• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Rentangan Skor Jumlah Siswa Presentase

JUMLAH SISWA

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Berdasrkan tabel 6 di atas, hasil penelitian tingkat disiplin diri para siswa kelas V SD PL Don Bosko Semarang tahun ajaran 2009/2010 terhadap tata tertib sekolah secara umum dikategorikan tinggi karena dari 82 siswa terdapat 56 siswa (68.3 %) siswa pada kategori tinggi, 22 siswa (26.82%) pada kategori sedang dan 4 siswa (4.88%) pada kategori rendah.

2. Berdasarkan tabel 8 di atas, hasil penelitian tingkat disiplin diri para siswa kelas V SD PL Don Bosko Semarang tahun ajaran 2009/2010 pada aspek tertentu masih nampak adanya kelemahan (rendah). Lima aspek terendah yaitu, aspek keuangan 44%, aspek sopan santun 73,2 %, aspek perpustakaan 76,9 %, aspek proses kegiatan belajar mengajar 83% dan aspek kehadiran siswa 83%. Kelima bidang tersebut menempati lima urutan kategori terendah yang paling sering dilanggar siswa dibandingkan dengan aspek kebersihan, waktu istirahat, kegiatan lain, waktu belajar dan pakaian seragam yang jarang dilanggar oleh para siswa kelas V SD PL Don Bosko Semarang tahun ajaran 2009/2010.

Berikut penjelasan dari masing-masing disiplin diri para siswa berdasarkan tabel 8 terhadap aspek tata tertib sekolah :

a.Secara keseluruhan untuk aspek pakaian seragam menempati peringkat pertama dalam tingkat disiplin siswa terhadap tata tertib sekolah. Hal ini menunjukan kesadaran para siswa untuk menggunakan pakain seragam dan atribut sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan. Hal ini mungkin terjadi karena sekolah selalu mengadakan upacara bendera setiap hari Senin, guru memeriksa kerapian seragam pada saat berbaris pagi sebelum masuk kelas, dan siswa malu apabila

memakai pakaian seragam yang lain dengan kebanyakan teman. Faktor inilah yang membuat mereka tertib dalam pakaian seragam.

b.Secara keseluruhan untuk aspek waktu belajar menempati urutan kedua dalam tingkat disiplin siswa terhadap tata tertib sekolah. Hal ini menunjukan kesadaran siswa untuk berbaris setelah istirahat untuk masuk ke kelas. Selain itu juga kesadaran untuk berdoa dengan sungguh-sungguh. Kebiasaan ini terjadi karena sekolah membiasakan siswa untuk selalu berdoa dan berbaris pada saat akan memulai pelajaran, istirahat, setelah istirahat, dan pulang sekolah. Mungkin karena kebiasaan yang dimulai sejak kelas satu secara berulang-ulang, sehingga siswa pun sudah memiliki kebiasaan untuk berbaris dan berdoa dengan tertib.

c.Secara keseluruhan untuk aspek kegiatan lain menempati urutan ketiga dalam tingkat disiplin siswa terhadap tata tertib sekolah. Aspek ini berkaitan dengan kegiatan di luar sekolah yang mendukung kegiatan belajar dan mengajar. Ternyata banyak siswa yang memanfaatkan kegiatan ini sehingga dalam aspek ini nampak banyak siswa yang bersungguh-sungguh dalam kegiatan luar kelas. Kegiatan ini misalnya kunjungan ke museum, tempat-tempat bersejarah, dan bertamasya. Para siswa merasa sangat senang karena dapat pergi dan belajar bersama teman-temannya di luar area sekolah. Faktor inilah yang mungkin membuat siswa yang bersungguh-sungguh.

d.Secara keseluruhan untuk aspek waktu istirahat menempati peringkat keempat dalam tingkat disiplin siswa terhadap tata tertib sekolah. Hal ini menunjukan kesadaran mereka pada saat istirahat untuk tidak berada di dalam kelas agar

tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan misalnya barang hilang dalam kelas, karena pada saat istirahat hampir seluruh siswa dan guru juga melaksanakan istirahat sehingga kurang ada pemantauan. Selain itu pada saat istirahat siswa juga dapat bermain, jajan, serta bersosialisasi dengan teman lain kelasnya. Hal ini mendukung perkembangan diri khususnya dalam bidang sosial.

e.Secara keseluruhan aspek kebersihan menempati urutan kelima dalam tingkat disiplin siswa terhadap tata tertib sekolah. Hal ini menunjukan kesadaran mereka untuk mejaga lingkungan sekolah. Meskipun ada beberapa siswa yang membuang sampah di sembarang tempat, tidak menyiram WC, mencorat-coret tembok maupun sarana sekolah seperti meja dan kursi. Hal ini terjadi mungkin karena mereka menganggap bahwa barang-barang tersebut bukan milik dirinya, sehingga mereka kurang menjaga dan merawat sarana sekolah.

f.Secara keseluruhan untuk aspek kehadiran siswa menempati peringkat keenam dalam tingkat disiplin siswa terhadap tata tertib sekolah. Hal ini menunjukan adanya kesadaran siswa untuk meminta ijin kepada guru apabila akan meninggalkan kelas. Kehadiran di kelas sangat penting bagi siswa untuk dapat mengikuti kegiatan belajar dan mengajar dengan baik. Ini berkaitan juga dengan presensi yang dilakukan setiap jam mata pelajaran, sehingga apabila siswa tidak ijin, maka akan mempengaruhi kehadirannya pada tiap jam mata pelajaran. g.Secara keseluruhan aspek proses kegiatan belajar mengajar menempati urutan

ketujuh dalam tingkat disiplin siswa terhadap tata tertib sekolah. Hal ini menunjukan kurangnya kesadaran siswa untuk memiliki sikap taggung jawab terhadap pekerjaan rumah, memiliki sikap yang kurang baik di dalam kelas

misalnya kurang memperhatikan guru yang sedang menjelaskan, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan mengerjakan ulangan sendiri. Hal ini mungkin terjadi karena para siswa merasa bosan di dalam kelas dan lupa melihat buku tugas. Faktor inilah yang membuat mereka lemah dalam hal kegiatan belajar mengajar.

h.Secara keseluruhan untuk aspek perpustakaan menempati urutan kedelapan dalam tingkat disiplin siswa terhadap tata tertib sekolah. Hal ini menunjukan kurangnya kesadaran untuk selalu menjaga ketenangan, kerapian ruangan, merawat buku dengan sebaik-baiknya. Hal ini mungkin terjadi karena siswa kurang menyenangi membaca, sehingga mereka merasa bosan dan kemudian kurang menjaga ketenangan dan ketertiban di perpustakaan.

i. Secara keseluruhan aspek sopan santun menempati urutan kesembilan dalam tingkat disiplin siswa terhadap tata tertib sekolah. Hal ini menunjukan kurangnya kesadaran mereka untuk memiliki sikap sopan santun baik dengan kepala sekolah, guru, karyawan, dan teman-temannya. Hal ini mungkin terjadi karena para siswa hanya mengalami relasi yang mendalam dengan guru kelasnya. Mereka kurang begitu mengenal para guru yang tidak menjadi guru kelasnya. Mereka juga tidak akrab dengan karyawan. Faktor inilah yang membuat mereka lemah dalam hal tegur sapa dengan anggota komunitas sekolah kecuali guru kelasnya.

j.Secara keseluruhan aspek keuangan menempati urutan kesepuluh dalam tingkat disiplin siswa terhadap tata tertib sekolah. Hal ini menunjukan kurang tanggung jawab mereka terhadap pembayaran uang sekolah. Siswa kelas V SD PL Don

Bosko merupakan siswa yang status sosialnya berada di atas rata-rata, hal yang biasa terjadi adalah mereka lupa membawa atau sudah membawa namun lupa untuk membayarkannya ke bagian administrasi.

C. Topik-topik bimbingan klasikal yang perlu diberikan kepada para siswa kelas V

Dokumen terkait