• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kajian Pustaka

3. Perangkat Pembelajaran

KBBI (2008) mengartikan bahwa perangkat merupakan alat perlengkapan, sedangkan pembelajaran merupakan proses, cara menjadikan orang belajar. Perangkat pembelajaran merupakan perangkat yang dipergunakan dalam proses pembelajaran.

25 Perangkat yang dimaksud bisa berupa buku siswa, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), instrumen evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB) (Ibrahim dalam Trianto, 2012:96). Lebih lanjut, Prasetyo, dkk (2011:16) perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan pemaparan tersebut, perangkat pembelajaran merupakan perlengkapan yang digunakan sebagai cara menjadikan orang belajar dalam proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang sering digunakan adalah silabus dan RPP. Penyusunan dan pengembangan silabus di Indonesia pada umumnya dilakukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini departemen yang mengurusi pendidikan. Kurikulum 2013 penyusunan silabus sangat mungkin dilakukan oleh pemerintah pusat, namun pengembangannya perlu disesuaikan dengan kondisi di lapangan (Akbar, 2013:7-8).

Perangkat Pembelajaran RPP disusun oleh guru sesuai dengan panduan pemerintah. Permendikbud (2014) Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau berkelompok di sekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah. Pengembangan RPP dapat juga dilakukan oleh guru secara berkelompok antar sekolah atau antar wilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama setempat. Selain itu, RPP disusun sesuai dengan kreasi dan kebijakan guru terkait proses pembelajaran yang akan dilakukan.

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran inovatif. Perangkat pembelajaran disusun tanpa silabus dengan alasan RPP model pembelajaran inovatif ini sebagai kreasi dalam model pembelajaran yang dilakukan guru. Silabus dalam Kurikulum 2013 sudah disusun pemerintah sehingga dalam menyusun RPP model pembelajaran inovatif peneliti menggunakan silabus tersebut sebagai acuan. Oleh karena itu, silabus tidak dibuat supaya tidak merubah program semester yang telah disusun. Salah satu komponen dalam silabus Kurikulum 2013 adalah identitas mata

26 pelajaran atau tema pelajaran (Amri, 2015:50). Silabus disusun sesuai tema dalam pembelajaran. Jaringan KD dan indikator yang dibuat peneliti beberapa lintas tema dalam Kurikulum 2013. Oleh karena itu, peneliti tidak membuat silabus karena jaringan KD dan indikator beberapa lintas tema.

Berikut akan dibahas 3 (tiga) perangkat pembelajaran yaitu program tahunan dan semester, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP):

a. Program Tahunan dan Semester

Menurut Marno (2014: 165) Penyusunan program pembelajaran selama tahun pelajaran dimaksudkan agar keutuhan dan kesinambungan program pembelajaran atau topik pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam dua semester tetap terjaga. Menurut Hamalik (2004: 34) program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Marno (2014: 166) penyusunan program semester didasarkan pada hasil analisis hari efektif dan program pembelajaran tahunan.

Menurut Mulyasa (2013: 68) Sumber-sumber yang digunakan sebagai pengembangan program tahunan adalah

1) Daftar kompetensi standar sebagai consensus nasional, yang dikembangkan dalam SK KD setiap mata pelajaran yang akan dikembangkan.

2) Skope dan sekuensi setiap kompetensi. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan materi pembelajaran yang kemudian disusun dalam pokok-pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang mengandung ide-ide pokok sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran.

3) Kalender pendidikan. Penyusunan kalender pendidikan selama satu tahun pelajaran mengacu pada efesiensi, efektifitas dan hak-hak peserta didik.

Tujuan penyusunan program tahunan adalah untuk menata materi secara logis, sistematis dan hierarkis; mendistribusikan alokasi waktu untuk setiap pokok bahasan;

27 mendorong proses pembelajaran menjadi efektif dan efesien berdasarkan tik yang telah ditetapkan; memudahkan guru untuk mengetahui target kurikulum per pokok bahasan atau per bulan (Wawan S. Suherman, 2001: 120). Langkah-langkah penyusunan program tahunan yaitu mengidentifikasi jenis kegiatan non tatap muka (ujian, libur); menghitung pokok bahasan (kegiatan tatap muka); dan menghitung alokasi waktu yang tersedia dari GBPP untuk setiap jenis kegiatan (Wawan S. Suherman, 2001: 119).

Penyusunan Program Semester berfungsi sebagai acuan menyusun satuan pelajaran; acuan kalender kegiatan belajar mengajar; dan untuk mencapai efesiensi dan efektifitas penggunaan waktu belajar yang tersedia (Moh. Uzer Usman, 2002: 54). Dalam penyusunan program semester, referensi yang digunakan adalah kalender pendidikan, GBPP mata pelajaran, hasil analisis mata pelajaran, format program semester (Wawan S. Suherman, 2001: 120).

Unsur-unsur yang biasanya terkandung di dalam program semester meliputi (Syaiful Sagala, 2003: 165):

1) Tujuan

Tujuan yang dicantumkan dalam program semester adalah tujuan tujuan yang masih bersifat umum yang diambil dari SKKD yaitu tujuan kurikuler dan tujuan instruksional.

2) Pokok bahasan

Pokok bahasan merupakan judul materi yang akan dipelajari atau diajarkan dalam satu caturwulan yang bersangkutan. Perencanaan pembelajaran menyusun pokok bahasan dan sub pokok bahasan dalam satu semester, dengan memperhitungkan bahwa pokok bahasan tersebut dapat diselesaikan dalam satu semester dengan pemenuhan kualitas yang disyaratkan.

28 3) Metode mengajar

Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran. Dalam program semester hendaknya dicantumkan metode-metode mengajar yang direncanakan akan digunakan dalam mengajarkan setiap pokok bahasan yang bersangkutan. Penentuan metode mengajar ditentukan juga oleh tujuan yang dirumuskan oleh guru.

4) Media dan Sumber

Disamping metode mengajar untuk setiap pokok bahasan dicantumkan pula media dan buku sumber yang digunakan. Pencantuman buku sumber meliputi nama penulis, nama buku, tahun dan penerbit, dan juga bagian atau bab yang diacu dalam pengajaran pokok bahasan yang bersangkutan. Media akan memudahkan siswa dalam mengalami, memahami dan mengerti pelajaran yang disampaikan oleh guru.

5) Evaluasi pengajaran

Dalam program semester hendaknya dicantumkan kegiatan-kegiatan evaluasi yang dilaksanakan di luar masing-masing pokok bahasan, seperti evaluasi/ tes sumatif. Evaluasi digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Evaluasi digunakan juga untuk memperbaiki bahan ataupun juga metode pengajaran.

6) Waktu

Untuk setiap pokok bahasan dan kegiatan evaluasi dalam semester yang bersangkutan, perlu dicantumkan jumlah waktu yang dialokasikan, sehingga dapat diketahui sejak awal apakah program semester yang dibuat tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

29 Langkah-langkah penyusunan program semester adalah (Wawan S. Suherman, 2001: 122):

a) Menghitung jumlah minggu/ hari efektif dalam satu semester yang ada dalam kalender pendidikan.

b) Menghitung jumlah jam pelajaran efektif untuk tatap muka dan non tatap muka. Dihitung dengan jumlah minggu efektif dikalikan dengan jam pertemuan.

c) Mendistribusikan alokasi waktu berdasarkan pokok bahasan dalam GBPP, jumlah jam efektif tatap muka dan kegiatan pada jam efektif non tatap muka. d) Merumuskan program alokasi waktu per semester.

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa program tahunan merupakan suatu rencana pembelajaran yang sudah dirancang dan dimatangkan selama 1 tahun ajaran baru, hal ini bertujuan sebagai acuan guru pada 1 tahun kedepan yang akan dilakukan. Langkah penyusunannya yaitu mengidentifikasi jenis kegiatan non tatap muka (ujian, libur); menghitung pokok bahasan (kegiatan tatap muka); dan menghitung alokasi waktu Sementara program semester hampir sama dengan program tahunan, namun yang membedakan yaitu pada lingkup batasannya. Dalam penyusunan program semester, referensi yang digunakan adalah kalender pendidikan, GBPP mata pelajaran, hasil analisis mata pelajaran, format program semester.

b. Silabus

Majid (2009:38) menjelaskan bahwa silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. Sedangkan Permendikbud (2016) menuturkan bahwa silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Selain itu, Kurniawan, (2014:113) mengemukakan bahwa silabus merupakan susunan topik

30 bahasan dari satu pelajaran. Sesuai dengan pengertian tersebut, silabus merupakan acuan dalam menyusun rencana pembelajaran yang berisikan garis besar dari bahan ajar mata pelajaran tertentu.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa silabus merupakan acuan bagi pendidik untuk lebih memudahkan dalam menyiapkan bahan ajar suatu mata pelajaran.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 menjelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Akbar (2016:39) menerangkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran adalah seperangkat perencanaan yang dibuat dan disusun oleh guru sebelum mengajar sebagai pegangan seorang guru dalam mengajar di dalam kelas. Kurniawan (2014:122) memaparkan bahwa rencana kegiatan pembelajaran adalah detail rencana aktivitas pembelajaran untuk mencapai satu KD tertentu, atau gabungan KD apabila dalam pembelajaran terpadu. Melalui KD yang ada dibedah menjadi beberapa indikator kemudian dijabarkan melalui rencana pembelajaran yang akan dilakukan.

Sementara Fadlillah (2014: 143) menyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu bentuk perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran, dimana pendidik memperhatikan secara cermat, baik materi, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar, maupun metode pembelajaran yang digunakan sehingga detail pembelajaran sudah tersususun secara rapi dalam pelaksanaan pembelajaran.

Sesuai dengan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran adalah detail rencana aktivitas tatap muka sebagai pedoman guru untuk satu pertemuan atau lebih guna mencapai tujuan suatu Kompetensi Dasar

31 (KD). Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses, komponen RPP terdiri atas:

1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; 2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema; 3) kelas/semester;

4) materi pokok;

5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

6) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

8) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai; 10) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pelajaran;

11) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

12) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan

13) penilaian hasil pembelajaran.

RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar yang akan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih (Akbar, 2013:142). Kompetensi Dasar (KD) merupakan

32 kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu (Permendikbud, 2012). Setiap KD dalam RPP harus dijabarkan menjadi satu indikator atau lebih sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Trianto (2010:144) memaparkan bahwa dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan beberapa hal yaitu, indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diamati. Senada dengan pendapat tersebut, Prastowo (2014:164) mengatakan bahwa indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan bisa dibuat instrumen penilaiannya. Indikator itu sendiri berfungsi sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan panduan siswa dalam belajar (Trianto, 2012:85).

Oleh karena itu, dalam membuat indikator pembelajaran harus menggunakan kata kerja operasional karena indikator merupakan penanda keberhasilan dalam pembelajaran. Kata kerja operasional dapat dilihat dari tingkatan berpikir yang dikembangkan oleh Benyamin Bloom yang disebut dengan Taksonomi Bloom, kemudian direvisi oleh Anderson dan Krathwohl. Taksonomi Bloom (revisi) memiliki beberapa tingkatan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi: mengingat, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (Kuswana, 2012:112). Guru sebagai pelaksana kurikulum, kata kerja operasional diharapkan dapat menentukan indikator pembelajaran sesuai dengan standar perkembangan zaman. Indikator pembelajaran diturunkan menjadi tujuan pembelajaran.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar tahun 2013 menerangkan bahwa tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. KD yang sudah ada dianalisis menjadi sebuah indikator pembelajaran

33 untuk menjadi acuan dalam penyusunan tujuan pembelajaran. Prastowo (2014:186) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada rumusan indikator dalam pernyataan yang operasional. Tujuan pembelajaran yang baik memuat unsur A (Audience), B (Behaviour), C (Condition), dan D (Degree). Dalam penulisan audience dianjurkan penampilan yang diharapkan adalah penampilan mandiri yaitu peserta didik sendiri. Behaviour mengandung kemampuan spesifik operasional yang ditulis dalam bentuk kata kerja operasional yang tepat diamati dan diukur. Condition merupakan persyaratan atau kondisi yang diperlukan untuk terjadinya penampilan atau tingkah laku yang diharapkan kemudian, degree/kriteria menjelaskan kriteria keberhasilannya (Harjanta, 2008:89).

Dokumen terkait