• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil validasi dan ujicoba terbatas yang dilakukan oleh dua validator, guru kelas satu SD dan calon guru sekolah dasar. Dinyatakan bahwa perangkat pembelajaran tersebut termasuk dalam kategori “sangat baik” dengan skor rerata 4,44. Hasil tersebut dijabarkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Rekapitulasi validasi pakar pembelajaran inovatif dan guru SD kelas I pelaksana kurikulum 2013

No. Validasi Perangkat Pembelajaran

Skor Kategori

1

Pakar validasi pembelajaran inovatif model Paradigma Pedagogi Reflektif (JN)

109 2

Pakar validasi pembelajaran inovatif model cooperative learning tipe number head together (JN)

4,162 Baik

3

Pakar validasi pembelajaran inovatif model Paradigma Pedagogi Reflektif (R)

4,35 Sangat Baik

4

Pakar validasi pembelajaran inovatif model cooperative learning tipe number head together (R)

4,36 Sangat Baik

5

Penilai uji coba perangkat pembelajaran inovatif model Paradigma Pedagogi Reflektif (R)

4,63 Sangat Baik

6

Penilai uji coba perangkat pembelajaran inovatif model cooperative learning tipe number head together (R)

4,646 Sangat Baik

7

Penilai uji coba perangkat pembelajaran inovatif model Paradigma Pedagogi Reflektif (P)

4,73 Sangat Baik

8

Penilai uji coba perangkat pembelajaran inovatif model cooperative learning tipe number head together (P)

4,67 Sangat Baik

Jumlah 35,6

Rerata (Jumlah Total Responden) 4,44

110 Hasil skor diatas berdasarkan jumlah skor validasi dari 6 perangkat pembelajaran, 4 perangkat pembelajaran model cooperative learning tipe number head together dan 2 perangkat pembelajaran lainnya menggunakan model paradigma pedagogi reflektif yang dinilai oleh dua pakar. Sedangkan hasil skor dari uji coba perangkat pembelajaran berdasarkan hasil skor uji coba yang dilakukan peneliti sebanyak 3 kali, 2 kali uji coba perangkat pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe number head together dan 1 kali menggunakan model pembelajaran model paradigma pedagogi reflektif.

Hasil validasi tersebut berpedoman pada 7 aspek yaitu 1) Program Tahunan (PROTA) yang memuat komponen identitas yang lengkap dan jumlah jam efektif yang sesuai dengan total jumah jam dalam satu tahun setiap tema dan sub tema, 2) Program Semester (PROSEM) yang memuat komponen identitas, materi pokok sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) serta alokasi waktu yang digunakan proporsional, 3) Silabus yang memuat identitas sekolah, KD, tema subtema, materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar, keterkaitan antar komponen dalam silabus, 4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat komponen identitas, kesesuaian indikator, tujuan pembelajaran, kecakupan ABCD, kesesuaian materi dengan KD, strategi pembelajaran, pemilihan media, suber belajar, evaluasi, kemampuan HOTS, rancangan pembelajaran dengan model Paradigma Pedagogi Reflektif dan NHT, pengembangan 5M dan 4C, 5) media yang memuat kesesuaian dengan kompetensi, keterbacaan tulisan, keharmonisan tata letak, 6) LKPD yang memuat kesistematisan, kelayakan isi, kelayakan Bahasa, tampilan, 7) Bahasa.

Pada validasi perangkat pembelajaran menggunakan model paradigma pedagogi reflektif (PPR), pakar pembelajaran inovatif (JN) memberikan skor 4,05 untuk perangkat pembelajaran ke-3 dengan kategori “baik”. Skor 4,05 untuk perangkat pembelajaran ke-6 dengan kategori “baik”. Jadi skor rerata dari

111 kedua skor tersebut untuk perangkat pembelajaran mengunakan model paradigma pedagogi reflektif (PPR) adalah 4,05 dengan kategori “baik”

Pada validasi perangkat pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe number head together, pakar pembelajaran inovatif (JN) memberikan skor 4,35 untuk perangkat pembelajaran ke-1 dengan kategori “sangat baik”. Skor 4,35 untuk perangkat pembelajaran ke-2 dengan kategori “sangat baik”. Skor 4,075 untuk perangkat pembelajaran ke-4 dengan kategori “baik”. Skor 3,875 untuk perangkat pembelajaran ke-5 dengan kategori “baik”. Jadi skor rerata dari keempat skor tersebut untuk perangkat pembelajaran mengunakan model cooperative learning tipe number head together adalah 4,162 dengan kategori “baik”

Pada validasi perangkat pembelajaran menggunakan model paradigma pedagogi reflektif (PPR), pakar pembelajaran inovatif (R) memberikan skor 4,35 untuk perangkat pembelajaran ke-3 dengan kategori “sangat baik”. Skor 4,35 untuk perangkat pembelajaran ke-6 dengan kategori “sangat baik”. Jadi skor rerata dari kedua skor tersebut untuk perangkat pembelajaran mengunakan model paradigma pedagogi reflektif (PPR) adalah 4,35 dengan kategori “sangat baik”

Pada validasi perangkat pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe number head together, pakar pembelajaran inovatif (R) memberikan skor 4,35 untuk perangkat pembelajaran ke-1 dengan kategori “sangat baik”. Skor 4,40 untuk perangkat pembelajaran ke-2 dengan kategori “sangat baik”. Skor 4,35 untuk perangkat pembelajaran ke-4 dengan kategori “sangat baik”. Skor 4.35 untuk perangkat pembelajaran ke-5 dengan kategori “baik”. Jadi skor rerata dari keempat skor tersebut untuk perangkat pembelajaran mengunakan model cooperative learning tipe number head together adalah 4,36 dengan kategori “sangat baik”

112 Pada hasil uji coba ke-2 perangkat pembelajaran menggunakan model paradigma pedagogi reflektif (PPR), penilai guru (R) memberikan skor 4,64 dengan kategori “sangat baik”, dan skor 4,625 untuk penilaian siswa dengan kategori “sangat baik”. Jadi skor rerata untuk uji coba perangkat pembelajaran mengunakan model paradigma pedagogi reflektif (PPR) adalah 4,63 dengan kategori “sangat baik”

Pada hasil uji coba ke-1 perangkat pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe number head together, penilai guru (R) memberikan skor 4,64 dengan kategori “sangat baik”, dan skor 4,625 untuk penilaian siswa dengan kategori “sangat baik”. Pada uji coba ke-3 perangkat pembelajaran, penilai guru (R) memberikan skor 4,57 dengan kategori “sangat baik”, dan skor 4,75 untuk penilaian siswa dengan kategori “sangat baik”. Jadi skor rerata dari kedua uji coba tersebut untuk perangkat pembelajaran mengunakan model cooperative learning tipe number head together adalah 4,646 dengan kategori “sangat baik”

Pada hasil uji coba ke-2 perangkat pembelajaran menggunakan model paradigma pedagogi reflektif (PPR), penilai guru (P) memberikan skor 4,71 dengan kategori “sangat baik”, dan skor 4,75 untuk penilaian siswa dengan kategori “sangat baik”. Jadi skor rerata untuk uji coba perangkat pembelajaran mengunakan model paradigma pedagogi reflektif (PPR) adalah 4,73 dengan kategori “sangat baik”

Pada hasil uji coba ke-1 perangkat pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe number head together, penilai guru (P) memberikan skor 4,71 dengan kategori “sangat baik”, dan skor 4,75 untuk penilaian siswa dengan kategori “sangat baik”. Pada uji coba ke-3 perangkat pembelajaran, penilai guru (P) memberikan skor 4,64 dengan kategori “sangat baik”, dan skor 4,75 untuk penilaian siswa dengan kategori “sangat baik”. Jadi skor rerata dari

113 kedua uji coba tersebut untuk perangkat pembelajaran mengunakan model cooperative learning tipe number head together adalah 4,646 dengan kategori “sangat baik”

Perangkat pembelajaran dengan menggunakan kedua model ini dinyatakan "sangat baik" karena memenuhi semua aspek yaitu: 1) program tahunan yang komponennya lengkap dan jumlah jam efektif serta alokasi waktu sesuai, 2) program semester memuat komponen yang lengkap, materi pokok sesuai dengan KI dan KD serta alokasi waktu sesuai, 3) silabus memuat komponen yang lengkap dan keterkaitan antar komponen dalam silabus sesuai, 4) memuat identitas yang lengkap; rumusan indikator sesuai dengan kaidah dan KD; tujuan pembelajaran mencakup komponen ABCD; materi pembelajaran sesuai dengan KD dan indikator pembelajaran; pendekatan yang digunakan, model yang digunakan, metode yang digunakan, langkah-langkah pembelajaran, dan tahapan pembelajaran, serta penerapan pendekatan saintifik sesuai; pemilihan sumber belajar beragam; evaluasi mencakup komponen yang lengkap; sudah mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi; rancangan kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan makna karakteristik, dan langkah-langkah model pembelajaran yang digunakan sudah mengembangkan 4 keterampilan dasar belajar abad 21; instrumen evaluasi lengkap atau sudah memuat soal kunci jawaban dan pedoman penskoran,

Selanjutnya, 5) media pembelajaran sudah sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai siswa, 6) LKPD sudah disajikan secara sistematis serta sesuai dengan kaidah dan kemampuan siswa. Tampilan LKPD juga sudah menarik dan bahasa dalam LKPD mudah dipahami, 7) bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan PUEBI (Pdoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) yang digunakan sudah sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

114 Produk yang dikembangkan sesuai dengan spesifikasi produk yang telah dipaparkan dalam bab I. Pertama, Cover depan produk terdiri dari judul pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam tema 3 Kegiatanku sub tema 1 Kegiatan Pagi Hari mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas 1 sekolah dasar; nama peulis; logo universitas; keterangan yang berisi program studi yaitu pendidikan guru sekolah dasar; jurusan yaitu ilmu pendidikan; fakultas yaitu keguruan dan ilmu pendidikan; universitas yaitu Sanata Dharma Yogyakarta. Cover belakang berisi sinopsis dan biodata singkat penulis.

Kedua, Produk dicetak dalam ukuran kertas A4 dengan berat 70 gram sedangkan sampul dicetak dengan kertas ivory 230 supaya terlihat kokoh dan tidak mudah sobek. Ketiga, Produk ditulis menggunakan times new roman dengan spasi 1,5 supaya setiap bagian dalam RPP terlihat jelas dan mudah dipahami. Selain itu peneliti menggunakan lebih dari satu jenis huruf supaya produk terlihat lebih menarik.

Keempat, Kata pengantar terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa; penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran inovatif; ucapan terimakasih kepada pihak yang membantu dan terlibat dalam penyusunan produk; dan kesediaan penulis menerima kritik dan saran terkait dengan produk yang akan dikembangkan. Kelima, Daftar isi terdiri dari garis besar isi buku beserta nomor halaman.

Keenam, Perangkat pembelajaran program tahnan ditujukan untk kelas I SD semester gasal dan genap. Program tahunan adalah rencana umum pelaksanaan pembelajaran. Muatan pelajaran berisi antara lain rencana penetapan alokasi waktu satu tahun pelajaran. Program tahunan dubuat sesuai dengan kalender pendidikan dari tahun 2018/2019. Komponen – komponen dalam menyusun program tahunan: identitas (antara lain muatan pelajaran,

115 kelas, tahun pelajaran) dan format isian (antara lain tema, sub tema, dan alokasi waktu). Program tahunan terdapat 2 sampai 3 halaman berbentuk landscape.

Ketujuh, perangkat pembelajaran yang dikembangkan disertai dengan program semester ditujukan untuk kelas 1 Sekolah Dasar. Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program tahunan. Program semester dilihat melalui kalender pendidikan dari semester gasal tahun 2018-2019. Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester terdapat 2 sampai 3 halaman berbentuk landscape.

Kedelapan, perangkat pembelajaran yang dikembangkan produk disertai dengan silabus ditujukan untuk kelas 1 Sekolah Dasar. Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pelajaran, dan rancangan penilaian. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus disusun dari setiap pembelajaran.

Kesembilan, perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat berjumlah 6 sesuai dengan jumlah hari yang akan dipraktikan. Komponen perangkat pembelajaran RPP disusun lengkap terdiri dari (1) kelengkapan identitas RPP, (2) KI (kompetensi Inti), (3) kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran, (4) pendekatan, model, dan metode pembelajaran, (5) media, alat, bahan, dan sumber belajar, (6) langkah pembelajaran, (7) penilaian, (8) rangkuman materi, (9) lampiran yang berisi, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), media, dan

116 rubrik penskoran. Dalam satu subtema terdapat enam pembelajaran, sehingga menghasilkan enam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Kesepuluh, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan berdasarkan dua model pembelajaran inovatif:

1. Model Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

Model paradigma pedagogi reflektif (PPR) digunakan pada pembelajaran ke-3 dan 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangan berdasarkan langkah – langkah model pembelajaran paradigma pedagogi reflektif.

2. Model Cooperative Learning tipe Number Head Together (NHT) Model pembelajaran cooperative learning tipe number head together (NHT) digunakan pada pembelajaran ke-1, 2, 4, dan 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangan berdasarkan langkah – langkah model pembelajaran cooperative learning tipe number head together (NHT)

Kesebelas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan berdasarkan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik yang merupakan proses pembelajaran yang dirancang supaya peserta didik mengkonstruksi konsep hukum prinsip melalui tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah) merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep hukum, atau prinsip yang ditemukan.

Kedua belas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan berdasarkan karakteristik pembelajaran terpadu yaitu berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel

117 atau guru dapat mengaitkan mata pelajaran yang satu dengan yang lain, dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Ketiga belas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan dengan mengintegrasikan pendidikan karakter dalam seluruh mata pelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam pembelajaran. Pendidikan karakter yang dikembangkan memuat aspek spiritual dan aspek sosial. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.

Keempat belas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan dengan menerapkan High Order Thinking Skill (HOTS) pada pembuatan tujuan pembelajaran dan indikator pembelajaran yang meliputi Tingkat taksonomi Bloom pada C4 sampai C6. C4 merupakan kegiatan menganalisis yang menggunakan kata kerja operasional memilih, membandingkan, menguraikan, mengaitkan, dan lain-lain. Sedangkan C5 yaitu kegiatan mengevaluasi yang menggunakan kata kerja operasional mengkritik, memeriksa, menilai, membuktikan, dan lain-lain. C6 yaitu kegiatan mencipta yang menggunakan kata kerja operasional merumuskan, merencanakan, memproduksi, membuat hipotesis, mendesain, menciptakan, dan lain-lain.

Kelima belas, Mengembangkan keterampilan dasar abad 21 yaitu (4C- Communication skill, Collaboration skill, Critical thinking and problemsolving skill, Creativity and innovation skill) yang termuat dalam RPP

Keenam belas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan dengan menerapkan penilaian otentik mengandung aspek sikap spiritual dan sosial, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Penilaian dilengkapi dengan instrumen penilaian yang memuat kunci jawaban dari soal tertulis, daftar cek atau pedoman observasi bagi penilaian dengan teknik

118 observasi dan cara skoring yang terletak di lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Ketujuh belas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penyusunan RPP memperhatikan ketentuan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang meliputi tanda baca huruf kapital, nama orang, nama tempat, dan kata penghubung.

Dengan demikian produk yang dikembangkan dapat dikatakan memiliki kualitas yang “sangat baik” dan layak untuk diujicobakan sebagai perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema kegiatan pagi hari mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I sekolah dasar.

119 BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN

Dokumen terkait