• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

Misi 4 (Meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan peran serta masyarakat/atau kegiatan usaha dalam upaya pelestarian fungsi

D. Pusat Data Pengendalian dan Pemantauan Air Bawah Tanah

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengumpulan data dan hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi peneliti dalam Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah Dalam Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup di Balaraja Kabupaten Tangerang yang relevan dengan Teori Pengawasan Menurut Handoko (2000:373) yang digunakan oleh peneliti yaitu :

1. Akurat

Dalam hubungannya dengan teori yang dipilih oleh peneliti tentang pengawasan dalam segi ke akuratan pelaksanaan yang telah dilakukan oleh Bidang Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan dalam melakukan aktifitasnya tidak terlepas dari pelaksanaan yang lemah seperti dikemukakan oleh Kabid Pengawasan dan Pengendalian BLHD (I1) menyatakan bahwa :

Dari segi keakuratan dalam proses perencanaan kita harus mengetahui bidang mana yang sedang membutuhkan proses yang ditingkatkan dan perlu dilakukan evaluasi dan setelah kita mengetahui adanya kesalahan-kesalahan berikut penyimpangan yang terjadi tidak sesuai dengan perencanaan diawal maka kita

akan melakukan evaluasi sehingga proses harus kembali dan sesuai prosedur yang telah direncanakan atau prosedur yang berlaku”. (Hasil wawancara dengan Kabid Wasdal BLHD pada hari Senin 20 Juli 2015 pukul 9.30 wib dikantor BLHD Kabupaten Tangerang). Berdasarkan hasil wawancara dengan Kabid Pengawasan dan Pengendalian BLHD Kabupaten Tangerang Bapak (I1) proses keakuratan yang ada dibidang pengawasan dan pengendalian dilakukan sudah berjalan sesuai dengan segi perencanaan yang telah ditetapkan dalam kompetensi Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang. Dalam hubungannya untuk ke akuratan perencanaan dalam pengawasan sudah terlaksana dengan baik. Dari segi pekerjaan yang ditangani dan selain itu kegiatan aparatur pegawai.

Keakuratan bukan hanya dari segi perencanaan, keakuratan di Badan Lingkungan Hidup dalam menerima inforasi dari pada data-data dan informasi dari pimpinan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang harus diterima oleh para pegawai dengan kata lain tidak menimbulkan pertanyaan dari pada penerima informasi tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Informan bapak Kabid Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang beliau mengatakan :

Iya keakuratan data-data dan informasi itu sangat penting mas. karena kita tidak bisa berjalan sendiri dalam arti kata kami disini kan bekerja sama saling bahu-membahu dalam melakukan pekerjaan. Bidang-antar bidang data yang diperoleh pun harus akurat. Informasi yang diberikan oleh pimpinan atau bapak Kaban pun harus diterima dan dilakukan apabila ada arahan dalam peaksanaan pekerjaan. (Hasil wawancara dengan Kabid Wasdal BLHD pada hari Senin 20 Juli 2015 pukul 9.30 wib dikantor BLHD Kabupaten Tangerang).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kabid Pengawasan dan Pengendalian BLHD Kabupaten Tangerang Bapak (I1) proses keakuratan yang ada dibidang pengawasan dan pengendalian dalam keakuratan data-data dan informasi sudah akurat agar terjadi miss communication agar pelaksanaan pekerjaan menjadi lebih baik dan efesien. Maka dari itu seperti yang diungkapkan kembali oleh Kabid Pengawasan dan Pengendalian BLHD Bapak (I1) menyatakan bahwa :

Pengawasan disini lebih ke bagaimana proses yang dilakukan oleh semua pegawai di instansi BLHD professional dalam menyadari kesungguhuan dalam bekerja dan bisa menilai bagaimana mekanisme yang professional dalam melakukan Pengawasan Badan Lingkugan Hidup Dalam Pengendalian Lingkungan Hidup di Balaraja Kabupaten Tangerang agar perencanaan atau proses pengawasan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Hasil wawancara dengan Kepala Bidang pengawasan dan pengendalian limbah pada hari Senin tanggal 19 Januari 2015 dikantor BLHD Kabupaten Tangerang).”

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kabid Pengawasan dan Pengendalian BLHD Kabupaten Tangerang Bapak (I1) proses keakuratan yang ada dibidang pengawasan dan pengendalian dilakukan sudah berjalan sesuai dengan segi perencanaan yang telah ditetapkan dalam kompetensi Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang.

Proses yang sebenarnya dari penjelasan hasil dari tujuan fungsi dan pokok harus lebih baik dari pada yang terjadi pada kinerja. Dikatakan bahwa pimpinan organisasi atau institusi sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan semaksimum mungkin dengan penggunaan sumber daya manusia secara efisien yaitu sebagai berikut :

Gambar 4.4.1

SOP Perencanaan Pengawasan BLHD Kabupaten Tangerang 2014

Berdasarkan pengumpulan data dan hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi peneliti lakukan terdapat proses perencanaan dalam melakukan Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang dalam Pengendalian Lingkungan Hidup di Balaraja Kabupaten Tangerang terdapat beberapa proses SOP pengawasan yang dilakukan oleh

No Kegiatan Pelaksana Mutu Baku

Ket

Kaban Sekban Kabid Tim Perlengkapan waktu Output

1 Menyusun rencana tim pengawas dan pelaku usaha yang ditinjau kelapangan

Disposisi 1 Hari Disposisi

2 Menetapkan tim pengawas dan pelaku usaha yang akan ditinjau ke lapangan

Surat Tugas 1 Hari Surat Tugas

3 Pelaksanaan tinjau lapang Berita acara 1 Hari Berita

Acara

4 Hasil Berita Acara dilaporkan ke

Kepala BLHD Laporan 3 Hari Laporan

5 Tim Pengawas melakukan verifikasi terhadap Berita Acara (Tinjau Lapang Kedua)

Berita Acara 7 Hari s.d 90 Hari

Berita Acara

6 Apresiasi Laporan 1 Hari Laporan

7 Pemberian Piagam oleh Kepala

BLHD Piagam 7 Hari Piagam

8 Membuat Surat Penjelasan terhadap

Perusahaan (Pemanggilan) Surat 3 Hari Surat

9 Pelaksanan Tinjau Lapang Ketiga Berita Acara 7 Hari s.d

90 Hari

Berita Acara

10 Ketaatan Perusahaan terhadap Berita Acara Hasil Penjelasan Perusahaan (Pemanggilan)

Laporan 1 Hari Laporan

11 Tim Pengawas merekomendasikan

Sanksi Draf 7 Hari Draf

12 Kepala BLHD Menyetujui dan menerbitkan Surat Keputusan Sanksi

Surat

Keputusan 1 Hari

Surat Keputusan

13 Tim Pengawas menyampaikan

Surat Keputusan Sanksi ke Perusahaan dan ditembuskan ke instansi terkait

Surat

Keputusan 3 Hari

Surat Keputusan

Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang yaitu sebagai berikut :

1. Menyusun rencana tim pengawas dan pelaku usaha yang ditinjau ke lapangan.

2. Menetapkan tim pengawas dan pelaku usaha yang akan ditinjau ke lapangan.

3. Melaksanakan tinjau lapang langsung.

4. Hasil berita acara dilaporkan ke kepala BLHD.

5. Tim pengawas melakukan verifikasi terhadap berita acara (melaksanakan tinjau lapangan kedua).

6. Memberikan apresiasi.

7. Pemberian piagam oleh Kepala BLHD

8. Membuat surat penjelasan terhadap perusahaan (pemanggilan). 9. Melaksanakan tinjau lapang ketiga.

10.Ketaatan perusahaan terhadap berita acara hasil penjelasan perusahaan (pemanggilan).

11.Tim pengawas merekomendasikan sanksi

12.Kepala BLHD menyetujui dan menerbitkan surat keputusan sanksi.

13.Tim pengawas menyampaikan surat keputusan sanksi ke perusahaan dan ditembuskan ke instansi terkait.

Permasalahan yang ditemukan peneliti dilapangan terdapat beberapa kejanggalan yang patut untuk diperhatikan dalam SOP Pengawasan lebih lanjut dilingkungan wilayah Kabupaten Tangerang karena permasalahan tersebut yaitu pertama, Pengawasan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan kepala bidang pengawasan dan pengendalian limbah mempunyai proses dalam mengawasi sebuah pelaksanaan industri dalam memproduksi barang dan jasa, perencanaan pengawasan yang dilakukan oleh Kabid Pengawaan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang yaitu :

5. Dilakukan pendataan terdahulu. 6. Lalu melihat Letak industri 7. Industri

8. Perkiraan limbah yang akan dibuang.

“Setelah dilakukan pendataan pada tahap awal profil perusahaan itu sangat penting dan harus dilakukan untuk lanjut ke proses perencanaan pendirian sebuah perusahaan”. (Hasil wawancara dengan Kepala Bidang pengawasan dan pengendalian limbah pada hari Senin tanggal 19 Januari 2015 dikantor BLHD Kabupaten Tangerang).

Berdasarkan pernyataan diatas, jika dilihat proses pengawasan yang dilakukan yaitu pendataan terlebih dahulu, melihat letak industri, industri dibidang apa, dan perkiraan limbah apa yang akan dikeluarkan. Setelah proses dilakukan lanjut ketahap awal pendataan dokumen perusahaan dan proses pendirian perizinan perusahaan. Begitu panjang proses yang harus dilakuakan sebab melihat dari sisi luas perusahaan mencakup dampak yang luas juga terutama hasil limbah yang dikeluarkan oleh perusahaan dan industri.

Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang dalam Pengendalian Lingkungan Hidup di Balaraja Kabupaten Tangerang perlu mengetahui dasar yang harus dilakukan adlam melakukan pengawasan. Baik pengawasan internal dan eksternal. Agar lebih konsisten dan professional dalam melakukan pengawasan dengan prosesnya harus sesuai prosedur dari Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang.

Biasanya setelah kita dapat informasi dari pemberitaan masyarakat kemudian kita investigasi ke lapangan, setelah itu kita bertemmu warga dan bila memang warga merasa terganggu kita melakukan proadvokasi ke perusahaan lalu kita mengingatkan, jika saat proses negosiasi perusahaan tidak mau, kita lakukan demonstrasi sambil

melapor ke pihak pemerintahan daerah (Bupati). (Wawancara dengan Wahana Fortuna Banten 8 November 2015 jam 16.32 di Sekretariat Wahana Hijau Fortuna).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Wahana Fortuna Banten diatas bahwa pengawasan yang dilakukan dalam melakukan ke akuratan data yakni mencari infromasi kepada masyarakat dan langsung melakukan investigasi ke lapangan. Hal ini bentuk partisipasi aktif yang dilakukan Wahana Fortuna Banten dalam meminimalisir tindakan dan kasus pencemaran di Balaraja Kabupaten Tangerang. Bahwa dengan melakukan penyampaian aspirasi dengan aksi. Pengawasan akan berjalan dengan baik apabila perusahaan mengtaati peraturan UU 32 Nomor 2009 dan Peraturan Bupati Tahun 2010 Nomor 54.

Langkah-langkah Wahana Fortuna dalam melakukan pengawasan langsung seperti yang dikatakan oleh Romly Direktur Eksekutif Wahana Hijau Fortuna yaitu sebagai berikut :

Salah satu program kita dalam menjaga lingkungan adalah dengan menanam pohon bersama. Kota ajak masyarakat sekitar terutama anak-anak untuk menanam pohon, tidak lupa kita uga mengingatkan agar menjaga pohon yang sudah ada dan tidak membuang sampah sembarangan apalagi dimusim hujan. (Wawancara dengan Wahana Hijau Fortuna 8 November 2015 jam 16.32 di Sekretariat Wahana Hijau Fortuna).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Wahana Fortuna Banten pera dalam menjaga kualitas lingkungan dengan berpartisipasi aktif dan mengajak masyarakat agar berperan aktif untuk menjaga lingkungan di Kabupaten Tangerang di wilayah Balaraja. Mengajak kepada elemen masyarakat agar bekerja sama untuk menjaga kualitas lingkungan hidup.

Memberdayakan lahan-lahan kritis agar bisa menjadikan linkungan yang sehat dan bersih.

Berikut pernyataan yang disampaikan oleh HSE Manager PT.Adis Dimension Footwear dalam keakuratan data yang harus dilakukan pengumpulan data ke Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang seperti yang diungkapkan :

Sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan pengelolaan lingkungan hidup. Peraturan pemerintah No.27Tahun 2012 tentang pedoman penyusunan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UKL-UPL). Jadi dalam peraturan sudah cukup jelas setiap perusaan yang berskala besar wajib menyusun dokumen penyusunan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UKL-UPL). (Wawacara dengan HSE Manager PT.Adis Dimension Footwear 08 November 2015).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan Sri Wijayanti HSE Manager PT.Adis Dimension Footwear yakni sebagai keakuratan data penyusunan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UKL-UPL) sudah dilakukan dengan efektif. Perusahaan harus mampu mengelola dan memantau kegiatan limbah yang dikeluarkan. 2. Tepat Waktu

Peraturan kedisiplinan waktu guna menunjang kegiatan pengawasan adalah perlu pelaksanaan kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh bidang pengawasan serta Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang dengan begitu harapan ketepatan waktu dalam masuk dan pulang kerja masih sangat rendah kesadaran dari pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah. Berikut pernyataan hasil wawancara

dengan Kabid Pengawasan dan Pengendalian BLHD kepada peneliti yaitu sebagai berikut :

“Seperti ini mas, dalam ketentuan perundang-undangan peraturan kedisiplinan jam masuk dan jam pulang kerja itu sudah sangat jelas dan ditambah lagi oleh peraturan daerah dikabupaten tangerang ini ya. Jadi apabila ditemukannya pegawai yang telat datang dan pergi keluar kantor maka biasanya akan diberi penilaian oleh masing-masing pimpinan kepala bidang. Iya dikita juga masih ada saja yang nekat melakukan kejadian tersebut. Namun pimpinan selalu berkoordinasi dengan bagian kepegawaian”. (Hasil wawancara dengan Kabid Pengawasan pada hari senin 20 Maret 2015 pukul 09.15 wib dikantor BLHD Kabupaten Tangerang).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan Kabid Pengawasan dan Pengendalian BLHD Kabupaten Tangerang mengungkapkan ketepatan waktu dalam kedisiplinan datang dan pulang kerja masih harus diperhatikan lebih serius lagi. oleh karena itu Indikator Ketepatan Waktu menurut Handoko (2005:373) ada aspek Tepat Waktu dalam kedisiplinan pengawasan maupun organisasi. karena ketepatan waktu dalam kedisiplinan hal sepele namun berimbas pada pengaruh kualitas dan kuantitas pekerjaan didalam organisasi.

Ketepatan waktu yang dilakukan oleh bidang pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang dalam melakukan pengawasan survei tinjau lapang langsung ke indusri seperti yang diungkapkan oleh informan Kabid Pengawasan dan Pengendalian yaitu sebagai berikut :

Iya ketepatan waktu dalam pelaksanaan proses pengawasan juga tidak bisa langsung ya mas, jadi harus membuat surat ke pak Kaban seperti tembusan untuk proses pengawasan langsung ke lapangan. Setelah di acc oleh pak Kaban baru kita melakukan tinjau lapang

langsung. Karena hanya Pejabat PPLHD saja yang mempunyai ijin dalam melakukan pengawasan ke perushaan dan itu dilakukan pengawasan satu minggu mencapai 6 perusahaan dan dibagi 2 kelompok atau tim.” (Hasil wawancara dengan Kabid Pengawasan pada hari senin 20 Maret 2015 pukul 09.15 wib dikantor BLHD Kabupaten Tangerang).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kabid Pengawasan dan Pengendalian BLHD Kabupaten Tangerang Bapak (I1) proses ketepatan waktu yang memakan waktu cukup panjang per satu minggu hanya melakukan enam sampai sepuluh perusahaan. Karena minimnya SDM.

Berikut pernyataan hasil wawancara dengan Bidang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang melakukan proses pengawasan berdasarkan indikator ketepatan waktu dalam penyusunan dokumen AMDAL yaitu sebagai berikut :

1. Penilaian dari dokumen-dokumen amdal (analisis dampak lingkungan dan upaya pengelolaan upaya pemantauan lingkungan)

2. Evaluasi : yang dilaksanakan rutin menilai dan memeriksa. Datanya dari perusahaan.

“Semua kegiatan dan atau usaha wajib dilengkapi dengan dokumen lingkungan. (dokumen lingkungan bisa jadi amdal, ukl-upl/sppl). Nanti penafsirannya filternya ada di Peraturan Menteri 05 Tahun 2012. Wajib amdal dan wajib ukl-upl mas”. (Hasil wawancara dengan Kassubid Evaluasi Dampak Lingkungan pada hari Senin 29 Juni 2015 pukul 11.30 wib dikantor BLHD Kabupaten Tangerang).

Bersarkan pernyataan bidang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) proses pengawasan dalam penyusunan dokumen ukl-upl itu wajib dilakukan karena dari data dokumen tersbut akan mengetahui perusahaan atau pelaku usaha yang menjalani proses produksi

dan mempunyai hasil produksi. Serta dampak perkiraan apa yang dibuang limbahnya itu akan di evaluasi karena jangan sampai dampak perusahaan akan merusak lingkungan sekitar masyarakat dan merugikan masyarakat sekitar. Masyarakat harus lebih aktif dan gencar dalam bekerjasama untuk mengawal proses produksi perusahaan dan dampak apa saja yang akan dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.

Berikut hasil wawancara dengan Sri Wijayanti HSE Manager PT.Adis Dimension Footwear dalam penyusunan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UKL-UPL) yaitu :

Ya PT.Adis Dimension Footwear sudah melakukan ketaatan penyusunan UKL-UPL itu sejak dari jaman dahulu tahun 1989. Maka dari itu kami mendapatkan penghargaan dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Provinsi. UKL-UPL itu wajib dilaksanakan agar maksimal menjaga lingkungan. (wawancara dengan Sri Wijayanti HSE Manager PT.Adis Dimension Footwear 08 November 2015 12.30 wib)

Berdasarkan hasil wawancara dengan dengan Sri Wijayanti HSE Manager PT.Adis Dimension Footwear dalam penyusunan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UKL-UPL) sudah dilakukan dengan baik. Dalam penyusunan yang diberikan dalam bentuk laporan ke Badan Lingkungan Hidup Daerah itu dilaksanakan dan dilaporkan 1 tahun 2 lapooran.

Pengawasan memerlukan ketepatan waktu perusahaan dalam pengumpulan data-data seperti yang dikatakan oleh Romly Direktur Eksekutif Wahana Fortuna yaitu sebagai berikut :

Kalau dari pihak kita di sesuaikan dengan kondisi di usahakan selalu tepat waktu. Karena kita sebagai lembaga yang menampung aspirasi

masyarakat. Semua laporan-laporan yang terkait dengan pencemaran lingkungan kita tampung untung ditindak lanjuti lagi. Sampai saat ini kita nilai sudah berjalan dengan baik. Hanya saja dari pihak BLHD kabupaten itu tidak memiliki kabid penegakkan hukum. Jadi ketika ada kasus-kasus laporan, mereka tidak bisa langsung menindak lanjuti karena laporan dilimpahkan ke BLHD provinsi. . (Wawancara dengan Direktur Eksekutif Wahana Hijau Fortuna 8 November 2015 jam 16.32 di Sekretariat).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan Wahana Fortuna Banten beliau menilai menilai Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang sudah berjalan dengan baik. Namun seharusnya Badan Lingkungan Hidup Derah Kabupaten Tangerang harus memiliki bidang penegakan hukum. Jadi ketika terjadi penccemaran yang terjadi Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang mempunyai kewenangan dalam pemberikan hukum. Karena seperti yang dikatakan oleh Romly Wahana Hijau Fortuna yaitu Langkah-langkah apa yang dilakukan oleh LSM dalam menciptakan ketepatan waktu ?

Tidak ada langkah khusus yang kita lakukan karena kita juga menunggu kinerja aja. Kalau dari pihak kita saat ada masyarakat yang melapor ya kita kumpulkan data selengkap-lengkapnya agar tidak terjadi salah paham dan bisa kita tindak lanjuti. . (Wawancara dengan Direktur Eksekutif Wahana Fortuna 8 November 2015 jam 16.32 di Sekretariat).

Berdasarkan hasil wawancara diatas Wahana Fortuna Banten tidak mempunyai langkah khusus. Sebab kewenangan penuh dalam menjaga lingkungan adalah Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang. Wahana Fortuna Banten mengumpulkan data-data dilapangan dengan kelengkapan agar bisa ditindak lanjuti.

3. Obyektif

Indikator yang ketiga yaitu Obyektif dan menyeluruh, hal ini dimaksudkan agar informasi harus mudah dipahami, dimengerti dan bersifat obyektif serta lengkap. Untuk lebih jelasnya peneliti mencantumkan hasil wawancara peneliti dengan informan dikantor Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang yaitu peneliti menwawancarai Kabid Pengawasan dan Pengendalian tentang informasi yang disampaikan ataupun informasi langsung dari Kepala Badan yaitu sebagai berikut :

Untuk informasi apapun hasilnya dari Kepala Badan itu akan kita sampaikan langsung atas perintah dari bapak Kaban agar pegawai di semua bidang bukan hanya dibidang pengawasan saja berjalan dengan baik. Kan apabila tidak tersampaikannya informasi akan mengakibatkan keterlambatan pekerjaan entah itu soal pelayanan dan pengumpulan data. Karena dibidang pengawasan ini sangat mempunyai peran yang cukup berat mas. bukan berarti kami mengeluh apabila terjadinya pencemaran pasti yang disalahkan pemerintah dan terlempar ke kami bidang pengawasan.” (Hasil wawancara dengan Kabid Pengawasan pada hari senin 20 Maret 2015 pukul 09.15 wib dikantor BLHD Kabupaten Tangerang).

Berdasarkan hasil wawancara diatas tentang ke Obyektifan suatu informasi yang ditanyakan kepada informan. Bahwa sebagian pegawai selalu memahami terhadap informasi yang telah disampaikan oleh pimpinan Kepala Badan maupun Kepala Bidang yang memberikan arahan atau koordinasi antar bidang. Para pegawai memahami informasi yang disampaikan oleh pemimpin dalam segala jenis informasi pelakasanaan kegiatan kerja yang diberikan dan disampaikan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang.

Objektif sikap yang lebih pasti, bisa diyakini keabsahannya, tapi bisa juga melibatkan perkiraan dan asumsi. Dengan didukung dengan fakta/data. Sikap objektif adalah sikap yang harus dijunjung tinggi bagi seseorang untuk berpandangan terhadap suatu masalah. Seperti yang diungkapkan oleh Bidang Bina Hukum terkait pencemaran yaitu sebagai berikut :

“Iya jadi seperti ini, BLHD dalam memberikan informasi dan keluhan harus bersifat objektif kenapa, masyarakat sekarang kan sudah pada pintar mas, apabila terjadi pencemaran saja kebanyakan meraka langsung melaporkan ke kami BLHD melalui LSM sembaga swadaya masyarakat. Kami pun harus menanggapi secara objektif mas tidak bisa kita katakan yang tidak sebenarnya terjadi.” (Hasil wawancara dengan Bidang Bina Hukum dan Informasi Lingkungan pada tanggal 29 Juni 2015 dikantor BLHD pukul 10.30 wib).

Berdasarkan Berdasarkan hasil wawancara diatas tentang ke Obyektifan suatu informasi yang ditanyakan kepada informan. Bahwa sebagian pegawai selalu memberikan informasi yang bersifat objektif. Karena objektif dapat dilakukan keabsahannya dari data-data yang ada. Peneliti mengutip hasil wawancara dengan Romly Wahana Fortuna Banten yaitu informasi yang diterima sudah bersifat obyektif :

Untuk informasi pasti harus objektif. Makanya saat ada laporan-laporan dari masyarakat kita lakukan musyawarah bersama antar masyarakat, dari situ kita kroscek untuk kebenaran datanya sebelum kita ke perusahaan. LSM kami memiliki 3 bagian yaitu edukasi sebagai pendidikan lingkungan, konservasi yaitu penanaman pohon seperti pohon tembakau di pesisir pantai dan advokasi sebagai pihak yang melapor kasus yang berhubungan dengan hukum. (Wawancara dengan Romly Eksekutif Wahana Hijau Fortuna 8 November 2015 jam 16.32 di Sekretariat).

Berdasarkan hasil wawancara diatas adalah bahwa ke obyektifan data yang diperoleh melaui musyawarah agar informasi dan kebenaran

data memang asli sebelum ditinjau ke lapangan yaitu ke perusahaan. Informasi yang obyektif akan akurat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sri Wijayanti HSE Manager PT. Adis Dimension Footwear mengatakan bahwa keobyektifan dalam penanganan pengawasan limbah yaitu :

Kita itu mempunyai program Green Operation yaitu PT. Adis Dimension Footwear dalam pelaksanaan kegiatan produksinya menerapkan sistem ramah lingkungan, dengan cara menerapkan konsep 3 R (Reduce, reuse, recycle) yang mencakup program-program yaitu waste water treatment and reause program-program melalui program ini limbah on site treatment, energy efficiency program bertujuan mengurangi penggunaan energy, pencanangan green office bertujuan untuk membentuk lingkungan kerja yang ramah lingkungan dan hemat energy, social tanggap darurat merupakan program kepedulian PT. Adis Dimension Footwear, goes to campus bertujuan memberikan kontribusi dalam bentuk rekrutmen ke kampus-kampus di Indonesia dan pemberian beasiswa anak karyawan dan anak masyarakat. (Wawancara dengan Sri Wijayanti HSE Manager PT.Adis Dimension Footwear tanggal 08 November