• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang di dapatkan melalui berbagai pengujian

di atas dapat diinterpretasikan bahwa pengaruh variabel independen, variabel

dependen dan variabel moderating adalah sebagai berikut :

a. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah

Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan asli yang diperoleh yang

dipungut atau di dapat berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Pendapatan Asli Daerah dipergunakan untuk melaksanakan

pemerintahan dan pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhannya guna

memperkecil ketergantungan dalam mendapatkan dana bantuan atau subsidi dari

pemerintah tingkat atas. Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber penerimaan

daerah perlu ditingkatkan agara dapat menanggung beban yang diperlukan dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan dan kegiatan pembangunan daerah di mana

hal ini juga dapat meningkatkan tingkat kemandirian otonomi suatu daerah.

Berdasarkan pengujian statistik terhadap variabel Pendapatan Asli Daerah

menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah mempunyai nilai uji t = 24,906 >

nilai kritis t 2,023 dan memiliki nilai signifikansi = 0,000 < α = 0,05 sehingga disimpulkan bahwa secara parsial Pendapatan Asli Daerah memiliki pengaruh

terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah pada kota di Pulau Sumatera

untuk Tahu 2011-2013. Pendapatan Asli Daerah dikatakan berpengaruh karena

memiliki nilai yang positif. Pendapatan Asli Daerah merupakan wujud partisipasi

dan retribusi daerah yang merupakan dua komponen penting yang ada dalam

PAD. Kesadaran masyarakat untuk berkontribusi dalam pembangunan dan

peningkatan PAD berimplikasi terhadap tingginya tingkat kemandirian keuangan

suatu daerah.

Hasil penelitian tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sartika (2014) yang menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah tidak

berpengaruh terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah. Sementara, dalam

penelitian yang dilakukan Muliana (2009) dan Bennyly (2011), hasil penelitian

menunjukkan hasil yang sejalan di mana Pendapatan Asli Daerah memang

memiliki pengaruh terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah.

b. Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah

Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah

untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.

Dana Alokasi Umum dialokasikan dengan memperhatikan beberapa aspek

terutam potensi fiskal serta kebutuhan fiskal daerah tersebut. Bagi daerah yang

potensi fiskalnya kecil, namun kebutuhn fiskalnya besar akan memperoleh alokasi

DAU yang relatif lebih besar.

Berdasarkan pengujian statistic terhadap variabel Dana Alokasi Umum

menunjukkan bahwa DAU memiliki nilai uji t = -350 < nilai kritis t 2,023 dan memiliki nilai signifikansi = 0,729 > α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial DAU berpengaruh negatif terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan

Daerah. Dana Alokasi Umum merupakan sumber dana bantuan/dukungan dari

pemerintah pusat ke daerah, yang diharapkan mampu dioptimalkan untuk

membiayai pembangunan daerah. Dana ini diharapkan dapat mengurangi

ketimpangan fiskal di daerah, dengan catatan bahwa pemerintah daerah tidak

terlalu bergantung pada dana ini. Menurut Halim (2007), ketergantungan kepada

pemerintah pusat harus seminimal mungkin, sehingga mampu mencapai

kemandirian keuangan daerah.

Hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan hasil dari penelitian Sartika

(2014). Penelitiannya menunjukkan bahwa Dana Alokasi Umum berpengaruh

terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah. Sementara untuk hasil

penelitian dari Muliana (2009) dan Bennyly (2011) menunjukkan hasil yang

serupa dengan hasil penelitian ini.

c. Pengaruh Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah

Dana Alokasi Khusus merupakan dana yang berasal dari APBN dan

dialokasikan ke daerah kabupaten/kota untuk membiayai kebutuhan tertentu yang

sifatnya khusus. Berdasarkan pengujian statistik terhadap Dana Alokasi Khusus

menunjukkn bahwa Dana Alokas Khusus mempunyai nilai uji t = -377 < nilai kritis t 2,023 dan nilai signifikansi = 0,708 > α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Dana Alokasi Khusus berpengaruh negatif terhadap Tingkat Kemandirian

Keuangan Daerah pada kota di Pulau Sumatera. Dana Alokasi Khusus merupakan

salah satu dana bantuan pemerintah pusat kepada daerah yang bertujuan untuk

pusat diharapkan hanya dijadikan dana pendamping, bukan sebaliknya. Indikator

suatu daerah dikatakan mandiri adalah keuangan daerahnya. Keuangan

pemerintah daerah dikatakan mandiri apabila daerah tersebut mampu segala

bentuk pembiayaan dengan PAD, tidak lagi tergantung kepada bantuan

pemerintah pusat.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil dari penelitian Sartika

(2014) yang menunjukkan bahwa DAK berpengaruh terhadap Tingkat

Kemandirian Keuangan Daerah. Lain halnya dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Muliana (2009) dan Bennyly (2011) yang menunjukkan hasil yang

sama dengan hasil penelitian ini.

d. Pengaruh Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah

Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari APBN yang

dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan tertentu dalam rangka

pelaksanaan otonomi daerah. Berdasarkan pengujian statistik terhadap Dana Bagi

Hasil menunjukkan bahwa DBH memiliki nilai uji t = -1,248 < nilai kritis t 2,023 dan memiliki nilai signifikansi = 0,219 > α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa DBH berpengaruh negatif terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan

Daerah. Waluyo (2007) mengatakan bahwa idealnya, semua pengeluaran daerah

dapat dipenuhi dengan menggunakan Pendapatan Asli Daerah, tidak lagi

bergantung kepada bantuan pemerintah pusat. Ini artinya, untuk mencapai

dari penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sartika

(2009) dan Bennyly (2014).

e. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil Secara Simultan Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

secara simultan PAD, DAU, DAK dan DBH berpengaruh terhadap Tingkat

Kemandirian Keuangan Daerah pada kota di Pulau Sumatera. Hasil ini terlihat

dari hasil uji signifikansi F yang menunjukkan nilai uji F = 508,628 > nilai kritis F 2,46 dan nilai tingkat signifikansi = 0,000 < α = 0,05. Walaupun secara parsial keempat variabel tersebut menunjukkan hasil yang berbeda-beda, namun secara

simultan keempat variabel tersebut berpengaruh terhadap Tingkat Kemandirian

Keuangan Daerah. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Muliana (2009), Bennyly (2011) dan Sartika (2014) yang

menunjukkan hasil yang serupa.

f. Pengaruh Belanja Modal Dalam Memoderasi Hubungan Antara Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah

Suatu variabel dikatakan memoderasi variabel bebas jika koefisien regresi

variabel tidak bernilai negatif dan signifikan (Ghozali, 2006:172). Hasil Pengujian

hipotesis yang dilakukan dalam peneltian menunjukkan bahwa secara simultan,

Belanja Modal mampu memoderasi hubungan antara PAD, DAU, DAK dan DBH

dilihat dari interaksinya terhadap masing-masing variabel independen, Belanja

Modal tidak memoderasi hubungan antara PAD, DAU, DAK dan DBH terhadap

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait