• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan, bahwa thitung > ttabel atau 4,750 >

1,992 dengan taraf signifikansi 0,05 berada di daerah penerimaan Ha maka

dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat

pengaruh interaksi sosial teman sebaya terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII MTs Al Mursyidiyyah Pamulang sebesar 23,4%. Seperti yang dikatakan Slameto, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa salah satunya ialah faktor teman bergaul, slameto mengemukakan “Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki

teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta

pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.5

Adanya pengaruh antara interaksi sosial teman sebaya terhadap hasil belajar IPS siswa mengandung pengertian bahwa interaksi sosial teman sebaya memberikan pengaruh terhadap hasil belajar, hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Diane E. Papalia dan Sally Wendkos Old yang mengemukakan bahwa “siswa dengan teman sebaya yang sangat menerima, menunjukan penurunan pada prestasi belajar yang lebih sedikit dan

menikmati sekolah, sedangkan mereka yang diasosiasikan dengan low

achiever menunjukkan penurunan yang besar. Hal ini berlaku bagi anak

laki-laki dan perempuan dari seluruh etnis”.6

Selanjutnya, jika kita kaitkan dengan hasil penelitian relevan yang

dilakukan oleh Oky Wicaksono dari Universitas Negeri Yogyakarta7 yang

menunjukan bahwa hubungan antara pergaulan teman sebaya terhadap prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa terdapat pengaruh yang signifikan. Menurut analisis peneliti hal ini bisa saja salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang akan diperoleh siswa, di samping pengaruh yang diberikan oleh teman sebaya, faktor sekolah juga sangat penting. Terutama peran guru, artinya murid dapat langsung bertanya dengan gurunya jika mengalami kendala, dan guru pun siap menolong muridnya. Seperti yang telah disampaikan oleh Ruth Duskin Feldman yang

mengemukakan pendapat bahwa “kualitas sekolah sangat mepengaruhi

prestasi belajar siswa. Sekolah yang bagus memiliki atmosfer yang teratur:

5

Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010) h. 70.

6

Diane E Papalia dkk, Human Development: Psikologi Perkembangan (Jakarta: kencana, 2011) h. 570

7

Okky Wicaksono, ‘Hubungan Antara Pergaulan Teman Sebaya dengan Prestasi Belajar

Siswa kelas V SD Gugus Jenderal Sudirman, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen’ Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta 2014.

kepala sekolah yang aktif dan energik, serta guru yang berpartisipasi dalam mengambil keputusan. Kepala sekolah dan guru memiliki harapan tinggi kepada siswa, lebih menekankan kegiatan akademis ketimbang aktivitas

ekstrakulikuler”.8 Namun tidak dinafikan peran orang tua dalam proses

pembelajaran juga sangat penting, seperti yang berkaitan dengan penelitian relevan oleh Novia Eko Wahyuningsih dari UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta9 interaksi sosial teman sebaya dan pola asuh orang tua otoriter,

peneliti menganalisis bahwa peran orang tua sangat penting khususnya terkait pemberian bimbingan terhadap anaknya yang menurut pengamatan peneliti memberikan peluang untuk peningkatan hasil belajar siswa.

Selain itu, teman sebaya merupakan suatu agen perubahan, seperti yang

telah dikemukakan oleh Santrock, ia mengatakan bahwa “Tentu saja,

hubungan sebaya bisa negatif maupun positif. Ditolak atau diabaikan oleh

sebaya membuat beberapa anak merasa kesepian dan dimusuhi. Ketika

Anda membaca tentang sebaya, ingat juga penemuan bahwa pengaruh

sebaya bervariasi bergantung pada cara perkembangan yang terbentuk”.10

Menurut pandangan tersebut, bahwa teman sebaya dapat merubah perilaku individu baik secara positif maupun negatif, tergantung bagaimana individu tersebut berkembang dan berinteraksi dengan teman sebayanya.

Dari hasil observasi di lapangan, interaksi sosial siswa dengan teman sebaya di MTs Al Mursyidiyyah cukup baik, karena peneliti melihat disaat pembelajaran berlangsung antara siswa dapat berkomunikasi dengan baik, dengan berkomunikasi secara baik akan memudahkan siswa dapat bekerjasama dalam proses pembelajaran. Pada saat jam istirahat, peneliti

8

Diane E Papalia dkk, Human Development: Psikologi Perkembangan (Jakarta: kencana, 2011) h. 573

9

Novia Eko Wahyuningsih, Pengaruh Interaksi Sosial dengan Teman Sebaya dan Pola Asuh Orang Tua Otoriter terhadap Motivasi Belajar Siswa kelas XI Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013.

10

John W. Santrock, Remaja, jilid dua, edisi kesebelas, (PT Gelora Aksara Pratama, April, 2007) h. 206.

juga melihat antar siswa menghabiskan waktu istirahat untuk pergi jajan bersama teman, dan ada juga yang di dalam kelas untuk memakan bekal

yang telah dibawa secara bersama.11 Selain itu, peneliti juga menemukan

terdapat kelompok-kelompok teman sebaya baik pada kelas VIII.1, VIII.2 maupun di kelas VIII.3. Kelompok tersebut merupakan kumpulan dua orang individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka, masing-masing menyadari keanggotaanya dalam kelompok, masing-masing menyadari keberadaan orang lain yang juga anggota kelompok dan masing-masing menyadari

saling ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama. Di

samping itu kelompok teman sebaya juga mempraktekkan berbagai prinsip kerja sama, tanggung jawab bersama, persaingan yang sehat dan sebagainya. E. Keterbatasan Hasil Penelitian

Penelitian yang telah terlaksana tentunya mempunyai banyak keterbatasan. Walaupun peneliti sudah melakukan penelitian dengan sungguh-sungguh sesuai prosedur yang telah ada dan sesuai dengan keadaan yang ada di lapangan, namun penulis masih menemukan berbagai keterbatasan dalam penelitian. Adapun beberapa keterbatasan penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Adanya keterbatasan kemampuan yang tidak terjangkau baik tenaga, waktu dan pemikiran yang kurang optimal sehingga terdapat beberapa kekurangan dalam penelitian ini.

b. Keterbatasan biaya, biaya juga merupakan faktor penting dalam penelitian, tetapi bukan berarti menjadi penghambat dalam melaksanakan penelitian. Peneliti menyadari bahwa dengan biaya yang minim peneliti akan mengalami kendala.

c. Waktu penelitian dilaksanakan selama pembuatan skripsi sehingga waktu yang ada mempersempit ruang gerak peneliti yang dikarenakan adanya pembagian waktu untuk bekerja dan melakukan bimbingan skripsi.

11

BAB V

Dokumen terkait