• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan

Pembahasan ini berisi langkah-langkah penelitian dan pengembangan Borg and Gall. Langkah-langkah pengembangan meliputi sepuluh langkah dari tiga belas langkah yaitu potensi dan masalah, studi literatur dan pengumpulan informasi, rancangan produk, validasi desain, revisi desain, pembuatan produk, uji coba terbatas, revisi produk 1, uji coba lapangan utama, revisi produk 2. Pembahasan ini juga berisi tentang efektivitas instrumen evaluasi kemampuan pemodelan matematis bagi siswa tingkat menengah atas.

1. Potensi dan Masalah

Penelitian berawal dari suatu adanya potensi atau masalah. Potensi dan masalah ini berdasarkan studi literatur, studi lapangan dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, seperti jurnal tentang The International Conference on the Teaching of Mathematical Modelling and Application (ICTMA), dan soal-soal bertipe Program International for Student Assesments (PISA). Dari pengkajian tersebut, diperoleh hasil bahwa pemodelan matematis adalah suatu aktivitas yang tidak lepas dari kehidupan sehari-hari manusia, terkhusus siswa sekolah menengah atas. Dalam rutinitas dan kegiatan sehari-hari, hampir semua kegiatan sehari-hari dapat dikatakan sebagai aktivitas pemodelan. Karena pemodelan matematis

sendiri merupakan suatu aktivitas kognisi yang menerjemahkan masalah-masalah dalam dunia real/nyata ke dalam bentuk matematika. Dari hasil studi literatur juga, peneliti menemukan bahwa hasil prestasi siswa Indonesia dalam bidang matematika masih kurang memuaskan. Seperti dalam ajang internasional yang diselenggarakan oleh PISA, peringkat negara Indonesi masih termasuk negara dengan peringkat di bawah. Padahal, hasil ujian nasional yang diselenggaran oleh pemerintah menunjukkan nilai yang postif dan memuaskan pada bidang matematika.

Dari hal tersebut, peneliti melihat adanya perbedaan antara standar ujian nasional yang dilakukan oleh pemerintah dan juga soal internasional dari PISA. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui kemampuan siswa tingkat menengah atas terkhusus pada bagian pemodelan matematis, dengan menyusun dan merancang instrumen evaluasi kemampuan pemodelan matematis ini.

2. Studi Literatur dan Pengumpulan Informasi

Studi literatur dan pengumpulan informasi dilakukan pada awal bulan Maret 2017 hingga pertengahan bulan Maret 2017. Studi literatur, studi lapangan dan analisis yang dilakukan oleh peneliti, seperti jurnal tentang The International Conference on the Teaching of Mathematical Modelling and Application (ICTMA), dan soal-soal bertipe Program International for Student Assesments (PISA), serta jurnal-jurnal lain yang relevan.

3. Rancangan Produk

Desain produk yang digunakan pada penelitan kali ini diawali dengan menyusun kisi-kisi produk instrumen evaluasi yang berupa kompetensi pemodelan matematis yang akan di capai, indikator masing-masing kompetensi, dan hubungannya dengan dimensi kognitif Bloom. Kompetensi tersebut meliputi kompetensi menyederhanakan asumsi, mengklarifikasi tujuan, merumuskan masalah, menentukan variabel konstanta parameter, merumuskan pernyataan matematika, menentukan model matematika, dan menggunakan representasi grafis. Serta indikator-indikator yang dibuat mengacu pada dimensi kognitif Bloom revisi seperti dimensi kognitif mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan menciptakan (C6).

Dari kisi-kisi tersebut, peneliti mengembangan produk dengan membuat soal-soal instrumen yang diadaptasi dari soal-soal PISA (Program International for Student Assesments). Produk instrumen terdiri dari 24 soal pilihan ganda dengan masing-masing soal terdapat lima pilihan jawaban. 4. Validasi Desain

Validasi desain produk dilakukan dengan melakukan uji validisi isi dan bahasa. Validasi isi dan bahasa dilakukan untuk melihat dan menilai kompetensi dengan soal melalui expert judgment untuk menilai dan mengetahui kelayakanproduk sebelum diujicobakan. Produk yang sudah disusun dan dirancang divalidasi oleh 3 dosen pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma, 1 guru matematika SMA Negeri 7 Yogyakarta,

dan 5 calon guru matematika. Bentuk validasi terbuka dengan maksud agar mendapatkan komentar dan saran yang lebih detail terhadap produk yang sudah disusun dan dirancang. Hasil dari keseluruhan validator menyatakan bahwa produk layak digunakan dengan perbaikan sesuai dengan saran. 5. Revisi Desain

Revisi desain dilakukan setelah peneliti menerima saran dan komentar dari hasil validasi yang telah dilakukan oleh 3 dosen pendidikan matematika, 1 guru matematika SMA, serta 5 calon guru matematika. Peneliti melakukan beberapa perbaikan terhadap produk sesuai dengan saran dan masukan dari validator, yang meliputi:

a. Perbaikan terhadap dimensi Bloom pada setiap kompetensi. Perlu kaji ulang, karena ada beberapa soal pada kompetensi yang tergolong memerlukan tingkat pemahaman tinggi tetapi dimasukkan dalam tingkat pemahaman yang rendah.

b. Perbaiki bahasa dan maksud soal agar lebih ringkas dan mudah dipahami oleh siswa.

c. Perbaiki beberapa soal dan sesuaikan dengan konteks yang ada di Indonesia. Seperti pada soal nomor 1 tentang nama, nomor 9 tentang saol transportasi, dan 17 tentang jejak pendapat pada saat pemilu.

d. Perbaiki dan perjelas kunci jawaban. Berikan alasan yang lebih kuat mengapa terdapat jawaban utama dan jawaban kedua. Terlebih pada kompetensi menggunakan representasi grafis.

e. Perbaiki tata letak soal agar lebih menarik dan mudah bagi siswa dalam membaca dan memahami soal.

6. Pembuatan Produk

Hasil dari validasi yang berupa saran dan komentar yang sudah direvisi, selajutnya soal-soal instrumen dikemas dan padukan menjadi satu untuk menghasilkan produk yang siap diujikan. Berkaitan dengan aspek tampilan juga dipertimbangkan oleh peneliti dalam membuat produk tersebut.

7. Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas dilakukan dua kali, pertama kepada 5 calon guru matematika dan yang kedua kepada 14 siswa-siswi SMAK Santa Maria Yogyakarta. Uji coba terbatas pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 Maret 2017. Tujuan dari uji coba terbatas pertama ini adalah untuk mengetahui keterbacaan soal dan meminta masukan serta pendapat dari 5 calon guru matematika yang dianggap sudah mampu daam bidangnya. Waktu pengerjaan tes berlangsung selama 90 menit. Dan hampir semua subyek menyelesaikannya dalam kurun waktu kurang dari 90 menit.

Uji coba terbatas kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 April 2017. Rentang waktu yang lama terjadi karena siswa-siswi sedang menempuh ulangan tengah semester dan terpotong libur karena Ujian Nasional SMA. Jeda waktu tersebut digunakan peneliti untuk memperbaiki produk sesuai saran 5 calon guru matematika. Uji coba terbatas kedua dilaksanakan di SMAK Santa Maria Yogyakarta dengan empat belas siswa

yang mengkuti tes. Mereka cukup antusias walaupun hampir semua mengeluhkan bahwa soal sangat sulit.

8. Revisi Produk 1

Produk instrumen evaluasi kemampuan pemodelan matematis yang sudah diujicobakan, selanjutnya dilakukan analisis dan di evaluasi kesalahan-kesalahan terjadi.

Dari hasil uji coba terbatas pertama dan kedua terdapat beberapa kesalahan yang ada pada produk yang diujikan. Hal tersebut dapat mempengaruhi hasil dari uji coba terbatas. Kesalahan yang terjadi diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Terdapat istilah yang belum sesuai dengan konteks di Indonesia (seperti nama siswa adalah Zdenek.

b. Ada pilihan jawaban (option) yang masih salah dalam penulisan. c. Pilihan jawaban yang sama.

d. Terdapat kesalahan instruksi pada soal. 9. Uji Coba Lapangan Utama

Setelah hasil uji coba terbatas diolah, dianalisis, dan dilakukan revisi. Produk siap kemabli diujicobakan. Uji coba kali ini adalah uji coba lapangan utama. Uji coba dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 7 April 2017 di SMA Negeri 7 Yogyakarta. Subyek penelitian kali ini adalah siswa-siswi kelas X MIA 3 yang berjumlah 31 siswa. Respon para subyek baik, mereka antusias dan bersemangat dalam mengerjakan instrumen evaluasi tersebut. Subyek

mengerjakan tes selama 90 menit. Sebagian besar subyek menggunakan waktu tersebut dengan maksimal.

10. Revisi 2

Revisi ini merupakan tahap akhir dari penelitian. Revisi kedua lebih pada penyusunan letak serta penyempurnaan terakhir dari produk instrumen evaluasi kemampuan pemodelan matematis bagi siswa sekolah menengah atas dengan tipe PISA dan berdasarkan 8 kompetensi pemodelan matematis.

Penelitian ini menghasilkan soal-soal instrumen evaluasi kemampuan pemodelan matematis bagi siswa sekolah menengah atas dengan tipe PISA dan berdasarkan 8 kompetensi pemodelan matematis dengan menggunakan metodologi penelitian dan pengembangan (R&D) menurut Borg and Gall. Berdasarkah hasil deskripsi dari tahap persiapan dan uji validitas isi, bahasa dari ahli menujukkan soal-soal yang dikembangkan sudah sesuai dengan indikator dan kompetensi yang ditentukan. Berdasarkan hasil analisis jawaban siswa saat ujicoba terbatas, dari 24 soal instrumen kemamuan pemodelan matematis berbentuk pilihan ganda dengan tipe PISA, sebagian besar siswa memiliki kemampuan pemodelan matematika yang baik. Hal tersbut dapat dilihat dari hasil yang ditunjukkan dari hasil jawaban siswa. Dari hasil penelitian ini, kemampuan pemodelan yang masih perlu menjadi perhatian khusus adalah pada kemampuan menggunakan representasi grafis. Sebagian besar siswa mengalami hasil yang kurang baik pada kompetensi tersebut. Sebaliknya, untuk kompetensi mengembalikan pada situasi nyata, hasil menunjukkan cukup baik.

Secara umum, soal instrumen yang dikembangkan sudah dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Tingkat kesulitan soal diatas rata-rata, namun dapat membantu siswa untuk berpikir lebih serius dan eksolratif. Konten, konteks, dan komponen soal yang terdapat pada soal memiliki perbedaan dengan soal-soal yang dikerjakan oleh siswa di sekolah, karena soal intrumen ini berstandart internasional (PISA), hal tersebut sedikit menjadi kendala bagi siswa karena merasa asing dengan soal-soal yang diberikan. Kompetensi yang diajarkan di Indonesia masih belum sedalam dan sekritis soal-soal bertaraf internasional. Hal ini dapat menjadi bahan bagi para pelaku pendidikan untuk terlibat dan tergerak untuk merubah dan menjadikan pembelajaran di Indonesia menjadi semakin maju dan bertaraf instrnasional.

Dokumen terkait