• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Manfaat Penelitian

2. Teman Sebaya

a. Pengertian Teman Sebaya

Dalam kamus lengkap psikologi peer group (kelompok kawan

sebaya) diartikan sebagai satu kelompok, dengan mana anak

mengasosiasikan dirinya.20 Menurut kutipan tersebut bahwa teman

sebaya merupakan satu kelompok yang dimana seseorang dapat mengembangkan dirinya terhadap teman sebayanya di dalam satu kelompok tersebut.

Adapun pendapat yang telah dikemukakan oleh Yusron Razak, peer

group atau teman sebaya yaitu “terdiri dari teman-teman yang seumur serta memiliki status sosial yang kurang lebih sama, sangat berpengaruh

dalam pembentukan perilaku dan nilai-nilai anak”.21 Menurut definisi di

atas teman sebaya sangat mempengaruhi pembentukan perilaku seseorang, perilaku positif maupun perilaku negatif dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu John W Santrock mengartikan sebaya adalah “orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang kira-kira sama. Sebaya memegang peran yang unik dalam perkembangan anak. Salah satu fungsi terpenting sebaya adalah memberikan sumber informasi dan

perbandingan tentang dunia di luar keluarga”.22

Baik Jean Piaget dan Harry Stack Sullivan memberikan penjelasan tentang peran sebaya dalam perkembangan sosioemosional. Mereka menekankan bahwa “melalui interaksi sebayalah anak-anak dan remaja

      

20

J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) h. 357. 21

Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran Sosiologi, (Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama, 2008) h. 54.

22 John W. Santrock, Perkembangan Anak, edisi ketujuh jilid dua, (PT Gelora Aksara Pratama, 2007) h. 205. 

belajar bagaimana berinteraksi dalam hubungan yang simetris dan timbal

balik”.23

Selain itu Piaget dan Lawrence Kohlberg mengemukakan pendapat bahwa “melalui hubungan sebaya yang diwarnai memberi dan menerima, anak-anak mengembangkan pemahaman sosial dan logika moral

mereka”.24

Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan teman sebaya ialah anak-anak atau remaja yang tingkat usianya sama, dan merupakan tempat membentuk suatu hubungan dekat untuk saling bertukar informasi, bekerjasama, saling memberikan rasa simpati dan kasih sayang terhadap satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.

b. Bentuk-bentuk Sebaya

John W Santrock telah membedakan lima status sebaya, yaitu sebagai berikut:

a) Anak-anak populer, sering dinominasikan sebagai sahabat dan

jarang tidak disukai oleh sebaya mereka.

b) Anak-anak rata-rata, menerima nominasi positif dan negatif

rata-rata dari sebaya mereka.

c) Anak-anak yang diabaikan, jarang dinominasikan sebagai

sahabat tetapi tidak dibenci oleh sebaya mereka.

d) Anak-anak yang ditolak, jarang dinominasikan sebagai sahabat

dan dibenci secara aktif oleh sebaya mereka.

e) Anak-anak kontroversial, sering dinominasikan sebagai teman

baik seseorang tapi juga sebagai orang yang tidak disukai.25

Anak-anak populer memiliki sejumlah kemampuan sosial yang membantu mereka disukai. Peneliti menemukan anak-anak populer mampu berkomunikasi dengan baik terhadap teman sebayanya, dapat mengendalikan emosi, menunjukan sikap peduli pada orang lain dan lebih percaya diri tanpa memuji dirinya sendiri.

       23 Ibid, h. 205

24

Ibid, h. 205. 25

John W. Santrock, Remaja, jilid dua, edisi kesebelas, (PT Gelora Aksara Pratama, April, 2007) h. 62.

Anak-anak yang diabaikan terlibat dalam tingkat interaksi yang rendah dengan teman sebaya mereka dan sering dinilai sebagai anak yang pemalu. Namun anak-anak yang ditolak sering kali memiliki masalah penyesuaian yang lebih serius dibanding anak-anak yang diabaikan. c. Fungsi Teman Sebaya

Remaja dibiarkan untuk menentukan sendiri komposisi masyarakat mereka. Bagaimanapun, seseorang dapat belajar menjadi seorang petarung yang baik hanya jika berada di antara kawan yang seusia. Salah satu fungsi terpenting dari teman sebaya adalah sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga. Remaja memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok teman sebaya. Remaja mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik, sama baik, atau kurang baik dibandingkan remaja-remaja lainnya. Mempelajari hal ini di rumah tidak mudah dilakukan karena saudara kandung biasanya

lebih tua atau lebih muda.26

Slamet Sentosa menjelaskan fungsi kelompok sebaya sebagai berikut:

a) Mengajarkan kebudayaan

Dalam peer group diajarkan kebudayaan yang berada di tempat itu.

Misalnya orang luar negeri masuk ke Indonesia maka teman sebayanya di Indonesia mengajarkan kebudayaan Indonesia.

b) Sebagai sumber informasi bagi orang tua dan guru bahkan untuk

masyarakat.

c) Dalam kelompok sebaya, individu dapat mencapai ketergantungan

satu sama lain. Karena dalam kelompok sebaya ini mereka dapat merasakan kebersamaan dalam kelompok dan saling tergantung satu sama lain.

d) Kelompok sebaya mengajar moral orang dewasa.

      

26

Anggota kelompok sebaya bersikap dan bertingkah laku seperti orang dewasa. Untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa mereka belajar memperoleh kemantapan sosial. Tingkah laku mereka seperti orang dewasa tetapi mereka tidak mau disebut dewasa.

e) Dalam kelompok sebaya, indiviu dapat mencapai kebebasan sendiri. Kebebasan disini diartikan sebagai kebebasan untuk berpendapat, bertindak, atau menemukan identitas diri. Karena dalam kelompok itu, anggota-anggotanya juga mempunyai tujuan dan keinginan yang

sama.27

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa teman sebaya merupakan suatu agen perubahan. Dengan individu berinteraksi dengan teman sebayanya ia akan menambah wawasan, karena teman sebaya memiliki fungsi memberikan informasi, mengajarkan kebudayaan dan dengan teman sebaya, individu dapat mencapai kebebasannya sendiri. d. Ciri-ciri Kelompok Sebaya

Menurut Slamet Sentosa, kelompok sebaya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Tidak mempunyai Struktur Organisasi yang jelas. Kelompok sebaya

terbentuk secara spontan.

b) Bersifat Sementara

Karena tidak ada struktur organisasi yang jelas. Kelompok ini tidak bisa bertahan lama. Lebih-lebih jika yang menjadi keinginan masing-masing anggota kelompok tidak tercapai. Atau karena keadaan yang memisahkan mereka seperti pada teman sebaya di sekolah.

c) Kelompok sebaya mengajarkan individu tentang kebudayaan yang

luas. Misalnya teman sebaya di sekolah, mereka umumnya terdiri dari individu yang berbeda-beda lingkungannya, yang mempunyai aturan atau kebiasaan yang berbeda-beda. Lalu mereka

      

27

memasukannya dalam kelompok sebaya sehingga mereka saling belajar secara tidak langsung tentang kebiasaan itu dan dipilih yang sesuai dengan kelompok, kemudian dijadikan kebiasaan kelompok.

d) Anggotanya adalah individu yang sebaya. Contoh konkretnya pada

anak-anak usia SMP atau SMA yang mempunyai keinginan, tujuan,

dan kebutuhan yang sama.28

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan, di dalam kelompok sebaya tidak ada organisasi. Karena kelompok sebaya biasanya terbentuk secara spontan, dan bersifat sementara, karena keadaan memisahkan mereka seperti pada teman sebaya di sekolah misalnya perpindahan kelas, dan kelompok sebaya biasanya akan saling bertukar informasi dengan tidak disengaja karena keadaan atau latar belakang masing-masing individu yang berbeda.

e. Interaksi Teman Sebaya

Interaksi dengan teman sebaya merupakan permulaan hubungan

persahabatan dan hubungan dengan peer group. Sudah sejak awal

berkembang preferensi tertentu dalam hubungan dengan anak-anak lain. Persahabatan pada anak sekolah pada umumnya terjadi atas dasar interes dan aktivitas bersama.

Menurut La Gaipa maka ketiga sifat berikut ini merupakan inti persahabatan, yaitu: a) loyalitas (jujur dan setia), b) rasa simpati (tidak ada distansi), dan c) tulus (tidak ada rasa segan, malu, atau kompetisi). Sifat inti persahabatan ini ditemukan pada masa remaja, namun juga

sudah nampak pada masa kanak-kanak.29

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, dalam ruang lingkup sekolah terutama di dalam kelas, peserta didik akan melakukan aktivitas secara bersama-sama. Pada aktivitas tersebut akan memacu terjadinya interaksi

      

28

Ibid, h. 81-82. 29

F.J Monks dkk, Psikologi Perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002) cet.14 h.187.

antara siswa dengan teman sebayanya yang saling membantu, menghargai dan menerima satu sama lain.

Aspek Interaksi Teman Sebaya menurut Monks dkk adalah:

a) Membina hubungan baik dengan teman.

b) Saling bertukar informasi antara teman sebaya.

c) Saling membantu satu sama lain.

d) Saling menghargai dan menerima.

e) Menunjukan rasa simpati dan kasih sayang.30

Selain itu, Santrock mengatakan bahwa “Tentu saja, hubungan sebaya bisa negatif maupun positif. Ditolak atau diabaikan oleh sebaya

membuat beberapa anak merasa kesepian dan dimusuhi. Ketika Anda

membaca tentang sebaya, ingat juga penemuan bahwa pengaruh sebaya

bervariasi bergantung pada cara perkembangan yang terbentuk”.31

Maksud dari uraian tersebut ialah teman sebaya dapat merubah individu menjadi positif maupun negatif, tergantung bagaimana individu berinteraksi dengan teman sebayanya.

Dokumen terkait