• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara pemaafan dengan penerimaan diri pada ODHA di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) “Fatma Lara” Puskesmas Wosi Kabupaten Manokwari. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui nilai r = 0,578 dengan p = 0,000 (p<0,01), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara pemaafan dengan penerimaan diri pada ODHA Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) “Fatma Lara” Puskesmas Wosi Kabupaten Manokwari. Artinya semakin tinggi pemaafan dalam diri responden maka makin tinggi pula penerimaan diri yang dimiliki responden. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah pemaafan yang dimiliki responden, maka semakin rendah pula penerimaan diri yang dimiliki responden.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zhafira (2019) yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pemaafan dan dukungan sosial terhadap penerimaan diri pada wanita tuna susila dengan nilai korelasi pada variabel pemaafan sebesar 0,919 sedangkan pada variabel dukungan sosial nilai korelasinya adalah sebesar 0,859 dan p = 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pemaafan memiliki pengaruh lebih dominan terhadap penerimaan diri dari pada pengaruh variabel dukungan sosial. Sedangkan, pada penelitian lain yang

dilakukan oleh Firmansya, Bashori dan Hayati (2019) yang menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada tingkat penerimaan diri sebelum dan sesudah diberikan terapi pemaafan dengan dzikir dengan nilai t = -5.017 (p = 0.004; p < 0.01). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penerimaan diri Orang Dengan HIV/AIDS mengalami peningkatan setelah diberikan terapi pemaafan dengan dzikir, sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi pemaafan dengan dzikir dapat meningkatkan penerimaan diri pada Orang Dengan HIV/AIDS.

Pemaafan merupakan upaya untuk menempatkan peristiwa pelanggaran yang dirasakan sedemikian rupa hingga respon seseorang terhadap pelaku, peristiwa, dan akibat dari pelanggaran tersebut diubah dari negatif menjadi netral atau positif (Thompson, et al., 2005). Ketika motivasi yang negatif dapat diubah menjadi netral atau positif sehingga seseorang mampu bersikap konstruktif terhadap pelaku, peristiwa dan akibat dari peristiwa pelanggaran, maka stres emosional yang dirasakan pun dapat berubah menjadi netral atau positif. Sejalan dengan faktor penerimaan diri yang mengungkapkan bahwa stres emosional dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan fisik dan psikologis seseorang.

Kemudian, dengan tidak adanya stres emosional yang berat, akan membantu individu dalam bekerja sebaik mungkin dan merasa bahagia (Hurlock, 1974).

Pemaafan pada ODHA meliputi tiga aspek, yaitu pemaafan pada diri sendiri, pemaafan pada orang lain, dan pemaafan pada situasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aspek pemaafan pada situasi (r = 0.603 dan p = 0.000) lebih dominan terhadap penerimaan diri dibandingkan dengan aspek pemaafan diri

sendiri (r = 0.464 dan p = 0.000) dan pemaafan terhadap orang lain (r = 0.361 dan p = 0.002). Individu yang menderita HIV/AIDS harus menjalani pengobatan seumur hidupnya. Pada fase awal pengobatan salah satu efek samping obat yang ditimbulkan adalah depresi. Penderita yang mengalami depresi cenderung berpikiran negatif terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya. Pemaafan terhadap situasi dapat mengubah sudut pandang ODHA tentang penyakit yang dideritanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Thompson, dkk (2005) yang menyatakan bahwa pemaafan pada situasi dapat dilakukan dengan mengubah respon atau sudut pandang dari negatif ke netral atau potitif. Selain itu menurut Rahmadani dan Subandi (2010) bahwa pemaafan dapat memberikan perubahan kepada cara berpikir manusia menjadi lebih optimis dan percaya diri dalam banyak hal, selain itu perubahan emosi juga dirasakan menjadi lebih positif karena tidak menyalahkan diri sendiri, menerima kondisi fisik yang lemah dan dapat mengambil hikmah dari berbagai hal yang telah terjadi.

Peneliti juga melakukan penelitian tambahan untuk mengetahui pemaafan dan penerimaan diri pada ODHA lebih dominan pada laki-laki atau perempuan.

Diketahui berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa hubungan pemaafan dan penerimaan diri lebih dominan berada pada jenis kelamin perempuan dibanding laki-laki dengan nilai koefisiennya adalah r = 0.676 dan nilai p = 0.000. Keadaan kondisi fisik dan psikis yang dimiliki oleh masing-masing ODHA tentulah berdeda satu dengan yang lain. Menurut Hamilton (1988) Perempuan pada umumnya cenderung menggunakan emotion focused coping untuk menyelesaikan permasalahannya karena perempuan menggunakan perasaan atau emosional

sehingga jarang menggunakan logika atau rasio yang membuat wanita cenderung untuk mengatur emosi dalam menghadapi sumber stres, sedangkan laki-laki cenderung menggunakan problem focused coping dalam menyelesaikan permasalahannya karena laki-laki biasanya menggunakan rasio atau logika selain itu pria terkadang kurang emosional sehingga mereka lebih memilih untuk langsung menyelesaikan masalah yang dihadapi atau langsung menghadapi sumber stres.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh DJ (2016) yang menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan penggunaan strategi coping pada laki-laki dan perempuan dengan hasil emotion focused coping dan digunakan oleh 93,3% siswa perempuan 52% siswa laki-laki. Sedangkan pada problem focused coping digunakan oleh 48% siswa laki-laki dan hanya 6,7% oleh siswa perempuan. Hal ini menunjukan bahwa perempuan cenderung menggunakan emotion focused coping sedangkan laki-laki cendrung menggunakan problem focused coping dalam mengatasi masalahnya. Selain itu pada penelitian yang dilakukan oleh Rahman, Putra dan Nio (2019) menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada strategi coping pada pedagang laki-laki dan perempuan dengan nilai p = 0,04 dengan hasil emotion focused coping yang digunakan oleh pedangang perempuan 97% sedangkan pada pedangan laki-laki sebanyak 40%. Pada pedagang laki-laki ditemukan 60 % menggunakan problem focused coping dan pedagang perempuan sebanyak 7%. Hal ini menunjukan bahwa perempuan cenderung menggunakan emotion focused coping sedangkan laki-laki cendrung menggunakan problem focused coping dalam mengatasi masalahnya.

Selain penjelasan diatas, penelitian ini juga masih memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah tidak dapat dilakukannya uji beda antara ODHA dengan penyebab tertular melalui transfusi darah dan ODHA dengan penyebab tertular melalui hubungan seksual, hal ini karena jumlah perbandingan diantara keduanya tidak seimbang sehingga peneliti tidak dapat mengetahui perbedaan antara pemaafan dan penerimaan diri pada ODHA yang tertular HIV melalui transfusi darah dan ODHA yang tertular HIV melalui hubungan seksual. Selain itu, sebaiknya penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif sehingga dapat menggali lebih banyak data sehingga penelitian ini menjadi lebih baik lagi.

56

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemaafan dan penerimaan diri pada ODHA.

2. Hasil analisis tambahan menunjukan bahwa tingkat penerimaan diri pada ODHA, lebih dominan pada perempuan dibanding laki-laki.

B. Saran 1. Bagi Puskemas X

Diharapkan Puskesmas X lebih meningkatkan pelayanan dan pembinaan terhadap ODHA melalui kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatan mental.

2. Bagi ODHA

ODHA diharapkan mampu mengubah sudut pandang negatif tentang penyakit yang diderita dengan memaafkan dirinya sendiri, orang-orang disekitarnya, maupun situasi dan keadaan yang terjadi, sehingga dapat meningkatkan penerimaan diri yang dimilikinya.

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djamaludin, Suroso, Nashori, F. (2011). Psikologi Islami: Solusi Islam Atas Problem-Problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2003). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Burhan, R. F., Fourianalistyawati, E., & Zuhroni. (2014). Gambaran kebermaknaan hidup orang dengan hiv/aids (odha) serta tinjauannya menurut islam. Jurnal Psikogenesis, 2(2).

Chaplin, J. P. (2005). Kamus lengkap psikologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Cook. C., Brisme, J., & Sizer, P. S. (2006). Subjective and objective descriptors of clinical lumbar spine instability: A delphi study. Manual Therapy, 11, 11- 21.

Cronbach L.J. 1963. Educational Psychology 2nd Edition. New York: Harcoury, Bruce, and World.

Coleridge, P (1997). Pembebasan dan Pembangunan. Yogyakarta: Oxfam & LP4C Dria Manunggal dengan Pustaka Pelajar.

DJ, S. D. (2016). Perbedaan Penggunaan Strategi Coping pada Siswa laki-laki dan Perempuan Kelas X di SMK Swadhipa 2 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015.

Skripsi. Lampung: Universitas Lampung.

Djalaluddin, A., A. (2018). Hubungan antara dukungan sosial dan penerimaan diri pada ibu rumah tangga yang mengidap hiv/aids di Surakarta. Skripsi.

Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia

Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, (2019). Profil Kesehatan Kabupaten Manokwari 2019

Enright, R. D. (2001). Forgiveness is a Choice : A Step-By-Step Process for Resolving Anger and Restoring Hope. Washington DC: American Psychological Association.

Firmansyah, O., B., M., Bashori, K., Hayati, E., N. (2019). Pengaruh terapi pemaafan dengan dzikir untuk meningkatkan penerimaan diri pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Jurnal Psikologi Islam, 5(1).

Florentina, R.S. (2008). Hubungan kepercayaan diri dengan penyesuaian sosial siswa Kelas VIII SMP Santa Maria Fatima. Jurnal Psiko-Edukasi. 6, 21-33 Gusti, R. P., Farlina, M., & Alfitri. (2015). Studi Fenomenologi Pengalaman Orang

HIV/AIDS (ODHA) Dalam Mendapatkan Dukungan Keluarga di Yayasan Lantera Minangkabau Support Padang. Ners Jurnal Keperawatan, 11(1), 22–

31.

Habibie, M. M., Hidayati, F. (2017). Hubungan antara pemaafan diri sendiri, pemaafan orang lain, dan pemaafan situasi dengan resiliensi pada mahasiswa baru (studi korelasi pada mahasiswa baru Universitas Diponegoro Semarang).

Jurnal Empati, 6(2) 62-69.

Handayani, M. M. (2000). Efektifitas Pelatihan Pengenalan Diri Terhadap Peningkatan Penerimaan Diri Dan Harga Diri Remaja. Jurnal Insan. Surabaya:

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.

Hasan, A.B.P. (2008). Pengantar psikologi kesehatan islami. Jakarta: Rajawali Pers.

Hurlock, E. B. (1974). Personality Development. New Delhi : Hill Publishing Company

Hurlock, E. B. (2006). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Ical. (2019). Angka Fantastis HIV AIDS di Manokwari, Dinkes Imbau Warga

Lakukan Screening. Diunduh dari

http://arfaknews.com/read/3250/Nasional/Angka-Fantastis-HIV-AIDS-Di-Manokwari-Dinkes-Imbau-Warga-Lakukan-Screening

Jagatpapua. (2019) Jumlah Pengidap HIV/AIDS Papua dan Papua Barat tercatat 10 Ribu Jiwa. Diunduh dari https://www.jagatpapua.com/jumlah-penderita-hiv-aids-di-papua-dan-papua-barat-tercatat-10-ribu-jiwa/

Koestoro, Budi, Basrowi (2006). Strategi penelitian social dan pendidikan.

Surabaya: Yayasan Kampusina.

Nurbani, F. (2013). Dukungan Sosial Pada ODHA. Jakarta:Universitas Gunadarma Nursalam, Kurniawati. (2007). Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi

HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika.

Masyithah, D. (2012). Hubungan dukungan sosial dan penerimaan diri pada penderita pasca stroke. Skripsi. Surabaya: Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

McCullough, M. E., Fincham, F. D., & Tsang, J. (2003). Forgiveness, forbearance, and time: The temporal unfolding of transgression-related interpersonal motivations. Journal of Personality and Social Psychology. 84(3), 540- 557.

Melinda, E. S. (2013). Pembelajaran Adaptif bagi Anak Berkebutuhan Khusus.

Jakarta: PT Luxima Metro Media.

Munthe, R. U. (2013). Perbedaan Forgiveness Ditinjau dari Tipe Kepribadian di Kecamatan Medan Timur (Tidak Diterbitkan). Universitas Medan Area

Murni, S., Green, C, W., Djauzi, S., Setiyanto, A., Okta, S. (2016). Hidup dengan HIV-AIDS. Jakarta: Yayasan Spritia.

Permatasari, V & Gamayanti W. (2016). Gambaran penerimaan diri (selfacceptance) pada orang yang mengalami skizofrenia. Jurnal: ilmiah psikologi. 3(1)

Putri. (2018). Jumlah ODHA Tahun 2018 Sebanyak 640.443 Jiwa. Diunduh dari http://infopublik.id/kategori/sosial-budaya/314722/jumlah-odha-tahun-2018-sebanyak-640-443-jiwa#

Putri. (2019). Data Juni 2019, Penderita HIV/AIDS di Indonesia Sebanyak 349.883.

Diunduh dari http://infopublik.id/kategori/sosial-budaya/390058/data-juni-2019-penderita-hiv-aids-di-indonesia-sebanyak-349-883

Rakhmat, J. (2001). Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rahmandani, A., Subandi, M. A (2010). Pengaruh terapi pemaafan untuk meningkatkan penerimaan diri penderita kanker payudara. Jurnal Intervensi Psikologi. 2(2), 141-171.

Rahman, A., Putra, Y., Y., Nio, S., R. (2019). Perbedaan strategi coping stress pada pedagang laki-laki dan perempuan di pasar penampungan. Jurnal Psikologi.

2019 (1)

Ryff, C.D. (1989). Happines Is Everything or Is It? Explorations on the Meaning of Psychological Well Being. Journal of Personality and Social Psychology.

57(6), 1069-1081.

Sari, E. P. (2002). Penerimaan Diri pada Lanjut Usia. Jurnal Psikologi. 2, 73-88.

Schultz, D. (1991) . Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta : Kanisius

Strelan, P. & Covic, T. (2006) "A Reviewer of Forgiveness Probes Models and A Coping Framework to Guide Future Research", Journal of Social an Clinical Psychology, 23(10), 1059-1085.

Snyder, C. R., & lopez (2007). Positive Psycyhology in Scientic and Practical Exploration of Human Strength. London: Sage Publication

Supratiknya, A. (1995). Tinjauan Psikologi Komunikasi Antar Pribadi.

Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI).

Thompson, L. Y., Snyder, C. R., Hoffman, L., Michael, S. T., Rasmussen, H. N., Billings, L. S., Robert, D. E. (2005). Dispositional Forgiveness of Self, Other, and Situation. Journal of Personality, 73(2), 313–359

Unaids, (2018). UNAIDS Indonesia Country 2018.

https://www.unaids.org/en/regionscountries/countries/indonesia

Vuuren, L, V. (2006). Choose life guide for peer educators and youth leader : For youth ages 15 – 24. Usa: world relief.

Vreeman, R.C., Scanlon, M.L., McHenry, M.S., & Nyandiko, W.M. (2015). The physical and psychological effects of HIV infection and its treatment on perinatally HIV-infected children. Journal of the International AIDS Society, 18(7).

Wardhati, L. T., & Faturochman. (2006). Psikologi pemaafan (the psychology of forgiveness). Jakarta: Buletin Psikologi.

Zhafira, A., D. (2019). Pengaruh Pemaafan dan Dukungan Sosial terhadap Penerimaan Diri Wanita Tuna Susila di Balai Rehabilitasi Sosial Watunas Mulya Jaya. Skripsi. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Zeth, A., H., M, Asdie, A., H, Mukti, A., G, Mansoden, J. (2010) Perilaku dan risiko penyakit hiv-aids di masyarakat Papua studi pengembangan model lokal kebijakan hiv-aids. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 13(4).

Zulfi, I. (2017). Religiusitas dan pemaafan pada mahasiswa UII. Skripsi.

Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

LAMPIRAN 1

SKALA PENERIMAAN DIRI

KUISIONER

“For you”

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2020

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua

Saudara/i yang saya hormati, ditengah kesibukan Saudara/i dalam menjalani aktivitas, perkenankanlah saya Masyita Purwadi untuk belajar banyak dari pengalaman Saudara/i. Belajar mengenai apa yang Saudara/i rasakan, apa yang Saudara/i fikirkan, dan apa yang Saudara/i lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Kuesioner ini diedarkan untuk kepentingan penelitian saya di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Jawaban-jawaban yang Saudara/i berikan merupakan informasi yang sangat berharga bagi penelitian saya khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya ketika menghadapi situasi dan kondisi yang relatif sama. Oleh sebab itu, Saudara/i tidak perlu ragu-ragu dalam mengisi pernyataan yang terdapat dalam kuesioner ini sesuai dengan keadaan yang terjadi dan dirasakan Saudara/i saat ini. Saya berharap Saudara/i memilih respon jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Saudara/i selama enam bulan terakhir. Kerahasiaan jawaban Saudara/i dijamin dan dijunjung tinggi dengan etika akademik penelitian. Jika ada pertanyaan lebih lanjut dapat hubungi nomor 081248969494 atau email ke [email protected].

Terimakasih atas kesediaan dan kesungguhan Saudara/i dalam pengisian kuesioner ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan Saudara/i sekalian. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Hormat saya,

Masyita Purwadi IDENTITAS DIRI

Nama (boleh inisial):

Jenis Kelamin:

Agama:

Usia (saat ini):

Usia (diagnosis terinfeksi):

Terinfeksi karena: □ Hubungan Seksual

□ Transfusi Darah

□ Penggunaan Jarum Suntik

□ Lainnya...

Status: □ Single □ Cerai

□ Janda □ Nikah

□ Duda □ Lainnya...

Alamat Asal:

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia berpartisipasi secara sukarela untuk menjadi responden dalam penelitian ini, dan jawabanjawaban yang saya berikan merupakan informasi yang sebenar-benarnya mengenai keadaan diri saya. Demikian pernyataan ini saya buat agar data ini berguna untuk kepentingan penelitian sebagaimana mestinya.

Manokwari, _______________

Responden

BAGIAN A

Petunjuk Pengisian :

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan berbentuk aitem soal. Pernyataan tersebut menggambarkan diri Anda, maka tidak ada jawaban yang benar atau salah.

Setiap pernyataan memiliki empat alternatif jawaban yang menunjukkan kesesuaian dengan keadaan diri Anda.

Bacalah tiap pernyataan berikut dengan sekasama, kemudian berikan tanda checklist (√) pada pilihan yang paling sesuai dengan Anda. Jika Anda ingin mengubah jawaban, beri tanda silang (X) dijawaban sebelumnya, lalu beri tanda checklist (√) pada jawaban yang Anda pilih.

SKALA 1

1. Saya merasa berharga dihadapan teman-teman.

O O O O O

4. Saya merasa malu jika orang lain mengetahui penyakit saya.

O O O O O

5. Saya tidak ingin jika orang lain mempertanyakan tentang kondisi kesehatan saya.

6. Saya yakin orang lain mengkritik saya untuk kebaikan saya.

O O O O O

7. Saya merasa putus asa atas kritik yang diberikan oleh orang lain.

O O O O O

8. Saya merasa tetap percaya diri karena saya juga memiliki kelebihan pada diri saya.

9. Saya tidak pernah merasa rendah diri di hadapan orang lain.

O O O O O

10. Saya tidak merasa malu dengan penyakit yang saya derita.

O O O O O

11. Saya merasa malu jika bertemu dengan orang lain.

O O O O O

O O O O O

13. Pujian dari keluarga adalah semangat bagi saya.

O O O O O

14. Bila saya berbuat kesalahan saya sulit untuk mengakuinya.

O O O O O

16. Apapun yang saya lakukan merupakan tanggungjawab saya sendiri.

O O O O O

17. Saya menyesali apa yang telah terjadi, terutama penyakit yang ada pada diri saya.

18. Saya tau bahwa diri saya tidak sempurna, tetapi saya bahagia.

O O O O O

19. Saya mampu mengerjakan apa yang orang lain lakukan.

O O O O O

20. Terkadang saya merasa marah dengan penyakit yang saya miliki.

O O O O O

SANGAT

21. Saya berani mengakui kesalahan-kesalahan yang telah saya buat

O O O O O

22. Saya merasa selalu ditolak oleh orang lain karena penyakit saya.

O O O O O

23. Saya dengan senang hati akan meminta maaf jika saya bersalah.

O O O O O

24. Saya merasa percaya diri dalam menjalani kehidupan saya saat ini.

O O O O O

LAMPIRAN 2 SKALA PEMAAFAN

BAGIAN B

Petunjuk Mengerjakan:

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan berbentuk aitem soal. Pernyataan tersebut menggambarkan diri Anda, maka tidak ada jawaban yang benar atau salah.

Setiap pernyataan memiliki empat alternatif jawaban yang menunjukkan kesesuaian dengan keadaan diri Anda.

Bacalah dengan seksama setiap pernyataan yang ada. Berilah tanda silang (X) salah satu angka dari rentang 1 hingga 5 pada kolom pilihan jawaban, yang paling tepat menggambarkan keadaan anda. Masing-masing angka mewakili jawaban sebagai berikut: Semua jawaban adalah benar asalkan sesuai dengan diri Ibu. Selamat mengerjakan!

No Pernyataan

Pilihan Jawaban 1 2 3 4 5 1. Saya menyesal karena memaksakan diri beraktivitas melebihi

kemampuan saya. menerima diri saya yang sedang sakit.

6. Saya dapat mengambil makna atas situasi yang terjadi dalam

No Pernyataan

Pilihan Jawaban 1 2 3 4 5 9. Saya merasa kecewa tiap kali memikirkan penyakit yang saya

derita.

10. Menjaga kondisi tubuh membuat saya terbebas dari rasa bersalah.

11. Saya sulit menerima kelalaian keluarga/ orang lain terhadap perawatan saya.

12. Saya dapat bersikap positif terhadap keterbatasan saya.

13. Saya tetap merasa berguna walau sakit.

14. Saya maklum bila keluarga/ orang lain merasa kesal ketika merawat saya.

15. Dampak pengobatan yang tidak menyenangkan membuat saya merasa terganggu.

astikan Saudara/i telah mengisi semua pernyataan dengan lengkap dan tanpa terlewat satu pun.

Terima kasih atas bantuan Saudara/i, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan Saudara/i.

LAMPIRAN 3

TABULASI DATA TRY OUT PENERIMAAN DIRI

Res

34 3 2 2 2 2 4 4 3 1 2 3 3 4 1 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3

LAMPIRAN 4

TABULASI DATA TRY OUT PEMAAFAN

Responden AITEM

35 2 2 3 3 4 5 4 5 1 5 5 3 4 3 2

LAMPIRAN 5 HASIL ANALISIS AITEM

UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS SKALA PENERIMAAN DIRI

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

A15 48.19 105.372 .282 .437 .810

A16 47.63 105.549 .243 .396 .812

A18 47.58 103.428 .256 .551 .813

A19 47.50 100.615 .459 .549 .801

A20 48.71 107.226 .175 .492 .815

A21 47.90 102.220 .380 .473 .805

A22 48.34 99.572 .480 .575 .800

A23 47.48 102.811 .441 .638 .803

A24 47.52 97.893 .631 .719 .793

UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS SKALA PEMAAFAN

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

LAMPIRAN 6 SKALA PENELITIAN

KUISIONER

“For you”

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2020

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua

Saudara/i yang saya hormati, ditengah kesibukan Saudara/i dalam menjalani aktivitas, perkenankanlah saya Masyita Purwadi untuk belajar banyak dari pengalaman Saudara/i. Belajar mengenai apa yang Saudara/i rasakan, apa yang Saudara/i fikirkan, dan apa yang Saudara/i lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Kuesioner ini diedarkan untuk kepentingan penelitian saya di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Jawaban-jawaban yang Saudara/i berikan merupakan informasi yang sangat berharga bagi penelitian saya khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya ketika menghadapi situasi dan kondisi yang relatif sama. Oleh sebab itu, Saudara/i tidak perlu ragu-ragu dalam mengisi pernyataan yang terdapat dalam kuesioner ini sesuai dengan keadaan yang terjadi dan dirasakan Saudara/i saat ini. Saya berharap Saudara/i memilih respon jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Saudara/i selama enam bulan terakhir. Kerahasiaan jawaban Saudara/i dijamin dan dijunjung tinggi dengan etika akademik penelitian. Jika ada pertanyaan lebih lanjut dapat hubungi nomor 081248969494 atau email ke [email protected].

Terimakasih atas kesediaan dan kesungguhan Saudara/i dalam pengisian kuesioner ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan Saudara/i sekalian. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Hormat saya,

Masyita Purwadi

IDENTITAS DIRI Nama (boleh inisial):

Jenis Kelamin:

Agama:

Usia (saat ini):

Usia (diagnosis terinfeksi):

Terinfeksi karena: □ Hubungan Seksual

□ Transfusi Darah

□ Penggunaan Jarum Suntik

□ Lainnya...

Status: □ Single □ Cerai

□ Janda □ Nikah

□ Duda □ Lainnya...

Alamat Asal:

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia berpartisipasi secara sukarela untuk menjadi responden dalam penelitian ini, dan jawabanjawaban yang saya berikan merupakan informasi yang sebenar-benarnya mengenai keadaan diri saya. Demikian pernyataan ini saya buat agar data ini berguna untuk kepentingan penelitian sebagaimana mestinya.

Manokwari, _______________

Responden

BAGIAN A

Petunjuk Pengisian :

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan berbentuk aitem soal. Pernyataan tersebut menggambarkan diri Anda, maka tidak ada jawaban yang benar atau salah.

Setiap pernyataan memiliki empat alternatif jawaban yang menunjukkan kesesuaian dengan keadaan diri Anda.

Bacalah tiap pernyataan berikut dengan sekasama, kemudian berikan tanda checklist (√) pada pilihan yang paling sesuai dengan Anda. Jika Anda ingin mengubah jawaban, beri tanda silang (X) dijawaban sebelumnya, lalu beri tanda checklist (√) pada jawaban yang Anda pilih.

SKALA 1

1. Saya merasa berharga dihadapan teman-teman.

O O O O O

4. Saya merasa malu jika orang lain mengetahui penyakit saya.

O O O O O

5. Saya tidak ingin jika orang lain mempertanyakan tentang kondisi kesehatan saya.

O O O O O

6. Saya yakin orang lain mengkritik saya untuk kebaikan saya.

O O O O O

7. Saya merasa putus asa atas kritik yang diberikan oleh orang lain.

O O O O O

8. Saya merasa tetap percaya diri karena saya juga memiliki kelebihan pada diri saya.

8. Saya merasa tetap percaya diri karena saya juga memiliki kelebihan pada diri saya.

Dokumen terkait