ini peneliti hanya melihat angka kejadian serta beberapa karakteristik pada pasien Diabetik Neuropati melalui data yang diperoleh dari data rekam medik. Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan alat ukur lainnya seperti kuesioner, microfilament, dan lain sebagainya sebagai acuan serta menambah variabel-variabel lain.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs138/en/

2. Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemetrian Kesehatan RI; 2013.p.

87-89

3. Kemenkes [Internet]. Diabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 di Dunia: Kemenkes Tawarkan Solusi CERDIK Melalui Posbind. Jakarta:

Kemenkes RI; September 8 2013 [cited 20 April 2016]. Available from:

http://www.depkes.go.id/article/view/2383/diabetes-melitus-penyebab- kematian-nomor-6-di-dunia-kemenkes-tawarkan-solusi-cerdik-melalui-posbindu.html

4. WHO [Internet]. Country and regional data on diabetes. Geneva: WHO; 2000

[cited 2016 April 20]. Available from:

http://www.who.int/diabetes/facts/world_figures/en/index5.html

5. International Diabetes Federation [Internet]. Indonesia. Belgium:

International Diabetes Federation; 2015 [cited April 20 2016]. Available from: http://www.idf.org/membership/wp/indonesia

6. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2009.p. 1881, 1884, 1922, 1947.

7. Abbott CA, Malik RA, van Ross ERE, Kulkarni J, Boulton AJM. Prevalence and Characteristics of Painful Diabetic Neuropathy in a Large Community-Based Diabetic Population in the U.K. Diabetes Care. 2011;34(10):2220-4.

8. Quan D. Diabetic Neuropathy. Medscape [Internet]. 2015 July [Cited 2016 May 12]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1170337-overview

9. International Diabetes Federation [Internet]. About Diabetes. Belgium:

International Diabetes Federation; 2015 [cited April 20 2016]. Available from: http://www.idf.org/about-diabetes

10. Perhimpunan Endokrinologi Indonesia [Internet]. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006. Jakarta: Perhimpunan Endokrinologi Indonesia; 2006.p. 4-7, 30-34

11. American Diabetes Association. Standarts of Medical Care in Diabetes 2016.

Diabetes Care [Internet]. 2016 January [cited May 6 2016];39:20. Available from:

http://care.diabetesjournals.org/content/suppl/2015/12/21/39.Supplement_1.D C2/2016-Standards-of-Care.pdf

12. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.p. 886, 1010-1011, 1017-1018, 1025-1026.

37

13. Khardori R. Type 2 Diabetes Mellitus. Medscape [Internet]. 2015 October

[Cited 2016 May 8]. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/117853-overview

14. Westerberg DP. Diabetic Ketoacidosis: Evaluation and Treatment. American Academy of Family Physician [Internet]. 2013 March 1 [Cited 2016 May

9];87(5): 337-346. Available from :

http://www.aafp.org/afp/2013/0301/p337.html

15. Chiasson J-L, Aris-Jilwan N, Bélanger R, Bertrand S. Diagnosis and treatment of diabetic ketoacidosis and the hyperglycemic hyperosmolar state.

Canadian Medical Association Journal. 2003;168(7):859-66.

16. Anonymous. A Related Risk: Hyperosmolar Hyperglycemic State. Diabetes Forecast. 2010 Apr 2010:32.

17. Powers AC. Diabetes Mellitus. In: Harrison’s principles of internal medicine.

17th ed. New York: McGraw Hill; 2008.p. 2275-2304.

18. Dunning T. Periodontal Disease - The Overlooked Diabetes Complication.

Nephrology Nursing Journal. 2009;36(5):489-95.

19. Ites KI, Anderson EJ, Cahill ML, Kearney JA, Post EC, Gilchrist LS. Balance Interventions for Diabetic Peripheral Neuropathy: A Systematic Review.

Journal of Geriatric Physical Therapy. 2011;34(3):109-16.

20. Wibowo S, Gofir A. Farmakoterapi dalam Neurologi. 1st ed. Jakarta: Salemba Empat; 2001.p. 314-315.

21. Brust JCM. Current Diagnosis & Treatment in Neurology. : McGraw Hill;

2007.

22. Kasznicki J, Kosmalski M, Sliwinska A, Mrowicka M, Stanczyk M, Majsterek I, et al. Evaluation of oxidative stress markers in pathogenesis of diabetic neuropathy. Molecular Biology Reports. 2012;39(9):8669-78.

23. Dokken BB. The Pathophysiology of Cardiovascular Disease and Diabetes:

Beyond Blood Pressure and Lipids. Diabetes Spectrum. 2008;21(3):160-5.

24. Ziegler D, Keller J, Maier C, Pannek J. Diabetic Neuropathy. German Diabetes Association: Clinical Practice Guidlines. 2014; 122: 405-415.

25. Northern Devon Healthcare. Screening of the Diabetic Foot How to use of a 10g Monofilament. Northern Devon Healthcare [Internet]. U.K: Northern Devon Healthcare; [date unknown; cited 2016 May 11]. Available from:

http://www.northdevonhealth.nhs.uk/wp-content/uploads/2014/06/how_to_use_a_10_monofilament.pdf

26. Perkins BA, Olaleye D, Zinman B. Simple screening tests for peripheral neuropathy in the diabetes clinic. Diabetes Care 2001;24:250-6.

27. Mendivil CO, Kattah W, Orduz A, Tique C, Cárdenas JL, Patiño JE.

Neuropad for the detection of cardiovascular autonomic neuropathy in patients with type 2 diabetes. Journal of Diabetes and its Complications.

2016;30(1):93-8.

28. The Foundation for Peripheral Neuropathy [Internet]. Electrodiagnostic Testing. Illinois: The Foundation for Peripheral Neuropathy. [date unknown, cited 2016 May 15]. Available from: https://www.foundationforpn.org/what-is-peripheral-neuropathy/evaluation-and-tests/electrodiagnostic-testing/

29. Tourkmani AM, Alharbi TJ, Alobikan AH, Abdelhay O, Al Batar SM, Alkhashan HI, et al.Microvascular and macrovascular complications of type 2 diabetic mellitus in Central, Kingdom of Saudi Arabia. Saudi Med J 2016;

Vol. 37 (12): 1408-1411doi: 10.15537/smj.2016.12.17062

30. Booya F, Bandarian F, Larijani B, Pajouhi M, Nooraei M, Lotfi J. Potential risk factors for diabetic neuropathy: a case control study. BMC Neurology.

2005;5(1):24.

31. Suri MH, Haddani H, Sinulingga S. Hubungan Karakteristik, Hiperglikemi, dan Kerusakan Saraf Pasien Neuropati Diabetik di RSMH Palembang Periode 1 Januari 2013 Sampai Dengan 30 November 2014. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Universitas Sriwijaya, Volume 2, No. 3, Oktober 2015: 305-310 32. Rani P, Raman R, Rachapalli S, Pal S, Kulothungan V, et al. Prevalence and

risk factors for severity of diabetic neuropathy in type 2 diabetes mellitus.

Indian Journal of Medical Science. 2010:51-7.

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hendri Yudistira Yanis

Tempat/ Tanggal lahir : Takengon, 29 Januari 1996

Agama : Katolik

Alamat : Jalan Azalea IV no 8U Perumahan Cemara Asri Riwayat Pendidikan : 1. SD Swasta Budi Dharma, Takengon

2. SMP Swasta Budi Dharma, Takengon 3. SMA Swasta Santo Thomas 1, Medan

Riwayat Pelatihan : -

Riwayat Organisasi : 1. Anggota Panitia PJPMKFKI XIX tahun 2014 2. Anggota Panitia Paskah FK USU tahun 2015 3. Anggota Panitia Natal FK USU tahun 2015 4. Anggota Panitia Bakti Sosial FK USU tahun

2016

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 3

LAMPIRAN 4

LAMPIRAN 5

LAMPIRAN 6

NamaUmurJenisKelaminLamaSkala UmurLama DM R G78Perempuan4>50 tahun≤5 tahun H K S51Laki-laki<1>50 tahun≤5 tahun E S P67Perempuan5>50 tahun≤5 tahun T P49Laki-laki1≤50 tahun≤5 tahun P M59Perempuan<1>50 tahun≤5 tahun T S71Laki-laki<1>50 tahun≤5 tahun N S58Perempuan<1>50 tahun≤5 tahun D S H61Perempuan4>50 tahun≤5 tahun S34Laki-laki<1≤50 tahun≤5 tahun T S37Laki-laki<1≤50 tahun≤5 tahun T S P49Perempuan<1≤50 tahun≤5 tahun R P60Laki-laki13>50 tahun>5 tahun R S73Perempuan14>50 tahun>5 tahun S Z59Perempuan3>50 tahun≤5 tahun W69Perempuan4>50 tahun≤5 tahun S S72Laki-laki<1>50 tahun≤5 tahun T A G37Laki-laki<1≤50 tahun≤5 tahun A B59Laki-laki<1>50 tahun≤5 tahun I S62Laki-laki12>50 tahun>5 tahun B S90Perempuan14>50 tahun>5 tahun S A46Perempuan2≤50 tahun≤5 tahun A S69Perempuan<1>50 tahun≤5 tahun M64Perempuan<1>50 tahun≤5 tahun S M78Laki-laki15>50 tahun>5 tahun W P55Perempuan<1>50 tahun≤5 tahun

T H59Laki-laki4>50 tahu W K65Perempuan16>50 tahu S R57Perempuan1>50 tahu S G48Laki-laki<1≤50 tahu J A65Laki-laki8>50 tahu N S47Perempuan14≤50 tahu P S45Perempuan2≤50 tahu B C52Laki-laki<1>50 tahu R M S50Perempuan2≤50 tahu I63Laki-laki8>50 tahu L K59Laki-laki13>50 tahu M G53Laki-laki6>50 tahu I N62Laki-laki2>50 tahu K49Laki-laki<1≤50 tahu T R M42Perempuan<1≤50 tahu I S49Laki-laki3≤50 tahu S S63Perempuan8>50 tahu R S53Perempuan1>50 tahu R S56Perempuan10>50 tahu M S61Laki-laki5>50 tahu D L54Perempuan7>50 tahu R R46Perempuan<1≤50 tahu E P54Perempuan3>50 tahu R P42Perempuan<1≤50 tahu L H N48Laki-laki8≤50 tahu S L55Perempuan<1>50 tahu

A54Perempuan<1>50 tahun≤5 tahun A S54Laki-laki7>50 tahun>5 tahun P B71Laki-laki11>50 tahun>5 tahun S52Perempuan<1>50 tahun≤5 tahun A61Laki-laki1>50 tahun≤5 tahun J S F48Perempuan3≤50 tahun≤5 tahun N A46Perempuan<1≤50 tahun≤5 tahun S65Perempuan4>50 tahun≤5 tahun Z A H68Laki-laki<1>50 tahun≤5 tahun R B57Perempuan1>50 tahun≤5 tahun M54Perempuan4>50 tahun≤5 tahun S S54Perempuan10>50 tahun>5 tahun A B B45Laki-laki2≤50 tahun≤5 tahun B T55Laki-laki3>50 tahun≤5 tahun E D34Laki-laki<1≤50 tahun≤5 tahun S48Perempuan<1≤50 tahun≤5 tahun I D69Laki-laki3>50 tahun≤5 tahun T R S53Laki-laki<1>50 tahun≤5 tahun R S32Perempuan<1≤50 tahun≤5 tahun A B65Perempuan<1>50 tahun≤5 tahun S I56Perempuan4>50 tahun≤5 tahun T M72Perempuan<1>50 tahun≤5 tahun H S59Perempuan5>50 tahun≤5 tahun S T46Perempuan3≤50 tahun≤5 tahun M S59Perempuan5>50 tahun≤5 tahun A S57Laki-laki1>50 tahun≤5 tahun

R B65Perempuan3>50 tahu R B59Perempuan<1>50 tahu

LAMPIRAN 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 33 41.8 41.8 41.8

Perempuan 46 58.2 58.2 100.0

Total 79 100.0 100.0

Statistics

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Statistics Lama DM sebelum DN

N Valid 79

Missing 0

Lama DM sebelum DN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ≤5 tahun 61 77.2 77.2 77.2

>5 tahun 18 22.8 22.8 100.0

Total 79 100.0 100.0

Dokumen terkait