• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pengujian Persyaratan Analitis 1. Uji Normalitas

2. Pembahasan Hipotesis Pertama a. Berat Jenis

Hasil analitis statistik inferensial untuk hipotesis pertama diperoleh bahwa secara umum penggantian sebagian abu sekam padi berpengaruh secara signifikan terhadap berat jenis batu bata dengan tingkat hubungan pada lama pembakaran 12 jam berpengaruh sedang dan untuk lama pembakaran 18 jam, 24 jam, dan 30 jam berpengaruh kuat. Persamaan regresi yang diperoleh berupa persamaan linear dengan nilai konstanta x negatif yang berarti penggantian abu sekam padi akan menurunkan berat jenisnya, dapat dilihat pada gambar 4.1 yakni hasil output pada SPSS 19.

Berat jenis 12 jam Berat jenis 18 jam

Variasi Variasi

Berat jenis 24 jam Berat jenis 30 jam

Variasi Variasi

Gambar 4.1. Grafik Output SPSS 19 Hubungan Berat Jenis dan Variasi Abu Sekam Padi

Sedangkan dari analisis deskriptif melalui nilai rata – rata hasil uji berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat kecenderungan perubahan berat jenis pervariasi penggantian sebagian abu sekam padi untuk tiap lama pembakaran.

Gambar 4.2. Hubungan Variasi Penggantian Sebagian Abu Sekam Padi dan Berat Jenis

Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa semakin banyak penggantian sebagian abu sekam padi menyebabkan berat jenis batu bata semakin kecil. Hal tersebut karena penggantian sebagian tanah liat oleh abu menyebabkan massanya menjadi berkurang karena berat jenis tanah liat 2,715 lebih besar daripada berat jenis abu sekam padi yakni 1,66.

b. Susut Bakar Batu Bata

Hasil analitis statistik inferensial untuk hipotesis pertama diperoleh bahwa secara umum penggantian sebagian abu sekam padi berpengaruh tidak signifikan terhadap susut bakar batu bata dengan tingkat hubungan pada semua variasi lama pembakaran berpengaruh rendah. Persamaan regresi tidak diperoleh karena data tidak memenuhi syarat regresi linear dan regresi nonlinear (kuadratik), dapat dilihat pada gambar 4.3 yakni hasil output pada SPSS 19.

1.3 1.35 1.4 1.45 1.5 1.55 1.6 0% 5% 10% 15% 20% 25%

hubungan antara variasi penggantian dan berat jenis

berat jenis 12 jam berat jenis 18 jam berat jenis 24 jam berat jenis 30 jam

Susut bakar 12 jam Susut bakar 18 jam

Variasi Variasi

Susut bakar 24 jam Susut bakar 30 jam

Variasi Variasi

Gambar 4.3. Grafik Output SPSS 19 Hubungan Susut Bakar dan Variasi Abu Sekam Padi

Sedangkan dari analisis deskriptif melalui nilai rata – rata hasil uji berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat kecenderungan perubahan susut bakar pervariasi penggantian sebagian abu sekam padi untuk tiap lama pembakaran.

Gambar 4.4. Hubungan Variasi Penggantian Sebagian Abu Sekam Padi dan Susut Bakar

Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa pada penggantian sebagian abu lebih banyak ternyata menurunkan susut bakarnya. Penurunan prosentase susut bakar yang berarti kenaikan dimensi batu bata terjadi pada penggantian sebagian abu 20%, hal ini disebabkan oleh kandungan SiO2

yang terdapat pada abu dan tanah liat mengalami perubahan susunan maksimal sehingga butir-butir tanah liat dan abu mengalami pemuaian. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan dimensi sampel yang mengakibatkan penurunan susut bakar.

c. Porositas Batu Bata

Hasil analitis statistik inferensial untuk hipotesis pertama diperoleh bahwa pada lama pembakaran 12 jam, 18 jam, dan 24 jam penggantian sebagian abu sekam padi berpengaruh tidak signifikan dan untuk lama pembakaran 30 jam penggantian sebagian abu sekam padi berpengaruh secara signifikan terhadap porositas batu bata dengan tingkat hubungan pada lama pembakaran 12 jam berpengaruh rendah, lama pembakaran 18 jam dan 24 jam berpengaruh sangat rendah, dan pada lama pembakaran 30 jam berpengaruh kuat. Persamaan regresi yang diperoleh berupa persamaan linear pada lama pembakaran 30 jam, sedangkan untuk lama 0.5 0.7 0.9 1.1 1.3 1.5 1.7 0% 5% 10% 15% 20% 25%

hubungan antara variasi penggantian dan susut bakar

susut bakar 12 jam susut bakar 18 jam susut bakar 24 jam susut bakar 30 jam

pembakaran 12 jam, 18 jam, dan 24 jam tidak ada persamaan regresinya karena data tidak memenuhi syarat regresi linear dan regresi nonlinear (kuadratik), dapat dilihat pada gambar 4.5 yakni hasil output pada SPSS 19.

Porositas 12 jam Porositas 18 jam

Variasi Variasi

Porositas 24 jam Porositas 30 jam

Variasi Variasi

Gambar 4.5. Grafik Output SPSS 19 Hubungan Porositas dan Variasi Abu Sekam Padi

Sedangkan dari analisis deskriptif melalui nilai rata – rata hasil uji berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat kecenderungan perubahan porositas pervariasi penggantian sebagian abu sekam padi untuk tiap lama pembakaran.

Gambar 4.6. Hubungan Variasi Penggantian Sebagian Abu Sekam Padi dan Porositas

Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa pada variasi penggantian sebagian abu tertentu akan menurunkan porositas batu bata, namun setelah melewati batas optimum akan menaikkan porositasnya.

Porositas terjadi akibat daya ikat yang sedikit pada tanah liat, itu berarti terdapat rongga – rongga yang besar. Semakin besar daya ikatnya, porositas akan semakin kecil. Pada lama pembakaran 12 jam, 18 jam, 24 jam dan 30 jam porositas mengalami penurunan pada penggantian sebagian abu 10%. Hal tersebut disebabkan oleh susunan SiO2 yang terdapat pada tanah liat dan abu mencapai kestabilan susunan maksimal, yang berarti penggabungan partikel semakin rapat karena pori-pori dapat terisi penuh.

d. Kuat Tekan Batu Bata

Hasil analitis statistik inferensial untuk hipotesis pertama diperoleh bahwa secara umum penggantian sebagian abu sekam padi berpengaruh tidak signifikan terhadap kuat tekan batu bata dengan tingkat hubungan pada lama pembakaran 12 jam dan 18 jam berpengaruh sangat rendah, sedangkan pada lama pembakaran 24 jam dan 30 jam berpengaruh rendah. Persamaan regresi tidak diperoleh karena data tidak memenuhi syarat 30 35 40 45 50 0% 5% 10% 15% 20% 25%

hubungan antara variasi penggantian dan porositas

porositas 12 jam porositas 18 jam porositas 24 jam porositas 30 jam

regresi linear dan regresi nonlinear (kuadratik), dapat dilihat pada gambar 4.7 yakni hasil output pada SPSS 19.

Kuat tekan 12 jam Kuat tekan 18 jam

Variasi Variasi

Kuat tekan 24 jam Kuat tekan 30 jam

Variasi Variasi

Gambar 4.7. Grafik Output SPSS 19 Hubungan Kuat Tekan dan Variasi Abu Sekam Padi

Sedangkan dari analisis deskriptif melalui nilai rata – rata hasil uji berdasarkan gambar 4.8 dapat dilihat kecenderungan perubahan kuat tekan pervariasi penggantian sebagian abu sekam padi untuk tiap lama pembakaran.

Gambar 4.8. Hubungan Variasi Penggantian Sebagian Abu Sekam Padi dan Kuat Tekan

Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa pada variasi penggantian sebagian abu sekam padi tertentu akan menaikkan kuat tekan batu bata, namun setelah melewati batas optimum akan menurunkan kuat tekannya.

Pada lama pembakaran 12 jam, 18 jam, 24 jam dan 30 jam kuat tekan mengalami peningkatan yang signifikan pada penggantian sebagian abu sekam padi 5% dengan kuat tekan maksimal yakni 5,566 Mpa pada lama pembakaran 18 jam. Namun melewati batas penggantian sebagian tersebut, kuat tekan mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan penggantian sebagian abu yang semakin banyak menyebabkan ketidakseimbangan bahan penyusun batu bata. Sehingga menyebabkan ikatan antar bahan penyusun semakin renggang dan porositas semakin besar. Porositas yang besar akan mengakibatkan kuat tekan semakin kecil. e. Kuat Patah Batu Bata

Hasil analitis statistik inferensial untuk hipotesis pertama diperoleh bahwa pada lama pembakaran 12 jam, 24 jam, dan 30 jam penggantian sebagian abu sekam padi berpengaruh secara signifikan dan untuk lama pembakaran 18 jam penggantian sebagian abu sekam padi berpengaruh tidak signifikan terhadap berat jenis batu bata dengan tingkat hubungan 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 0% 5% 10% 15% 20% 25%

hubungan antara variasi penggantian dan kuat tekan

kuat tekan 12 jam kuat tekan 18 jam kuat tekan 24 jam kuat tekan 30 jam

pada lama pembakaran 12 jam berpengaruh sangat kuat, lama pembakaran 18 jam berpengaruh sangat rendah, dan pada lama pembakaran 24 jam 30 jam berpengaruh sedang. Persamaan regresi yang diperoleh berupa persamaan linear pada lama pembakaran 24 jam dan 30 jam, sedangkan untuk lama pembakaran 12 jam didapat persamaan kuadratik dimana pada persamaan linearnya tidak memenuhi syarat regresi linear. Pada lama pembakaran 18 jam tidak ada persamaan regresinya karena data tidak memenuhi syarat regresi linear dan regresi nonlinear (kuadratik), dapat dilihat pada gambar 4.9 yakni hasil output pada SPSS 19.

Kuat patah 12 jam Kuat patah 18 jam

Variasi Variasi

Kuat patah 24 jam Kuat patah 30 jam

Variasi Variasi

Gambar 4.9. Grafik Output SPSS 19 Hubungan Kuat Patah dan Variasi Abu Sekam Padi

Sedangkan dari analisis deskriptif melalui nilai rata – rata hasil uji berdasarkan gambar 4.10 dapat dilihat kecenderungan perubahan kuat patah pervariasi penggantian sebagian abu sekam padi untuk tiap lama pembakaran.

Gambar 4.10. Hubungan Variasi Penggantian Sebagian Abu Sekam Padi dan Kuat Patah

Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa pada variasi penggantian sebagian abu sekam padi tertentu akan menaikkan kuat patah batu bata, namun setelah melewati batas optimum akan menurunkan kuat patahnya.

Pada lama pembakaran 12 jam, 18 jam, 24 jam dan 30 jam kuat patah mengalami peningkatan pada penggantian sebagian abu 5% dengan kuat patah maksimal yakni 0,283 N/mm2 pada lama pembakaran 18 jam. Namun melewati batas penggantian sebagian tersebut, kuat patah mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan penggantian sebagian abu yangsemakin banyak menyebabkan ketidakseimbangan bahan penyusun batu bata. 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0% 5% 10% 15% 20% 25%

hubungan antara variasi penggantian dan kuat patah

kuat patah 12 jam kuat patah 18 jam kuat patah 24 jam kuat patah 30 jam

3. Pembahasan Hipotesis Kedua

Dokumen terkait